http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=66852

PENDIDIKAN

08 Juni 2009
Jangan Tunda Pendidikan Seks

MUSTAHIL bagi orang tua melindungi sang anak dalam seluruh kehidupan
mereka. Namun bukan berarti orang tua tak bisa melakukan apa-apa.
Mempersiapkan anak untuk menghadapi segala warna kehidupan tak kalah
penting, terutama berkait dengan kehidupan seksual.

Pendidikan mengenai seks, kata psikolog Hastaning Sakti, paling baik
dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tualah yang mesti menyampaikan
permasalahan itu.

Orang tua tak tabu membicarakan perkara seksual kepada anak. Meski
berat dalam melakukan, penting bagi orang tua berbicara mengenai seks
sebelum anak belajar di "universitas kehidupan".

"Jangan menunda-nunda berbicara soal seks dengan anak. Justru
anak-anak ingin orang tua mereka menjadi pihak pertama yang berbicara
tentang seks. Bukan sekolah, teman, film, majalah, atau media,'' kata
Hastaning.

Dia mengemukakan hal itu saat jadi pembicara pada kegiatan hari orang
tua di PAUD Bukit Aksara, Semarang, Sabtu (6/6).

Hal itu, kata dia, berkait dengan konseling pribadi yang tak diperoleh
anak di sekolah. Dalam beberapa hal mereka butuh privasi. Saat itulah
mereka dapat bertanya secara bebas, tanpa ganjalan.

Membangun Kepercayaan

Pemberian informasi tentang seks sendiri tak harus dengan berbicara
panjang-lebar pada satu kali kesempatan. Lebih baik bicara
sedikit-sedikit, tetapi sering. "Itu sekaligus untuk membangun
kepercayaan anak kepada orang tua.''

Penyampaian informasi pun harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman
anak. Orang tua hendaknya tak berbelit-belit atau berbohong. Anak tak
butuh detail yang panjang, tetapi jawaban sederhana sesuai dengan
kemampuan berpikir mereka.

Pendidikan seks, ujar dia, bisa dilakukan sejak anak berusia
prasekolah. Banyak cara bisa dilakukan, misalnya dengan mengajarkan
tentang tubuh manusia. Atau meminta anak menggambar tubuh manusia.

"Perhatikan gambar yang dibuat pada setiap tingkatan usia. Dari gambar
itu bisa diketahui seberapa jauh tingkat pemahaman anak,'' katanya.
(Roosalina-53)

Kirim email ke