[wanita-muslimah] Emansipasi Perempuan : Antara Syariat Islam dan Feodalisme Kultural

2007-05-01 Terurut Topik satriyo
Emansipasi Perempuan : Antara Syariat Islam dan Feodalisme Kultural 
Apr 23, '07 11:35 AM

oleh: Akmal al-bughury

http://akmal.multiply.com/journal/item/514

assalaamu'alaikum wr. wb.

Bicara soal Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, 
tentu dikaitkan dengan emansipasi perempuan. Bicara soal emansipasi 
perempuan, tentu perlu menengok ke belakang, yaitu ke masa-masa 
ketika kaum perempuan termarjinalkan dalam segala segi kehidupan ; 
kesempatan beroleh pendidikan yang lebih kecil, kesempatan berkarir 
yang nyaris nol, dan kewajiban untuk patuh tanpa syarat kepada suami 
dan orang tuanya. Bicara soal sempitnya kehidupan kaum Hawa, sudah 
pasti ada hubungannya dengan feodalisme. Lalu mengapa ada pihak yang 
selalu menghubung-hubungkan dengan syariat Islam? 

Dengan nada yang `cukup ketus' namun implisit, Al-Qur'an mencela 
orang-orang yang mengeluh karena dikaruniai anak-anak perempuan. 
Alasannya cukup jelas, yaitu karena baik anak-anak perempuan atau 
laki-laki, semuanya adalah pemberian Allah. Kalau yang memberi adalah 
Allah, pantaskah mencela pemberian itu?

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa 
yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa 
yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang 
Dia kehendaki.
(Q.S. Asy-Syuura [42] : 49)

Lantas darimana datangnya ketidakadilan terhadap kaum perempuan?

Ketika Rasulullah saw. diutus, orang-orang Arab masih menjalankan 
praktik budaya `ajaib', yaitu merasa mendapat aib ketika mendapatkan 
anak perempuan. Dikatakan `ajaib', karena budaya semacam ini tidak 
memberikan solusi apa pun terhadap permasalahan manusia. Kalau semua 
orang Arab secara konsisten menganggap perempuan sebagai aib, dan 
kemudian semua perempuan dibinasakan, lantas apa yang akan tersisa 
dari peradaban mereka?

Ketika itu, perempuan dianggap sebagai makhluk lemah yang tidak 
berdaya dan tidak bisa membela dirinya. Tubuhnya adalah milik orang 
lain, pikirannya dianggap dangkal dan tidak mungkin berkembang. 
Perempuan adalah properti yang dapat diperlakukan seenaknya.

Salah satu poin penting dari dakwah Rasulullah saw. adalah mengangkat 
harkat dan martabat kaum perempuan. Revolusi yang dipelopori oleh 
beliau meliputi :

1. Larangan total membunuh anak-anak (baik laki-laki maupun 
perempuan) untuk alasan apa pun, termasuk dalam kondisi perang 
sekalipun.
2. Larangan menyakiti istri, kecuali dengan pukulan yang tidak 
mencederai dan tidak di daerah wajah. Itu pun jika sudah terjadi 
pembangkangan yang amat nyata kepada suami.
3. Kewajiban menutup aurat sekaligus larangan untuk melihat aurat 
demi menjaga kehormatan masing-masing.
4. Menegaskan kewajiban suami untuk menafkahi istrinya dan menjamin 
kecukupan hidupnya.
5. Memberi kesempatan yang sama bagi kaum perempuan untuk memperoleh 
ilmu dan pendidikan.

Allah SWT sendiri nampaknya memang sangat sengaja mengatur jalan 
hidup Rasulullah saw. sehingga berlawanan dengan gaya hidup `anti-
perempuan' kaum jahiliyyah. Anak-anak lelakinya tidak bertahan hidup 
hingga usia remaja, namun yang hidup hingga dewasa justru anak-anak 
perempuannya. Kemesraan hubungan ayah-anak antar Rasulullah saw. dan 
Fatimah ra. sudah begitu dikenal. Ketika menghadapi sakaratul maut 
beliau tidak ditemani oleh para ajudan atau panglima andalannya, 
melainkan oleh istrinya, yaitu `Aisyah ra. Bahkan ketika menggigil 
ketakutan setelah menerima wahyu pertama, beliau diselimuti oleh 
istri pertamanya, yaitu Khadijah ra. Dengan mudah kita dapat melihat 
bahwa kisah hidup beliau diwarnai oleh para perempuan hebat. Jalan 
hidup Rasulullah saw. seolah mengejek habis-habisan perilaku kaum 
jahiliyyah yang menganggap perempuan sebagai manusia kelas dua.

Kaum perempuan (yang sudah menjadi Muslimah) juga terbukti bukan kaum 
yang lemah. Jika membicarakan mengenai syuhada yang pertama, tentu 
tidak boleh melupakan keperkasaan keluarga Yasir, terutama 
ibunya `Ammar ra. Tidak rela aqidah-nya tergadai, perempuan mulia itu 
mati ditusuk tombak yang menembus tubuhnya dari bawah hingga ke atas. 
Kontras sekali dengan tipikal film-film Hollywood yang menggambarkan 
kaum perempuan sebagai makhluk yang manja, lemah, tidak berpendirian, 
mudah dibujuk, perlu diselamatkan, bahkan menyusahkan.

Kita juga tidak lupa akan para Muslimah yang datang kepada Rasulullah 
saw. dengan sebuah `gugatan' : jika para lelaki bisa mengejar surga 
dengan jihad, lantas bagaimana dengan kaum perempuan? Sebuah semangat 
yang membuat hati siapa pun bergetar. Mereka baru merasa lega setelah 
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa bakti kaum perempuan kepada suami 
dan keluarganya adalah sama halnya dengan jihad qital bagi kaum 
lelaki.

Tempo hari, sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia mengulas 
kembali dua buah film klasik tentang R.A. Kartini dan Cut Nyak Dhien. 
Sebuah perbandingan yang amat menarik. Kartini yang menderita karena 
pola pikir feodal di sekelilingnya, diperbandingkan dengan Cut Nyak 
Dhien yang baru saj

[wanita-muslimah] Emansipasi Perempuan!

2006-04-23 Terurut Topik Ambon



http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006042103064915

  Jum'at, 21 April 2006 
 
  BURAS

 
 
 
 
Emansipasi Perempuan! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya:





  "Hari kerja kok ibu pakai kebaya dan sanggul, ada acara apa?" tanya Putri.

  "Ini kan Hari Kartini!" jawab ibu. "Kebetulan ibu ketua panitia resepsinya di kantor, lalu dilanjutkan bakti sosial ke posyandu!"

  "Semangat Hari Kartini kan emansipasi, kok bakti sosial ke posyandu?" kejar Putri.

  "Emansipasi itu berarti freedom, kebebasan atau kemerdekaan! Lantas, freedom of what dan freedom for what?" jawab ibu. "Pertama freedom of posisinya sebagai objek, dalam hal apa saja! Pada dimensi ini, freedom for-nya memperjuangkan kesetaraan perannya dengan kaum pria!"

  "Soal gender itu sudah kupelajari!" sambut Putri. "Yang kutanya, kok ke posyandu?"

  "Kedua, pesan Kartini terpenting dengan habis gelap terbilah terang, freedom of kebodohan!" jelas ibu. "Tapi kebodohan merupakan lingkaran setan yang tak terlepas dari kemiskinan--orang bodoh karena miskin, orang miskin karena bodoh! Maka itu bakti sosial ke posyandu, selain membantu makanan tambahan buat balita, juga memberi penyuluhan kepada ibu-ibu!"

  "Penyuluhan cara membuat sanggul bunder?" kejar Putri.

  "Kok sinis?" timpal ibu. "Penyuluhan untuk menyiasati kemiskinan dalam menjaga kesehatan anaknya! Anak-anak yang sehat akan cerdas! Dengan cerdas, pendidikannya bisa maju dan punya modal ke masa depan untuk lolos dari cengkeraman kemiskinan!"

  "Kalau begitu terbit terangnya masih menanti satu generasi lagi, dong!" sambut Putri.

  "Bahkan Kartini wafat seabad lalu, realitasnya kini banyak perempuan masih hidup sebagai objek! Termasuk objek pornografi!" tukas ibu. "Untuk freedom of posisinya sebagai objek itu, tak cukup hanya dibuatkan undang-undang (UU) ini dan itu! UU perlu sebagai panduan formal, tapi kuncinya terletak pada manusianya, para perempuan itu sendiri! Kalau mereka masih mau merendahkan diri sendiri sebagai objek, akan tetap jadi objeklah mereka!"

  "Bagaimana kalau jumlah warga miskin terus bertambah, hingga karena terpaksa banyak perempuan tak bisa mengelak dari kenyataan hanya bisa bertahan hidup dengan menyerah sebagai objek?" tanya Putri.

  "Itu memang tantangan terberat emansipasi perempuan!" jawab ibu. "Tapi harus diyakini, kemiskinan tidak identik dengan kelemahan moral! Sehingga, meskipun kemiskinan makin menjerat bangsa, kaum ibu akan tetap bisa menjaga moralitas keluarga, terutama anak-anaknya, untuk terus berjuang dan berjuang mengemansipasikan dirinya dari posisi hanya sebagai objek dan bangkit sebagai subjek!"

  "Kok ibu bisa seyakin itu?" tanya Putri.

  "Ibu selalu teringat ucapan Presiden Woodrow Wilson saat menyetujui Amendemen ke-19 Konstitusi Amerika 20 Agustus 1920 yang mengakui hak pilih perempuan!" jawab ibu. "Ia berkata, peran perempuan penting untuk menjaga moral kehidupan kita, kehidupan bangsa! Sebagai penjaga moral bangsa, pasti perempuan tak mudah takluk pada kemiskinan!" ***
 


-- 

I am using the free version of SPAMfighter for private users.
It has removed 307 spam emails to date.
Paying users do not have this message in their emails.
Try www.SPAMfighter.com for free now!


[Non-text portions of this message have been removed]







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "wanita-muslimah" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.