Dari tetangga milis,yang gak butuh info ini delet aja , From: somad solih<gamper...@yahoo.com> Subject: FW: [indramayu] Istri Simpanan Caleg PKB To: derm...@yahoogroups.com Date: Sunday, March 19, 2009, 2:17 PM
Istri Simpanan Caleg PKB H. Dedi Wahidi Caleg PKB Dapil Jawa Barat VIII(Cirebon, Kuningan, Indramayu) yang tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren itu, bisa dicek langsung kepada masyarakat sekitarnya, sang Caleg itu mempunyai istri simpanan berisinial ''A" asal kabupaten Kuningan Jawa Barat, adalah skandal yang cukup menginjak wajah Partai Kebangkitan Bangsa, apalagi ia juga adalah ketua PWNU Jawa Barat meskipun singgahsana itu diraihnya juga dengan segala kecurangannya itu. Meski dia cukup pintar bersandiwara demi berkampanye melalui berbagai media maupun ketika langsung bertatap muka, sehingga bagi orang yang baru kenal seolah-olah H. Dedi Wahidi adalah orang baik-baik. Tetapi bagi masyarakat kecamatan Kedokan Bunder dan sekitarnya(tempat domisilinya) Wahidi adalah sampah masyarakat. Jati Diri H. Dedi Wahidi Terbukti, H. Dedi Wahidi dalam pilkada Indramayu(tanah kelahirannya) tahun 2005 lalu, dalam pengakuan dirinya sebagai tokoh NU itu, "beliau" justeru ditinggalkan oleh para Tokoh NU dan Nahdliyin setempat. Setelah dirinya mengemis kesana-kemari agar ada cabup yang mau menggandengnya untuk berpasangan maju dalam pilkada, tetapi tidak ada satupun cabup yang mau menggandengnya sebagai cawabup karena kroposnya masa H. Dedi Wahidi di lapangan, sedangkan dirinya mau maju sebagai Cabup-pun dalam prediksinya tidak akan menang, dan memang modal materinya kurang mencukupi. Akhirnya untuk menutupi malunya, karena sudah terlanjur berkoar-koar kesana kemari bahwa dirinya akan maju dalam pilkada, maka si Qomar pelawak yang tidak tau persis jati diri Dedi Wahidi, waktu itu dia tertipu mau dirayu untuk mau bergandengan dengan H. Dedi Wahidi, Qomar diiming-imingi sebagai Cabup, dan H. Dedi Wahidi sebagai Cawabupnya saja. Memang sebelumnya H. Dedi Wahidi pernah menjabat sebagai wakil Bupati Indramayu(2000-2005) tetapi waktu itu ia terpilih bukan karena pilihan berdasarkan aspirasi masyarakat mayoritas setempat, melainkan waktu itu pilihan yang cukup dipilih oleh DPRD alias cukup "Bermodal Amplop" pada Pilbup Indramayu(29 November 2000) Alhasil H. Dedi Wahidi sedikitpun tidak punya nilai jual di hadapan masyarakat "akar rumput" mayoritas yang tau persis sepak terjangnya H. Dedi Wahidi. Sikap H. Dedi Wahidi yang paling menyakiti para kiai NU setempat adalah karena dia yang waktu itu menjabat ketua DPC PKB(Partai Kebangkitan Bangsa) Indramayu dirinya tega menghianati para kiai NU Indramayu yang telah susah payah mengantarkannya untuk duduk di kursi Wakil Bupati Indramayu(2000-2005) Resikonya dalam pilkada Indramayu(2005) tidak satupun kiai NU setempat mendukung H. Dedi Wahidi. Dan memang hanya orang-orang yang baru tau sekilaslah mereka mungkin akan percaya atau terpedaya oleh sandiwara H. Dedi Wahidi. Semoga rakyat khususnya daerah pilihan Jawa Barat VIII( Cirebon , Kuningan, Indramayu) dan sekitarnya tidak salah pilih dalam memilih pembantu atau wakil untuk duduk di senayan! Meskipun belakangan ini H. Dedi Wahidi melalui pers lokal yang dikontraknya dia memproklamirkan diri sebagai ''Kiai" Tapi apalah artinya sedangkan dia punya istri simpanan! Rakyat Indramayu --- On Sun, 3/22/09, Ari Condro <masar...@gmail.com> wrote: From: Ari Condro <masar...@gmail.com> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Testimoni Mantan Kader PKS tentang Hidden Agenda PKS menghancurkan NKRI To: "Milis wm" <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Date: Sunday, March 22, 2009, 6:56 AM Oot : mbak suraiya sekarang keratjoenan ubuntu juga kah ? Pak sabri, bisa ajah. :)) Petuahnya mbak s menyentuh sekali, saya sampai terharu. Padahal yg dinasihati si putput. Hehehe .... :)) salam, -----Original Message----- From: Suraiya Kamaruzzaman <sk1...@gmail. com> Date: Sun, 22 Mar 2009 13:23:46 To: <wanita-muslimah@ yahoogroups. com> Cc: <wanitaacehtangguh@ yahoo.com> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Testimoni Mantan Kader PKS tentang Hidden Agenda PKS menghancurkan NKRI Hehe.. Mbak Herni... saya ngikutin diskusi ini Putri dan lain2. Belum ada kesempatan nanggapin. Tapi karena nama saya udah disebut, ya bolehlah berbagi dikit. Memang tidak mudah memperjuangkan hak perempuan di Aceh, coba aja lihat Webnya BRA (Badan Reintegrasi) yang dibentuk pemerintah. Lihat siapa saja yang dapat bantuan? (1) orang yang kehilangan keluarga dapat uang 3 jt (diyat), (2) orang yang cacat fisik dapat 10 jt. (3) lalu orang yang rumahnya terbakar/dibakar, (4) anak2 yang kehilangan ortu dapat beasiswa, (5) orang2 yang hancur ekonomi dapat modal. Ada engga PEREMPUAN KORBAN PERKOSAAN yang dapat bantuan? TIDAK ADA. Karena mereka tidak bisa menunjukkan bukti seperti orang2 yang cacat fisik. Padahal dulu, waktu perang, waktu tidak aman, waktu laki-laki pergi/harus pergi karena alasan kemanan, siapa yang tinggal dikampung dan membangun komunitas? Perempuan. Tapi saya engga mau ngobmong banyak2 ah, entah dituduh corongnya The Asia Foundation (TAF) lagi ama Putri :). Soalnya dulu (mungkin sekitar tahun 87), lembaga yang saya pimpin pernah bekerja sama dengan TAF. Idenya mau melakukan pendidikan ham dasar, investigasi dan mengumpulkan data2 pelanggaran HAM perempuan di Aceh, tujuannya untuk advokasi dan pendampingan perempuan korban. Tapi karena soal keamanan, TAF setuju kami punya program pengembangan ekonomi melalui ternak kambing. Yang di publikasi emang beternak kambingnya, sementara training dan investigasi kami lakukan secara khusus. Yang terima ternaknya adalah ibu2 miskin, ibu2 janda or korban, termasuk anak perempuan SMA yang butuh biaya sekolah. Ternaknya sempat berkembang pesat, setelah 2 kali melahirkan induknya diberikan ke perempuan lain. Data kekerasannya tidak kami berikan ke TAF (itu perjanjian untuk keamanan korban) tetapi data kami bawakan ke sidang UN di PBB. Dengan dukungan berbagai pihak, akhirnya persoalan kekerasan terhadap perempuan di Aceh selama DOM menjadi perhatian banyak pihak. Bukan soal mudah mengerjakan hal ini di daerah Pidie yang merupakan daerah DOM. Jadi engga heran, waktu itu banyak yang dari kami terancam bunuh, ancaman kantor mau di bom, diikuti militer dll. Tapi mungkin Putri belum lahir saat itu, sehingga tidak merasakan, tidak melihat. Saya mungkin termasuk beruntung, karena alm kakek (kakek ibu sebenarnya) meskipun termasuk ulama besar di Aceh Besar (juga memiliki dayah sendiri pada zaman Belanda datang), tapi tidak meletakkan anak perempuan dan cucu perempuannya di tulang rusuk. Jadi, perempuan tidak saja dilindungi dan dirangkul, tapi juga hargai dan dihormati sebagaimana lakilaki. Dengan penghargaan itu, meskipun sudah belajar di dayah (Pesantren), nenek (saudara2 nenek yang perempuan) juga mendapat kesempatan belajar di sekolah formal, bahkan adik bungsu nenek belajar sampai ke Jogja. Padahal jaman itu jarang banget perempuan dapat kesempatan tersebut. Ulama2 lain, tidak ada yang mengirimkan putrinya sekolah di sekolah formal, apalagi ke luar Aceh. Putri belajar di rumah ya? Belajar yang baik ya, Aceh butuh banyak perempuan tangguh. Yang mau menerima dan menghargai perbedaan, yang jujur, yang adil dalam menilai, bersikap dan memperlakukan orang. yang selalu berfikiran terbuka dan cinta damai. Selamat belajar Put. Peace, S --regenerated by ubuntu x86--- Date : Sun, 8 Mar 2009 22:14:53 -0700 (PDT) >From : izzuddin al qassam <wanitaacehtangguh@ yahoo.com> > hehehe belum tau dia siapa dibalik LSM-LSM perempuan di Aceh > Asia Foundation masih g ya > > yups > bener kata tante > bahwa perempuan di Aceh masih banyak hambatan ketika memperjuangkan haknya > maka g ada salahnya ketika kit amembantu > isu jilbab hanyalah sebagian kecil > (kata Alm kakek..perempuan itu letaknya di rusuk , dilindungi dan dirangkul, bukan dikepala untuk disanjung) > rusuk itu bengkok teh...kalo dipaksa lurus ntar patah, kalo dibiarin malah cowok yang ikut bengkok....hehehe > > fitrahnya wanita itu lembut tp insyaAllah Asma udah buktiin biarpun lembut pasti perkasa > kalo kita bisa seperti Asma kenapa kita harus seperti orang2 yang shalatnya aja g jelas > > :putri > > > --- On Sun, 3/8/09, Herni Sri Nurbayanti <nurbaya...@gmail. com> wrote: > > From: Herni Sri Nurbayanti <nurbaya...@gmail. com> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Testimoni Mantan Kader PKS tentang Hidden Agenda PKS menghancurkan NKRI > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > Date: Sunday, March 8, 2009, 10:00 PM > > > > > > > > > > > > > Ya jelas dong banyak kemajuan di Aceh mengenai isu perempuan, jaman dulu tapinya :-). Gak cuma perempuan sbg policy maker atau pemimpin, bahkan di Aceh yg dulu, ada UU ttg perempuan, bukan? Lha, sekarang perempuan di Aceh lagi memperjuangkan haknya di qanun perlindungan perempuan, bukan gitu? Belum disahkan kan? Qanun anak juga baru tahun lalu disahkan, bukan? > > > > Berarti Aceh mengalami kemunduruan dong? Coba aja liat produk legislasinya 5 tahun terakhir ini. Kebetulan kami sedang melakukan penelitian ttg kinerja DPRD di tiga kota di Aceh selama 5 tahun ini. Gak cuma produk legislasi tapi juga anggarannya. Cuma hasilnya belum rampung jadi belum bisa dipublikasikan. > > > > Soal cut nyak dien, menurut saya sih beliau lebih keren... gak heran lebih banyak disebut. Tapi sbg perempuan Aceh, apa yg bisa kamu berikan sekarang untuk perempuan di Aceh, itu yg lebih penting.. > > > > Gak cuma soal hak-hak perempuan pasca MOU, tapi juga perempuan korban. Di ACeh lagi menggodok qanun KKR kan? Dan bukankah kelompok perempuan Aceh mengalami hambatan bertubi-tubi ketika mereka memperjuangkan hak perempuan dan anak korban konflik? Selalu dipertanyakan, kenapa harus perempuan dan anak? Kan korbannya banyak yg laki2? Belum lagi kesulitan dapat data korban perempuan dan anak di Aceh. Pendapat kamu soal ini apa? Apa yg bisa kamu sumbangkan buat daerah kamu sendiri? Kaum kamu sendiri? > > > > Hal-hal kaya gini yg harusnya lebih kamu pikirin... Kasih sumbang pikirannya utk hal-hal yg seperti ini di milis WM, jangan niru2 yg ngomel2 gak jelas ya? Kalo kata orang betawi, emangnye masalah di Aceh cuma jilbab doang, ape? :-) Tapi kalau kader PKS, gak heran sih. Hehe.. Mereka lebih tertarik pada isu jilbab, narkoba, judi, maksiat, dll. Bukannya ini bukan masalah, tapi apa sih yg lebih prioritas? Apa sih yg lebih dibutuhkan aceh sekarang? Dan kalo bicara moral, urusi dulu moral anggota DPRAnya, lah :-) Badan Kehormatan gak jalan kan? Korupsi juga masih jalan terus, bukan? > > > > Untuk selebihnya, saya menunggu komentar dari mbak Suraiya hehehe... Mbak yang satu ini lebih tau soal isu perempuan di Aceh. Semalam ketemu, dengan pak Sabri juga. Salam buat teman2 WM. > > > > wassalam, > > Herni > > > > --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, izzuddin al qassam <wanitaacehtangguh@ ...> wrote: > > > > > > Ow..ow..ow.. .bawa-bawa Cut nyak dhien yah... > > > mas wikan, > > > g cuma cut nyak dhien lo pahlawan wanita Aceh > > > masih ada Cut Meutia, Malahayati and masih banyak lagi > > > masih ada Sulthanah Safiatuddin ^_^ > > > > > > hmm...put pingin tau ntar kalo anak2 mas wikan pake jilbab kaya apaya jilbabnya > > > :D > > > > > > :putri > > > > > > --- On Sun, 3/8/09, Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@ ...> wrote: > > > > > > From: Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@ ...> > > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Testimoni Mantan Kader PKS tentang Hidden Agenda PKS menghancurkan NKRI > > > To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > > > Date: Sunday, March 8, 2009, 11:51 AM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > menarik juga soal pemahaman jilbab yang dimaknai sekarang ini apakah > > > > > > budaya arab ataukah budaya islam > > > > > > pas aceh menjadi islam, cut nyak dien & rekan2 perempuan tidak > > > > > > menggunakan jilbab. kalaupun menggunakan penutup kepala paling > > > > > > menggunakan selendang atau kerudung buat menutupi kepalanya saja, > > > > > > tidak seperti jilbab yang sekarang. silakan lihat foto dan gambar cut > > > > > > nyak dien jaman dulu. dan itupun cut nyak dien tetap dikenal sebagai > > > > > > orang islam. > > > > > > sementara yang terjadi saat ini, betapa wanita-wanita aceh > > > > > > dikeja-kejar polisi disuruh mengenakan jilbab. > > > > > > kalaupun sudah mengenakan jilbab masih dikejar2 pula, alasannya > > > > > > jilbabnya kurang panjang lah, apa lah. > > > > > > mungkin berikutnya disuruh pakai cadar seperti pemahaman orang2 salafi > > > > > > bahwa semakin panjang jilbab seorang perempuan bahkan kalau perlu > > > > > > bercadar adalah seorang perempuan yang paling sholehah. apakah itu > > > > > > pemahaman penilaian keislaman seorang perempuan? hanya dilihat dari > > > > > > sisi penampilannya saja. > > > > > > > > > > > > salam, > > > > > > -- > > > > > > wikan > > > > > > > > > > > > 2009/3/8 eyang_mbelgedes <eyang_mbelgedes@ yahoo.com>: > > > > > > > Semoga di saat berdakwah menggunakan bahasa Acheh, bahasa Cut Nyak Dien, > > > > > > > bahasa yang sangat indah dan dimengerti oleh orang-orang setempat. > > > > > > > > > > > > > > Semoga di saat berdakwah juga menerapkan kultur Acheh yang bermartabat, > > > > > > > mengenakan pakaian dan tatakrama Acheh yang tidak mau tunduk kepada Belanda > > > > > > > ataupun kepada alam pikir Arabia. > > > > > > > > > > > > > > Semoga kekukuhan prinsipnya bukan berasal dari produk cuci otak yang telah > > > > > > > mendarahdaging sehingga membutakan mata hati dan nalar yang sehat di dalam > > > > > > > menentukan pilihan hidup yang terbaik. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]