Pak Jano,
Thread di bawah ini yang tadinya berjudul "Yusuf Qardhawi ...." ini merupakan 
pendapat pak Chodjim tentang ibadah haji, khususnya ibadah haji berulang kali, 
maka saya ganti judulnya supaya pas. Sudah jelas bahwa ibadah haji itu hanya 
diwajibkan satu kali saja seumur hidup bagi yang mampu, maka di tengah rakyat 
yang semakin banyak yang menderita dan miskin karena berbagai sebab, rasanya 
memang tidak pantas seseorang yang walaupun mampu dari segi biaya lalu berulang 
kali melakukan ibadah haji padahal ibadah ini kan melibatkan jumlah uang yang 
relatif besar dan juga ada pembatasan kuota haji dari berbagai negara termasuk 
kuota untuk haji Indonesia.

Akan lebih baik jika uang untuk haji berulang kali itu digunakan untuk kebaikan 
manusia lainnya yang menderita misalnya, membantu anak-anak yang tidak sekolah 
karena tidak punya biaya, membantu orang yang kehilangan rumah karena banjir, 
kebakaran, kena puting beliung, dll. Apalagi masih banyak calon haji yang ada 
di daftar tunggu karena kuotanya sudah habis (termasuk habis oleh orang yang 
berulang kali naik haji). mengapa yang dipentingkan berulang kali melakukan 
ibadah individual seseorang untuk tujuan memperbaiki habluminallahnya saja, 
sementara yang habluminanass-nya terlupakan. Padahal seperti yang dijelaskan 
pak Chodjim, setiap hal yang dilakukan dalam ibadah haji seperti pakaian ihrom, 
thawaf, sa'i, wukuf, melempar jumrah itu sarat dengan simbol-simbol untuk 
kebaikan dalam hubungan dengan Allah dan sesama manusia atau makhluk lainnya 
ciptaan Allah. Jika ibadah haji hanya sekedar rekreasi dan menyembah berhala, 
walaupun dilakukan berulang kali, tentunya tidak akan memperbaiki akhlak 
pelakunya. Saya menjadi sangat heran ketika pak Jano malah mengomentari urusan 
pergi ke Inggris dan ke Bali, memangnya ibadah haji itu sama dengan kegiatan ke 
Inggris dan ke Bali?

Jadi pak Jano jangan bingung dan sedih karena tidak memahami yang ditulis oleh 
pak Chodjim, blio bukan melarang orang untuk naik haji atau melarang pak Jano 
pergi kemanapun yang pak Jano suka, tapi melarang orang yang berhaji hanya 
sekedar rekreasi dan melakukan beragam ritual hajinya itu tanpa memahami ritual 
tersebut. Apalagi jika kelakuan tidak memahami hajinya itu dilakukan berulang 
kali.

Jika masih kurang mengerti juga dan pak Jano jadi bingung, coba pak Jano 
jelaskan berbaju ihrom, thawaf, sa'i, lempar jumroh, dll dalam haji yang harus 
dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya oleh seorang haji ketika pulang ke 
Indonesia? Saya sependapat dengan pak Chodjim, jika dilakukan dengan benar dan 
setiap haji menjadi haji mabrur ketika pulang ke Indonesia, maka Indonesia 
tidak akan seperti saat ini, saat ini begitu banyak orang yang mau melakukan 
ibadah haji dan begitu banyak yang sudah berhaji, termasuk yang berulang kali, 
tapi entahlah kemabrurannya, apalagi jika haji itu memakai uang hasil korupsi.

salam
Aisha
--------
From: Jano Ko
Pak Achmad berkata =
Oleh karena itu, mendatangi fisik Mekah berkali-kali justru tak dibenarkan. 
Yang diwajibkan setelah mendatangi Rasul adalah zikir sebanyak-banyaknya (QS 
2:200).
     -----------
     Jano - ko  =
     Jano - ko bersedih, ini berarti jano-ko tidak dibenarkan berkali-kali 
datang ke Inggris soale disono ada adikku dan ibu angkat jano-ko, ini juga 
berarti jano-ko tidak dibenarkan berwisata ke Bali berkali-kali ?,    
     Atau......
     Atau justru berwisata ke Bali berkali-kali malah dibenarkan ?
     Jano-ko bingun.....dan bersedih ria.
     Salam manis.
-----------
On 2/9/07, Achmad Chodjim wrote:
>
> Agama Islam memang mewajibkan ibadah haji sekali seumur hidup. Ajaran
> inilah yang dilupakan oleh pemeluk Islam. Dan, pergi haji yang sekali seumur
> hidup itupun adalah untuk mendatangi Rasul Allah (QS 22:27). Oleh karena
> itu, mendatangi fisik Mekah berkali-kali justru tak dibenarkan. Yang
> diwajibkan setelah mendatangi Rasul adalah zikir sebanyak-banyaknya (QS
> 2:200).
>
> Zikir itulah yang harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata setelah
> kembali di tanah air. Lakukan tawaf, sya'i, wukuf, melempar jumrah dalam
> kehidupan sehari-hari di rumah/tanah air. Ber-ihramlah dalam kehidupan
> sehari-hari. Yang demikianlah, yang haji mabrur itu. Jika perintah haji
> untuk mendatangi Rasul dilakukan dengan benar, insya Allah tidak terjadi
> bencana yang bertubi-tubi di negeri kita tercinta ini.
>
> Sayang ya..., pada umumnya umat Islam berhaji ini bak rekreasi dan
> berperilaku seperti penyembah berhala, hehehe....
>
> Wassalam,
> chodjim

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke