Waduh upami ieu teori Gene Memory teh nyata2 diakui 100%kumaha
atuh turunan koruptor..turunan maling...turunan bangsat...turunan tukang
maehan...turunan ungklukturunan pamake narkoba...bakal kawarisan ieu
sipat2 na meureun...sami sareng seuri teaJanten leres atuh paribasa
Sunada anu kedah nekeneun kana bibit..bebet..bobot teh. Naha leres kitu ??
On 1/17/08, mj [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ti milis tatangga, sugan aya pulunganeunana. Perkara adat urang nu
cenah direkam otak urang.
Punten teu diterjamhkeun ka basa jerman, teu tiasa.
--
REKAMAN SEJARAH MANUSIA
Segala aktivitas manusia ternyata direkam oleh alam sekitar kita. Ada tiga
rekaman yang berlangsung selama hidup kita. Yang pertama adalah rekaman oleh
struktur alam. Yang ke dua rekaman oleh struktur otak. Dan yang ke tiga
adalah rekaman oleh struktur genetika.
Setiap perbuatan, kata-kata, dan sikap hati kita setiap hari direkam oleh
otak dan struktur genetika. Rekaman oleh otak bisa kita buktikan dengan cara
sederhana. Bahwa otak kita ternyata memiliki daya ingat alias memori. Ini
seperti pita kaset saja layaknya. Atau, lebih cocok, adalah rekaman digital
yang dewasa ini semakin lumrah kita gunakan.
Setiap kita berbuat, maka kita menjadi ingat bahwa kita pernah berbuat
itu.
Setiap kata yang kita ucapkan juga kita ingat, dan suatu ketika akan
muncul kembali di lain waktu. Kalau pun kita tidak mengingatnya - entah
karena lupa - maka orang lainlah yang bakal mememorikan di dalam otak
mereka.
Misalnya, ketika kita berbuat jahat kepada orang lain. Mungkin kita sudah
lupa kalau kita berbuat jahat kepadanya, akan tetapi ia selalu ingat bahwa
kita pernah berbuat jahat kepadanya. Dan, kalau pun kita semua sudah lupa,
maka memori bawah sadar kitalah yang bakal merekam semua yang kita lakukan
itu.
Kalau anda pernah melihat orang yang dihipnotis, maka anda akan
menyaksikan hal ini, yaitu rekaman alam bawah sadar. Ketika seseorang itu
sedang dihipnotis, kemudian kepadanya ditunjukkan barang tertentu, maka
orang itu masih akan tetap mengingatnya meskipun ia sudah tersadar dari
hipnotisnya.
Otak merekam segala peristiwa yang kita alami dan kemudian akan kita ingat
selama kita masih hidup. Atau sampai suatu ketika nanti, saat kita
dibangkitkan kembali di hari pengadilan. Tapi struktur genetika kita
ternyata bisa merekam segala kejadian yang menimpa kita secara lintas
generasi.
Kenapa demikian? Karena sifat-sifat yang terkandung dalam struktur
genetika kita itu ternyata diwariskan kepada anak keturunan kita.
Jadi struktur genetika kita yang sekarang ada di dalam tubuh ini adalah
warisan orang tua kita. Separo berasal dari bapak, dan separonya dari ibu.
Demikian pula yang dimiliki oleh orang tua kita, berasal dari orang tua
mereka, separo dari bapak, separo dari ibu. Demikian selanjutnya. Struktur
genetika kita itu mengandung gen-gen nenek moyang kita. Entah berapa persen
dari yang ada pada diri kita itu, adalah gennya manusia pertama.
Dengan kata lain, struktur gen di dalam tubuh kita ini merekam sejarah
manusia secara beruntun ke masa lalu. Ia mewariskan sifat-sifat dan
¡pengalaman¢ orang-orang tua kita di jamannya. Lho, benarkah gen ini merekam
¡pengalaman¢ mereka? Bukankah gen hanya mewariskan sifat-sifat dasar saja?
Dulu dikira begitu. Dikira gen-gen di dalam tubuh kita ini hanya
mewariskan sifat-sifat dasar - bahkan hanya sifat fisik - saja. Ternyata
penelitian mutakhir menunjukkan semua itu tidak benar. Struktur gen kita
ternyata bisa merekam berbagai kebiasaan dan tingkah laku yang kita miliki.
Ia merekam karakter dan watak. Ia merekam pola pikir. Ia merekam berbagai
sifat yang secara berulang-ulang kita lakukan dalam hidup kita.
Bahkan ilmuwan Jepang Kazuo Murakami menghasilkan penelitian yang sangat
mencengangkan, yang mengantarkan dia memenangkan penghargaan Max Planck
Award di tahun 1990, dan penghargaan Japan Academy Prize di tahun 1996.
Bahwa kebiasaan tertawa pun berpengaruh dan terekam di dalam struktur gen
kita. Dan kemudian diwariskan kepada anak cucu kita.
Ini benar-benar mengubah cara pandang kita terhadap gen. Bahwa kualitas
gen sangat dipengaruhi oleh bukan hanya kualitas fisik, melainkan juga sikap
mental yang kita jalani semasa hidup...! Dia memperkenalkan teori
nyala-padam (on-off) yang telah saya singgung di depan.
Kebiasaan bersikap baik ternyata menghasilkan suatu mekanisme yang
mempengaruhi gen-gen kita agar berkualitas baik pula. Sebaliknya kebiasaan
bersikap buruk, juga bakal mempengaruhi kualitas gen kita menjadi buruk.
Mungkin, sekarang anda jadi mengerti kenapa orang yang suka marah-marah
dan tidak sabaran misalnya, akan memiliki penyakit yang berkait dengan liver
dan diabetes. Perilaku emosional lainnya bisa berdampak pada tekanan darah
dan jantung, misalnya? Ternyata, itu bukan hanya akibat mekanisme organik di
dalam tubuhnya, melainkan juga disebabkan oleh mekanisme yang bersifat
genetik di