Lo koq bisa? Memangnya kitab suci Islam mengdapsi kitab suci Yahudi?
From: mediacare mediac...@cbn.net.id
To: zama...@yahoogroups.com; wanita muslimah wanita-muslimah@yahoogroups.com;
ppiin...@yahoogroups.com
Sent: Fri, May 28, 2010 7:29:44 AM
Subject: [wanita-muslimah] Mempertanyakan Keaslian Kitab Suci Kaum Yahudi
Kalau kitab suci kaum Yahudi tidak asli, kitab umat Kristen dan Islam tak asli
juga dong?
Republika OnLine » Ensiklopedia Islam » Khazanah
Mempertanyakan Keaslian Kitab Suci Kaum Yahudi
Kamis, 27 Mei 2010, 15:46 WIB
Gulungan taurat
Sebagaimana banyak dijelaskan dalam buku-buku sejarah, termasuk keterangan
Alquran, Nabi Musa AS diutus kepada kaumnya, Bani Israil. Untuk itu, Nabi Musa
AS diberikan sebuah kitab suci, Taurat, sebagai tuntunan bagi mereka dalam
menjalankan perintah Allah. Kitab Taurat itu diturunkan kepada Nabi Musa di
Bukit Thursina.
Dalam sejumlah riwayat, disebutkan, kitab Taurat itu berisi 10 perintah Allah.
Dalam bahasa Inggris, disebut dengan Ten Commandments. Menurut Louis
Finkestein, editor buku The Jews, Their Religion and Culture, sebagaimana
dikutip Burhan Daya dalam bukunya Agama Yahudi: Seputar Sejarah Bani Israel,
firman Tuhan yang disampaikan kepada Nabi Musa itu ditulis Nabi Musa di atas
sobekan kulit-kulit binatang atau batu.
Isi ke-10 perintah itu adalah larangan menyembah tuhan selain Allah; larangan
menyembah berhala; larangan menyebut nama Allah dengan main-main; wajib
memuliakan hari Sabtu; wajib memuliakan kedua orang tua; larangan membunuh
sesama manusia; larangan berzina; larangan mencuri; larangan bersaksi palsu;
dan dilarang mengambil istri orang lain dan hak orang lain.
Sepuluh perintah tersebut ternyata mengandung aspek akidah, ibadah, syariah,
hukum, dan etika, tulis Mudjahid Abdu Manaf dalam bukunya Sejarah Agama-Agama.
Namun, dalam perkembangannya, kitab Taurat yang berisi 10 perintah itu diubah
dan ditambahi sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
Tak heran, bila kemudian, jumlah kitab mereka sangat banyak. Di antaranya,
Perjanjian Lama (Taurat) dan Talmud. Adapun kitab Perjanjian Lama ini kemudian
juga menjadi kitab suci agama Nasrani (Katolik dan Kristen). Kitab ini berisi
syair, prosa, hikmah, perumpamaan, cerita-cerita, dongeng, hukum, dan syair
ratapan.
Menurut kaum Yahudi, kitab ini dibagi lagi menjadi dua, yakni kitab Taurat dan
Nevi'im (nabi-nabi). Kitab Taurat terdiri atas lima bagian, seperti Kitab
Kejadian (Genesis), Ulangan, Keluaran, Imamat, dan Bilangan. Kelima bagian itu
disebut bagian dari kitab Musa.
Sementara itu, kitab Nevi'im (nabi-nabi) terdiri atas dua bagian, yakni Nevi'im
Rishonim (nabi-nabi awal), seperti Yosua, Samuel I, Samuel II, Raja-raja I, dan
Rajaraja II. Bagian kedua adalah Nevi'im Aharonim (nabi-nabi akhir), seperti
Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahun,
Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakh. Kitab ini berisi tentang
tulisan-tulisan agung, tulisan Zabur, Amtsal (amtsal Sulaiman), dan Ayub; lima
pujian berupa kidung agung, pengkhotbahan, ratapan, dan Ester; serta
kitab-kitab dari Daniel, Ezra, Nehemia Tawarikh I, dan Tawarikh II.
Adapun kitab Talmud adalah sebuah kitab yang berisi riwayat-riwayat lisan yang
diterima para rabi Yahudi. Riwayat tersebut dikumpulkan oleh rabi Yahudi dalam
kitabnya bernama Mishnah, yaitu undang-undang yang terdapat dalam kitab Taurat
Musa yang berupa penjelasan dan tafsir. Kendati hanya berupa tafsir atas
Taurat, kaum Yahudi menganggap kitab Talmud lebih penting dari kitab Taurat.
Demikian tulis Sami bin Abdullah alMaghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi
dan Rasul.
Kitab Talmud ini terbagi dua, yakni Talmud Yerusalem dan Talmud Babilonia. Hal
ini disesuaikan dengan penafsiran dari rabi-rabi atau pendeta-pendeta Yahudi.
Gulungan Taurat Sementara itu, saat kaum Yahudi meyakini dan memercayai
kitab-kitab dari para rahibnya itu, pada tahun 1945 M, seorang penggembala
bernama Muhamamd Addib, yang sedang mencari anak kambingnya yang tersesat di
sekitar gua-gua dekat lembah Qamran, Palestina, menemukan peninggalan sejarah
yang sangat berharga.
Ia menemukan sejumlah gulungan kitab kuno yang selanjutnya dinamakan
Gulungan-gulungan Laut Mati atau Gua-gua Lembah Qamran. Setelah peristiwa
itu, sejumlah pihak melakukan penggalian di sekitar tempat tersebut. Mereka
kemudian menemukan 11 gua yang ada di Lembah Qamran tersebut.
Menurut para ahli arkeolog, gulungan itu kemudian diketahui sebagai
gulungan-gulungan Taurat dalam bahasa Ibrani kuno, Ibrani Modern, Yunani,
Aramia, dan Nabthi. Penemuan ini menjadi sangat penting karena merupakan
manuskrip tertua dari Perjanjian Lama (Taurat) yang berhasil ditemukan dalam
bahasa Ibrani. Sayangnya, manuskrip tersebut tak banyak dipublikasikan.
Red: irf
Rep: syahruddin el fikri
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/05/27/117432-mempertanyakan-keaslian-kitab-suci-kaum-yahudi
Facebook: