Re: [wanita-muslimah] Fw: [Koran-Digital] Kebiadaban!

2010-09-08 Terurut Topik Siradj Al-Soloni
Ini bukti nyata bahwa manusia itu berasal-usul dari binatang, sebab tindak 
kekerasan merupakan salah satu unsur negatif dari akhlaq biologis guna 
mendorong a drive for survival dalam model biologi evolusioner.


From: Kartono Mohamad 
Sent: Wednesday, September 08, 2010 6:43 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; jurnalperemp...@yahoogroups.com 
Subject: [wanita-muslimah] Fw: [Koran-Digital] Kebiadaban!


  

Mohon maaf mas Liman ini saya forward ke dua milis ini, mudah-mudahan ada
yang mau melihat. Begitukah sikap orang yang merasa sebagai manusia yang
berperikemanusiaan? Sungguh perbuatan yang menjijikkan. Sayang tidak jelas
kelompok yang mana yang berperilaku biadab ini. 
KM 



---Original Message--- 

From: liman_...@yahoo.com 
Date: 08/09/2010 22:57:44 
To: koran-digi...@googlegroups.com; indonesia-ris...@yahoogroups.com 
Subject: [Koran-Digital] Kebiadaban! 

PERBUATAN MANUSIAKAH INI ?!? Penuh Kekerasan! 
‎​‎ 
Apa salah pelacur ini...dia hanya ingin menyambung hidup...Renungan seorang
pelacur! 

http://video.ak.fbcdn.net/cfs-ak-sf2p/27673/1004/109853092391028_3898.mp4 






[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] SEKULERISME

2010-09-03 Terurut Topik Siradj Al-Soloni
Islam itu adalah Rahmatan lil 'alamiin, jika suatu negara islam hanya merupakan 
rahmat bagi ummat islam saja maka apa tidak menyalahi kaidahnya sendiri? 
Sedangkan Allah swt berfirman La ikraha fii al-diin - Diin jangan (tidak 
boleh) dipaksakan.

Rasulullah Muhammad saw telah memberikan contoh membentuk masyarakat yang 
pluralistis yang beranggotakan kelompok kaum Muslimin, kelompok keluarga/suku 
Arab badwi, kelompok keluarga/suku Yahudi, kelompok keluarga/suku Nasrani, 
kelompok keluarga/suku kaum Hanif, kaum Sabiin dll penganut kepercayaan maupun 
yang tidak berkepercayaan. Mereka ini terikat dalam satu perjanjian tertulis di 
mana mengakui rasulullah Muhammad saw sebagai pemimpin mereka tetapi tidak 
mengakui beliau sebagai rasulullah (utusan Allah), yang oleh para orientalis 
dinamakan sebagai konstitusi Madinah, konstitusi sebuah masyarakat modern yang 
pertama.  

Apabila penerimaan rasulullah sebagai pejabat pertama yang mewakili semua 
kelompok manusia dengan berbagai latar belakang kebangsaan, kesukuan, 
kekeluargaan, kepercayaan, pada waktu itu dipertimbangkan dengan tugas 
rasulullah sebagai pemimpin pengubahan secara sadar akhlaq biologis (akhlaq 
asal-usul dari sesuatu yang belum dapat disebut yang 
berkembang secara bertingkat melalui berbagai fase perkembangan biologis) ke 
tingkat akhlaq mulia (ahlaq karimah), maka ditinjau dari sejarah perkembangan 
masyarakat Arab jahiliyah (masa kebodohan) dan dunia (pertimbangkan dengan 
masyarakat Romawi Byzantium, masyarakat Persia, masyarakat Ethiopia, masyarakat 
Mesir dll-nya yang mengelilingi semenanjung Arabia), akan dapat dilihat bahwa 
sesungguhnya rasulullah Muhammad saw dengan bimbingan wahyu Qurani telah 
membentuk suatu masyarakat terbuka dan inklusif. Sehingga titel negara islam 
tidak diperlukan.

Masyarakat Madinah yang dipimpin rasulullah Muhammad saw secara ideologis dan 
politik sangat berbeda dengan masyarakat yang dipimpin oleh para pemimpin 
Muslim sesudah rasulullah Muhammad saw wafat yang diindoktrinasikan dalam 
pelajaran di madrasah dan perguruan tinggi kaum Muslimin sebagai tarih islam 
dengan sebutan khilafah islamiyah. Dan karenanya jalannya sejarah masyarakat 
kaum Muslimin menempuh jalan yang berbeda dengan jalan yang ditempuh oleh 
rasulullah Muhammad saw pada waktu itu. 

Kesalahan pertama terjadi sesudah wafatnya rasulullah Muhammad saw yang membawa 
kepada perpecahan ummat Muslimin pada waktu itu adalah tindakan Umar bin Khatab 
yang memaksakan tradisi suksesi pemimpin Quraisy (yang oleh banyak 'ulama 
Muslim masa lampau diberi predikat pemilihan/musyawarah) sebagai tradisi 
terbuka di Madinah yang menyalahi wahyu Qurani dan sunnah rasulullah Muhammad 
saw dalam melakukan pendekatan dan pembangunan masyarakat baru bagi kaum 
Muslimin dan manusia secara umum. 


From: Abdul Muiz 
Sent: Friday, September 03, 2010 3:23 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Subject: RE: [wanita-muslimah] SEKULERISME


  
zaman nabi hingga runtuhnya kekhalifahan turqi utsmani belum dikenal nation 
state. Sementara pasca runtuhnya kekhalifahan turqi utsmani, umat islam 
terpecah-pecah dikuasai kolonialis non muslim dan karena hidup dalam penjajahan 
itu bertentangan dengan fitrah manusia/bangsa, maka timbullah perlawanan secara 
lokal hingga memperoleh kemerdekaan maka baru dikenal nation state hingga 
sekarang.
 
Qur'an cuma memberikan guidance membentuk komunitas muslim yang baldatun 
tayyibatun wa rabbun ghafur dengan prinsip rahmatan lil 'alamiin soal 
caranya terserah umat islam. Kekhalifahan itu adalah salah satu contoh model 
sesuai tuntutan zaman saat belum dikenal konsep nation state. Nah ketika di era 
nation state sekelompok umat islam tertentu bersikeras mengusung konsep 
khilafah bahkan diberhalakan menjadi tujuan hidup. Konsekuensinya adalah akan 
berbenturan dengan konsep nation state yang ada yakni tempat di mana umat islam 
tinggal. Khusus di indonesia misalnya jelas-jelas NKRI telah menetapkan dasar 
negara yang digali dari sumber internal yang kemudian menjadi konsensus 
nasional, maka apabila diganti dengan konsep khalifah maka berarti akan 
membubarkan NKRI alias berbuat makar. Padahal apa hakekat tujuan hidup 
seorang/umat islam ??
 
Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Jum, 3/9/10, Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com 
menulis:

Dari: Lestyaningsih, Tri Budi (Ning) ning...@chevron.com
Judul: RE: [wanita-muslimah] SEKULERISME
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 7:47 AM

  

Mungkin pernyataan awal saya ke mas Sunny yang salah. 

Sekarang kan kalau kita bilang negara ya maksudnya negara seperti yang
ada sekarang ini (nation-state). Seharusnya, kalau yang meniru nabi itu
adalah Khilafah 'ala minhajunnubuwah, jadi kekhilafahan seperti jaman
Rasul. Tadinya saya memang menganggap khilafah adalah salah satu bentuk
negara, tapi yang bukan nation-state seperti sekarang ini.. jadi memang
rancu.

Maksud saya sebenarnya adalah menjelaskan bahwa di bawah naungan
(negara) khilafah 

Re: [wanita-muslimah] SEKULERISME

2010-09-02 Terurut Topik Siradj Al-Soloni
Membaca pemikirannya tampak si Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin 
sendiri tidak mengerti apa itu Al-Dinu al-Islam dan apa itu sekularisme. 
Masak sih mau mempercayai pemikiran orang ini?

--
From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
Sent: Thursday, September 02, 2010 8:57 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] SEKULERISME

 Sayangnya.. kita banyak menemukan nilai2 masyarakat yang islami di negara 
 yang sekuler..
 what a tragic :(

 :D
 On Sep 2, 2010, at 8:52 AM, Yudi Yuliyadi wrote:


 Sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan selalu diberitakan oleh 
 para
 agen atau misionaris barat terutama yang tergabung dalam JIL

 Yang tanpa malu2 mengatakan bahwa islam adalah sekulerisme

 Sesungguhnya islam adalah sebuah ideology (mabda) yang mengatur seluruh
 aspek kehidupan baik segi politik, hukum, pergaulan, ekonomi ataupun 
 social
 budaya

 Inilah yang ditakutkan oleh barat, islam akan bangkit kembali tidak akan
 lama lagi. Dan kembali menegakkan syariat islam secara kaffah

 APA ITU SEKULARISME ?

 Oleh
 Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

 Pertanyaan:
 Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Apa itu sekulerisme? 
 Dan
 bagaimana hukum Islam terhadap para penganutnya?

 Jawaban
 Sekulerisme merupakan aliran baru dan gerakan yang rusak, bertujuan untuk
 memisahkan urusan dien dari negara, berjibaku di atas keduniawian dan 
 sibuk
 dengan kenikmatan dan kelezatannya serta menjadikannya sebagai 
 satu-satunya
 tujuan di dalam kehidupan ini, melupakan dan melalaikan rumah akhirat dan
 tidak melirik kepada amalan-amalan ukhrawi ataupun memperhatikannya. 
 Sabda
 Rasulullah berikut ini sangat tepat dilabelkan kepada seorang sekuler,

 Artinya : Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak khamishah 
 (sejenis
 pakaian terbuat dari sutera atau wol, berwarna hitam dan bertanda); jika
 diberi, dia rela dan jika tidak diberi, dia mendongkol. Celaka dan 
 merugilah
 (sia-sialah) dia dan bila duri mengenainya, maka dia tidak 
 mengeluarkannya
 [Al-Bukhari, al-Jihad (2883)]

 Setiap orang yang mencela sesuatu dari ajaran Islam baik melalui ucapan
 ataupun perbuatan maka sifat tersebut dapat dilekatkan padanya. 
 Barangsiapa
 menjadikan undang-undang buatan manusia sebagai pemutus dan membatalkan
 hukum-hukum syari'at, maka dia adalah seorang sekuler. Siapa yang
 membolehkan semua hal yang diharamkan seperti perzinaan, minuman keras,
 musik dan transaksi ribawi dan meyakini bahwa melarang hal itu berbahaya
 bagi manusia dan merupakan sikap apatis terhadap sesuatu yang memiliki
 mashalahat terhadap diri, maka dia adalah seorang Sekuler. Siapa yang
 mencegah atau mengingkari penegakan hukum hudud seperti hukum bunuh 
 terhadap
 si pembunuh, rajam, cambuk terhadap pezina atau peminum khamar, potong
 tangan pencuri atau perampok dan mengklaim bahwa penegakannya menyalahi
 sikap lemah lembut dan mengandung unsur kesadisan dan kebengisan, maka 
 dia
 masuk ke dalam sekulerisme.

 Sedangkan hukum Islam terhadap mereka, maka sebagaimana firman Allah Swt
 tatkala memberikan sifat kepada orang-orang Yahudi,

 Artinya : Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab (Taurat) dan
 ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang 
 berbuat
 demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia.  
 [Al-Baqarah
 :85].

 Barangsiapa menerima sesuatu yang setara dari ajaran agama seperti Ahwal
 Syakhshiyyah (Undang-Undang Perdata), sebagian ibadah dan menolak apa 
 yang
 tidak sejalan dengan hawa nafsunya, maka dia masuk ke dalam makna ayat 
 ini.

 Demikian juga firmanNya.

 Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, 
 niscaya
 kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan 
 sempurna
 dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang 
 tidak
 memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa 
 yang
 telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
 kerjakan. [Hud:15-16]

 Maka, tujuan utama kaum sekuler adalah menggabungkan dunia dan kenikmatan
 pelampiasan hawa nafsu sekalipun diha-ramkan dan mencegah dari melakukan
 kewajiban, maka mereka masuk ke dalam makna ayat di atas dan juga ayat
 berikut,

 Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka 
 Kami
 segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang 
 Kami
 kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya
 dalam keadaan tercela dan terusir. [Al-Isra :18]

 Dan banyak lagi ayat-ayat dan hadits-hadits semisalnya, wallohu a' lam.

 [Fatawa Fi at-Tauhid, dari fatwa Fadhilatusy Syaikh Ibn Jibrin, h.39-40]

 [Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah 
 Min
 Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, 
 Darul
 Haq]

 Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo