Re: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan
:-)) evaluasi? cuman pengamat, ngakunya evaluasi..yang bener aja MQ... bilang saja lugas, ENTE ITU CUMAN KOMENTAR... yang ngerjain itu yang pantas evaluasi... harusnya malu ente sama hasan nasrallah... lihat tuh evaluasi beliau... bandingin kualitasnya sama evaluasi ente...jauh banget... sangat rendah hati dan penuh rasa sayang sama rakyat... nggak punya ego... :-)) - Original Message - From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, September 01, 2006 11:38 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan > Oh, oh, namanya saja evaluasi, membicarakan, menilai, mengevaluasi apa yang > telah terjadi. > Oh, oh, evaluasi itu memang bicara, bicara apa yang lalu > > Muammar Qaddhafi yang mendapat amanah dari Abah menjawab yang ana bisa jawab > pd mlm/hr Jmt. > > MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ > > > - Original Message - > From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Friday, September 01, 2006 16:25 > Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di > Lebanon Selatan > > > > Astagfirullah, > > > > hari gini, ketika semua orang bicara ttg bagaimana supaya damai > > ini masih saja berhitung soal menang kalah > > masih pake mentalitas perang...zhalim... > > > > tidak ada yang menang dari perang kemarin itu... > > yang ada hanyalah abu...semua jadi abu... > > ribuan orang korban itu apa belum cukup > > > > hasan nasrallah sendiri bahkan bilang kalau tahu sampai jadi begini > > kejadiannya, > > dia nggak akan nyulik dua tentara israel itu... > > harusnya kita2 yang haus darah ini (dengan justifikasi ayat supaya hati > > tentram ;-) ) malu sama beliau.. > > > > ini cuman suporter saja segini hebohnya... > > terlalu banyak bicara... sedikit kerja... > > kenapa nggak berangkat ke sana saat itu? > > > > - Original Message ----- > > From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: ; <[EMAIL PROTECTED]> > > Sent: Friday, September 01, 2006 2:51 AM > > Subject: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di > > Lebanon Selatan > > > > > > > > > > - Original Message - > > > From: "Taufik Munir" <[EMAIL PROTECTED]> > > > To: "rumah dunia" <[EMAIL PROTECTED]> > > > Cc: "faktual group" <[EMAIL PROTECTED]> > > > Sent: Sunday, August 20, 2006 03:53 > > > Subject: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan > > > > > > > > > Gerakan perjuangan Islam Hezbollah Lebanon tampil jaya dalam > > pertempurannya > > > melawan Rezim Zionis. Fakta bahwa Hezbollah keluar sebagai pemenang di > > medan > > > perang, adalah hal yang tak mungkin dipungkiri lagi bagi para pejabat > Tel > > > Aviv. Bahkan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni menyatakan, tak > satu > > > pun kekuatan militer dunia yang mampu menghadapi Hezbollah Lebanon. > > > Pernyataan tersebut dinilai para pengamat sebagai trik Tel Aviv dalam > > > menjustifikasi kekalahanya menghadapi perlawanan Hezbollah. Dengan kata > > > lain, hanya militer Israel yang dapat mengimbangi kekuatan Hezbollah. > > > Penyataan itu juga merupakan pengakuan Israel terhadap kemenangan > > Hezbollah > > > Lebanon. > > > > > > Kini saatnya kita mengevaluasi kerugian, korban, dan dampak dari > > > pertempuran kedua pihak. Data-data yang disebutkan berbagai media massa > > > selama pertempuran 32 hari itu menunjukkan, korban di pihak Lebanon > > mencapai > > > 789 orang yang sebagian besarnya warga sipil sementara korban di pihak > > > Israel tercatat 154 orang yang 115 di antaranya adalah para serdadu. > Jika > > > Hezbollah mampu menghancurkan kapal perang, tank, helikopter, dan > pesawat > > > tempur Zionis, sasaran serangan militer Israel selalu menghantam wilayah > > > permukiman dan infrastruktur Lebanon. Dapat dibayangkan sebesar apa > > kerugian > > > yang ditanggung pemerintah Lebanon. Yang pasti, proses rekonstruksinya > pun > > > akan memakan waktu lama dengan biaya yang sangat besar. > > > > > > Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa militer Israel tak pernah > > > memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan apapun dalam berperang. Tentu kita > > > semua tak mungkin melupakan tragedi di desa Qana, Lebanon selatan. Gugur > > > syahidnya puluhan anak kecil dan perempuan tak berdosa Lebanon akibat > > > s
Re: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan
Oh, oh, namanya saja evaluasi, membicarakan, menilai, mengevaluasi apa yang telah terjadi. Oh, oh, evaluasi itu memang bicara, bicara apa yang lalu Muammar Qaddhafi yang mendapat amanah dari Abah menjawab yang ana bisa jawab pd mlm/hr Jmt. MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ - Original Message - From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, September 01, 2006 16:25 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan > Astagfirullah, > > hari gini, ketika semua orang bicara ttg bagaimana supaya damai > ini masih saja berhitung soal menang kalah > masih pake mentalitas perang...zhalim... > > tidak ada yang menang dari perang kemarin itu... > yang ada hanyalah abu...semua jadi abu... > ribuan orang korban itu apa belum cukup > > hasan nasrallah sendiri bahkan bilang kalau tahu sampai jadi begini > kejadiannya, > dia nggak akan nyulik dua tentara israel itu... > harusnya kita2 yang haus darah ini (dengan justifikasi ayat supaya hati > tentram ;-) ) malu sama beliau.. > > ini cuman suporter saja segini hebohnya... > terlalu banyak bicara... sedikit kerja... > kenapa nggak berangkat ke sana saat itu? > > - Original Message - > From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> > To: ; <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Friday, September 01, 2006 2:51 AM > Subject: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di > Lebanon Selatan > > > > > > - Original Message - > > From: "Taufik Munir" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: "rumah dunia" <[EMAIL PROTECTED]> > > Cc: "faktual group" <[EMAIL PROTECTED]> > > Sent: Sunday, August 20, 2006 03:53 > > Subject: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan > > > > > > Gerakan perjuangan Islam Hezbollah Lebanon tampil jaya dalam > pertempurannya > > melawan Rezim Zionis. Fakta bahwa Hezbollah keluar sebagai pemenang di > medan > > perang, adalah hal yang tak mungkin dipungkiri lagi bagi para pejabat Tel > > Aviv. Bahkan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni menyatakan, tak satu > > pun kekuatan militer dunia yang mampu menghadapi Hezbollah Lebanon. > > Pernyataan tersebut dinilai para pengamat sebagai trik Tel Aviv dalam > > menjustifikasi kekalahanya menghadapi perlawanan Hezbollah. Dengan kata > > lain, hanya militer Israel yang dapat mengimbangi kekuatan Hezbollah. > > Penyataan itu juga merupakan pengakuan Israel terhadap kemenangan > Hezbollah > > Lebanon. > > > > Kini saatnya kita mengevaluasi kerugian, korban, dan dampak dari > > pertempuran kedua pihak. Data-data yang disebutkan berbagai media massa > > selama pertempuran 32 hari itu menunjukkan, korban di pihak Lebanon > mencapai > > 789 orang yang sebagian besarnya warga sipil sementara korban di pihak > > Israel tercatat 154 orang yang 115 di antaranya adalah para serdadu. Jika > > Hezbollah mampu menghancurkan kapal perang, tank, helikopter, dan pesawat > > tempur Zionis, sasaran serangan militer Israel selalu menghantam wilayah > > permukiman dan infrastruktur Lebanon. Dapat dibayangkan sebesar apa > kerugian > > yang ditanggung pemerintah Lebanon. Yang pasti, proses rekonstruksinya pun > > akan memakan waktu lama dengan biaya yang sangat besar. > > > > Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa militer Israel tak pernah > > memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan apapun dalam berperang. Tentu kita > > semua tak mungkin melupakan tragedi di desa Qana, Lebanon selatan. Gugur > > syahidnya puluhan anak kecil dan perempuan tak berdosa Lebanon akibat > > serangan udara militer Zionis yang meratakan sebuah gedung bertingkat > empat > > di desa Qana itu, adalah bukti nyata siapa yang menjadi sasaran serangan > > Israel. Sebaliknya, Hezbollah selalu menjaga etika dalam berperang. Sekjen > > Hezbollah, Sayyid Hasan Nasrollah, dalam sebuah pidatonya di Televisi > > mengimbau warga Israel di kota Heifa untuk segera meninggalkan kota agar > tak > > terkena roket-roket Hezbollah. > > > > Kini kita simak pengakuan terhadap kemampuan para pejuang Hezbollah dari > > mulut para perwira dan serdadu Israel. Suatu ketika, seorang serdadu > Zionis > > bernama Matan Taylor, yang bertugas menjaga pangkalan militer Israel di > > wilayah utara, terkejut mendengar instruksi atasannya. Ia diperingatkan > > untuk mewaspadai orang-orang yang mendekati pangkalan dengan mengenakan > > seragam tentara Israel. Sehari sebelumnya, sekelompok orang berpakaian > > tentara Israel menembaki sebuah rumah yang dipenuhi serdadu Zionis. Taylor > > m
Re: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan
Astagfirullah, hari gini, ketika semua orang bicara ttg bagaimana supaya damai ini masih saja berhitung soal menang kalah masih pake mentalitas perang...zhalim... tidak ada yang menang dari perang kemarin itu... yang ada hanyalah abu...semua jadi abu... ribuan orang korban itu apa belum cukup hasan nasrallah sendiri bahkan bilang kalau tahu sampai jadi begini kejadiannya, dia nggak akan nyulik dua tentara israel itu... harusnya kita2 yang haus darah ini (dengan justifikasi ayat supaya hati tentram ;-) ) malu sama beliau.. ini cuman suporter saja segini hebohnya... terlalu banyak bicara... sedikit kerja... kenapa nggak berangkat ke sana saat itu? - Original Message - From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, September 01, 2006 2:51 AM Subject: [wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan > > - Original Message - > From: "Taufik Munir" <[EMAIL PROTECTED]> > To: "rumah dunia" <[EMAIL PROTECTED]> > Cc: "faktual group" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Sunday, August 20, 2006 03:53 > Subject: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan > > > Gerakan perjuangan Islam Hezbollah Lebanon tampil jaya dalam pertempurannya > melawan Rezim Zionis. Fakta bahwa Hezbollah keluar sebagai pemenang di medan > perang, adalah hal yang tak mungkin dipungkiri lagi bagi para pejabat Tel > Aviv. Bahkan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni menyatakan, tak satu > pun kekuatan militer dunia yang mampu menghadapi Hezbollah Lebanon. > Pernyataan tersebut dinilai para pengamat sebagai trik Tel Aviv dalam > menjustifikasi kekalahanya menghadapi perlawanan Hezbollah. Dengan kata > lain, hanya militer Israel yang dapat mengimbangi kekuatan Hezbollah. > Penyataan itu juga merupakan pengakuan Israel terhadap kemenangan Hezbollah > Lebanon. > > Kini saatnya kita mengevaluasi kerugian, korban, dan dampak dari > pertempuran kedua pihak. Data-data yang disebutkan berbagai media massa > selama pertempuran 32 hari itu menunjukkan, korban di pihak Lebanon mencapai > 789 orang yang sebagian besarnya warga sipil sementara korban di pihak > Israel tercatat 154 orang yang 115 di antaranya adalah para serdadu. Jika > Hezbollah mampu menghancurkan kapal perang, tank, helikopter, dan pesawat > tempur Zionis, sasaran serangan militer Israel selalu menghantam wilayah > permukiman dan infrastruktur Lebanon. Dapat dibayangkan sebesar apa kerugian > yang ditanggung pemerintah Lebanon. Yang pasti, proses rekonstruksinya pun > akan memakan waktu lama dengan biaya yang sangat besar. > > Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa militer Israel tak pernah > memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan apapun dalam berperang. Tentu kita > semua tak mungkin melupakan tragedi di desa Qana, Lebanon selatan. Gugur > syahidnya puluhan anak kecil dan perempuan tak berdosa Lebanon akibat > serangan udara militer Zionis yang meratakan sebuah gedung bertingkat empat > di desa Qana itu, adalah bukti nyata siapa yang menjadi sasaran serangan > Israel. Sebaliknya, Hezbollah selalu menjaga etika dalam berperang. Sekjen > Hezbollah, Sayyid Hasan Nasrollah, dalam sebuah pidatonya di Televisi > mengimbau warga Israel di kota Heifa untuk segera meninggalkan kota agar tak > terkena roket-roket Hezbollah. > > Kini kita simak pengakuan terhadap kemampuan para pejuang Hezbollah dari > mulut para perwira dan serdadu Israel. Suatu ketika, seorang serdadu Zionis > bernama Matan Taylor, yang bertugas menjaga pangkalan militer Israel di > wilayah utara, terkejut mendengar instruksi atasannya. Ia diperingatkan > untuk mewaspadai orang-orang yang mendekati pangkalan dengan mengenakan > seragam tentara Israel. Sehari sebelumnya, sekelompok orang berpakaian > tentara Israel menembaki sebuah rumah yang dipenuhi serdadu Zionis. Taylor > mengatakan, kekuatan dan kapabilitas Hezbollah tak bisa dianggap remeh, > mereka mengenal baik setiap jengkal medan dan mereka tahu dimana harus > bersembunyi dan kapan saat yang tepat untuk menyerang. > > Sebagian besar tentara Israel yang diwawancarai Kantor Berita Iran (IRIB) > optimis dapat mengalahkan Hezbollah. Namun pada hakikatnya, mereka dihimpit > rasa takut karena harus berhadap-hadapan dengan pasukan yang nyaris tak > tersentuh. Menurut pengakuan para serdadu Israel, seringkali para pejuang > Hezbollah tiba-tiba muncul dibelakang pasukan Israel. Kekuatan Hezbollah > sangat mengejutkan militer Israel yang pada tahun 1982 mampu bergerak hingga > Beirut dalam dua hari. Seorang warga AS asal New Jersey, David Gross, yang > sejak dua tahun lalu bergabung dalam milier Israel mengatakan, "Kami > diturunkan ke medan pertempuran untuk memukul mundur Hezbollah, namun mereka > tetap b
[wanita-muslimah] Fw: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan
- Original Message - From: "Taufik Munir" <[EMAIL PROTECTED]> To: "rumah dunia" <[EMAIL PROTECTED]> Cc: "faktual group" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Sunday, August 20, 2006 03:53 Subject: [Sabili] Evaluasi Pertempuran 32 Hari di Lebanon Selatan Gerakan perjuangan Islam Hezbollah Lebanon tampil jaya dalam pertempurannya melawan Rezim Zionis. Fakta bahwa Hezbollah keluar sebagai pemenang di medan perang, adalah hal yang tak mungkin dipungkiri lagi bagi para pejabat Tel Aviv. Bahkan Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni menyatakan, tak satu pun kekuatan militer dunia yang mampu menghadapi Hezbollah Lebanon. Pernyataan tersebut dinilai para pengamat sebagai trik Tel Aviv dalam menjustifikasi kekalahanya menghadapi perlawanan Hezbollah. Dengan kata lain, hanya militer Israel yang dapat mengimbangi kekuatan Hezbollah. Penyataan itu juga merupakan pengakuan Israel terhadap kemenangan Hezbollah Lebanon. Kini saatnya kita mengevaluasi kerugian, korban, dan dampak dari pertempuran kedua pihak. Data-data yang disebutkan berbagai media massa selama pertempuran 32 hari itu menunjukkan, korban di pihak Lebanon mencapai 789 orang yang sebagian besarnya warga sipil sementara korban di pihak Israel tercatat 154 orang yang 115 di antaranya adalah para serdadu. Jika Hezbollah mampu menghancurkan kapal perang, tank, helikopter, dan pesawat tempur Zionis, sasaran serangan militer Israel selalu menghantam wilayah permukiman dan infrastruktur Lebanon. Dapat dibayangkan sebesar apa kerugian yang ditanggung pemerintah Lebanon. Yang pasti, proses rekonstruksinya pun akan memakan waktu lama dengan biaya yang sangat besar. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa militer Israel tak pernah memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan apapun dalam berperang. Tentu kita semua tak mungkin melupakan tragedi di desa Qana, Lebanon selatan. Gugur syahidnya puluhan anak kecil dan perempuan tak berdosa Lebanon akibat serangan udara militer Zionis yang meratakan sebuah gedung bertingkat empat di desa Qana itu, adalah bukti nyata siapa yang menjadi sasaran serangan Israel. Sebaliknya, Hezbollah selalu menjaga etika dalam berperang. Sekjen Hezbollah, Sayyid Hasan Nasrollah, dalam sebuah pidatonya di Televisi mengimbau warga Israel di kota Heifa untuk segera meninggalkan kota agar tak terkena roket-roket Hezbollah. Kini kita simak pengakuan terhadap kemampuan para pejuang Hezbollah dari mulut para perwira dan serdadu Israel. Suatu ketika, seorang serdadu Zionis bernama Matan Taylor, yang bertugas menjaga pangkalan militer Israel di wilayah utara, terkejut mendengar instruksi atasannya. Ia diperingatkan untuk mewaspadai orang-orang yang mendekati pangkalan dengan mengenakan seragam tentara Israel. Sehari sebelumnya, sekelompok orang berpakaian tentara Israel menembaki sebuah rumah yang dipenuhi serdadu Zionis. Taylor mengatakan, kekuatan dan kapabilitas Hezbollah tak bisa dianggap remeh, mereka mengenal baik setiap jengkal medan dan mereka tahu dimana harus bersembunyi dan kapan saat yang tepat untuk menyerang. Sebagian besar tentara Israel yang diwawancarai Kantor Berita Iran (IRIB) optimis dapat mengalahkan Hezbollah. Namun pada hakikatnya, mereka dihimpit rasa takut karena harus berhadap-hadapan dengan pasukan yang nyaris tak tersentuh. Menurut pengakuan para serdadu Israel, seringkali para pejuang Hezbollah tiba-tiba muncul dibelakang pasukan Israel. Kekuatan Hezbollah sangat mengejutkan militer Israel yang pada tahun 1982 mampu bergerak hingga Beirut dalam dua hari. Seorang warga AS asal New Jersey, David Gross, yang sejak dua tahun lalu bergabung dalam milier Israel mengatakan, "Kami diturunkan ke medan pertempuran untuk memukul mundur Hezbollah, namun mereka tetap bertahan. Bukankan ini sangat mengecewakan?" Senjata Hezbollah yang paling ditakuti para serdadu Israel adalah roket anti-tank yang mampu menghancurkan tank canggih sekelas Merkava. Menurut keterangan sejumlah tentara Israel, dalam pertempuran darat, para pejuang Hezbollah juga menggunakan roket tersebut untuk membubarkan barisan tentara Israel. Sebelum perang meletus, Hezbollah dikenal sebagai gerakan bersenjata, namun kini Hezbollah berubah menjadi kekuatan militer yang sesungguhnya. Pertempuran selama empat setengah minggu itu, berhasil mendongkrak reputasi dan popularitas Hezbollah di mata masyarakat dunia. Kini nyaris tak ada orang yang mengetahui siapa Sayyid Hasan Nasrollah. Di negara-negara Islam, Nasrollah disebut-sebut ksatria Arab. Aksi demo kaum muslimin selalu mewarnai kota-kota di berbagai negara Islam. Hezbollah dan Sayyid Hasan Nasrollah hampir mendominasi seluruh tayangan televisi, poster di sudut dinding kota, hingga kaos dan berbagai macam asesoris yang dijual di kaki lima. Bahkan di Bangladesh, sebuah jembatan yang baru diresmikan diberi nama Hezbollah. Yang lebih menarik lagi, Hezbollah dan Sayyid Hasan Nasrollah seolah menjadi tren di bumi Eropa. Di London, para pemuda Inggris memekikkan nama Nasrollah seraya meminta Hezbollah menghancu