[wanita-muslimah] Indonesia Abstain dalam Konflik Iran

2006-02-13 Terurut Topik Keris Wawan
12.02.2006
   
  Indonesia Abstain dalam Konflik Iran
   
  Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk 
mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu 
Indonesia memilih abstain.

  Oleh: Daniel Scheschkewitz dari Berlin
   
  (Dua juta sukarelawan Asia Tenggara siap berangkat ke Iran)
   
  Adalah hak semua negara untuk memanfaatkan dan menerapkan teknologi maju, 
termasuk teknologi nuklir, untuk tujuan damai. Demikian pembelaan diri Iran 
atas ancaman aksi militer Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Iran. 
   
  Wakil Presiden Iran  Esfandiar Rahim Mashee menegaskan bahwa tidak takut atas 
ancaman aksi militer Amerika maupun negara-negara lain atas program nuklir 
Iran. Dalam kunjungannya di Indonesia, Mashee menegaskan lagi, bukan senjata 
nuklir yang kini tengah mereka kembangkan, melainkan  riset, teknologi dan ilmu 
tentang nuklir. 

  
  "Kami tidak takut serangan Amerika dan negara-negara lain terhadap instalasi 
nuklir Iran. Kenapa? Karena kami tidak punya apa-apa untuk disembunyikan. Kami 
tidak punya instalasi untuk bikin bom nuklir. Oleh karena itu mereka mau 
menyerang apa di Iran? Yang kedua, yang kami miliki bukan senjata nuklir, 
melainkan teknologi nuklir dan ilmu. Dan ilmu itu tidak bisa dibom, tidak bisa 
dihancurkan senjata-senjata berat." 
   
  Kata-kata keras Mashee ini dilontarkan menanggapi ucapan Wakil Presiden 
Amerika Serikat, Dick Cheney yang mengatakan, pemerintahnya tidak 
mengesampingkan opsi aksi militer terhadap Iran, jika sengketa ini terus 
berlarut-larut. 
   
  Mashaee juga heran, mengapa dunia cemas terhadap program riset nuklir Iran 
yang jelas bertujuan damai. Ia menuding, seluruh persengkataan berkenaan nuklir 
ini berpangkal pada penerapan standar ganda.  
   
  "Kami mau bertanya, kenapa mereka terus menerus menerapkan standar ganda 
terhadap negara-negara berkembang. Kami terus menerus dikritik , padahal  yang 
mengkritiknya adalah negara-negara yang belum menandatangani protokol tambahan 
dan justru negara-negara yang belum menjadi negara pakta non proliferasi nuklir 
(NPT)."
   
  Wakil Presiden Esfandar Rahim Mashee berada di Indonesia untuk menggalang 
dukungan dalam sengketa program riset nuklirnya. 
   
  Tetapi misi Esfandar Mashee di Indonesia rupanya tak terlalu sukses. 
Pemerintah Indonesia tidak mau mengambil sikap. Sebagaimana tergambar dari 
ucapan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, usai pertemuan dengan wapres Iran 
itu. Dalam masalah sengketa nuklir Iran ini, Indonesia lebih menyetujui adanya 
suatu tahap perundingan.
   
  Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk 
mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu 
Indonesia memang memilih abstain.
   
  Pengamat masalah internasional, Rizal Sihbudi menilai dibalik ke tidakjelasan 
suara itu, Indonesia sebenarnya lebih condong mendukung Iran. Alasannya tak 
jauh dari ketergantungan Indonesia atas harga minyak dunia. Bila persengketaan 
nuklir Iran semakin parah, harga minyak dunia niscaya ikut gonjang-ganjing. 
Indonesia yang  sering terguncang ekonominya gara-gara harga minyak, tentu akan 
sangat menderita.
  Namun untuk terang-terangan mendukung Iran, tentu saja  agak sulit. Sebab, 
menurut Sihbudi, Indonesia pun masih  tak kunjung mampu melepaskan 
ketergantungan ekonominya pada dunia Barat. Serba salah, itulah dorongan 
Indonesia memilih  abstain untuk cari aman.

  Sengketa nuklir Iran berawal   tahun 2002. Kala itu,  kelompok oposisi buka 
suara tentang  adanya instalasi pengayaan uranium di Natanz dan reaktor air 
berat nuklir di Arak, Iran.  Perundingan berjalan sangat alot. Iran akhirnya 
membuka segel yang dipasang Badan Energi Atom Dunia IAEA , dan meneruskan lagi 
program pengayaan uranium yang dipermasalahkan.
   
  Akhirnya,  IAEA mengesahkan resolusi  yang digagas Uni Eropa dan Amerika 
Serikat untuk membawa kasus nuklir Iran ini ke Dewan Keamanan Perserikatan 
Bangsa bangsa.  6 Maret nanti, Dewan Keamanan PBB akan mulai menyidangkan 
perkara ini.


-
 Yahoo! Autos. Looking for a sweet ride? Get pricing, reviews, & more on new 
and used cars.

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.c

[wanita-muslimah] Indonesia Abstain dalam Konflik Iran

2006-02-12 Terurut Topik Keris Wawan
12.02.2006
   
  Indonesia Abstain dalam Konflik Iran
   
  Oleh: Daniel Scheschkewitz dari Berlin
   
  (Dua juta sukarelawan Asia Tenggara siap berangkat ke Iran)
   
  Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk 
mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu 
Indonesia memilih abstain.
   
  Adalah hak semua negara untuk memanfaatkan dan menerapkan teknologi maju, 
termasuk teknologi nuklir, untuk tujuan damai. Demikian pembelaan diri Iran 
atas ancaman aksi militer Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Iran. 
   
  Wakil Presiden Iran  Esfandiar Rahim Mashee menegaskan bahwa tidak takut atas 
ancaman aksi militer Amerika maupun negara-negara lain atas program nuklir 
Iran. Dalam kunjungannya di Indonesia, Mashee menegaskan lagi, bukan senjata 
nuklir yang kini tengah mereka kembangkan, melainkan  riset, teknologi dan ilmu 
tentang nuklir. 
   
  
  "Kami tidak takut serangan Amerika dan negara-negara lain terhadap instalasi 
nuklir Iran. Kenapa? Karena kami tidak punya apa-apa untuk disembunyikan. Kami 
tidak punya instalasi untuk bikin bom nuklir. Oleh karena itu mereka mau 
menyerang apa di Iran? Yang kedua, yang kami miliki bukan senjata nuklir, 
melainkan teknologi nuklir dan ilmu. Dan ilmu itu tidak bisa dibom, tidak bisa 
dihancurkan senjata-senjata berat." 
   
  Kata-kata keras Mashee ini dilontarkan menanggapi ucapan Wakil Presiden 
Amerika Serikat, Dick Cheney yang mengatakan, pemerintahnya tidak 
mengesampingkan opsi aksi militer terhadap Iran, jika sengketa ini terus 
berlarut-larut. 
   
  Mashaee juga heran, mengapa dunia cemas terhadap program riset nuklir Iran 
yang jelas bertujuan damai. Ia menuding, seluruh persengkataan berkenaan nuklir 
ini berpangkal pada penerapan standar ganda.  
   
  "Kami mau bertanya, kenapa mereka terus menerus menerapkan standar ganda 
terhadap negara-negara berkembang. Kami terus menerus dikritik , padahal  yang 
mengkritiknya adalah negara-negara yang belum menandatangani protokol tambahan 
dan justru negara-negara yang belum menjadi negara pakta non proliferasi nuklir 
(NPT)."
   
  Wakil Presiden Esfandar Rahim Mashee berada di Indonesia untuk menggalang 
dukungan dalam sengketa program riset nuklirnya. 
   
  Tetapi misi Esfandar Mashee di Indonesia rupanya tak terlalu sukses. 
Pemerintah Indonesia tidak mau mengambil sikap. Sebagaimana tergambar dari 
ucapan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, usai pertemuan dengan wapres Iran 
itu. Dalam masalah sengketa nuklir Iran ini, Indonesia lebih menyetujui adanya 
suatu tahap perundingan.
   
  Sidang Badan Energi Atom Dunia beberapa waktu lalu mengesahkan resolusi untuk 
mengadukan Iran ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam sidang itu 
Indonesia memang memilih abstain.
   
  Pengamat masalah internasional, Rizal Sihbudi menilai dibalik ke tidakjelasan 
suara itu, Indonesia sebenarnya lebih condong mendukung Iran. Alasannya tak 
jauh dari ketergantungan Indonesia atas harga minyak dunia. Bila persengketaan 
nuklir Iran semakin parah, harga minyak dunia niscaya ikut gonjang-ganjing. 
Indonesia yang  sering terguncang ekonominya gara-gara harga minyak, tentu akan 
sangat menderita.
  Namun untuk terang-terangan mendukung Iran, tentu saja  agak sulit. Sebab, 
menurut Sihbudi, Indonesia pun masih  tak kunjung mampu melepaskan 
ketergantungan ekonominya pada dunia Barat. Serba salah, itulah dorongan 
Indonesia memilih  abstain untuk cari aman.
   
  Sengketa nuklir Iran berawal   tahun 2002. Kala itu,  kelompok oposisi buka 
suara tentang  adanya instalasi pengayaan uranium di Natanz dan reaktor air 
berat nuklir di Arak, Iran.  Perundingan berjalan sangat alot. Iran akhirnya 
membuka segel yang dipasang Badan Energi Atom Dunia IAEA , dan meneruskan lagi 
program pengayaan uranium yang dipermasalahkan.
   
  Akhirnya,  IAEA mengesahkan resolusi  yang digagas Uni Eropa dan Amerika 
Serikat untuk membawa kasus nuklir Iran ini ke Dewan Keamanan Perserikatan 
Bangsa bangsa.  6 Maret nanti, Dewan Keamanan PBB akan mulai menyidangkan 
perkara ini.


-
Brings words and photos together (easily) with
 PhotoMail  - it's free and works with Yahoo! Mail.

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogrou