[wanita-muslimah] Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas + Ular Pemakan Mayat ini .....

2010-03-14 Terurut Topik sunny
Refleksi :  Neters, jangan pakai pakai putih, nanti dikira mayat  oleh ular, 
lau disantap. Pakai yang hitam-hitam, bagusnya juga tutup muka atau berpakaian 
burkha. Pasti selamat! 

Ular dimandikan? Ada-ada saja kepercayaan.   

Kalau lebar perut 40 cm mungkin baru santapan enak dan tidak bisa banyak 
bergerak.

http://www.bangkapos.com/detail.php?section=1category=13subcat=13id=17258


Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas 

 
  Sumber : Muchsin/SURYA  
BANGKAPOS.COM, PAMEKASAN -- Meski ular itu sudah lama dilepas dan dikembalikan 
ke tempat semula di lubang kuburan ambruk, namun sampai sekarang masih menjadi 
pembicaraan hangat di kalangan masyarakat, Batuma-mar, Pamekasan.

Bahkan, sebagian besar masyarakat Batumar-mar, meyakini ular sepanjang 4 meter 
diameter 40 cm yang ditangkap Madin, 42, warga Kampung Kabe'en, Desa Bujur 
Barat, Kecamatan Batumar-mar, sebagai ular jadi-jadian.

Warga menyebut ular itu berjenis Cobra namun pengamat ular dari Fakultas 
Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), E Joko Putranto menduga 
jenisnya ular sawah atau ular piton. Jika ular piton, kemungkinan merupakan 
jenis retikulatus. Ini merupakan ular piton yang sisiknya berwarna hitam.

Selain diduga memangsa mayat, ular berkulit hitam dan lorek putih itu dipercaya 
mengerti bahasa manusia. Sehingga Madin yang mengurung ular di dalam kotak kayu 
berpintu kawat selama 21 hari kemudian melepasnya kembali. Setelah ditangkap, 
ular itu sempat diajak di tengah kerumunan warga dan ketika dilepas, lebih dulu 
dimandikan air kembang dan airnya diminum ular sampai habis.

Ular itu benar-benar aneh. Tidak seperti ular biasa yang sering kami lihat. 
Setiap kami melihat ular di dalam kotak, tubuh saya merinding dan bulu kuduk 
berdiri. Sorot matanya memancarkan mistik, kata Solehoddin, warga Desa Bujur 
Barat, Sabtu (13/3).

Misdin yang sudah empat kali melihat ular dari jarak dekat bersama puluhan 
warga lainnya, mengaku tidak berani lagi menatap kepala ular. Sebab setiap 
warga melihat, kepala ular itu berdiri tegak, mengembang seperti hendak 
memangsa. Lidahnya menjulur ke luar masuk dan tatapan matanya menyapu 
pengunjung.

Warga tidak ada yang berani mendekati makam ambruk tempat bersarangnya ular 
itu. Namun jika ditemani Pak Madin, kami berani ke sana, hanya saja tidak boleh 
berlama-lama, khawatir ular itu marah, ungkap Solehoddin.

Madin, yang selama ini sering menangkap ular menceritakan, beberapa waktu lalu, 
sekitar pukul 09.00 WIB, ia tengah bersiap- siap hendak ke luar kota. Tiba-tiba 
dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara seseorang minta tolong sambil 
memanggil namanya. Ketika Madin berlari ke arah suara, ia melihat Raji, 35, 
tetangganya berlari ketakutan dikejar ular. Waktu itu saya melihat ular 
mengejar dengan posisi tubuh bagian depan berdiri dan nyaris mematuk tubuh 
Raji, yang mengenakan baju putih, kata Madin.

Kemudian, ayah empat anak itu menghadang ular dan berdiri seperti menantang. 
Mendadak ular berdiri. Pada saat itu Madin menangkap dengan memegang kepalanya. 
Seketika ular yang semula diameter tubuhnya 40 cm meter tiba-tiba mengecil 
hampir 8 cm dan terlihat lemas seperti tidak punya tenaga.

Berita tertangkapnya ular aneh itu mengundang puluhan warga sekitar. Awalnya 
sebagian warga meminta Madin segera membunuh ular itu, namun Madin menolak, 
karena ada sesuatu yang aneh. Menurut Madin, saat itu ia mengatakan kepada 
warga dirinya mungkin orang yang tidak waras. Ia meminta warga menyaksikan 
dirinya berdialog dengan ular.

Hei Cobra, jika kamu benar-benar ular, maka saya dan warga akan membunuhmu 
sekarang juga. Tapi jika kamu bukan ular, tolong tunjukkan bisa beracun dan 
gigi taringmu yang tajam, kata Madin, kepada ular.

Ular yang semula tubuhnya lemas dan mulutnya tertutup rapat, lambat laun 
menganga. Ayo buka yang lebar, warga ingin melihat taringmu, tukas Madin. 
Kemudian ular memperlebar mulutnya, sehingga delapan taring gigi atas bawah 
terlihat jelas.

Selama dikurung dalam kotak kayu berukuran tinggi 75 cm, panjang 60 cm dan 
lebar 50 cm, selama 21 hari, ular itu tidak mau makan dan minum. Padahal Madin 
sudah memberi katak, belalang dan tahu serta minuman ke dalam kotak. Yang 
membuat kami heran, tubuh ular itu berubah-ubah bentuk. Pagi sampai siang, 
pukul 07.00 WIB - 12.00 WIB tubuhnya sebesar paha. Siang sampai magrib, 
tubuhnya mengecil seukuran gagang sapu. Dan magrib sampai pagi, tubuhnya 
seperti semula, kata Madin.

Diceritakan, sejak ular itu ditangkap, sebagian warga mengaku gelisah dan 
sering bermimpi ular. Bahkan, selama ular dikurung di dalam kamar rumah kosong, 
tidak turun hujan. Akhirnya warga sepakat ular itu dikembalikan ke tempatnya di 
makam Mat Hasan, yang ambruk. Hasan meninggal dua tahun lalu. Sebelum dilepas, 
disaksikan puluhan warga, ular itu dimandikan air kembang.

Saya tahu, selama kamu dikurung, kamu tidak makan dan minum. Ini air kembang, 
minumlah, kata Madin kepada ular. Dan saat itu ular langsung meminum setengah 
ember 

Re: [wanita-muslimah] Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas + Ular Pemakan Mayat ini .....

2010-03-14 Terurut Topik Dwi Soegardi
Kualitas posting Sunny benar2 menyedihkan. Kirain sudah setuju untuk
posting yang relevan, ternyata kambuh lagi penyakit asposnya (asal
posting) dan askirnya (asal kirim).

Prihatin nasib milis ini.

=DWS



On 3/14/10, sunny am...@tele2.se wrote:
 Refleksi :  Neters, jangan pakai pakai putih, nanti dikira mayat  oleh ular,
 lau disantap. Pakai yang hitam-hitam, bagusnya juga tutup muka atau
 berpakaian burkha. Pasti selamat!

 Ular dimandikan? Ada-ada saja kepercayaan.

 Kalau lebar perut 40 cm mungkin baru santapan enak dan tidak bisa banyak
 bergerak.

 http://www.bangkapos.com/detail.php?section=1category=13subcat=13id=17258


 Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas


   Sumber : Muchsin/SURYA
 BANGKAPOS.COM, PAMEKASAN -- Meski ular itu sudah lama dilepas dan
 dikembalikan ke tempat semula di lubang kuburan ambruk, namun sampai
 sekarang masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat,
 Batuma-mar, Pamekasan.

 Bahkan, sebagian besar masyarakat Batumar-mar, meyakini ular sepanjang 4
 meter diameter 40 cm yang ditangkap Madin, 42, warga Kampung Kabe'en, Desa
 Bujur Barat, Kecamatan Batumar-mar, sebagai ular jadi-jadian.

 Warga menyebut ular itu berjenis Cobra namun pengamat ular dari Fakultas
 Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), E Joko Putranto
 menduga jenisnya ular sawah atau ular piton. Jika ular piton, kemungkinan
 merupakan jenis retikulatus. Ini merupakan ular piton yang sisiknya berwarna
 hitam.

 Selain diduga memangsa mayat, ular berkulit hitam dan lorek putih itu
 dipercaya mengerti bahasa manusia. Sehingga Madin yang mengurung ular di
 dalam kotak kayu berpintu kawat selama 21 hari kemudian melepasnya kembali.
 Setelah ditangkap, ular itu sempat diajak di tengah kerumunan warga dan
 ketika dilepas, lebih dulu dimandikan air kembang dan airnya diminum ular
 sampai habis.

 Ular itu benar-benar aneh. Tidak seperti ular biasa yang sering kami lihat.
 Setiap kami melihat ular di dalam kotak, tubuh saya merinding dan bulu kuduk
 berdiri. Sorot matanya memancarkan mistik, kata Solehoddin, warga Desa
 Bujur Barat, Sabtu (13/3).

 Misdin yang sudah empat kali melihat ular dari jarak dekat bersama puluhan
 warga lainnya, mengaku tidak berani lagi menatap kepala ular. Sebab setiap
 warga melihat, kepala ular itu berdiri tegak, mengembang seperti hendak
 memangsa. Lidahnya menjulur ke luar masuk dan tatapan matanya menyapu
 pengunjung.

 Warga tidak ada yang berani mendekati makam ambruk tempat bersarangnya ular
 itu. Namun jika ditemani Pak Madin, kami berani ke sana, hanya saja tidak
 boleh berlama-lama, khawatir ular itu marah, ungkap Solehoddin.

 Madin, yang selama ini sering menangkap ular menceritakan, beberapa waktu
 lalu, sekitar pukul 09.00 WIB, ia tengah bersiap- siap hendak ke luar kota.
 Tiba-tiba dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara seseorang minta tolong
 sambil memanggil namanya. Ketika Madin berlari ke arah suara, ia melihat
 Raji, 35, tetangganya berlari ketakutan dikejar ular. Waktu itu saya
 melihat ular mengejar dengan posisi tubuh bagian depan berdiri dan nyaris
 mematuk tubuh Raji, yang mengenakan baju putih, kata Madin.

 Kemudian, ayah empat anak itu menghadang ular dan berdiri seperti menantang.
 Mendadak ular berdiri. Pada saat itu Madin menangkap dengan memegang
 kepalanya. Seketika ular yang semula diameter tubuhnya 40 cm meter tiba-tiba
 mengecil hampir 8 cm dan terlihat lemas seperti tidak punya tenaga.

 Berita tertangkapnya ular aneh itu mengundang puluhan warga sekitar. Awalnya
 sebagian warga meminta Madin segera membunuh ular itu, namun Madin menolak,
 karena ada sesuatu yang aneh. Menurut Madin, saat itu ia mengatakan kepada
 warga dirinya mungkin orang yang tidak waras. Ia meminta warga menyaksikan
 dirinya berdialog dengan ular.

 Hei Cobra, jika kamu benar-benar ular, maka saya dan warga akan membunuhmu
 sekarang juga. Tapi jika kamu bukan ular, tolong tunjukkan bisa beracun dan
 gigi taringmu yang tajam, kata Madin, kepada ular.

 Ular yang semula tubuhnya lemas dan mulutnya tertutup rapat, lambat laun
 menganga. Ayo buka yang lebar, warga ingin melihat taringmu, tukas Madin.
 Kemudian ular memperlebar mulutnya, sehingga delapan taring gigi atas bawah
 terlihat jelas.

 Selama dikurung dalam kotak kayu berukuran tinggi 75 cm, panjang 60 cm dan
 lebar 50 cm, selama 21 hari, ular itu tidak mau makan dan minum. Padahal
 Madin sudah memberi katak, belalang dan tahu serta minuman ke dalam kotak.
 Yang membuat kami heran, tubuh ular itu berubah-ubah bentuk. Pagi sampai
 siang, pukul 07.00 WIB - 12.00 WIB tubuhnya sebesar paha. Siang sampai
 magrib, tubuhnya mengecil seukuran gagang sapu. Dan magrib sampai pagi,
 tubuhnya seperti semula, kata Madin.

 Diceritakan, sejak ular itu ditangkap, sebagian warga mengaku gelisah dan
 sering bermimpi ular. Bahkan, selama ular dikurung di dalam kamar rumah
 kosong, tidak turun hujan. Akhirnya warga sepakat ular itu dikembalikan ke
 tempatnya di makam Mat Hasan, yang ambruk. Hasan meninggal 

Re: [wanita-muslimah] Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas + Ular Pemakan Mayat ini .....

2010-03-14 Terurut Topik sunny
Yang memandikan ular itu adalah kaum muslimin, mengapa tidak perhatikan hal 
tsb? 

  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, March 14, 2010 9:05 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas + 
Ular Pemakan Mayat ini .



  Kualitas posting Sunny benar2 menyedihkan. Kirain sudah setuju untuk
  posting yang relevan, ternyata kambuh lagi penyakit asposnya (asal
  posting) dan askirnya (asal kirim).

  Prihatin nasib milis ini.

  =DWS

  On 3/14/10, sunny am...@tele2.se wrote:
   Refleksi : Neters, jangan pakai pakai putih, nanti dikira mayat oleh ular,
   lau disantap. Pakai yang hitam-hitam, bagusnya juga tutup muka atau
   berpakaian burkha. Pasti selamat!
  
   Ular dimandikan? Ada-ada saja kepercayaan.
  
   Kalau lebar perut 40 cm mungkin baru santapan enak dan tidak bisa banyak
   bergerak.
  
   http://www.bangkapos.com/detail.php?section=1category=13subcat=13id=17258
  
  
   Habis Dimandikan Kembang Ular itu Dilepas
  
  
   Sumber : Muchsin/SURYA
   BANGKAPOS.COM, PAMEKASAN -- Meski ular itu sudah lama dilepas dan
   dikembalikan ke tempat semula di lubang kuburan ambruk, namun sampai
   sekarang masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat,
   Batuma-mar, Pamekasan.
  
   Bahkan, sebagian besar masyarakat Batumar-mar, meyakini ular sepanjang 4
   meter diameter 40 cm yang ditangkap Madin, 42, warga Kampung Kabe'en, Desa
   Bujur Barat, Kecamatan Batumar-mar, sebagai ular jadi-jadian.
  
   Warga menyebut ular itu berjenis Cobra namun pengamat ular dari Fakultas
   Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), E Joko Putranto
   menduga jenisnya ular sawah atau ular piton. Jika ular piton, kemungkinan
   merupakan jenis retikulatus. Ini merupakan ular piton yang sisiknya berwarna
   hitam.
  
   Selain diduga memangsa mayat, ular berkulit hitam dan lorek putih itu
   dipercaya mengerti bahasa manusia. Sehingga Madin yang mengurung ular di
   dalam kotak kayu berpintu kawat selama 21 hari kemudian melepasnya kembali.
   Setelah ditangkap, ular itu sempat diajak di tengah kerumunan warga dan
   ketika dilepas, lebih dulu dimandikan air kembang dan airnya diminum ular
   sampai habis.
  
   Ular itu benar-benar aneh. Tidak seperti ular biasa yang sering kami lihat.
   Setiap kami melihat ular di dalam kotak, tubuh saya merinding dan bulu kuduk
   berdiri. Sorot matanya memancarkan mistik, kata Solehoddin, warga Desa
   Bujur Barat, Sabtu (13/3).
  
   Misdin yang sudah empat kali melihat ular dari jarak dekat bersama puluhan
   warga lainnya, mengaku tidak berani lagi menatap kepala ular. Sebab setiap
   warga melihat, kepala ular itu berdiri tegak, mengembang seperti hendak
   memangsa. Lidahnya menjulur ke luar masuk dan tatapan matanya menyapu
   pengunjung.
  
   Warga tidak ada yang berani mendekati makam ambruk tempat bersarangnya ular
   itu. Namun jika ditemani Pak Madin, kami berani ke sana, hanya saja tidak
   boleh berlama-lama, khawatir ular itu marah, ungkap Solehoddin.
  
   Madin, yang selama ini sering menangkap ular menceritakan, beberapa waktu
   lalu, sekitar pukul 09.00 WIB, ia tengah bersiap- siap hendak ke luar kota.
   Tiba-tiba dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara seseorang minta tolong
   sambil memanggil namanya. Ketika Madin berlari ke arah suara, ia melihat
   Raji, 35, tetangganya berlari ketakutan dikejar ular. Waktu itu saya
   melihat ular mengejar dengan posisi tubuh bagian depan berdiri dan nyaris
   mematuk tubuh Raji, yang mengenakan baju putih, kata Madin.
  
   Kemudian, ayah empat anak itu menghadang ular dan berdiri seperti menantang.
   Mendadak ular berdiri. Pada saat itu Madin menangkap dengan memegang
   kepalanya. Seketika ular yang semula diameter tubuhnya 40 cm meter tiba-tiba
   mengecil hampir 8 cm dan terlihat lemas seperti tidak punya tenaga.
  
   Berita tertangkapnya ular aneh itu mengundang puluhan warga sekitar. Awalnya
   sebagian warga meminta Madin segera membunuh ular itu, namun Madin menolak,
   karena ada sesuatu yang aneh. Menurut Madin, saat itu ia mengatakan kepada
   warga dirinya mungkin orang yang tidak waras. Ia meminta warga menyaksikan
   dirinya berdialog dengan ular.
  
   Hei Cobra, jika kamu benar-benar ular, maka saya dan warga akan membunuhmu
   sekarang juga. Tapi jika kamu bukan ular, tolong tunjukkan bisa beracun dan
   gigi taringmu yang tajam, kata Madin, kepada ular.
  
   Ular yang semula tubuhnya lemas dan mulutnya tertutup rapat, lambat laun
   menganga. Ayo buka yang lebar, warga ingin melihat taringmu, tukas Madin.
   Kemudian ular memperlebar mulutnya, sehingga delapan taring gigi atas bawah
   terlihat jelas.
  
   Selama dikurung dalam kotak kayu berukuran tinggi 75 cm, panjang 60 cm dan
   lebar 50 cm, selama 21 hari, ular itu tidak mau makan dan minum. Padahal
   Madin sudah memberi katak, belalang dan tahu serta minuman ke dalam kotak.
   Yang membuat kami heran, tubuh ular itu