Re: [wanita-muslimah] Beda antara Cinta dan Cocok

2006-09-03 Terurut Topik anantö/
*Beda Antara Cinta, Suka dan Sayang*



Di hadapan orang yang kau cintai
musim dingin berubah menjadi seperti musim semi
Di hadapan orang yang kau sukai
musim dingin tetap saja menjadi musim dingin
hanya suasananya menjadi lebih indah sedikit

Di hadapan orang yang kau cintai
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat
Di hadapan orang yang kau sukai
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Di hadapan orang yang kau cintai
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Di hadapan orang yang kau sukai
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis
engkaupun akan ikut menangis di sisinya
Jika orang yang kau sukai menangis
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata
sedangkan rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang
cukup dengan menutup telinga
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu
dari orang yang kau cintai
Cinta itu berubah menajdi tetesan air mata
dan terus tinggal dalam hatimu
dalam jarak waktu yang cukup lama

Tetapi, selain suka dan cinta, ada perasaan yang lebih mendalam
yaitu rasa sayang...
Rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta
Rasa yang tidak mudah berubah
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi
Cinta ingin memiliki
Tetapi sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia
meskipun harus kehilangan...


On 9/2/06, seismic_yuni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 BEDA ANTARA CINTA DAN COCOK
 Oleh: Dr. Paul Gunadi

 Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta
 --cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai
 prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah
 bersama masuk ke mahligai pernikahan.

 Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat
 kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk
 merekatkan keduanya.

 Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk
 merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta.

 Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.

 Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba
 hinggap di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah datang karena
 sulit sekali (meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri
 mencintai seseorang.

 Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke
 arah orang yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut
 berperan dalam proses pengemudian ini.

 Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan
 tertentu. Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu,
 kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri
 dengan orang tersebut.

 Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka.

 Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan
 gadis atau pria itu karena sabarannya, kebaikannya menolong kita,
 perhatiannya yang besar terhadap kita, wajahnya yang cantik atau
 sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya. Dengan kata lain, setelah
 menyaksikan kualitas tersebut di
 atas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu
 dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita
 mengagumi pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah
 lembut, memang kita mengukai orang yang rela menolong orang lain dan
 seterusnya.

 Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada
 dirinya.

 Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan.

 Namun khusus untuk pembahasan kali ini,saya membatasi lingkup cinta
 hanya pada unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering
 dianggap demikian. Saya berikan contoh.

 Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu
 saya cocok tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya
 tidak cocok tinggal di rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe
 orang yang rajin membersihkan dan memelihara taman (yang dengan cepat
 akan bertumbuh kembang menjadi hutan). Itulah salah satu contoh di
 mana suka tidak sama dengan cocok.

 Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang
 berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya.

 Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar
 (tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan
 dengan suka. Pada intinya, yang saya sukai belum tentu cocok buat
 saya; yang cocok dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita
 akan melihat kaitannya dengan pemilihan pasangan hidup.

 Tatkala kita mencintai seseorang, sebenarnya kita terlebih dahulu
 menyukainya,dalam pengertian kita suka dengan ciri tertentu pada
 dirinya. Rasa suka yang besar (yang akhirnya berpuncak pada cinta)
 akan menutupi rasa tidak suka yang lebih kecil dan -- ini yang penting
 -- cenderung menghalau
 ketidakcocokan yang ada di antara kita. Di sinilah terletak awal
 masalah.

 Ini yang acap kali terjadi dalam masa berpacaran.

[wanita-muslimah] Beda antara Cinta dan Cocok

2006-09-02 Terurut Topik seismic_yuni
BEDA ANTARA CINTA DAN COCOK
Oleh: Dr. Paul Gunadi

Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta 
--cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai 
prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah 
bersama masuk ke mahligai pernikahan.

Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat 
kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk 
merekatkan keduanya.

Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk 
merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta.

Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.

Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba 
hinggap di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah datang karena 
sulit sekali (meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri 
mencintai seseorang.

Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke 
arah orang yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut 
berperan dalam proses pengemudian ini.

Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan 
tertentu. Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu,
kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri 
dengan orang tersebut.

Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka.

Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan 
gadis atau pria itu karena sabarannya, kebaikannya menolong kita, 
perhatiannya yang besar terhadap kita, wajahnya yang cantik atau 
sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya. Dengan kata lain, setelah 
menyaksikan kualitas tersebut di
atas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu 
dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita 
mengagumi pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah 
lembut, memang kita mengukai orang yang rela menolong orang lain dan 
seterusnya.

Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada 
dirinya.

Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan.

Namun khusus untuk pembahasan kali ini,saya membatasi lingkup cinta 
hanya pada unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering 
dianggap demikian. Saya berikan contoh.

Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu 
saya cocok tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya 
tidak cocok tinggal di rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe 
orang yang rajin membersihkan dan memelihara taman (yang dengan cepat 
akan bertumbuh kembang menjadi hutan). Itulah salah satu contoh di 
mana suka tidak sama dengan cocok. 

Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang
berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya.

Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar 
(tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan 
dengan suka. Pada intinya, yang saya sukai belum tentu cocok buat 
saya; yang cocok dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita 
akan melihat kaitannya dengan pemilihan pasangan hidup.

Tatkala kita mencintai seseorang, sebenarnya kita terlebih dahulu 
menyukainya,dalam pengertian kita suka dengan ciri tertentu pada 
dirinya. Rasa suka yang besar (yang akhirnya berpuncak pada cinta) 
akan menutupi rasa tidak suka yang lebih kecil dan -- ini yang penting 
-- cenderung menghalau
ketidakcocokan yang ada di antara kita. Di sinilah terletak awal 
masalah.

Ini yang acap kali terjadi dalam masa berpacaran.

Rasa suka meniup pergi ketidakcocokan di antara kita, bahkan pada 
akhirnya kita beranggapan atau berilusi bahwa rasa suka itu identik 
dengan kecocokan. Kita kadang berpikir atau berharap,Saya 
menyukainya, berarti saya (akan) cocok dengannya. Salah besar!

Suka tidak sama dengan cocok; cinta tidak identik dengan cocok!

Alias, kita mungkin mencintai seseorang yang sama sekali tidak cocok 
dengan kita.

Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia 
menetapkan satu kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan 
istri manusia, yakni, Aku akan menjadikan penolong baginya, yang 
sepadan dengan dia.

Kata sepadan dapat kita ganti dengan kata cocok. Tuhan tidak hanya 
menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia 
sengaja menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam.

Tuhan tahu bahwa untuk dua manusia bisa hidup bersama mereka harus 
cocok.
Menarik sekali bahwa Tuhan tidak mengagungkan cinta (romantik) sebagai 
prasyarat pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang 
terpenting bagi suami dan istri adalah kecocokan. Ironisnya adalah, 
kita telah menggeser hal esensial yang Tuhan tunjukkan kepada kita 
dengan cara mengganti kata cocok dengan kata cinta. Tuhan 
menginginkan yang terbaik
bagi kita; itulah sebabnya Ia telah menyingkapkan hikmat-Nya kepada 
kita.

Sudah tentu cinta penting, namun yang terlebih penting ialah, apakah 
ia cocok denganku?

Saya teringat ucapan Norman Wright, seorang pakar