Saya tanggapi di bawah bacotan anda. --- Mansyur Alkatiri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mas Alvin, > > Koq jadi begini jauh kesimpulannya? > Koq jadi ngancam-ngancam begitu? Indonesia bubar? > > Kenapa bila ada RUU yang pro Islam selalu dipojokkan > dan diancam dengan kata-kata INDONESIA BUBAR? > DISINTEGRASI, dan sejenisnya. Juga dengan banyak > pernyataan tak berdasar dan bermotif rasialis yang > memojokkan hal-hal berbau Arab? Kejadian yang sama > juga nampak saat pembahasan RUU Pendidikan dulu > > Kenapa? > > Apakah ini lambang tidak adanya kedewasaan dalam > bernegara? Tak adanya jiwa besar dalam berdemokrasi? > > Demokrasi meniscayakan proses pengambilan keputusan > oleh orang-orang yang dipilih rakyat dalam pemilu, > yaitu DPR. Masyarakat luas berhak memberi masukan > atau bahkan protes, tapi dalam tatanan demokrasi, > yang berhak mengambil keputusan itu parlemen! Dan > sebagai seorang yang demokratis kita juga mesti > legowo bila keputusan yang diambil parlemen itu > tidak sesuai dengan keinginan kita. Bukan malah > ngancam-ngancam dan nakuti-nakutin. > > Atau jangan-jangan demokrasi itu memang bermakna: > "Ikuti keinginan kami!"? > Sehingga saat proses yang demokratis di parlemen > tidak sesuai keinginan atau kepentingan kita maka > kita anggap itu sebagai TIDAK DEMOKRATIS? > > Come on kawan.... marilah kita jujur dalam > berdemokrasi! Demokrasi bukan hanya sekedar coblos dalam pemilihan umum lalu menyerahkan sepenuhnya pembuatan undang-undang kepada begundal-begundal partai yang dicoblos. Demokrasi disertai kontrol rakyat dan media. Melalui media rakyat mengamati dengan cermat apa yang diperbuat pemerintah dan wakil-wakil partai yang mereka pilih dalam pemilu. Apalagi dalam hal pembuatan undang-undang yang sangat berdampak besar pada kehidupan atau gaya hidup mereka. Mereka tidak boleh berpangku-tangan saja saat tali gantungan dipasang ke leher mereka oleh sang rahwana yang "menang" pemilu. Di negara demokrasi seperti Amerika Serikat, organisasi-organisasi perempuan menghimpun demonstrasi-demonstrasi besar di depan Capitol Hill (gedung Kongres tempat parlemen AS bersidang), jika Kongres sedang memperdebatkan atau siap melakukan voting mengenai undang-undang larangan aborsi yang sangat mereka takutkan. Demonstrasi-demonstrasi raksasa juga pernah diselenggarakan menentang RUU Wajib Militer (Draft Bill). Berbagai pihak dan kelompok masyarakat mengajukan petisi kepada Kongres atau komisi Kongres, atau membanjiri mailbox anggota Kongres yang mewakili distrik mereka dengan emails (bukan bombmails ya) pernyataan menentang RUU yang bisa menyebabkan mereka kehilangan mata pencaharian atau memasung kebebasan mereka, atau meng-kriminalisasi apa yang biasa mereka lakukan yang membuat mereka rentan terhadap kemungkian dipenjarakan atau di-zalimi. Jadi memilih orang menjadi anggota Kongres atau anggota House di negara demokrasi bukan berarti memberikan cek kosong kepada mereka untuk berbuat seenak perut sendiri. Mereka tetap dikontrol, ditegur dan diarahkan kalau melenceng oleh konstituen. Dan itu sangat perlu di Indonesia, dimana orang yang enak-enak menempati kursi empuk DPR bukannya dipilih langsung oleh rakyat seperti di Amerika dimana anggota House of Representatives mewakili satu distrik pemilihan. Supaya mereka lebih tahu diri, jangan bertindak seperti layaknya wakil tuhan di dunia. > Mansyur Alkatiri > Balitbang PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah > www.alirsyad.org > > Date: Sat, 11 Mar 2006 07:29:41 -0000 > > From: "Alvin Daniel" <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: Debat RUU APP di milis yang carut marut > > terbukti lah sudah misi pemimpin negeri ini: > MEMBUBARKAN INDONESIA dengan ideologi! > > --- In [EMAIL PROTECTED], reporter jalanan > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Debat RUU APP di milis yang carut marut > > > > "Debat RUU APP di milis yang carut marut", > itulah inti dari artikel yang > > dimuat Harian Republika edisi hari ini (Kamis, 8 > Maret 2006). Walau > tak > > disebut dengan jelas, sudah pasti milis yang > dimaksud adalah > MediaCare. Sedangkan inisial HAA yang dipuji > Republika sebagai sosok > berpikiran positif adalah Haji Asan Aji, tak lain > wartawan Republika yang > ngepos di Malang. L yang disebut sebagai lawan debat > HAA adalah > Muhammad Latief, redaktur Majalah MATRA. > > > > Menurut penilaian Republika, polemik yang > terjadi di milis Mediacare > > tambah carut marut dengan menyinggung soal koteka > orang Papua, > terpuruknya pariwisata Bali dan pengkambing hitaman > Islam yang > dituding ingin memaksakan kehendak, Islam yang > ingin menerapkan > budaya yang tak Ngindonesia. > > > > Intinya, orang-orang yang menentang RUU APP itu, > walau > berpendidikan, sayangnya punya hati dan pikiran > yang tak sehat dan tak > waras. Republika juga menuding mereka yang tak > setuju RUU APP telah > berkolaborasi dengan Barat. > > > > Silakan simak artikelnya...ada di bawah. > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/