Salam...
Sebagaimana pernah kita singgung sebelumnya tentang irfan, dari pengertiannya
terlihat irfan sama saja dengan akhlak (etika) dan keduanya memang merupakan
ilmu praktik. Namun demikian, walaupun dari sudut pengertian antara irfan dan
akhlak lebih kurang sama saja, tapi dalam 'aturan main' dan fokusnya terdapat
beberapa perbedaan diantara keduanya.
Kita sudah membahas sedikit 'aturan main' irfan disini
http://www.parapemikir.com/articles/6479/1/Mengenal-Irfan/Page1.html , sekarang
kita akan coba bahas tentang fokus dan perbedaannya dengan akhlak (etika).
Kita mulai dulu dari persamaannya, kenapa antara irfan dan akhlak disebutkan
sama saja. Dari pengertian masing-masing didapat kesamaan bahwa antara irfan
dan etika keduanya bertumpu pada bahasan tentang " APA YANG HARUS DILAKUKAN".
Sekarang apa perbedaannya yang paling penting diantara keduanya?
Mari Kita lihat...
Irfan membahas dan menguraikan hubungan dan tanggung jawab yang diemban manusia
terhadap dirinya sendiri, kepada alam semesta dan kepada Allah. Dan sesuai
dengan latihan-latihannya dan fahamnya tentang tauhid terlihat jelas bahwa
penekanan yang paling utama dalam irfan dari aspek prakteknya adalah kepada
hubungan dan tanggung jawab antara manusia dengan Allah.
Sedangkan dari sisi Ilmu Etika, tidak semua sistem akhlak memandang perlu
membahas dan menguraikan hubungan antara manusia dengan Allah. Hanya sistem
akhlak agama saja yang menganggap penting memberikan perhatian dan bahasan
khusus tentang masalah ini.
Perbedaan selanjutnya adalah bahwa metodelogi gerak maju rohani sayr
(perjalanan) dan Suluk ( bepergian) merupakan metodelogi yang dinamis,
sementara metodelogi etika adalah statis.
Irfan berbicara tentang perjalanan rohani, yaitu bermula dari sebuah titik
keberangkatan, stasiun-stasiun, tempat tujuan dan tahapan-tahapan dalam aturan
yang benar. Dan dalam pandangan ahli irfan, yang disebut dengan perjalanan dan
jalan tersebut adalah betul-betul jalan dalam pengertian harfiah, yakni jalan.
Bukan jalan dalam pengertian kiasan atau metapora, dan yang disebutkan sebagai
jalan itu harus betul-betul diikuti setahap demi setahap, stasiun demi stasiun.
Untuk sampai kepada stasiun mana saja tanpa melewati stasiun sebelumnya,
menurut pandangan para ahli irfan adalah sesuatu hal yang tidak mungkin.
Para ahli irfan memandang roh manusia persis seperti organisme hidup, seperti
benih atau seperti seorang anak, yang mana kesempurnaannya tergantung kepada
pertumbuan dan kematangannya sesuai dengan sistem dan aturan tertentu.
Sedangkan didalam etika subjek yang ditangani hanya serangkaian kebijakan
seperti kewajaran, kejujuran, keikhlasan, kesucian, keadilan dan kemurahan hati
serta mementingkan kepentingan umum ketimbang kepentingan pribadi dan
seterusnya. Fokusnya lebih kepada menghiasi roh dengan keperibadian yang indah,
anggun dan lembut.
Dalam pandangan etika, roh itu diibaratkan sebagai sebuah rumah, dimana
keindahan dan keserasian rumah tersebut tergantung kepada hiasan apa yang
menghiasi rumah tersebut. Bagaiman dekorasinya, bagaimana tata ruangnya,
bagaimana infrastrukturnya, bagaimana taman dan halamannya dan seterusnya.
Dalam hal penyempurnaan keindahan sebuah rumah, urutan pengerjaannya tidak
harus berurutan, bisa dilakukan dan dimulai dari mana saja dan di akhiri dimana
saja, boleh menghiasi taman dulu dan bisa juga mempercantik ruang tamu atau
kamar tidur, mulai darimana saja dianggap saja saja.
Perbedaan ketiga diantara kedua disiplin ilmu ini adalah, bahwa unsur-unsur
rohani dari etika terbatas pada konsep dan gagasan yang pada umumnya biasa,
sementara unsur rohani dari irfan jauh lebih mendalam dan luas.
Didalam metodelogi spiritual irfan, yang banyak disinggung adalah hati serta
keadaan dan kejadian yang dialaminya, dan pengalaman pengalaman ini hanya
diketahui oleh musafir yang menempuh perjalanan itu.
Cabang irfan yang lain berhubungan dengan interprestasi wujud, yakni Tuhan,
alam semesta dan manusia. Tentang interprestasi wujud ini, terdapat beberapa
kemiripan antara apa yang dipahami oleh irfan dengan apa yang dipahami oleh
filsafat, tentang hal ini nanti akan kita bicarakan dalam artikel khusus
lainnya.
Salam,
Iman K.
www.parapemikir.com
[Non-text portions of this message have been removed]