Refleksi: Kalau kesungguhan Pansus orang hilang diragukan berarti ini  hanya 
desaa desus  kampanye untuk pemilihan umum  dengan penampilan mau jujur sesasi 
ketentuan hukum yang berabad.  Jadi  kenyataan dibalik desas-desus ini tidak 
lain mempertegas gambaran  kekuasaan penipu, penjahat, pendeknya mereka yang 
berkelakuan buruk  dalam  tachta pemerintahan.  Dengan begitu sulit diharapkan 
adanya perkembangan  positif   dari pemerintahan demikian.

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=350496

Jumat, 24 Okt 2008,

Kesungguhan Pansus Orang Hilang Diragukan 


Hendardi saat Tampil di DPR 
JAKARTA - Pansus Penghilangan Orang secara Paksa yang dihidupkan lagi oleh DPR 
benar-benar mendapat tanggapan miring dari banyak pihak. Selain dari sejumlah 
jenderal yang berencana dipanggil, beberapa LSM yang concern terhadap hal itu 
juga menyatakan keraguannya.

Kesempatan rapat dengar pendapat umum (RDPU) yang berencana mengundang sejumlah 
LSM kemarin juga tidak berjalan seperti yang diinginkan. Hanya Setara Institute 
yang hadir. "Tapi, (kedatangan kami) ini jangan diartikan sebagai dukungan 
politik," ujar Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi di gedung DPR, 
Senayan, Jakarta, kemarin (23/10).

Menurut Hendardi, pihaknya hanya ingin memberikan masukan-masukan yang bisa 
dilakukan pansus. Tidak sampai mengungkapkan hasil pendampingan yang pernah 
dilakukan lembaganya terhadap mereka yang pernah menjadi korban penculikan. 
"Terus terang, kami pun sebenarnya tidak terlalu percaya dengan kesungguhan 
DPR," ujarnya.

Seperti diketahui, penghidupan kembali pansus orang hilang itu dikecam para 
purnawirawan yang akan maju sebagai capres. Maklum, mereka akan dipanggil 
sebagai saksi. Prabowo Subianto, mantan Pangkostrad, menuding pansus itu penuh 
muatan politis jelang pilpres. 

Di mata Hendardi, pengaktifan pansus tersebut merupakan pengakuan atas 
kelalaian yang selama ini dilakukan. Yaitu, tidak menanggapi dengan porsi yang 
baik atas rekomendasi Komnas HAM tentang penghilangan orang secara paksa yang 
telah dikirimkan beberapa waktu lalu. "Ini bukti DPR selama ini tidak melakukan 
apa-apa," ujarnya.

"Ya sudah, DPR sekarang kembali diuji, kita lihat saja sama-sama seperti apa 
nanti," tambah ketua PBHI itu.

Pada RDPU tersebut, selain Setara Institute, pansus sebenarnya mengundang 
Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) dan sejumlah keluarga 
korban. Namun, seperti halnya sehari sebelumnya, undangan pansus tetap 
diabaikan.

"Kalau alasan keluarga korban ragu, itu alasan yang tidak bisa ditepis," ujar 
Ketua Pansus Effendi Simbolon. Namun, dia berharap, semua pihak bersedia 
berpikir positif atas kinerja pansus yang dia pimpin.

Dia pun berusaha meyakinkan bahwa pembentukan kembali pansus yang dipimpinnya 
juga berdasarkan surat dari Komnas HAM tertanggal 27 November 2006. (dyn


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke