http://www.gatra.com/artikel.php?id=129341


Kandidat Ketua Umum Golkar
Tommy Soeharto Kembali Berpolitik


Jakarta, 19 Agustus 2009 00:50
Putra almarhum mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra, akan kembali 
masuk dunia politik dengan meramaikan bursa Ketua Umum DPP Partai Golkar pada 
Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Pekanbaru pada 4-7 Oktober 2009.

"Sekarang saat yang tepat bagi saya untuk kembali ke politik, selain bisnis," 
kata Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal publik dengan nama Tommy 
Soeharto, kepada pers di Jakarta, Selasa (18/8).

Dengan kesiapan Tommy masuk bursa ketua umum, maka persaingan merebut kursi 
kepemimpinan di Partai Golkar akan lebih sengit. Munas akan mengganti Ketua 
Umum Partai Golkar saat ini Jusuf Kalla.

Empat tokoh Golkar sudah lebih dahulu menyatakan kesiapan untuk menggantikan 
Kalla dan sudah menggalang kekuatan ke daerah, yakni Ketua Dewan Penasihat DPP 
Partai Golkar Surya Paloh, anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar Aburizal 
Bakrie, Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi DPP Partai 
Golkar Yuddy Chrisnandy, dan fungsionaris Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan.

Tommy mengklaim dirinya berpeluang menjadi pimpinan Partai Golkar, apalagi 
selama ini tidak pernah keluar dari Golkar dan sampai saat ini masih menjadi 
anggota partai ini.

Si bontot putra mantan RI1 itu juga menyatakan bahwa dirinya belum pernah 
melepas kartu keanggotaan Partai Golkar. Karena itu, sebagai kader, Tommy 
merasa berhak mencalonkan diri sebagai ketua umum partai. "Target saya memang 
harus tinggi, termasuk dalam dunia politik," ujarnya.

Setelah absen selama 10 tahun dari dunia politik, Tommy mengaku merasa 
terpanggil untuk kembali lagi ke Golkar. Golkar, menurutnya, merupakan partai 
yang tepat dan paling cocok dengan panggilan jiwanya.

Selain itu, Tommy juga mengaku punya tanggungjawab moral terhadap partai yang 
dilahirkan dan dibesarkan oleh ayahnya. Apalagi, Tommy pernah menjadi anggota 
MPR dari FKP (Fraksi Karya Pembangunan) pada tahun 1993-1998. "Sampai saat ini 
saya masih anggota Partai Golkar dan punya Kartu Tanda Anggota," katanya.

Pengusaha dan politisi kelahiran 15 Juli 1962 ini mengatakan, kesiapannya 
menjadi pimpinan Partai Golkar bukan hanya karena tidak pernah melepas 
keanggotaan partai, tetapi juga komunikasi yang terus-menerus dengan kalangan 
elite Golkar walaupun selama 10 tahun terakhir tidak terlalu aktif beraktivitas 
di partai.

Tommy mengungkapkan, sudah lama didekati elite Golkar untuk aktif kembali 
membesarkan partai. Terakhir Satuan Karya (Satkar) Ulama DKI , sayap keagamaam 
Partai Golkar yang dipimpin Asraf Ali mengusulkan agar Munas Golkar memilih 
Tommy sebagai ketua umum.

Silaturahmi itu dilanjutkan dengan pendekatan oleh Ketua Partai Golkar DKI 
Jakarta, Ade Surapriatna. Komunikasi dan lobi intensif juga sering dilakukan 
dan makin intensif seiring dengan mendekatnya waktu pelaksanaan munas.

Tommy yang masih memimpin grup bisnis Humpuss juga mengungkapkan rasa 
keprihatinannya terhadap situasi dan perkembangan bangsa belakangan ini, yang 
terancam perpecahan karena berbagai faktor, termasuk campur tangan asing dalam 
banyak bidang.

Selama 10 tahun proses reformasi, kata mantan pembalap dan mantan Ketua PP 
Ikatan Motor Indonesia ini, NKRI terancam pecah secara sistematik. Terkait 
momentum Peringatan Hari Kemerdekaan RI saat ini, dia mengajak seluruh elemen 
bangsa menjaga dan merawat NKRI, agar peristiwa lepasnya Timor-Timur, Sipadan, 
dan Ligitan, tidak terulang. "Saya juga prihatin dengan egosentrisme 
kedaerahan," katanya.

Ketika ditanya mengenai sikapnya jika dalam perebutan kursi ketua umum di Munas 
mengalami kegagalan, Tommy mengaku akan tetap berjuang merebut posisi 
tertinggi. "Kalau tidak, bisa negosiasi. Bukankah politik itu bagian dari 
negosiasi dan kompromi?" tanyanya.

"Bisa saja, saya memperkuat di barisan pengurus pusat atau DPP," demikian 
Tommy. [EL, Ant] 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke