Kaget baca harian SINDO: "Dua WNI ditangkap di AS" Sungguh terkejut baca artikel bertajuk "Dua WNI ditangkap di AS" di harian SINDO edisi Jumat, 7 Oktober 2005. Dua warga negara Indonesia yang ditangkap tersebut, seperti dikabarkan oleh kantor berita AFP dan AP, bernama Narkis Qadariah (yang betul Nurkis, bukan Narkis) dan Sayf Rimal (yang betul Syaf Rimal, bukan Sayf Rimal seperti diberitakan) - akrab dipanggil Alfa.
Suami isteri tersebut adalah kawan lama saya yang sudah sekian lama tak jumpa. Mereka sudah hampir 10 tahun lamanya mukim di AS, awalnya berdiam di New York lalu pindah ke Raleigh, North Carolina. Saya terakhir ketemu mereka di Sheraton Bandara Jakarta beberapa tahun lalu, saat mereka mau liburan ke Bukittinggi, kota dimana Alfa dilahirkan. Saya tahu pasti, untuk menyambung hidup di negeri orang mereka harus merangkak dari bawah. Setelah mengumpulkan uang selama beberapa tahun dengan kerja serabutan, mereka baru beli mobil karena tempat tinggalnya di daerah suburb. Sekitar dua tahun lalu mereka kirim kabar via email bahwa mereka berdua mengajar Bahasa Indonesia di sebuah tangsi militer. Mereka berdua tak merahasiakan kepada siapa saja tentang pekerjaannya itu. Artinya, mereka ya cuma guru bahasa, tak ada 'tedeng aling-aling' lainnya, misal merangkap intel atau teroris. Tapi untungnya tuduhan pihak imigrasi AS tak sampai kesana, cuma karena penggunaan dokumen palsu, plus potensi untuk melakukan kontak dengan teroris atau diekploitasi oleh teroris dan penjahat. Mereka juga pernah kirim foto via email bergambar saat mereka dan siswa-siswanya yang anggota militer AS tersebut. Sayang, foto yang saya simpan di PC-ku itu raib entah kemana - mungkin terhapus secara tak sengaja. Nurkis yang asal Banjarmasin adalah mantan pramugari SQ, dan Alfa (asal Bukittinggi) adalah mantan flight attendant Kuwait Air. Nurkis lulusan sebuah perguruan tinggi di Kalimantan, sedangkan Alfa meraih gelar D3 dari Unpad Bandung. Begitu cabut dari SQ, Nurkis lalu bekerja di Telkomsel Denpasar selama beberapa tahun. Mereka berdua saling kenal di Singapura, karena Kuwait Air punya mess di Negeri Singa tersebut. Nurkis dan Alfa lalu menikah di Bali, kemudian mereka memutuskan untuk mencari penghidupan di AS. Mereka berdua pernah mengundang saya untuk berkunjung ke North Carolina, namun karena susahnya prosedur mendapatkan Visa ke AS dan kesibukan pekerjaan saya di Jakarta, akhirnya rencana itu batal. Alfa pernah memberi kabar, mereka berdua memegang dokumen legal - mungkin salah satunya dalam bentuk Green Card - yang diurus oleh sebuah agency. Saya perkirakan, pihak pemerintah AS memang paranoid sehingga mencari-cari kesalahan warga negara asing - khususnya yang beragama Islam atau yang namanya kearab-araban - sebagai orang yang patut dicurigai. Kebetulan nama kedua temanku itu - Nurkis Qadariah dan Syaf Rimal - berbau-bau Arab dan mereka berdua beragama Islam. Mereka juga rajin sholat lima waktu, tak lebih dari itu. Tapi saya yakin, bekas murid-muridnya yang kini mungkin bekerja di Indonesia - entah di kedutaaan atau tempat lokasinya - pasti tak setuju kalau pemerintah AS sedemikian membabi buta menuduh warga asing yang mukim dan kerja disana. Saya harapkan pihak pemerintah Indonesia segera membantu penyelesaian kasus ini. Mereka cuma ingin mencari sesuap nasi dan berharap meraih penghidupan yang lebih baik di negeri orang, di tengah kesulitan negeri kita ini menampung para pekerja yang ingin dibayar dengan layak. Sebagai seorang instruktur bahasa, kalau tak salah honornya setara Rp 30 - 40 juta per bulan (setara dengan gaji manajer di Indonesia). Jadi, kedua teman lamaku itu sebulannya bisa meraih pendapatan (take home pay) setara Rp 60 - 80 juta sebulan yang rasanya cukup untuk menopang hidup mereka di negeri orang. Kala mereka bekerja di airlines, gaji mereka juga dalam bentuk dolar AS, kalau tak salah sekira Rp 15 juta per bulan. Untuk SBY, tolong untuk sadarkan Bush dan khalayak ramai di AS sana bahwa orang-orang Indonesia yang namanya berbau kearab-araban belum tentu teroris atau simpatisannya. Jangan cuma karena nama, lalu jadi masalah dan dipermasalahkan. Mencuatnya kasus ini, ingin rasanya saya segera terbang ke AS untuk membantu mereka di persidangan plus melacak dan mengurai benang kusut dimana letak kesalahannya dan pihak mana yang mustinya dipersalahkan. Sekian masukan dari saya. Semoga mereka tak jadi dideportasi, tapi salahkan agency mereka kalau ada dokumen yang palsu. Terlampir saya kirimkan foto Giovanni, anak semata wayang mereka yang lahir di AS - kebetulan belum terhapus di PC saya. Kini Giovanni mungkin sudah berusia 5-6 tahun. Salam kepedulian yang tak membabi buta, Radityo Djadjoeri e: [EMAIL PROTECTED] ___________________________________________________________________ SINDO Dua WNI Ditangkap di AS Pihak berwenang AS menangkap dua warga negara Indonesia (WNI) dan seorang warga Senegal yang bekerja sebagai instruktur bahasa pada pusat operasi khusus perang di Fort Bragg, North Carolina. Mereka diyakini sebagai pendatang ilegal di negeri Paman Sam. Dua WNI itu diidentifikasi bernama Narkis Qadariah, 34, dan Sayf Rimal, 39. Keduanya telah didakwa membuat pernyataan palsu plus pemakaian identitas warga asing palsu saat sidang di Pengadilan Federal Raleigh, North Carolina, pada Selasa lalu waktu setempat. Demikian ditegaskan Jawatan Penegakan pada Keimigrasian dan Bea Cukai AS (ICE) Sementara warga Senegal yang diidentifikasi bernama Ousmane Moreau, 38, didakwa melanggar ketentuan keimigrasian. Moreau dicap memasuki AS secara ilegal. "Dia bakal diproses lewat prosedur pengusiran," papar ICE. Ketiga terdakwa itu selama ini bekerja sebagai instruktur bahasa di Fort Bragg, North Carolina. Awalnya, ICE mengatakan bahwa ketiga orang itu bekerja di markas Pusat Komando Operasi Khusus Gabungan (Joint Special Operation Command Centre) Fort Bragg. Namun, ICE lantas meralat dengan mengatakan bahwa ketiganya bekerja di John F. Kennedy Special Operation Warfare Center and School, yang masih berada di bawah Special Operation Command (Komando Operasi Khusus). Apabila benar ketiganya terbilang pendatang haram, keberhasilan mereka ke markas pusat operasi khusus militer AS terbilang cukup mengagetkan. "Mereka kan tidak punya akses terhadap taktik, teknik, prosedur, dan kontak dengan informasi rahasia militer," terang Sersan Joseph Healy, juru bicara pada Komando Operasi Khusus Angkatan Darat AS. Jeff Jordan, asisten agen khusus yang bertugas di kantor ICE Charlotte, North Carolina, menegaskan, karyawan yang menggunakan dokumen palsu untuk bekerja di instalasi militer yang terbilang sensitif, seperti pusat operasi khusus, merupakan ancaman keamanan serius. "Bukan hanya identitas mereka yang layak dipertanyakan, melainkan juga potensi kemungkinan mereka dieksploitasi oleh teroris dan penjahat lainnya akibat status ilegal mereka di negara ini. Lebih dari itu, orang-orang ini punya akses terhadap beberapa lokasi kerja paling sensitif di negara ini," paparnya. Dua WNI dan seorang warga Senegal yang bermasalah tersebut dipekerjakan oleh BIB Consultants, Inc., sebuah perusahaan di Florida yang menyediakan para ahli bahasa untuk mengajari Pasukan Khusus Angkatan Darat AS dan satuan lain di tubuh militer AS. Belum jelas pengecekan latar belakang lainnya yang telah mereka lalui. Atas dakwaan tersebut, Narkis dan Syaf bakal menghadapi perintah deportasi, kemungkinan besar dilakukan di New York. Pemerintah AS mendakwa keduanya membuat pernyataan palsu dan menggunakan kartu penduduk asing palsu untuk mendapatkan kerja di BIB Consultants, Inc. Terhadap kasus yang menyangkut nasib dua WNI di AS ini, Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Deplu RI Ferry Adamhar mengatakan, belum mengetahui mengenai penangkapan tersebut. "Semestinya kalau kedua orang itu guru, mereka bukan imigran ilegal. Seharusnya mereka sudah memenuhi persyaratan legalitas tertentu. Saya belum tahu informasi ini. Tetapi, saya segera mengeceknya ke Kedubes Amerika," ungkap Ferry ketika dihubungi SINDO tadi malam. (AFP/alviana hm/chamad hojin) Sumber: Harian Seputar Indonesia edisi Jumat, 7 Oktober 2005 halaman 1 ___________________________________________________________________ AP 3 Arrested on Immigration Charges in N.C. FORT BRAGG, N.C. (AP) -- Three people who taught foreign languages at a school at Fort Bragg were arrested on immigration charges, federal officials said. Authorities said the three men who taught at the John F. Kennedy Special Warfare Center and School did not have access to sensitive work sites. "What's important to remember is they did not teach any classified materials, and they were not exposed to any classified materials," JSOC spokeswoman Tina Beller said. Two Indonesian natives, Nurkis Qadariah, 34, and Sayf Rimal, 37, were arrested Tuesday and charged with possessing and using false documents, U.S. Attorney Frank Whitney said. Ousmane Moreau, 38, of Senegal, was arrested Monday and charged with being in the United States illegally, Whitney said. Qadariah and Rimal are accused in a complaint of using counterfeit resident alien cards and falsely saying that they were lawful permanent residents of the United States in order to get a job with Florida-based B.I.B. Consultants Inc. to teach foreign languages at Fort Bragg. All employees of the company must go through background checks, and checks on the three men "came back clear," Daniel Guillan, director of government and contracting for the company, told WTVD-TV in Durham. © 2005 The Associated Press. All rights reserved. This material may not be published, broadcast, rewritten or redistributed. Learn more about our Privacy Policy Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com http://indonesiana.multiply.com --------------------------------- Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/