[wanita-muslimah] Indonesia Abstain dalam Konflik Iran
12.02.2006 Indonesia Abstain dalam Konflik Iran Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu Indonesia memilih abstain. Oleh: Daniel Scheschkewitz dari Berlin (Dua juta sukarelawan Asia Tenggara siap berangkat ke Iran) Adalah hak semua negara untuk memanfaatkan dan menerapkan teknologi maju, termasuk teknologi nuklir, untuk tujuan damai. Demikian pembelaan diri Iran atas ancaman aksi militer Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Iran. Wakil Presiden Iran Esfandiar Rahim Mashee menegaskan bahwa tidak takut atas ancaman aksi militer Amerika maupun negara-negara lain atas program nuklir Iran. Dalam kunjungannya di Indonesia, Mashee menegaskan lagi, bukan senjata nuklir yang kini tengah mereka kembangkan, melainkan riset, teknologi dan ilmu tentang nuklir. "Kami tidak takut serangan Amerika dan negara-negara lain terhadap instalasi nuklir Iran. Kenapa? Karena kami tidak punya apa-apa untuk disembunyikan. Kami tidak punya instalasi untuk bikin bom nuklir. Oleh karena itu mereka mau menyerang apa di Iran? Yang kedua, yang kami miliki bukan senjata nuklir, melainkan teknologi nuklir dan ilmu. Dan ilmu itu tidak bisa dibom, tidak bisa dihancurkan senjata-senjata berat." Kata-kata keras Mashee ini dilontarkan menanggapi ucapan Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney yang mengatakan, pemerintahnya tidak mengesampingkan opsi aksi militer terhadap Iran, jika sengketa ini terus berlarut-larut. Mashaee juga heran, mengapa dunia cemas terhadap program riset nuklir Iran yang jelas bertujuan damai. Ia menuding, seluruh persengkataan berkenaan nuklir ini berpangkal pada penerapan standar ganda. "Kami mau bertanya, kenapa mereka terus menerus menerapkan standar ganda terhadap negara-negara berkembang. Kami terus menerus dikritik , padahal yang mengkritiknya adalah negara-negara yang belum menandatangani protokol tambahan dan justru negara-negara yang belum menjadi negara pakta non proliferasi nuklir (NPT)." Wakil Presiden Esfandar Rahim Mashee berada di Indonesia untuk menggalang dukungan dalam sengketa program riset nuklirnya. Tetapi misi Esfandar Mashee di Indonesia rupanya tak terlalu sukses. Pemerintah Indonesia tidak mau mengambil sikap. Sebagaimana tergambar dari ucapan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, usai pertemuan dengan wapres Iran itu. Dalam masalah sengketa nuklir Iran ini, Indonesia lebih menyetujui adanya suatu tahap perundingan. Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu Indonesia memang memilih abstain. Pengamat masalah internasional, Rizal Sihbudi menilai dibalik ke tidakjelasan suara itu, Indonesia sebenarnya lebih condong mendukung Iran. Alasannya tak jauh dari ketergantungan Indonesia atas harga minyak dunia. Bila persengketaan nuklir Iran semakin parah, harga minyak dunia niscaya ikut gonjang-ganjing. Indonesia yang sering terguncang ekonominya gara-gara harga minyak, tentu akan sangat menderita. Namun untuk terang-terangan mendukung Iran, tentu saja agak sulit. Sebab, menurut Sihbudi, Indonesia pun masih tak kunjung mampu melepaskan ketergantungan ekonominya pada dunia Barat. Serba salah, itulah dorongan Indonesia memilih abstain untuk cari aman. Sengketa nuklir Iran berawal tahun 2002. Kala itu, kelompok oposisi buka suara tentang adanya instalasi pengayaan uranium di Natanz dan reaktor air berat nuklir di Arak, Iran. Perundingan berjalan sangat alot. Iran akhirnya membuka segel yang dipasang Badan Energi Atom Dunia IAEA , dan meneruskan lagi program pengayaan uranium yang dipermasalahkan. Akhirnya, IAEA mengesahkan resolusi yang digagas Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk membawa kasus nuklir Iran ini ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa bangsa. 6 Maret nanti, Dewan Keamanan PBB akan mulai menyidangkan perkara ini. - Yahoo! Autos. Looking for a sweet ride? Get pricing, reviews, & more on new and used cars. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.c
[wanita-muslimah] Indonesia Abstain dalam Konflik Iran
12.02.2006 Indonesia Abstain dalam Konflik Iran Oleh: Daniel Scheschkewitz dari Berlin (Dua juta sukarelawan Asia Tenggara siap berangkat ke Iran) Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu Indonesia memilih abstain. Adalah hak semua negara untuk memanfaatkan dan menerapkan teknologi maju, termasuk teknologi nuklir, untuk tujuan damai. Demikian pembelaan diri Iran atas ancaman aksi militer Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Iran. Wakil Presiden Iran Esfandiar Rahim Mashee menegaskan bahwa tidak takut atas ancaman aksi militer Amerika maupun negara-negara lain atas program nuklir Iran. Dalam kunjungannya di Indonesia, Mashee menegaskan lagi, bukan senjata nuklir yang kini tengah mereka kembangkan, melainkan riset, teknologi dan ilmu tentang nuklir. "Kami tidak takut serangan Amerika dan negara-negara lain terhadap instalasi nuklir Iran. Kenapa? Karena kami tidak punya apa-apa untuk disembunyikan. Kami tidak punya instalasi untuk bikin bom nuklir. Oleh karena itu mereka mau menyerang apa di Iran? Yang kedua, yang kami miliki bukan senjata nuklir, melainkan teknologi nuklir dan ilmu. Dan ilmu itu tidak bisa dibom, tidak bisa dihancurkan senjata-senjata berat." Kata-kata keras Mashee ini dilontarkan menanggapi ucapan Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney yang mengatakan, pemerintahnya tidak mengesampingkan opsi aksi militer terhadap Iran, jika sengketa ini terus berlarut-larut. Mashaee juga heran, mengapa dunia cemas terhadap program riset nuklir Iran yang jelas bertujuan damai. Ia menuding, seluruh persengkataan berkenaan nuklir ini berpangkal pada penerapan standar ganda. "Kami mau bertanya, kenapa mereka terus menerus menerapkan standar ganda terhadap negara-negara berkembang. Kami terus menerus dikritik , padahal yang mengkritiknya adalah negara-negara yang belum menandatangani protokol tambahan dan justru negara-negara yang belum menjadi negara pakta non proliferasi nuklir (NPT)." Wakil Presiden Esfandar Rahim Mashee berada di Indonesia untuk menggalang dukungan dalam sengketa program riset nuklirnya. Tetapi misi Esfandar Mashee di Indonesia rupanya tak terlalu sukses. Pemerintah Indonesia tidak mau mengambil sikap. Sebagaimana tergambar dari ucapan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, usai pertemuan dengan wapres Iran itu. Dalam masalah sengketa nuklir Iran ini, Indonesia lebih menyetujui adanya suatu tahap perundingan. Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu Indonesia memang memilih abstain. Pengamat masalah internasional, Rizal Sihbudi menilai dibalik ke tidakjelasan suara itu, Indonesia sebenarnya lebih condong mendukung Iran. Alasannya tak jauh dari ketergantungan Indonesia atas harga minyak dunia. Bila persengketaan nuklir Iran semakin parah, harga minyak dunia niscaya ikut gonjang-ganjing. Indonesia yang sering terguncang ekonominya gara-gara harga minyak, tentu akan sangat menderita. Namun untuk terang-terangan mendukung Iran, tentu saja agak sulit. Sebab, menurut Sihbudi, Indonesia pun masih tak kunjung mampu melepaskan ketergantungan ekonominya pada dunia Barat. Serba salah, itulah dorongan Indonesia memilih abstain untuk cari aman. Sengketa nuklir Iran berawal tahun 2002. Kala itu, kelompok oposisi buka suara tentang adanya instalasi pengayaan uranium di Natanz dan reaktor air berat nuklir di Arak, Iran. Perundingan berjalan sangat alot. Iran akhirnya membuka segel yang dipasang Badan Energi Atom Dunia IAEA , dan meneruskan lagi program pengayaan uranium yang dipermasalahkan. Akhirnya, IAEA mengesahkan resolusi yang digagas Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk membawa kasus nuklir Iran ini ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa bangsa. 6 Maret nanti, Dewan Keamanan PBB akan mulai menyidangkan perkara ini. - Brings words and photos together (easily) with PhotoMail - it's free and works with Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogrou