Re: [wanita-muslimah] RUU Pornografi: 'Pasung Kreativitas Seniman'

2006-01-07 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
  Laporan,
   
  Si sutiyoso sebagai seniman tidak akan datang !!
   
  Kenapa seorang seniman harus takut kreatifitasnya terhambat dengan  adanya UU 
ciptaan manusia ?  itu suatu alasan yang mengada-ada. Justru seharusnya 
menjadikan UU itu sebagai tantangan untuk memacu kratifitas.
   
  Banyak ide yang dapat menjadi inspirasi untuk kita buat berkarya , alam 
semesta ini penuh dengan ide-ide yang tidak terbatas, saat tidurpun kita bisa 
mendapatkan ide dan inspirasi kalau memang diniatkan untuk itu.
   
  Jadi seniman kalau “manja” memang jadi repot,  kaya anak saya yang masih 2,5 
tahun yang menangis karena tidak diberi  CUCU ..ech susu.
   
  Wahai seniman/wati,  karya senimu laku terjual atau tidak bukan tergantung 
dengan ada – tidak  UU , tetapi  orang akan menghargai karya senimu seandainya 
karya – mu adalah  original / orisinil dan totalitasmu dalam berkarya  ( 
pengalaman pribadi )
   
   
  Wassalam.
   
  Sutiyoso –  singgle  ( fighter ) artist. 
  Karya seni – nya selalu terjual laris manis. ( di dunia Internasional ) – “ 
promosi dikit “
   
   


He-Man <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Sabtu, 07 Januari 2006



RUU Pornografi: 'Pasung Kreativitas Seniman'



JAKARTA (Media): Kalangan seniman dan budayawan menilai RUU Antipornografi
dan Pornoaksi yang tengah dibahas Komisi VIII DPR dapat memasung kebebasan
kreativitas berkesenian. Oleh karena itu, mereka menolak RUU tersebut
disahkan.

Demikian sikap dan pandangan yang muncul dalam acara Diskusi Meja Bundar
tentang RUU Antipornografi dan Pornoaksi yang dilaksanakan di Galeri Cipta
II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kemarin. Hadir dalam acara itu WS Rendra,
Putu Wijaya, Mudji Sutrisno, Sardono W Kusuma, Edi Sedyawati, Rosihan Anwar,
Ratna Sarumpaet, Gadis Arivia, Maman S Mahayana, Wicaksono Adi, Hudan
Hidayat, serta sejumlah seniman dan budayawan lainnya.

Penyair WS Rendra menilai dasar filosofis RUU tersebut mengarah ke upaya
melemahkan daya moralitas organik yang ada pada setiap individu.

"Kita bukan mesin yang digerakkan dengan unsur-unsur mekanik. RUU ini hanya
berisikan larangan-larangan," tegasnya.

Rohaniwan Mudji Sutrisno menambahkan, moralitas berkesenian semestinya
diserahkan kepada moralitas senimannya sendiri.''Bila perbincangan sudah
mengarah ke moralitas, semestinya hukum harus berhenti. Sebab, setiap orang
akan mempertanggungjawabkan moralitasnya pada Tuhan.''

Begitu pun dengan dramawan Putu Wijaya yang bersikap tegas menolak RUU ini.

Sementara itu, antropolog dan mantan Dirjen Kebudayaan Edi Sedyawati
menemukan banyak sekali kekeliruan dalam teks RUU ini, khususnya tentang
makna dan pendekatan pornografi dan pornoaksi, sehingga butuh studi lagi
untuk memperbaiki teks RUU tersebut.

Senada dengan Edi, sastrawan Hudan Hidayat dan Maman S Mahayana menyatakan
agar dilakukan perombakan total dari substansi RUU ini. Sebab, jika
substansi ini dipertahankan, masyarakat pun akan ikut diresahkan dengan
undang-undang yang tidak jelas. "Pasal 4 sampai 36 dalam RUU, hanya
berisikan larangan-larangan yang sangat tidak produktif. Ditambah RUU
Antipornografi dan Pornoaksi ini belum mengacu kepada bahasa Indonesia yang
benar," ujar Maman.

Dalam menanggapi evaluasi RUU ini, kritikus seni Wicaksono Adi menyarankan
agar pihak parlemen segera berkomunikasi dengan kelompok-kelompok seniman
dan budayawan, juga kelompok media massa, agar muncul satu pengertian yang
jelas tentang pornografi dan pornoaksi.

Ketua Dewan Kesenian Jakarta Ratna Sarumpaet menyarankan agar pengesahan RUU
ini ditunda dahulu sampai ada temu pendapat antara kelompok DPR dan kalangan
seniman.

Ketua Panitia Khusus Antipornografi dan Pornoaksi DPR RI Balqan Kaplale
ketika dihubungi Media, kemarin, menjelaskan pihaknya akan menerima
pandangan-pandangan berbeda dari kalangan seniman. Oleh karena itu, dalam
waktu dekat akan segera memfasilitasi temu pendapat dengan kelompok-kelompok
seniman itu.

"Insya Allah, tanggal 18 dan 22 Januari ini kita akan membuka pintu bagi
kelompok-kelompok yang berkeberatan dengan RUU ini. Toh, peluang untuk
perombakan masih terbuka lebar," ujar Balqan. (CS/Eae/H-3).







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



  SPONSORED LINKS 
Women   Islam   Muslimah Women in islam 

-
  YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group "wanita-muslimah" on the web.

To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-
  




 

[wanita-muslimah] RUU Pornografi: 'Pasung Kreativitas Seniman'

2006-01-07 Terurut Topik He-Man
Sabtu, 07 Januari 2006



RUU Pornografi: 'Pasung Kreativitas Seniman'



 JAKARTA (Media): Kalangan seniman dan budayawan menilai RUU Antipornografi
dan Pornoaksi yang tengah dibahas Komisi VIII DPR dapat memasung kebebasan
kreativitas berkesenian. Oleh karena itu, mereka menolak RUU tersebut
disahkan.

Demikian sikap dan pandangan yang muncul dalam acara Diskusi Meja Bundar
tentang RUU Antipornografi dan Pornoaksi yang dilaksanakan di Galeri Cipta
II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kemarin. Hadir dalam acara itu WS Rendra,
Putu Wijaya, Mudji Sutrisno, Sardono W Kusuma, Edi Sedyawati, Rosihan Anwar,
Ratna Sarumpaet, Gadis Arivia, Maman S Mahayana, Wicaksono Adi, Hudan
Hidayat, serta sejumlah seniman dan budayawan lainnya.

Penyair WS Rendra menilai dasar filosofis RUU tersebut mengarah ke upaya
melemahkan daya moralitas organik yang ada pada setiap individu.

"Kita bukan mesin yang digerakkan dengan unsur-unsur mekanik. RUU ini hanya
berisikan larangan-larangan," tegasnya.

Rohaniwan Mudji Sutrisno menambahkan, moralitas berkesenian semestinya
diserahkan kepada moralitas senimannya sendiri.''Bila perbincangan sudah
mengarah ke moralitas, semestinya hukum harus berhenti. Sebab, setiap orang
akan mempertanggungjawabkan moralitasnya pada Tuhan.''

Begitu pun dengan dramawan Putu Wijaya yang bersikap tegas menolak RUU ini.

Sementara itu, antropolog dan mantan Dirjen Kebudayaan Edi Sedyawati
menemukan banyak sekali kekeliruan dalam teks RUU ini, khususnya tentang
makna dan pendekatan pornografi dan pornoaksi, sehingga butuh studi lagi
untuk memperbaiki teks RUU tersebut.

Senada dengan Edi, sastrawan Hudan Hidayat dan Maman S Mahayana menyatakan
agar dilakukan perombakan total dari substansi RUU ini. Sebab, jika
substansi ini dipertahankan, masyarakat pun akan ikut diresahkan dengan
undang-undang yang tidak jelas. "Pasal 4 sampai 36 dalam RUU, hanya
berisikan larangan-larangan yang sangat tidak produktif. Ditambah RUU
Antipornografi dan Pornoaksi ini belum mengacu kepada bahasa Indonesia yang
benar," ujar Maman.

Dalam menanggapi evaluasi RUU ini, kritikus seni Wicaksono Adi menyarankan
agar pihak parlemen segera berkomunikasi dengan kelompok-kelompok seniman
dan budayawan, juga kelompok media massa, agar muncul satu pengertian yang
jelas tentang pornografi dan pornoaksi.

Ketua Dewan Kesenian Jakarta Ratna Sarumpaet menyarankan agar pengesahan RUU
ini ditunda dahulu sampai ada temu pendapat antara kelompok DPR dan kalangan
seniman.

Ketua Panitia Khusus Antipornografi dan Pornoaksi DPR RI Balqan Kaplale
ketika dihubungi Media, kemarin, menjelaskan pihaknya akan menerima
pandangan-pandangan berbeda dari kalangan seniman. Oleh karena itu, dalam
waktu dekat akan segera memfasilitasi temu pendapat dengan kelompok-kelompok
seniman itu.

"Insya Allah, tanggal 18 dan 22 Januari ini kita akan membuka pintu bagi
kelompok-kelompok yang berkeberatan dengan RUU ini. Toh, peluang untuk
perombakan masih terbuka lebar," ujar Balqan. (CS/Eae/H-3).







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/