Refleksi : Kalau pendebat menentukan moderator akan sama saja dengan tidak
perlu adanya debat!
Jawa Pos
[ Kamis, 28 Mei 2009 ]
Mega-Prabowo Usul Perubahan Moderator untuk Debat Capres
JAKARTA - Tim kampanye nasional pasangan capres-cawapres Megawati Soekarnoputri
dan Prabowo Subianto mengusulkan perubahan nama moderator untuk debat. Menurut
mereka, sejumlah nama yang diusulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menjamin
kenetralan seorang moderator. "Selain nama (moderator, Red), kami mengusulkan
perubahan tema debat," kata Arif Wibowo, anggota tim kampanye nasional pasangan
Mega-Prabowo, di Jakarta kemarin (27/5).
Sebelumnya, KPU menyampaikan lima nama moderator untuk lima tema debat yang
akan diusulkan kepada tim kampanye. Lima nama yang dimaksud adalah mantan
Rektor UGM Sofian Effendi, Rektor UI Gumilar R. Soemantri, Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Komaruddin Hidayat, analis ekonomi Indef Aviliani, dan Ketua
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fahmi Idris.
Mega-Prabowo mengusulkan, moderator debat adalah mantan anggota KPU dan dosen
Universitas Airlangga Ramlan Surbakti. Ada pula ekonom Institut Pertanian Bogor
Imam Sugema, mantan Ketua Umum IDI Kartono Mohamad, dan pengamat bisnis Rhenald
Kasali. "Nama-nama tersebut netral dan memiliki kapasitas yang mumpuni," ujar
Arif. Sementara itu, lima tema debat yang diusung KPU adalah strategi tata
kelola pemerintahan yang baik dan bersih terkait dengan penegakan hukum dan hak
asasi manusia (HAM), strategi peningkatan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan
mengatasi kemiskinan serta pengangguran, ilmu pengetahuan dan keagamaan,
lingkungan hidup, dan terakhir fokus pembangunan lima tahun ke depan.
Ditambahkan Arif, yang perlu digarisbawahi, debat capres-cawapres hanya
dimaksudkan guna membantu pasangan untuk mengomunikasikan visi dan misinya.
Debat tersebut harus dinilai sebagai upaya pemilih untuk mendapatkan gambaran
yang tepat dan utuh tentang profil masing-masing calon. "Dalam hal ini, debat
tidak boleh memihak pasangan calon tertentu," tandas Arif. Menurut dia, posisi
moderator debat harus diupayakan sehingga yang bersangkutan mampu mengelaborasi
visi dan misi pasangan. Moderator sebatas menjadi perantara agar yang
disampaikan calon bisa dipahami dengan baik oleh pemilih. "Ini karena
keterbatasan waktu debat dan materi yang terfokus," tuturnya.
Untuk tema debat yang diusung KPU, tim kampanyenya menilai, tema itu terlalu
condong kepada program pasangan SBY-Boediono. Tim kampanyenya melihat bahwa
semua usul debat KPU telah tercantum dalam RKP pasangan tersebut. "Untuk itu
perlu diganti," cetus Arif. (bay/agm)
[Non-text portions of this message have been removed]