Re: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat
Saya akan jawab rentetan pertanyaan "Dwi Soegardi" dengan ilustrasi berupa fakta lapangan da'wah bilhal di Sulsel. === Melindungi Keluarga dengan Self Help dan Perda === Dahulu pada waktu Pabrik Kertas Gowa (PKG) Sulsel masih beroperasi, udara sekitar PKG itu dicemari bau tidak sedap. Kalau orang luar begitu masuk ke daerah sekitar PKG itu dengan segera tericum bau tak sedap itu. Akan tetapi bagi mereka komunitas yang bermukim di komplex PKG itu tidaklah merasakan bau tak sedap itu. Mengapa? Karena indera penciuman komunitas itu telah kebal dengan bau spesifik itu. Begitu pula yang dikuatirkan mengenai menjamurnya aliran sesat yang tujuannya bikin enjoi para AGB sama keadaannya dengan komunitas yang bermukim di komplex PKG itu. Yaitu bagi para ABG akan kebal, tidak peka lagi terhadap aliran2 sesat dan bahayanya itu dianggap biasa-biasa saja. Maka di Bulukumba aktiflah para pemuda membentuk kesatuan Self Help Jundullah melaksanakan da'wah bilhal, da'wah berupa "tindakan", yang membentengi para rekannya yang ABG yang masih labil jiwanya. Jundullah juga aktif membentengi masyarakat dari ulah pemuda-pemuda nakal yang suka mabuk-mabukan mengganggu gadis-gadis. Akibatnya terjadi bentrokan dengan polisi karena menganggap Jundullah main hakim sendiri. Maka Bupati dan DPRD, serta KPPSI sepakat untuk melahirkan Perda--perda bernuansa Syariat Islam di Kabupaten Bulukumba untuk menjadikan aktivitas Self Help itu mempunyai payung hukum. Perda-perda bernuansa Syariat Islam di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, juga didukung umat non- Muslim karena membuat warga non-muslim merasa tentram. "Umat non-Muslim juga mendukung penerapan Perda-perda bernuansa syariah di Bulukumba. Ketika ada Kongres Umat Islam di sana, mereka ikut membentangkan spanduk dukungan," kata Bupati Bulukumba, Andi Patabai Pobokori tatkala sedang berada di Jakarta. Sejak diterapkannya nuansa Syariat Islam di Bulukumba pada 2001, tingkat kriminalitas, ujarnya, turun 85 persen. Tidak muncul lagi bermacam-macam aliran sesat, tidak ada lagi warung yang menjual minuman keras, tidak ada lagi perkelahian pelajar. "Angka pembunuhan dan pemerkosaan yang dulu tinggi, sekarang menurun drastis. Kami memang membentuk tim yang tugasnya datang ke desa-desa untuk menyadarkan para preman, mereka diarahkan ke pengajian, maka sekarang tidak ada lagi preman," katanya. Kerisauan kini tak lagi hinggap di benak Usman, warga Desa Padang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. Dia merasa keluarganya aman dan terlindungi. Ini semenjak pemberlakuan Perda-perda itu. "Dulu banyak anak perempuan yang diganggu pemuda-pemuda desa yang nongkrong sambil mabuk-mabukan," kata bapak berusia 41 tahun itu. Maklum, dua anak gadis Usman tengah beranjak dewasa. Kini Usman tak lagi risau akan ulah para berandal desa yang agaknya kecut dengan sanksi dari perda itu. Yakni ancaman dicambuk dengan bilah bambu sebanyak 40 kali bila tertangkap mabuk. Selain itu, ada pula hukuman berupa sanksi moral. "Kalau ada yang kena hukuman, semua warga desa tahu. Jadi, mereka yang mau berbuat jahat malu rasanya," ujarnya. Penerapan aturan semacam ini tidak dipermasalahkan warga desa. Maklum, kini mereka merasa lebih aman dan terlindungi. "Kini tidak ada lagi yang berani terbuat jahat di desa kami. Hidup kami pun tenteram," tuturnya. Polisi pun tak perlu repot membasmi penyakit masyarakat yang sebelumnya sering bentrok dengan pemuda Jundullah yang berda'wah bilhal dengan metode Self Help. - Original Message - From: "Dwi Soegardi" To: Sent: Friday, February 26, 2010 12:22 Subject: Re: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat 1. Sampai Antara ikutan menurunkan judul ". aliran sesat." Apakah Antara itu medianya MUI? Jangan-jangan wartawannya ikutan nggludruk masjid di Jember itu. 2. Masyarakat main hakim sendiri. Kok tidak sadar bahwa "dakwah" telah gagal menciptakan masyarakat yang tertib hukum. 3. Kalau muncul nabi baru, apakah takut bersaing? Katanya "al-Islam ya'lu wala yu'la 'alaih," apakah harus dibuktikan dengan kekerasan? 2010/2/25 H. M. Nur Abdurahman > > > Bayangkan, jika UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 dicabut, maka Negara akan > berlepas tangan dari bertambah / menjamur timbulnya nabi-nabi palsu baru dan > ajaran2 sesat yang menodai agama. Kalau negara berlepas tangan, maka > masyarakat yang dinodai agamanya bukan saja menjadi hakim sendiri, melainkan > menjadi hakim beramai-ramai seperti di desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur > itu. Apa itu yang dikehendaki oleh LSM2 yang anti UU Penodaan Agama itu ?!? > Salam > HMNA > > - Original Message - > From: "sunny" > > To: > Sent: Thursday, February 25, 2010 23:23 > Subject: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > > > - Original Message - > From: "sunny" > > To: > Sent: Thursday, February 25, 2010 23:23 > Subject: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Al
Re: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat
1. Sampai Antara ikutan menurunkan judul ". aliran sesat." Apakah Antara itu medianya MUI? Jangan-jangan wartawannya ikutan nggludruk masjid di Jember itu. 2. Masyarakat main hakim sendiri. Kok tidak sadar bahwa "dakwah" telah gagal menciptakan masyarakat yang tertib hukum. 3. Kalau muncul nabi baru, apakah takut bersaing? Katanya "al-Islam ya'lu wala yu'la 'alaih," apakah harus dibuktikan dengan kekerasan? 2010/2/25 H. M. Nur Abdurahman > > > Bayangkan, jika UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 dicabut, maka Negara akan > berlepas tangan dari bertambah / menjamur timbulnya nabi-nabi palsu baru dan > ajaran2 sesat yang menodai agama. Kalau negara berlepas tangan, maka > masyarakat yang dinodai agamanya bukan saja menjadi hakim sendiri, melainkan > menjadi hakim beramai-ramai seperti di desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur > itu. Apa itu yang dikehendaki oleh LSM2 yang anti UU Penodaan Agama itu ?!? > Salam > HMNA > > - Original Message - > From: "sunny" > > To: > Sent: Thursday, February 25, 2010 23:23 > Subject: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > > > - Original Message - > From: "sunny" > > To: > Sent: Thursday, February 25, 2010 23:23 > Subject: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > > > > http://www.antaranews.com/berita/1267096774/ribuan-warga-kepung-penganut-aliran-sesat > > > > > > Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > > Kamis, 25 Pebruari 2010 18:19 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | > > Jember (ANTARA News) - Seribuan warga mengepung sejumlah orang diduga > > pengikut aliran sesat yang tengah menggelar pengajian id Masjid Jamik > > Raudlatul Muttaqin, Desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, Kamis. > > > > Pengepungan nyaris ricuh karena warga berusaha main hakim sendiri > terhadap > > 18 orang yang diduga pengikut aliran sesat itu, sedangkan aparat > > kepolisian berusaha menghalangi mereka. > > > > Salah seorang warga, Jauhari, mengatakan, ke-18 orang tersebut merupakan > > pengikut ajaran yang diajarkan oleh Yusuf alis Pak Sofi. > > > > Kata Jauhari, ajaran yang diajarkan Yusuf tidak sesuai dengan ajaran > Islam > > karena para pengikutnya tidak perlu melakukan shalat, puasa, dan tidak > > membaca Al Quran. > > > > "Ajaran itu menyesatkan dan meresahkan umat Islam di Desa Mumbulsari," > > kata Jauhari menegaskan. > > > > Menurut dia, warga sudah mengingatkan kepada para pengikut untuk tidak > > meneruskan pengajian yang dipimpin oleh Yusuf karena warga tidak ingin > > aliran itu berkembang di desa setempat. > > > > "Batas kesabaran kami sudah habis, sehingga warga beramai-ramai mengepung > > > pengikut aliran sesat dan minta mereka meninggalkan Desa Mumbulsari," > > ucapnya. > > > > Sejumlah warga juga membawa batu dan potongan kayu untuk berjaga-jaga di > > sekitar masjid, bahkan beberapa warga nyaris membakar delapan kendaraan > > bermotor milik pengikut ajaran Yusuf. > > > > Beberapa tokoh masyarakat, pejabat tingkat kecamatan, aparat kepolisian > > dan TNI juga berada di halaman masjid Jamik Raudlatul Muttaqin untuk > > berjaga menghindarkan kemungkinan penyerangan dari warga. > > > > "Saya mengimbau warga tetap tenang dan tidak main hakim sendiri. Seluruh > > pengikut jemaah pengajian Thoriqoh akan bertaubat dan tanda tangan untuk > > tidak mengikuti ajaran itu lagi," kata Kasat Samapta Polres Jember, AKP > > Mahrobi Hasan. > > > > Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Mumbulsari, KH Shidiq > > Munawirudin, mengatakan, ajaran tersebut adalah sesat karena mengingkari > > rukun Islam, sehingga harus dibubarkan. > > > > "Aparat penegak hukum harus bertindak tegas supaya massa tidak melakukan > > tindakan anarkhis untuk menghakimi pengikut ajaran sesat itu," kata > > Shidiq. > > > > (ANT/S026) > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <
Re: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat
Bayangkan, jika UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 dicabut, maka Negara akan berlepas tangan dari bertambah / menjamur timbulnya nabi-nabi palsu baru dan ajaran2 sesat yang menodai agama. Kalau negara berlepas tangan, maka masyarakat yang dinodai agamanya bukan saja menjadi hakim sendiri, melainkan menjadi hakim beramai-ramai seperti di desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur itu. Apa itu yang dikehendaki oleh LSM2 yang anti UU Penodaan Agama itu ?!? Salam HMNA - Original Message - From: "sunny" To: Sent: Thursday, February 25, 2010 23:23 Subject: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat - Original Message - From: "sunny" To: Sent: Thursday, February 25, 2010 23:23 Subject: [wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > http://www.antaranews.com/berita/1267096774/ribuan-warga-kepung-penganut-aliran-sesat > > > Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > Kamis, 25 Pebruari 2010 18:19 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | > Jember (ANTARA News) - Seribuan warga mengepung sejumlah orang diduga > pengikut aliran sesat yang tengah menggelar pengajian id Masjid Jamik > Raudlatul Muttaqin, Desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, Kamis. > > Pengepungan nyaris ricuh karena warga berusaha main hakim sendiri terhadap > 18 orang yang diduga pengikut aliran sesat itu, sedangkan aparat > kepolisian berusaha menghalangi mereka. > > Salah seorang warga, Jauhari, mengatakan, ke-18 orang tersebut merupakan > pengikut ajaran yang diajarkan oleh Yusuf alis Pak Sofi. > > Kata Jauhari, ajaran yang diajarkan Yusuf tidak sesuai dengan ajaran Islam > karena para pengikutnya tidak perlu melakukan shalat, puasa, dan tidak > membaca Al Quran. > > "Ajaran itu menyesatkan dan meresahkan umat Islam di Desa Mumbulsari," > kata Jauhari menegaskan. > > Menurut dia, warga sudah mengingatkan kepada para pengikut untuk tidak > meneruskan pengajian yang dipimpin oleh Yusuf karena warga tidak ingin > aliran itu berkembang di desa setempat. > > "Batas kesabaran kami sudah habis, sehingga warga beramai-ramai mengepung > pengikut aliran sesat dan minta mereka meninggalkan Desa Mumbulsari," > ucapnya. > > Sejumlah warga juga membawa batu dan potongan kayu untuk berjaga-jaga di > sekitar masjid, bahkan beberapa warga nyaris membakar delapan kendaraan > bermotor milik pengikut ajaran Yusuf. > > Beberapa tokoh masyarakat, pejabat tingkat kecamatan, aparat kepolisian > dan TNI juga berada di halaman masjid Jamik Raudlatul Muttaqin untuk > berjaga menghindarkan kemungkinan penyerangan dari warga. > > "Saya mengimbau warga tetap tenang dan tidak main hakim sendiri. Seluruh > pengikut jemaah pengajian Thoriqoh akan bertaubat dan tanda tangan untuk > tidak mengikuti ajaran itu lagi," kata Kasat Samapta Polres Jember, AKP > Mahrobi Hasan. > > Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Mumbulsari, KH Shidiq > Munawirudin, mengatakan, ajaran tersebut adalah sesat karena mengingkari > rukun Islam, sehingga harus dibubarkan. > > "Aparat penegak hukum harus bertindak tegas supaya massa tidak melakukan > tindakan anarkhis untuk menghakimi pengikut ajaran sesat itu," kata > Shidiq. > > (ANT/S026) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat
"sunny" wrote: Ulama2 tidak ada hak untuk menjudge keyakinan orang lain.kalau mereka berdosa, itu adalah hak mereka... Hanya ALLAH saja yang berhak menghakim agama/keyakinan beragama, anti agama sekali pun... Manusia dan ulama2 itu senidri tidak lepas dari kesatan2, knp kesatan orang lain yg di lihat? Bersihkan saja diri sendiri dari dosa2,itu lebih baik dari melihat dosa2 orang lain. Sesungguhnya orang orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadapat mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanya lah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.QS.6:159. As for those who divide their religion and break up into sects, thou hast no part in them in the least: their affair is with Allah: He will in the end tell them the truth of all that they did. salam=peace > > http://www.antaranews.com/berita/1267096774/ribuan-warga-kepung-penganut-aliran-sesat > > > Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat > Kamis, 25 Pebruari 2010 18:19 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | > Jember (ANTARA News) - Seribuan warga mengepung sejumlah orang diduga > pengikut aliran sesat yang tengah menggelar pengajian id Masjid Jamik > Raudlatul Muttaqin, Desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, Kamis. > > Pengepungan nyaris ricuh karena warga berusaha main hakim sendiri terhadap 18 > orang yang diduga pengikut aliran sesat itu, sedangkan aparat kepolisian > berusaha menghalangi mereka. > > Salah seorang warga, Jauhari, mengatakan, ke-18 orang tersebut merupakan > pengikut ajaran yang diajarkan oleh Yusuf alis Pak Sofi. > > Kata Jauhari, ajaran yang diajarkan Yusuf tidak sesuai dengan ajaran Islam > karena para pengikutnya tidak perlu melakukan shalat, puasa, dan tidak > membaca Al Quran. > > "Ajaran itu menyesatkan dan meresahkan umat Islam di Desa Mumbulsari," kata > Jauhari menegaskan. > > Menurut dia, warga sudah mengingatkan kepada para pengikut untuk tidak > meneruskan pengajian yang dipimpin oleh Yusuf karena warga tidak ingin aliran > itu berkembang di desa setempat. > > "Batas kesabaran kami sudah habis, sehingga warga beramai-ramai mengepung > pengikut aliran sesat dan minta mereka meninggalkan Desa Mumbulsari," ucapnya. > > Sejumlah warga juga membawa batu dan potongan kayu untuk berjaga-jaga di > sekitar masjid, bahkan beberapa warga nyaris membakar delapan kendaraan > bermotor milik pengikut ajaran Yusuf. > > Beberapa tokoh masyarakat, pejabat tingkat kecamatan, aparat kepolisian dan > TNI juga berada di halaman masjid Jamik Raudlatul Muttaqin untuk berjaga > menghindarkan kemungkinan penyerangan dari warga. > > "Saya mengimbau warga tetap tenang dan tidak main hakim sendiri. Seluruh > pengikut jemaah pengajian Thoriqoh akan bertaubat dan tanda tangan untuk > tidak mengikuti ajaran itu lagi," kata Kasat Samapta Polres Jember, AKP > Mahrobi Hasan. > > Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Mumbulsari, KH Shidiq > Munawirudin, mengatakan, ajaran tersebut adalah sesat karena mengingkari > rukun Islam, sehingga harus dibubarkan. > > "Aparat penegak hukum harus bertindak tegas supaya massa tidak melakukan > tindakan anarkhis untuk menghakimi pengikut ajaran sesat itu," kata Shidiq. > > (ANT/S026) > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Most Support Caning of Women, Says Malaysian Official
http://www.thejakartaglobe.com/home/most-support-caning-of-women-says-malaysian-official/360482 February 24, 2010 Malaysian Muslim women buy groceries at a wet market in Kota Bharu. (Reuters Photo/Zainal Abd Halim) Most Support Caning of Women, Says Malaysian Official Most Malaysians accept the caning of women under the country's Shariah courts, Islamic Development Department (Jakim) director general Datuk Wan Mohamad Sheikh Abdul Aziz said on Wednesday. "Jakim held a seminar to discuss caning long before it became an issue among Malaysians. The outcome was encouraging because the participants understood the whys and hows of it," he said as quoted by newspaper Web site thestar.com. "We are aware that some parties are still unable to accept the punishment but given time and more explanation, I believe they will come around." He added that Jakim was "willing to explain the issue all over again, to whoever needs an explanation." Malaysia's Women's Minister, Shahrizat Abdul Jalil, said on Tuesday that she hoped to organize a conference with representatives of other Muslim-majority countries to discuss the punishment. She told the Malaysia Insider website she respected the caning sentence recently doled out to three women, but she believed physical punishment was not the only option. "Wrong is wrong, but there are many ways to handle the issue, including rehabilitation and counselling," Shahrizat said. The women were caned for having sex outside marriage. They have since publicly defended the punishment, saying it gave them a chance to repent. Authorities used a light rattan stick to hit the women on their backs while they were fully clothed. The caning of men in Malaysia, by contrast, is done on bare skin and can cause bleeding and scarring. JG [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] What about My Jewish Sweetheart?
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=2&id=19990 What about My Jewish Sweetheart? 24/02/2010 By Dr. Hamad Al-Majid This time the title of my article was suggested to me by colleague Abdul Rahman Rashid. I do not know if what he meant was a proposal to revive "normalization [of relations]" with Israel which is something that has failed, or whether what he meant is that a Jewish wife [of a Muslim] has the right to love and cordiality as an adherent of an Abrahamic faith and in accordance with the Quranic verse "And one of His signs is that He created mates for you from yourselves that you may find rest in them, and He put between you love and compassion; most surely there are signs in this for a people who reflect" [Surat Ar-Room; Verse 21]. This is precisely what I meant in my previous article "I Love My Christian Wife.How Could They Tell Me to Hate Her?" [19/02/2010]. This article created a heated and occasionally fierce debate on the internet, particularly on the internet group of Saudi journalist Dr. Abdulaziz al-Qassim. Imam Ahmed ibn Hanbal [founder of the Hanbali school of Fiqh] would turn his face away if any Christian looked at him, when asked why, he answered "I cannot look at anyone who lies about and slanders God." On the other hand Imam Malik ibn Anas [founder of the Maliki school of Fiqh] said that it was permissible for a Muslim to share a meal with a Christian. This is a clear example of the huge gap in the different understandings and diverse opinions that Muslim Imams have on this subject. The above represent two opinions of the great Muslim Imams [founders of Islamic schools of Fiqh] and I would like to stress here that when I called for people to take a second look at certain texts, it was certainly not my intention to contravene Islamic doctrine or contest firmly established religious principles that scholars have mutually agreed upon. The principle of not loving those who resist and make war on Allah and his Messenger [pbuh] is a "firmly established" Islamic principle. However scholars disagree over whether this applies to peaceful Jews, Christians, and others, or whether believers should hate all non-believers regardless of how peaceful they are, whether this is a wife, a neighbor or a colleague. This issue is considered to be a "contentious" issue and clerics have adopted different opinions with regards to this recently as well as throughout the past. It is therefore unworthy for any scholar or seeker of knowledge to describe anybody who adopts either of these two opinions as being confused or capricious or influenced by the West or having a loose doctrine or responding to pressure; they should not consider them to be sinners or wrongdoers in need of correction. Similarly, those who follow the permissive option [of Imam Malik] should not label those who adhere to their own contrasting doctrine as hardliners or extremists. Unfortunately I have noticed that in a few cases there is no "direct proportion" between scholarly knowledge and understanding the opinions of others, and this is being blamed on scholars and writers. To be more precise, there has been a tendency for dialogue and discussion to use phrases and words that stifle the open climate of dialogue, such as the descriptions I mentioned above. It is impossible to probe the depths of the soul when ultimately only God can see this, and therefore instead these scholars and writers should rely upon evidence and proof. Let us look at an example of an old and ongoing dispute, namely the issue of whether a woman should veil her face. For example, somebody who believes that it is not allowed for a woman to uncover her face described a scholar who takes the opposing opinion as a "promoter of unveiling" while this scholar described the original commenter as being "Taliban-like" and submitting to customs and traditions that belong to his country [but not Islam]. This backward dialogue puts an end to any cultured or scholarly debate. The opinions that I am inclined towards with regards to the issue of whether it is permissible to love a peaceful non-Muslim who does not resist Allah or the Prophet [pbuh] are based upon the Quranic verse "Surely you cannot guide whom you love" [Surat al-Qasas; Verse 56] as well as upon the interpretations and texts provided by a number of scholars and thinkers such as Yusuf al-Qaradawi, Dr. Jaafar Sheikh Idris, Sheikh al-Dado, Sheikh Lutfullah Khoujah, Sheikh Sueliman al-Majed, and many others. In the end, nobody can be certain who is right and who is wrong; only God can know. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Free Download Video dan Audio MP3 Ya Nabi Salam alayka
Assalamu'alaikum wr.wb Dalam Rangka Maulid Nabi Besar Muhammad saw, kami telah mengupload Audio MP3 Ya Nabi Salam `alayka: 4. Ya Nabi Salam `alayka (Haddad Alwi & Sundari Sukoco) 5. Ya Nabi Salam `alayka (Haddad Alwi & Sulis) 6. Ya Nabi Salam `alayka (Haddad saja) Yang berminat silahkan download di: http://www.tokoku99.com/product-islami/dowload-audio.html Yang ingin menyaksikan dan download videonya, klik di sini: http://alfusalam.web.id/index.php?option=com_content&view=category&id=73&Itemid=99
[wanita-muslimah] Sutradara
Sutradara berkabut sejarahmu, sayangku kutukan mantra sajakmu, murung kapan musim semi menjelang? penyamun bicara tanpa dosa sambungan dari rezim lama sutradaranya sekarang siapa? padamu indonesia tak ada kata benci dan cinta tabu dibuka bau skandalnya bersucilah mengakulah pasti ada yang salah Heri Latief Amsterdam, 25/02/2010 http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat
http://www.antaranews.com/berita/1267096774/ribuan-warga-kepung-penganut-aliran-sesat Ribuan Warga Kepung Penganut Aliran Sesat Kamis, 25 Pebruari 2010 18:19 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | Jember (ANTARA News) - Seribuan warga mengepung sejumlah orang diduga pengikut aliran sesat yang tengah menggelar pengajian id Masjid Jamik Raudlatul Muttaqin, Desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, Kamis. Pengepungan nyaris ricuh karena warga berusaha main hakim sendiri terhadap 18 orang yang diduga pengikut aliran sesat itu, sedangkan aparat kepolisian berusaha menghalangi mereka. Salah seorang warga, Jauhari, mengatakan, ke-18 orang tersebut merupakan pengikut ajaran yang diajarkan oleh Yusuf alis Pak Sofi. Kata Jauhari, ajaran yang diajarkan Yusuf tidak sesuai dengan ajaran Islam karena para pengikutnya tidak perlu melakukan shalat, puasa, dan tidak membaca Al Quran. "Ajaran itu menyesatkan dan meresahkan umat Islam di Desa Mumbulsari," kata Jauhari menegaskan. Menurut dia, warga sudah mengingatkan kepada para pengikut untuk tidak meneruskan pengajian yang dipimpin oleh Yusuf karena warga tidak ingin aliran itu berkembang di desa setempat. "Batas kesabaran kami sudah habis, sehingga warga beramai-ramai mengepung pengikut aliran sesat dan minta mereka meninggalkan Desa Mumbulsari," ucapnya. Sejumlah warga juga membawa batu dan potongan kayu untuk berjaga-jaga di sekitar masjid, bahkan beberapa warga nyaris membakar delapan kendaraan bermotor milik pengikut ajaran Yusuf. Beberapa tokoh masyarakat, pejabat tingkat kecamatan, aparat kepolisian dan TNI juga berada di halaman masjid Jamik Raudlatul Muttaqin untuk berjaga menghindarkan kemungkinan penyerangan dari warga. "Saya mengimbau warga tetap tenang dan tidak main hakim sendiri. Seluruh pengikut jemaah pengajian Thoriqoh akan bertaubat dan tanda tangan untuk tidak mengikuti ajaran itu lagi," kata Kasat Samapta Polres Jember, AKP Mahrobi Hasan. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Mumbulsari, KH Shidiq Munawirudin, mengatakan, ajaran tersebut adalah sesat karena mengingkari rukun Islam, sehingga harus dibubarkan. "Aparat penegak hukum harus bertindak tegas supaya massa tidak melakukan tindakan anarkhis untuk menghakimi pengikut ajaran sesat itu," kata Shidiq. (ANT/S026) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Iran gets its man
http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/LB25Df02.html Feb 25, 2010 Iran gets its man By Syed Saleem Shahzad ISLAMABAD - Iran on Tuesday triumphed in the arrest of Abdulmalik Rigi, the 31-year-old leader of Jundallah (Soldiers of God), a Sunni insurgent group accused by Tehran of undertaking a string of terror attacks in the country that have claimed scores of lives over the past few years. Intelligence Minister Heydar Moslehi described the capture of its most wanted fugitive as a "great defeat" for the United States, Britain and Israel, which it has accused of supporting the group. "We have clear documents proving that Rigi was in cooperation with American, Israeli and British intelligence services," Moslehi was reported as saying. However, while the capture of Rigi is a significant event, Jundallah, which has strong roots among ethnic Balochis in Pakistan, could emerge even stronger from this apparent setback as radical anti-Shi'ite members of Jundallah now linked to al-Qaeda are positioned to carry on without him. Jundallah carries out its operations against the Iranian Shi'ite regime mostly in Iran's southeastern province of Sistan-Balochistan, where the borders of Iran, Pakistan and Afghanistan meet, but its main base is in Pakistan's Balochistan province. Jundallah has claimed it does not seek to break away from Iran to form a separate Balochistan autonomous region; rather, it says it is fighting on behalf of the Baloch population against discrimination and neglect. Jundallah was expected to launch a new series of attacks against Iran this year. Security officials in Pakistan say that Pakistani intelligence played a substantial role in the arrest of Rigi, described as "a Baloch rebel turned al-Qaeda ally". It is possible that Pakistan feared Jundallah might attack energy installations in Iran. This would have affected a much-delayed but important Pakistan-Iran pipeline project. The circumstances surrounding Rigi's arrest are unclear. Iranian officials claim he was flying in a small plane from Pakistan to Dubai in the United Arab Emirates when Iranian authorities forced the plane to land in Iran. Baloch tribes in the Taftan area of Balochistan in Pakistan say Rigi was arrested inside Pakistan and then handed over to the Iranians. All that Iranian state television showed was a handcuffed Rigi being escorted by four masked commandos off a small aircraft. Whatever the true story, the fact is that Pakistan appears to have abandoned one of its strategic assets against Iran. This follows closely on the arrest in Pakistan of several such assets among the Afghan Taliban. Militants change course When Islamabad signed onto the US's "war on terror" after September 11, 2001, the fortunes of one of the most active and successful intelligence agencies in the region - Pakistan's Inter-Services Intelligence (ISI) - were dramatically changed. Before 9/11, the ISI orchestrated the insurgency in Indian-administered Kashmir that was bleeding India, in addition to backing the powerful D-Company organized crime syndicate of Dawood Ibrahim in Mumbai. The royalist regime of Nepal turned a blind eye to the ISI's activities in that country, while the ISI and Bangladeshi intelligence cooperated to support southern Indian insurgencies and the network of the Harkatul Jihad-e-Islami (HUJI), a radical Muslim group. And by supporting the Taliban regime in Kabul, Afghanistan was virtually Pakistan's fifth province, in effect run by an ISI brigadier. With this network, the ISI was able to control proxy operations throughout Central Asian and against Iran. One of these networks was Rigi's Baloch Liberation Organization. The US-led invasion of Afghanistan in 2001 that ousted the Taliban and subsequent US pressure on Pakistan forced the military and the ISI to significantly scale back their proxy operations. There was, though, a backlash. The shunned ISI-sponsored militant outfits became more radical and they shifted their allegiance from the Pakistani establishment to al-Qaeda. The HUJI, for instance, began attacking Pakistani security forces. It remained active in India, although the aim was not to bleed India but to spark a war between India and Pakistan to neutralize Pakistan's support for the US's war in Afghanistan. Rigi faced a similar situation. He was disconnected from Pakistan's military establishment and his funding dried up. His response was to form Jundallah with the support of Pakistani anti-Shi'ite organizations, such as the Lashkar-e-Jhangvi, which provided recruits and money. These links in turn led Rigi to al-Qaeda, which also provided him money and resources, allowing him to stage significant attacks in Iran last year. These included a bombing in Pisheen, southeast Iran, which killed 42 people, including five Iranian Revolutionary Guards Corps commanders. In return, al-Qaeda received Rigi's help in moving its men back and forth from
[wanita-muslimah] haiku..haiku..apakabar haiku?
haiku..haiku..apakabar haiku? terik mentari tertutup awan tebal tidak dirasa hujan merintih negara mengembara tinggalkan hutang suara gagak menembus kabut pagi alarm berdering kasus century kerja cara sendiri menguap cepat di tepi pantai camar berjalan-jalan langkah di hitung setelah lelah cinta damai gelisah di saat hening seusai waktu tikus tikus istana menuai rakus perahu layar tanpa arah tujuan rakyat berduka MiRa - Amsterdam, 25 Februari 2010 Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Apakah Murah identik dengan Laris???????
Dari berita edukasi pagi: 8 ) Kemendiknas rintis TBM di Mal http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=88117 24 Februari 2010 JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) merintis taman bacaan masyarakat (TBM) berbasis masyarakat di pusat perbelanjaan atau mal. Sarana pendidikan untuk menjangkau para pengunjung mal ini mengusung 'branding t...@mall'. "Kita akan membangun perpustakaan-perpustakaan, library-library corner, baik di pusat-pusat keramaian misalkan di mal-mal termasuk di taman bacaan-taman bacaan atau pusat bacaan masyarakat di beberapa daerah. Itu yang kita perkuat, *sehingga anak-anak kita bisa membaca secara langsung dan gratis*," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, Selasa (23/2). Mendiknas menyampaikan, pengembangan keterjangkauan pendidikan terkait dengan biaya pendidikan mulai dari biaya langsung, seperti SPP sampai dengan uang saku. "Karena itu, *mengembangkan buku yang murah adalah bagian dari membangun keterjangkauan*. catatan saya: Di dunia Industri sangatlah dikenal apa yang disebut dengan Quality Controll. Banyak pihak sering dilibatkan untuk QC tersebut, melalui pemberian Sampel produk. Apa yang sering terjadi adalah bahwa produk QC tersebut tidak dimanfaatkan oleh penerima QC oleh berbagai sebab. Di dunia Penerbitan umpamanya banyak pihak dan Tokoh diberikan Sampel. Dan diharapkan penerima sampel akan membaca kemudian menganjurkan masyarakat yang lebih luas membaca buku tersebut. Kenyataannya Para Penerbit akan kecewa karena ketika berbulan kemudian menanyakan komentar tentang buku tersebut di jawab :wah... Maaf... Belum ada waktu... sibuk buka pameran dan alasan-alasan seterusnya. Akan sangat berbeda apabila sang Tokoh masuk Toko Buku atau membaca Resensi buku lalu bergegas membeli buku dan mencuri waktu membaca buku yang dia butuhkan umpamanya Gurita Cikeas yang bahkan buku bajakannya yang harganya 4 kali buku asli dibeli kalangan berduit Jakarta. Di Jakarta jumlah Toko Buku sudah lumayan banyak di mana anak-anak dan remaja bebas membeli dan membaca buku di sana. Nyaris di setiap Mal ada toko buku, sehingga cukup mencengangkan ide Menteri Pendidikan untuk membangun Taman Bacaan di Mal apalagi buku yang murah dengan alasan supaya terjangkau. apakah kita mau membangun minat baca melalui buku murah Apakah kalau buku murah sudah otomatis Laris Saya melihat buku murah di Pusat Buku Indonesia Kelapa gading malah hampir bangkrut karena tidak ada yang datang membeli dan keuntungan Pedagang tidak cukup untuk membiayai operasional usahanya. Mungkin akan jauh lebih tepat membangun TBM di daerah perumahan bekerja sama dengan RT/RW dan kelurahan. Demikian pula di daerah transmigran atau luar Jawa yang sangat miskin Toko Buku. salam, Dharma [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] MT : "wanita yang merokok dan suka dugem tidak baik untuk dijadikan istri"
http://antasari.net/ini-dia-pesan-mario-teguh-yang-bikin-heboh-itu/#comment-280 Mario Teguh resmi pamit dari akun Twitter yang dia miliki setelah postingannya soal wanita yang merokok dan suka dugem tidak baik untuk dijadikan istri. Sebenarnya, pesan-pesan yang disampaikan sang motivator ini layak juga diperhatikan. Seperti yang detikcom dapatkan dari penelusuran di Twitter, Minggu (21/2/2010), ada belasan wejangan Mario soal calon pendamping hidup dan wejangan-wejangan baik lainnya. Berikut sebagian wejangan-wejangan Mario Teguh yang diposting Sabtu (20/2/2010) malam: 1. Pada akhirnya kita harus memilih wanita yang baik untuk istri, pria yang baik untuk suami, dan membangun keluarga yang baik. 2. Jodoh itu di tangan Tuhan. Akan lebih baik jika kita periksa apakah kita mempersulit orang yang ingin memperjodoh kita. 3. Wanita yang pantas untuk teman pesta, clubbing, begadang sampai pagi, chitcat yang snob, merokok dan kadang mabuk, tidak mungkin direncanakan jadi istri. 4. Hidup berbahagialah dengan istri anda yang baik, atau suami anda yang anggun. Tidak ada kebahagiaan selain kebaikan