Refleksi : Susilo Bambang Yudyoyono (SBY) dan komplotannya mensponssor 
pengiriaman kaum teroris Laskar Jihad ke Maluku dan Sulawesi ( 
http://www.youtube.com/watch?v=jlwaKAycFYY ) Sponsor mereka menyebabkan puluhan 
ribu rakyat Maluku dan Sulawesi menjadi korban kaum teroris. Sekarang SBY dan 
komplotannya mau pakai  Nelson Mandela dari Afrika Selatan dan Mohammad Yunus 
dari Bangladesh untuk datang meresmikan gong perdamaian yang dibuat di Jepara. 

Undangan kepada Nelson Mandela datang ke Ambon guna mencuci tangannya yang 
penuh darah korban puluhan ribu rakyat Maluku dan Sulawesi. Patut dicatat juga 
bahwa gong dari Jepara adalah  lambang artificial untuk Maluku, karena tidak 
ada artyinya dalam kebudayaan rakyat di Maluku dan mencederai upaya perdamaian 
yang lahir dari perjuangan orang Maluku sendiri!
 

Jangan dilupakan juga bahwa Nelson Mandela adalah mantan tahanan  politik rezim 
Apartheid di Roben Island untuk lebih dari dua dekade. Di Afrika Selatan para 
tahanan politik mendapat kebebasan hak politik sepenuhnya dan oleh karena itu 
Nelson Mandela bisa menjadi presiden dan organisasi politik terlarang boleh dan 
bekerja legal serta berpartisipasi dalam politik negara, sebaliknya di 
Indonesia puluhan ribu tahanan politik 1965/1966 yang ditahan bertahun-tahun di 
Pulau Buru dan berbagai pelosok di Indonesia sekalipun dinyatakan bebas tetapi 
tidak dikembalikan hak-hak sipil mereka maupun harta kekayaan yang disita oleh 
rezim Soeharto.

Berdasarkan hal-hal disebutkan diatas maka sepatutnya Nelson Mandela maupun 
Muhommad Yunus dari Bangladesh disarankan untuk tidak ikut upacara akal bulus 
mencuci tangan  Susilo Bambang Yudhoyono dan komplotanya yang berlumuran darah 
rakyat Maluku dan Sulawesi.




http://www.antaranews.com/en/news/1258224368/mandelas-presence-in-ambon-still-unconfirmed



 Mandela`s presence in Ambon still unconfirmed

Sunday, November 15, 2009 01:46 WIB | National | 
Ambon, Maluku (ANTARA News) - The expected visit of former South African 
president Nelson Mandela to Ambon for a World Peace Day event on November 25, 
2009 is still unconfirmed, the event`s chief organizer said.

World Peace Committee President Djuyoto Suntani when contacted by phone in 
Jakarta on Saturday said that the Nobel Laureate had been invited to the 
function in Ambon where President Susilo Bambang Yudyoyono would strike a World 
Peace Gong.

He said initially, the celebration was scheduled to be held on November 10, 
2009, but because it would coincide with National Heroes` Day, it was postponed 
two times to November 15 and November 25, 2009.
Suntani said the committee was still trying to get confirmation from the South 
African figure on his presence at the event. 

"The presence of the 91-year old South African leader who was awarded the Nobel 
Prize for peace in 1993 possibly depends on his state of health, " he said.

He said that another world renown figure invited to the event is the founder of 
Grameen Bank, Mohammad Yunus of Bangladesh who was also awarded the Nobel prize 
in 2006.

"We really hope the two world figures who care for humanity can come to Ambon 
which was torn by communal conflict for some time since 1999," he said.



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke