Dari diskusi pseudoscience di milis sebelah.

salam,
Ari Condro

===

Dear Milliser,

Saya justru beranggapan bahwa di Indonesia orang yang seharusnya
mampu menjunjung tinggi sumpahnya saat mendapatkan gelar dari
perguruan tinggi, kini tengah ramai-ramai melecehkan ilmunya sendiri
dan berkutat dalam pseudoscience. Bukan hanya ilmu fisika, tetapi
juga  paling ramai dalam ilmu kedokteran, ilmu psikologi, dan ilmu
pendidikan. Publikasi yang diluncurkan oleh fihak-fihak profesi
tersebut di berbagai media, baik cetak, televisi, radio maupun media
online. Ini sedikit contoh publikasi itu.
http://www.pdpersi.co.id/pdpersi/news/artikel.php3?id=200
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/14/inspirasi/490040.htm
http://www.glorianet.org/berita/b3196.html
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0505/08/hikmah/utama02.htm
http://www.wrm-indonesia.org/index.php?
option=content&task=view&id=612&Itemid=157

Yang ini yang terbaru, minggu lalu di Kompas, sangat spekulatif:
http://www.kompas.com//kesehatan/news/0511/21/074052.htm

Yang antara lain mengatakan bahwa amalgam yang dimiliki para ibu
karena sehari-hari terkena sinar UV dari matahari (yg katanya kini
UV makin besar karena ada lubang ozon), maka merkuri dalam amalgam
itu akan keluar dari amalgam lalu  terhirup oleh ibu hamil,  masuk
ke otak janin, meracuni, dan kelak lahir menjadi anak autis. Lalu
perlu didetoksifikasi supaya berbagai logam berat keluar dari tubuh
dengan cara pembaluran protein. Autis pun akan sembuh. Ini adalah
bohong yang berlipat-lipat mulai dari amalgam terkena UV, masuk
otak, di detoksifikasi, dan kesembuhan. Mana ada autisme sembuh.

Masih banyak lagi kalau mau disebut  satu-satu, berbagai
pseudoscience yang keluar masuk universitas dan himpunan profesi
(bahkan dipublish oleh pembesarnya), misalnya berbagai publikasi
tentang mengelus perut ibu hamil, memberi musik perut hamil, ngajak
ngomong perut hamil, begitu lahir disuguhi sign language kayak di
film Meet The Focker, masih bayi merah diajar matematika dan
membaca, agar bayinya kelak jadi smart baby  unggul dengan multiple
inteligence. Multiple Intelligence ala Howard Gardner yang menolak
IQ saja masih pseudoscience karena project zeronya sudah belasan
tahun gak pernah menghasilkan bukti empiris. Lagi pula ia
bertentangan dengan temuan-temuan ilmiah tentang keberbakatan karena
Gardner menyatakan bahwa setiap anak adalah anak berbakat yang perlu
distimulasi. Belum lagi kepingan-kepingan multiple intelligence nya
yang tidak menunjukkan adanya bukti yang terukur, jadi menyebabkan
miskonsepsi tentang inteligensia itu sendiri. Misalnya kecerdasan
motorik.... jadi kecerdasan menurutnya juga ada di otot, padahal di
otak. Kecerdasan emosional, emosional bukan kecerdasan, tapi
kematangan.

Yang masih pseudoscience begini justru jadi kembangan promosi
sekolah-sekolah masa kini di Indonesia, dan dibiar-biarkan
berkembang gak ada yang nggubris baik dari kelompok pemerintah
maupun MPR/DPR, undang-undang pendidikan yang disusun pun malah gak
ngikutin trend pendidikan masa kini dan gak mendasarkan diri
sedikitpun pada deklarasi salamanca yang diundangkan tahun 1994. Lha
jelas saja dasarnya pada mikir otak anak bisa diprogram.

Bahkan gara-gara ada publikasi pijit bayi supaya cerdas, muscle
touch & brain gym yang percaya bahwa jika otot diolah maka akan
memperbaiki struktur otak, maka sekarang banyak sekolah yang
mewajibkan muridnya datang jam 5 pagi saat orang masih mimpi (bangun
jam 4 pagi), buat lari-lari pagi. Setiap hari atau 2-3 kali
seminggu.

Gara-gara Gardner ini,  bukan cuma banyak pekerjaan sia-sia, tapi
justru mengundang abusing pada anak-anak.

Dalam kongresnya di China tahun lalu, "teori" Gardner yang
landasananya behaviuorisme (nurture..... yang lalu jadi debat nature
vs nurture itu, sementara itu trend pendidikan kini adalah nature +
nurture) malah ingin merambah anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan
ditambah aplikasi teori Amstrong, maka kini banyak publikasi, jika
bakat anak distimulasi maka anak-anak yang mengalami gangguan itu
(disablilities) dengan sednirinya akan dapat mengatasi masalahnya.
jadi anak-anak yang mustinya bisa sekolah di sekolah SLB, malah
dikeluarkan, cuma buat distimulasi bakatnya agar bisa hebring kayak
Nadia anak autis savant yang idiot tetapi bisa menggambar luar biasa
(sementara itu kondisi Nadia yang begitu adalah karena
bawaan/congenital). Lho apa ini bukan dampak pseudoscience yang
justru menjerumuskan?

Gara-gara teori Gardner dan derivatnya sudah merajai kalangan
kesehatan dan pendidikan di Indonesiƫ, maka para dokter dan
pendidik, bukannya repot membuat penelitian bagiamana pola tumbuh
kembang anak Indonesia, dan membuat tatalaksana pemeriksaan balita
secara lengkap (fisik, psikis, sosial, emosional, kognitif, dan
motorik), tetapi malah pada memperdalam pseudoscience yang dasarnya
memang sudah gak cocok dengan body of knowledgenya. Jadi balita
Indonesia malah tidak terpantau, bahkan para orang tua terprovokasi
gak boleh memvaksin anaknya nanti jadi autis.

Karena pedagogi di Indonesia lemah, karena sistem kesehatan di
Indonesia lemah, karena hukum gak jelas, karena peraturan bisa
diinjak injak, jadilah pseudoscience sebagai pion-pion masuk leluasa
ke Indonesia untuk selanjutnya masuklah berbagai teknologi &
propreties yang menunjang pseudoscience tea. Contohnya, sekarang
banyak dijual VCD, buku, flash card, smart drug, CD-rom, food
supplement dlsb dari smart baby product and the prodigy makers.
Apanya kalau engga sekarang para orang tua punya angan angan punya
anak kayak Eisntein lalu mempleter anaknya mulai masih di perut
dengan segala macam kegiatan dan les, lalu didiet ala Feingold
supaya gak hiperaktif sampai saking kepinginnya makan lalu jadi
tukang copet makanan,  belum lagi  overstimulasi yang membuat
stress, setiap hari dicekok foodsupplement -megadosis vitamin ala
Linus Pauling, dlst dlst.

Pseudoscience di bidang psikologi juga ruame, lantaran kelompok ini
pengen juga masuk ke universitas mengajarkan bagaimana menyembuhkan
trauma di kehidupan masa lalu melalu hipnose & trans..

Bentuk praktek pseudoscience adalah bentuk fraudulent (penipuan) &
criminal yang harus diadili. Tapi di Indonesia gak mungkin masuk
penjara, karena hukumnya lemah, manusianya gak bisa membedakan mana
yang pseudoscience dan yang science.

Karena situasi Indonesia sudah kebak pseudoscience sampai sampai
himpunan profesi, para eksekutif, dan kaum politisi jadi liyer gak
bisa lagi membuat UU & peraturan yang evidence based & scientific
based. Jadi gak heran, kalau banyak kalangan Negara donor, sudah
bosan mau membantu Indonesia.

Kita lihat saja, kapan Indonesia sembuh dari penyakit ini. Dan yang
menjalankan pseudoscience bukan cuma Pak YS saja (dengan
nanoteknologi, bioengineering & gen terapi untuk manusia), sudah
borongan.

Salam,
Julia Maria van Tiel
http://www.wrm-indonesia.org/index.php?
option=content&task=view&id=612&Itemid=157





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke