@ mbak mei... Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe
mbak meilany, maaf saya baru sempat membalas posting mbak yang terselip ini rupanya. mbak mei menulis: Kenapa ya kalo ada hubungannya dengan amrik lantas disangkakan masuk dalam ranah politik? sebetulnya tidak disangkakan mbak, tapi dalam membaca realitas politik umumnya ditakar dari indikasi-indikasi yang ada. dalam hal dengan amrik, pertama yang harus jelas adalah menyangkut administrasi pemerintahan, bukan amrik sebagai bangsa. kalau amrik dilihat sebagai administrasi pemerintahan, maka akan terlihat jelas perbedaan karakter antara pemerintahan obama dan tuan dubya sebelumnya. yang saya katakan pada posting awal adalah, sekiranya pun rima fakih mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan kontestan lain, namun pageant itu terjadi SEBELUM 2009 (artinya ketika bush masih memerintah), agak sulit membayangkan donald trump sebagai pemilik acara ini akan berani memenangkan rima. bahkan saya duga (ini reasonable doubt berdasarkan indikasi politik, bukan tebak-tebak buah manggis) boleh jadi rima fakih pun tidak akan bisa menang sebagai miss michigan yang lebih lokal ruang lingkupnya. untuk mengujinya mudah saja, dengan melihat data statistik para pemenang kontes ini sejak 2000-2004 (administrasi bush I) dan 2004-2008 (administrasi bush ke-2). adakah pemenang kontes yang beragama islam seperti rima? (saya juga belum mengecek statistik ini, dan juga tidak tertarik sebenarnya). tapi rasanya sependek ingatan saya, tidak pernah ada kabar seperti kemenangan rima fakih pekan lalu pada DUA MASA JABATAN presiden bush itu. menyangkut ihwal soft power policy tentu saja administrasi pemerintahan obama tidak akan mendesign kemenangan rima itu (apalagi mereka juga lumayan babak belur di dalam negeri menghadapi gempuran kubu republik soal jaminan kesehatan, salah satu alasan formal yang disampaikan pemerintahannya kepada indonesia soal pembatalan kedatangan beberapa bulan lalu). tetapi, sekali lagi dengan melihat indikasi, soft power policy obama (paling jelas diterapkan oleh menlu hillary clinton saat bertandang ke jakarta tahun lalu), adalah sebuah upaya membuat wajah amrik yang sama sekali berbeda dengan saat menlu condoleeza rice berkunjung juga ke jakarta beberapa waktu sebelumnya. kedatangan condi adalah kedatangan seorang menlu dengan protokoler formal, dan isu-isu bilateral serta global yang juga dibicarakan sangat serius. pada kedatangan hillary - mantan senator new york yang juga mantan ibu negara yang sangat serius ini - tiba-tiba wajah amrik menjadi lebih bersahabat, terutama pada generasi muda. indikasinya adalah saat hillary datang ke sebuah acara musik di stasiun teve swasta yang, antara lain, dipandu luna maya. luna bahkan sempat bertanya, band favorit ibu dulu apa? tanya luna. banyak, jawab hillary, antara lain the beatles, rolling stones ... bayangkan, seorang menlu amrik, dengan segudang urusan dan prioritas pembicaraan, masih sempat datang ke sebuah acara anak muda (di negara yang tidak berbicara bahasa inggris pula). mungkin hillary di stasiun teve itu hanya 20-25 menit yang terbilang singkat untuk ukuran sehari-hari, tapi sangat berarti dalam takaran tatakrama diplomatik internasional. hal seperti dilakukan hillary ini, sudah pasti tak akan dilakukan condi. bagaimana jika salah satu tafsir terhadap kedatangan hillary ke acara musik di indonesia itu adalah sebagai kunjungan seorang pejabat tinggi amrik kepada generasi muda sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia? fakta yang betul, bukan? tapi implikasi politiknya sangat jauh berbeda. dan yang pandai membaca perubahan arah angin ini adalah, seperti saya sebut di posting sebelumnya, para pengusaha high profile seperti donald trump. business as usual. kan sama saja dengan strategi pemberian scholarship dari lembaga tertentu yang tahun ini diprioritaskan untuk, misalnya, kaum perempuan atau untuk mahasiswa dari kawasan timur, dsb. prioritas-prioritas seperti itu adalah indikasi dari sebuah penerapan policy. salam, ~a~ minds are like parachutes. they work best when open. From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Fri, May 21, 2010 3:37:00 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe Nimbrung meski dah terlewat banyak: Kenapa ya kalo ada hubungannya dengan amrik lantas disangkakan masuk dalam ranah politik? Bukankah kalo ternyata miss amrik itu justru mencemarkan umat islam bukannya menarik simpati umat muslim bahkan dianggap pelecehan? Kalo menurut saya miss amrik yg terpilih itu kebetulan saja ia beragama islam. Salam, l.meilany - Original Message - From: akmal.n.basral To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 21, 2010 10:38 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe nggak apa-apa mbak ning, to err is human. :) wa khuliqol insanu dhoifa, pesan khotib sholat jum'at. salam, akmal.n.basral
Re: @ mbak mei... Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe
Duh panjang bener deh pak. Tapi trimakasih. Karena pak Akmal ini jurnalis, jadi banyak kejadian2 itu suka di gali-gali :-) Mohon maap jika saya salah. Saya sependapat dengan pak Ari, kenapa cuma jeng rima saja yg jadi perhatian? Kalau menurut saya kemenangan miss amrik itu malahan mempermalukan umat islam [ bagi yg konservatif]. Tapi kalo memang pemerintahan Obama lagi mau carmuk pada umat islam, barangkali nanti miss indonesia yg katanya dari aceh [ tapi prov NAD juga gak mengakui] mungkin bisa menang :-) salam, lm mbak meilany, maaf saya baru sempat membalas posting mbak yang terselip ini rupanya. mbak mei menulis: Kenapa ya kalo ada hubungannya dengan amrik lantas disangkakan masuk dalam ranah politik? sebetulnya tidak disangkakan mbak, tapi dalam membaca realitas politik umumnya ditakar dari indikasi-indikasi yang ada. dalam hal dengan amrik, pertama yang harus jelas adalah menyangkut administrasi pemerintahan, bukan amrik sebagai bangsa. kalau amrik dilihat sebagai administrasi pemerintahan, maka akan terlihat jelas perbedaan karakter antara pemerintahan obama dan tuan dubya sebelumnya. yang saya katakan pada posting awal adalah, sekiranya pun rima fakih mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan kontestan lain, namun pageant itu terjadi SEBELUM 2009 (artinya ketika bush masih memerintah), agak sulit membayangkan donald trump sebagai pemilik acara ini akan berani memenangkan rima. bahkan saya duga (ini reasonable doubt berdasarkan indikasi politik, bukan tebak-tebak buah manggis) boleh jadi rima fakih pun tidak akan bisa menang sebagai miss michigan yang lebih lokal ruang lingkupnya. untuk mengujinya mudah saja, dengan melihat data statistik para pemenang kontes ini sejak 2000-2004 (administrasi bush I) dan 2004-2008 (administrasi bush ke-2). adakah pemenang kontes yang beragama islam seperti rima? (saya juga belum mengecek statistik ini, dan juga tidak tertarik sebenarnya). tapi rasanya sependek ingatan saya, tidak pernah ada kabar seperti kemenangan rima fakih pekan lalu pada DUA MASA JABATAN presiden bush itu. menyangkut ihwal soft power policy tentu saja administrasi pemerintahan obama tidak akan mendesign kemenangan rima itu (apalagi mereka juga lumayan babak belur di dalam negeri menghadapi gempuran kubu republik soal jaminan kesehatan, salah satu alasan formal yang disampaikan pemerintahannya kepada indonesia soal pembatalan kedatangan beberapa bulan lalu). tetapi, sekali lagi dengan melihat indikasi, soft power policy obama (paling jelas diterapkan oleh menlu hillary clinton saat bertandang ke jakarta tahun lalu), adalah sebuah upaya membuat wajah amrik yang sama sekali berbeda dengan saat menlu condoleeza rice berkunjung juga ke jakarta beberapa waktu sebelumnya. kedatangan condi adalah kedatangan seorang menlu dengan protokoler formal, dan isu-isu bilateral serta global yang juga dibicarakan sangat serius. pada kedatangan hillary - mantan senator new york yang juga mantan ibu negara yang sangat serius ini - tiba-tiba wajah amrik menjadi lebih bersahabat, terutama pada generasi muda. indikasinya adalah saat hillary datang ke sebuah acara musik di stasiun teve swasta yang, antara lain, dipandu luna maya. luna bahkan sempat bertanya, band favorit ibu dulu apa? tanya luna. banyak, jawab hillary, antara lain the beatles, rolling stones ... bayangkan, seorang menlu amrik, dengan segudang urusan dan prioritas pembicaraan, masih sempat datang ke sebuah acara anak muda (di negara yang tidak berbicara bahasa inggris pula). mungkin hillary di stasiun teve itu hanya 20-25 menit yang terbilang singkat untuk ukuran sehari-hari, tapi sangat berarti dalam takaran tatakrama diplomatik internasional. hal seperti dilakukan hillary ini, sudah pasti tak akan dilakukan condi. bagaimana jika salah satu tafsir terhadap kedatangan hillary ke acara musik di indonesia itu adalah sebagai kunjungan seorang pejabat tinggi amrik kepada generasi muda sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia? fakta yang betul, bukan? tapi implikasi politiknya sangat jauh berbeda. dan yang pandai membaca perubahan arah angin ini adalah, seperti saya sebut di posting sebelumnya, para pengusaha high profile seperti donald trump. business as usual. kan sama saja dengan strategi pemberian scholarship dari lembaga tertentu yang tahun ini diprioritaskan untuk, misalnya, kaum perempuan atau untuk mahasiswa dari kawasan timur, dsb. prioritas-prioritas seperti itu adalah indikasi dari sebuah penerapan policy. salam, ~a~ minds are like parachutes. they work best when open. From: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Fri, May 21, 2010 3:37:00 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe Nimbrung meski dah terlewat banyak: Kenapa ya kalo ada hubungannya dengan amrik lantas disangkakan masuk dalam ranah politik? Bukankah kalo ternyata miss amrik itu justru mencemarkan umat islam bukannya menarik
Re: @ mbak mei... Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe
kenapa jeng rima fakih yang kita obrolin mbak mei? krn kalau tiba-tiba kita omongin bude rima melati kan malah aneh toh? :) simpel saja, karena ada posting awal dari seseorang -- yang tidak perlulah kita sebutkan namanya -- yg sangat bangga rima fakih yg asal lebanon itu terpilih jadi miss usa 2010, dan bahkan menggunakan momentum itu untuk menjelek-jelekkan muslimah lain di luar amrik. yang nggak dilihat kawan kita yang lagi bangga ini adalah kondisi politik domestik amrik yang berubah. saya sih sama saja dengan mbak mei, nggak bangga tentang itu. gitu ya mbak mei? salam, ~a~ Sent from ANB's BlackBerry® -Original Message- From: Lakshmi Meilany S. wpamu...@centrin.net.id Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Mon, 24 May 2010 21:43:06 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: @ mbak mei... Re: [wanita-muslimah] Politik di Balik Kecantikan Miss USA Miss Universe Duh panjang bener deh pak. Tapi trimakasih. Karena pak Akmal ini jurnalis, jadi banyak kejadian2 itu suka di gali-gali :-) Mohon maap jika saya salah. Saya sependapat dengan pak Ari, kenapa cuma jeng rima saja yg jadi perhatian? Kalau menurut saya kemenangan miss amrik itu malahan mempermalukan umat islam [ bagi yg konservatif]. Tapi kalo memang pemerintahan Obama lagi mau carmuk pada umat islam, barangkali nanti miss indonesia yg katanya dari aceh [ tapi prov NAD juga gak mengakui] mungkin bisa menang :-) salam, lm mbak meilany, maaf saya baru sempat membalas posting mbak yang terselip ini rupanya. mbak mei menulis: Kenapa ya kalo ada hubungannya dengan amrik lantas disangkakan masuk dalam ranah politik? sebetulnya tidak disangkakan mbak, tapi dalam membaca realitas politik umumnya ditakar dari indikasi-indikasi yang ada. dalam hal dengan amrik, pertama yang harus jelas adalah menyangkut administrasi pemerintahan, bukan amrik sebagai bangsa. kalau amrik dilihat sebagai administrasi pemerintahan, maka akan terlihat jelas perbedaan karakter antara pemerintahan obama dan tuan dubya sebelumnya. yang saya katakan pada posting awal adalah, sekiranya pun rima fakih mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan kontestan lain, namun pageant itu terjadi SEBELUM 2009 (artinya ketika bush masih memerintah), agak sulit membayangkan donald trump sebagai pemilik acara ini akan berani memenangkan rima. bahkan saya duga (ini reasonable doubt berdasarkan indikasi politik, bukan tebak-tebak buah manggis) boleh jadi rima fakih pun tidak akan bisa menang sebagai miss michigan yang lebih lokal ruang lingkupnya. untuk mengujinya mudah saja, dengan melihat data statistik para pemenang kontes ini sejak 2000-2004 (administrasi bush I) dan 2004-2008 (administrasi bush ke-2). adakah pemenang kontes yang beragama islam seperti rima? (saya juga belum mengecek statistik ini, dan juga tidak tertarik sebenarnya). tapi rasanya sependek ingatan saya, tidak pernah ada kabar seperti kemenangan rima fakih pekan lalu pada DUA MASA JABATAN presiden bush itu. menyangkut ihwal soft power policy tentu saja administrasi pemerintahan obama tidak akan mendesign kemenangan rima itu (apalagi mereka juga lumayan babak belur di dalam negeri menghadapi gempuran kubu republik soal jaminan kesehatan, salah satu alasan formal yang disampaikan pemerintahannya kepada indonesia soal pembatalan kedatangan beberapa bulan lalu). tetapi, sekali lagi dengan melihat indikasi, soft power policy obama (paling jelas diterapkan oleh menlu hillary clinton saat bertandang ke jakarta tahun lalu), adalah sebuah upaya membuat wajah amrik yang sama sekali berbeda dengan saat menlu condoleeza rice berkunjung juga ke jakarta beberapa waktu sebelumnya. kedatangan condi adalah kedatangan seorang menlu dengan protokoler formal, dan isu-isu bilateral serta global yang juga dibicarakan sangat serius. pada kedatangan hillary - mantan senator new york yang juga mantan ibu negara yang sangat serius ini - tiba-tiba wajah amrik menjadi lebih bersahabat, terutama pada generasi muda. indikasinya adalah saat hillary datang ke sebuah acara musik di stasiun teve swasta yang, antara lain, dipandu luna maya. luna bahkan sempat bertanya, band favorit ibu dulu apa? tanya luna. banyak, jawab hillary, antara lain the beatles, rolling stones ... bayangkan, seorang menlu amrik, dengan segudang urusan dan prioritas pembicaraan, masih sempat datang ke sebuah acara anak muda (di negara yang tidak berbicara bahasa inggris pula). mungkin hillary di stasiun teve itu hanya 20-25 menit yang terbilang singkat untuk ukuran sehari-hari, tapi sangat berarti dalam takaran tatakrama diplomatik internasional. hal seperti dilakukan hillary ini, sudah pasti tak akan dilakukan condi. bagaimana jika salah satu tafsir terhadap kedatangan hillary ke acara musik di indonesia itu adalah sebagai kunjungan seorang pejabat tinggi amrik kepada generasi muda sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia? fakta yang betul, bukan? tapi implikasi politiknya sangat