[HALAMAN GANJIL]
Saya dan Barack Obama
-
--Anwar Holid
- Tax, apa kamu malas nulis tentang buku kamu?
- Bukan malas, tapi malu.
- Malu kenapa?
- Masak kalau untuk buku sendiri aku mau ngusahain nulis, sementara untuk buku
yang aku terima dari pihak lain aku malas? Apalagi banyak dari buku itu sangat
bagus dan sangat pantas ditulis atau direkomendasikan. Kesannya narsis. Bukan
kesannya lagi, tapi iya! Aku lebih malu lagi pada pihak-pihak yang mengirimi
aku buku.
- Memang buku apa yang menurutmu bagus akhir-akhir ini?
- Banyak. Beberapa di antaranya sudah aku baca, cuma belum bisa aku tulis saja.
Tapi tiap kali ada kesempatan, selalu aku rekomendasikan.
- Lebih menarik dari isu Barack Obama yang lagi naik daun?
- Isu itu bagaimana kemasannya. Sebagian tema buku itu biasa saja, tapi bisa
ditulis sangat menarik, dan itu bisa membuat buku jadi memukau.
Saya menulis buku biografi populer Barack Hussein Obama: Kandidat Presiden AS
yang punya "Muslim Connection" (Mizania, 2007.) Itu buku kecil, ditulis
seinformatif dan seluwes mungkin, menekankan eksplorasi keislaman dan
keindonesiaan pada diri Barack Obama. Nama tengah "Hussein" pada buku itu
sangat penting karena menjadi pembeda di antara buku tentang Obama lain yang
beredar; meskipun Obama sendiri bilang, "Orang AS nggak peduli sama nama
tengah."
Sejak terbit, tanggapan yang datang pada saya positif dan kadang-kadang
mencengangkan. Buku itu menghubungkan saya dengan ibu Maria Sri
Sumaryatiningsih, teman Ann Dunham (ibu Barack Obama), seorang mantan dosen
Universitas Sriwijaya, Palembang yang kini tinggal di Belanda. Dia bilang, "Ann
Dunham itu persis seperti yang kamu ceritakan. Dari mana kamu bisa menulis
seperti itu?"
- Saya mengumpulkan berbagai bahan dari Internet, bu.
Ibu Maria lantas cerita bagaimana dia bisa kenalan dengan Ann Dunham. "Mungkin
waktu itu tahun 1983-an, saya masih jadi dosen Unsri. Di sana saya kenal bu Ann
karena sedang melakukan penelitian pertanian di daerah rawa-rawa. Di antara
teman-teman ibu Ann, salah satunya ialah Dr. William Collier (Bill), mantan
dosen IPB, dan juga pernah bekerja di IBRD. Bill tinggal di jalan Kumbang,
Bogor. Entah sekarang masih ada apa tidak, saya sudah tidak kontak lebih dari
20 tahun." Saya bilang, "Wah, sayang kita kenalan setelah buku itu terbit. Ini
pasti jadi info yang sangat berharga, karena bisa menambah keterangan tentang
ibu Ann. Nanti kalau ada edisi revisi akan saya masukkan."
Ibu Maria cerita kesulitan hidup yang dialami Ann, terutama setelah ditinggal
Lolo Soetoro. Dia sering ditipu oleh sopirnya sendiri, mencuri uang rekening,
dan lain sebagainya. Ibu Maria bahkan sampai bilang begini, "Ann, hidupku ini
sudah susah. Tapi yang kamu alami kayaknya lebih susah lagi."
Ada juga yang bilang bahwa Barack Hussein Obama langsung jadi buku favoritnya,
mengalahkan buku karya seorang penulis senior. Segera setelah buku itu terbit,
saya dihubungi orangtua yang minta dicarikan kontak ke Maya Soetoro, adik tiri
Barack Obama; tujuannya biar orang Indonesia bisa terang-terangan mendukung
Obama. Seorang ketua DPD sebuah provinsi bilang bahwa buku itu berhasil
menaikkan adrenalin pemuda Indonesia agar berprestasi seperti Obama. Semua itu
terlalu mengejutkan buat saya yang menulis buku itu awalnya karena order.
Dulu, kepada seorang editor Mizan, saya pernah menawarkan proposal penulisan
kisah 25 nabi dalam Islam menggunakan pendekatan perspektif dari khazanah
Yahudi, Kristen, dan Islam. Ternyata buat dia proposal itu kurang menarik.
Alasan utamanya ialah paling hanya lima nabi yang benar-benar bisa menarik
perhatian banyak pembaca dan calon pasar. Proposal itu ditolak. Tapi 1-2 minggu
setelah itu saya ditelepon, "Tax, mau nggak nulis tentang Barack Obama?"
Awalnya saya bingung dan ragu dengan tawaran itu. Tapi menimbang berbagai hal,
akhirnya tawaran itu saya terima. Ternyata setelah terbit, hasilnya positif.
Buku itu lumayan bisa menarik perhatian orang, diresensi di berbagai media dan
blog, sementara menurut standar Mizan, buku itu masuk kategori best seller,
membuat saya dinilai pantas menerima hadiah sejumlah buku mahal. Kini predikat
saya tambah; selain sebagai kontributor "Selisik" dan kolom [HALAMAN GANJIL],
saya dikenal sebagian orang sebagai penulis biografi Barack Obama.
Salah satu dari orang yang menghubungi saya gara-gara buku itu akhirnya
berteman. Dia seorang mahasiswa di Kalimantan Tengah. Minatnya pada penulisan
dan perbukuan menggebu-gebu, dan akibatnya dia kerap menanyakan ini-itu ihwal
dunia penerbitan dan penulisan pada saya. Menarik cara orang dihubungkan oleh
tulisan. Selain berusaha menulis novel, dia rupanya berminat sekali bikin
cabang FLP di kotanya, sampai akhirnya perkenalan kami merembet ke orang-orang
FLP Bandung yang saya kenal.
Ketertarikan pada isu Obama membuat saya hampir secara otomatis menyimpan arsip
berita online tentang dia, dari manapun sumbernya, baik dari situs kantor
berita atau milis,