PELUNCURAN DAN DISKUSI BUKU CERPEN “MATI BAIK-BAIK, KAWAN” KARYA MARTIN ALEIDA
Pengarang Martin Aleida meluncurkan kumpulan cerpen terbarunya, “Mati Baik-Baik, Kawan” (Penerbit AKAR Indonesia) bertempat di ruang seminar LPPM, Universitas Sanata Dharma, Jl. Gejayan/Affandi Yogyakarta pada Sabtu 28 Maret 2009, pagi pkl. 10.00 WIB. Buku setebal 147 halaman yang kesemuanya berlatar Peristiwa 65 tersebut akan dibahas Katrin Bandel, kritikus sastra/staf pengajar pasca-sarjana USD, dan Muhidin M. Dahlan, peneliti dan editor buku-buku seputar Peristiwa 65, dengan moderator Puthut EA, penulis muda produktif. Selain prolog pembuka dari Martin, juga akan dibacakan penggalan cerpennya oleh Andika Ananda. Acara yang diselenggarakan Lembaga Kajian Kebudayaan Akar Indonesia (LK2AI) dan Pusat Sejarah dan Etika Politik (Pusdep) USD tersebut terbuka untuk umum. “Selain membicarakan perihal estetika, kita juga akan membuka simpul yang melatarbelakangi lahirnya cerpen-cerpen Martin Aleida,” kata Baskoro T. Wardaya, Direktur Pusdep. Itu artinya, diskusi terbuka untuk berbagi kisah kesaksian seputar Peristiwa 65, di mana Martin sebagai pengarang dan jurnalis mengalaminya langsung. Ia mengolah pengalaman itu dalam cerpen dan novelnya secara reflektif, lewat konsepsi kepengarangannya,”Sastra Kesaksian”. Akar Indonesia di pengantarnya antara lain menulis, Martin Aleida (kelahiran Tanjung Balai, 31 Desember 1943) merupakan satu dari sedikit pengarang Indonesia yang memiliki semangat totalitas atas tema yang ia geluti. Lewat bahasa yang padu dan kuat, serta gaya realisme sosial yang memikat, tema di seputar tragedi kemanusiaan 65 yang melumpuhkan akal sehat sebuah bangsa itu, berhasil dibentang Martin sebagai ruang jelajah bagi imajinasi dan kesadaran. “Korban dan bukan korban dalam cerpen-cerpen Martin hadir dalam kesaksian yang jujur: kebenaran yang tersembunyi ia ungkapkan tanpa ragu. Ini modal utama bagi rekonsiliasi,” kata Joni Ariadinata, Ketua LK2AI menambahkan.* Saut Situmorang http://www.facebook.com/profile.php?id=554828232&ref=name http://sautsitumorang.multiply.com/ -During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act (George Orwell)