[wanita-muslimah] Alat untuk Mengetahui 2

2009-03-30 Terurut Topik Iman K.
Salam...
 
Kita telah mengetahui bahwa salah satu alat yang diperlukan oleh manusia untuk 
mengetahui alam sekitarnya adalah pancaindra. Kehilangan satu indra akan 
menyebabkan hilangnya satu ilmu yang terkait secara langsung dengan indra 
tersebut. 
 
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah jika semua indra kita berfungsi normal 
maka secara otomatis kita bisa mengetahui hakikat dari sesuatu? Jawabannya 
tentu saja tidak. 
 
Dalam banyak hal pancaindra tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk 
mengetahui keapa-an objek yang ingin kita ketahui. Tidak semua hal bisa 
diteliti dan dibawa ke laboratorium untuk dilihat dengan mikroskop. 
 
Orang tidak akan sanggup memperlihatkan bukti bagaimana bentuknya rindu, marah, 
sedih, cinta dan lain-lain kecuali hanya menunjukkan gejala atau 
perumpamaan-perumpamaan yang bisa dimengerti sebagai rasa rindu, marah, sedih 
dan cinta.
 
Jikapun sains ingin meneliti bukti-bukti dari sesuatu yang bersifat abstrak, 
maka sains hanya bisa meneliti kepada effek atau kecenderungan melekul, hormon, 
darah atau semacamnya yang berhubungan dengan bagian-bagian phisik atau organ 
tubuh seseorang.
 
Melihat persoalan ini, maka tentunya kita membutuhkan alat lain sebagai 
pendamping indra, yaitu akal atau rasio. 
 
Dengan rasio kita akan mampu memilah dan menguraikan semua informasi yang sudah 
terekam oleh pancaindra. Dalam mengolah informasi tersebut kita biasanya 
membuat katagori-katagori untuk mempermudah mengenali semua persoalan yang 
telah dimediasi oleh indra tersebut. Yang ini kita masukkan kedalam katagori 
kuantitas dan yang itu kita masukkan dalam katagori kualitas.
 
Misalnya, untuk ukuran luas persegi kita namai meter persegi, untuk ukuran 
jarak kita namai meter, untuk berat kita namai kilogram dan kesemuaanya itu 
kita masukkan kedalam katagori kuantitas. Ramah, suka senyum, galak dan 
lain-lain kita masukkan kedalam katagori kualitas.
 
Untuk sesuatu yang tidak bisa kita katagorikan kedalam katagori kuantitas 
ataupun kualitas kita masukkan kedalam katagori relatif. Beribu-ribu perkara 
kita masukkan kedalam katagori relatif dan untuk perkara-perkara yang tidak 
masuk kedalam katagori kuantitas, kualitas ataupun relatif kita kelompokkan 
kedalam kelompok yang lain, yaitu katagori substansi. 
 
Tentang pengkatagorian ini sendiri sebenarnya banyak pendapat dan sudut pandang 
sehingga tidak semua ilmuwan seragam didalam pembuatan katagori-katagorinya. 
Aristoteles misalnya, dia membuat 10 katagori dan ilmuwan yang lain mengatakan 
5 katagori, Hegel dengan katagorinya sendiri, Kant juga demikian..
 
Pengkatagorian ini adalah merupakan aktivitas rasio dan pemikiran yang sifatnya 
rasional. Rasio memproses sesuatu dari yang sifatnya partial menjadi general 
dan kemudian universal.
 
Mungkin tidak semua dari kita mengetahui ataupun menyadari bahwa rasio memiliki 
kecanggihan yang sangat luar biasa dalam urusan melepas (tajrid). Dengan 
mengetahui sedikit saja kemampuan melepas (tajrid) rasio maka sesungguhnya 
sangat mudah untuk mementahkan teori matrialisme yang berpangkal kepada 
pembuktian indrawi semata.
 
Kita tahu bahwa hampir semua perkara di alam objektif/alam nyata ini sebenarnya 
hanya ada satu perkara dan tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. 
 
Misalnya :
 
“ada Budi” , “ada Alexander” , “ada Kursi” . 
“5 mobil” , “10 orang” , “1000 supporter”
 
Contoh yang kita lihat diatas, di alam nyata itu hanyalah satu perkara. Kita 
tidak bisa pisahkan 2 hal yang berbeda pada perkara tersebut pada alam nyata.
 
Kita tidak bisa pisahkan antara “Ada” dan “Budi” , kita tidak mungkin 
mengatakan “ yang ini adalah si ADA dan yang itu adalah si BUDI”
Atau..
 
Kita tidak bisa mengatakan “ yang ini adalah si 5 dan yang itu adalah si 
MOBIL”. Di alam nyata “2 hal” tersebut adalah satu kesatuan dan tidak bisa 
dipisahkan.
 
Kita tidak bisa menghadirkan “ADA” untuk disaksikan atau menyaksikan sesuatu 
tanpa dikaitkan kepada sesuatu yang lain, seperti mobil, Alexander, Budi  dan 
seterusnya.
 
Pun demikian, kita tidak bisa menghadirkan 5 untuk disaksikan atau menyaksikan 
kecuali di ikatkan kepada ‘benda’ objektif seperti mobil, orang, angka, 
supporter dan lain-lain.
 
Realitas yang hanya ada satu pada alam objektif tersebut bisa kita pisahkan 
atau lepaskan (tajrib) menjadi 2 di alam rasio. Di alam rasio kita bisa saja 
menghadirkan 5 tanpa mengikatkan kepada benda apapun. Kita bisa mengatakan 
5x5=25 dengan tanpa mengatakan 25 mobil, motor dan lain-lain.
Sampai disini kita sudah bisa melihat bahwa, ruang gerak dan liputan yang bisa 
diolah oleh rasio ternyata jauh melampaui ruang gerak yang bisa disampaikan 
oleh indra. 
 
Dan secara tidak langsung kita juga sudah bisa melihat hubungan kekerabatan 
yang begitu dekat antara alat indra (baca :menghadirkan mobil ) dan alat rasio 
( baca :menghadirkan 5 ) untuk wilayah dan otoritas  masing-masing alat 
mengetahui tersebut.

Salam,
 
 

Iman K.
www.parapemikir.com 
 


  Try cool new skins, plus more space for friends. 
Download Sin

[wanita-muslimah] Alat untuk Mengetahui

2009-03-25 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Jika sebelumnya kita katakan bahwa manusia mempunyai potensi untuk  mengetahui 
seluruh isi langit dan bumi, sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah, 
bagaimana cara mengetahuinya? Apa saja alat yang diperlukan untuk mengetahui 
apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi?
 
Alat yang diperlukan untuk mengetahui kesemuaannya itu salah satunya adalah 
“indra”. Manusia memiliki beberapa macam indra, seperti indra penglihatan, 
pendengaran, perasa, peraba dan penciuman. Jika saja manusia kehilangan semua 
indra tersebut niscaya manusia akan kehilangan bentuk 
pengetahuan/epistemologinya.
 
Orang yang terlahir buta sejak lahir tidak akan pernah bisa membayangkan aneka 
warna dan bentuk lahiriah segala sesuatu sebagaimana layaknya orang normal 
melihatnya. Orang yang kehilangan satu indra maka dia telah kehilangan satu 
ilmu.
 
Kita tidak akan mampu menjelaskan dengan cara apapun bagaimana warna pelangi, 
warna danau, warna langit, warna awan dan lain-lain kepada orang yang telah 
kehilangan penglihatannya sejak lahir.
 
Jika kita tanyakan kepada orang yang sudah buta sejak lahir, “tahukah kau 
bagaimana indahnya awan yang berarak putih di langit sana?” Maka kita akan 
menemukan situasi yang sulit dan mendapati si buta hanya melonggo lucu :). Kita 
tidak akan  bisa menjelaskan indahnya awan putih berarak dilangit nan biru itu 
kepada sibuta karena sibuta telah kehilangan satu alat epistemologinya.
 
Jika kita tetap memaksa ingin menjelaskan maka yang ada hanya rangkaian 
kelucuan dan kekonyolan. Jika sibuta bertanya, “bagaimana bentuk awan yang 
berarak putih itu om?”. Maka kita hanya mampu menunjukkan perumpamaan dengan 
sesuatu yang sudah dikenal oleh sibuta, misalnya mendekatkan rangkaian kain 
yang menyerupai awan kepada sibuta. 
 
Setelah sibuta memegang rangkaian kain yang dibuat seperti awan tersebut maka 
sibuta akan bergumam  “oh jadi begini bentuknya awan yang lagi berarak, tetapi 
bagaimana warna putih itu, seperti apakah warna putih Om?”
 
Menjelaskan warna putih kepada sibuta? Yang bisa kita lakukan hanyalah  
memberikan perumpamaan dengan sesuatu yang bisa dipahami oleh sibuta, ,misalnya 
kita katakan “ warna putih itu adalah seperti warna angsa”. 
 
Kalau sibuta bertanya lagi, “angsa itu seperti apa Om?”, kita bisa sodorkan 
angsa ke dekat sibuta dan mengatakan, “angsa itu seperti ini”. Dengan cara 
seperti itu apakah kemudian sibuta menjadi tahu seperti apa yang namanya awan 
putih berarak tersebut? Tidak, kita bahkan akan menemukan ‘kekacauan’ yang baru 
lagi dengan melihat sibuta berseru girang “Oh sekarang saya sudah mengerti, 
bagaimana indahnya awan putih yang sedang berarak!” 
 
“Bentuknya tipis dan warnanya panjang serta bulat, ya Om!” 
 
Kita tidak akan pernah bisa menjelaskan satu ilmu kepada orang yang telah 
kehilangan satu indra yang dituntut oleh ilmu tersebut dan karenanya tidak bisa 
tidak bahwa indra adalah salah satu alat yang sangat diperlukan untuk 
mengetahui segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi.
 
Tentu saja, karena indra hanya salah satu alat, maka kita akan membutuhkan alat 
yang lain untuk mencapai dan mengetahui kebenaran.

 
Salam,
 
 
 
Iman K.
www.parapemikir.com 


  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]