[wanita-muslimah] Re: Gado2 vs Salad /Makanya enggak cocok

2005-12-02 Terurut Topik Chae
Biasanya yang model salad bangkok ini lebih mudah diterima masyrakat
karena rasanya lebih dikenal di lidah orang indonesia..enggak heran
kalau dihajatan bagian prasmanan yang tersaji mostly salad bangkok;)

begitu juga waktu wali songo menyebarkan Islam, dipakai mediator
wayang tanpa mengganti nama dan penampilan tokoh jadi model abu nawas
semua:) tetep aja semar, cepot, gareng dan petruk.

Dalam pepatah ada yang namanya tak kenal maka tak sayang, bisa juga
tak kenal maka tak paham..Islam model ngarab tak dikenal disini
makanya sering kali disalahpahami...jilbab disalah pahami..mahar
disalahpahami..poligami disalahpahami juga mut'ah disalahpahami...:))

Chae


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Antara Gado2 - Salad - dan Salad Bangkok
> Nafsu besar mau reply yg lain tapi hari ini sedang kedandapan,
terburu-buru, tolong di beri maaf :-)
> 
> Cuma sekedar mau merangkum dari semua yg bisa saya pahami.
> Diantaranya pendapat Rita, Aisha, Nisa juga Pak Chodjim, Pak Sabri
kepada Pak Satriyo juga Pak Sutiyoso
> 
> [ oh ya kemarin sore yg gerimis saya mendapat kiriman salad bangkok
dari tetangga]
> -
> Bangsa indonesia beragama islam, anggaplah gado2 
> [ berbagai macam sayuran, emping, dengan saus kacang]
> Bangsa Arab tempat munculnya islam, anggaplah salad 
> [ berbagai sayuran dengan saus thousand island dan mayonaise, mustard]
> Pada perjalanan waktu sejak kedatangan islam di indonesia kita ini
sudah seperti salad bangkok 
> [ perpaduan keduanya, ada yg ditambah dan di kurangi]
> Betul kan ?
> 
> Nah sekarang : tiba2 salad bangkok itu ingin sempurna menjadi salad,
apa bisa?
> Ibarat pepatah : bubur ayam sukabumi tidak bisa lagi diubah jadi
nasi uduk tanahabang
> [ meskipun bahan2nya hampir sama]
> :-)
> 
> Begitu kan?
> 
> salam
> l.meilany
> [ sebenarnya penggemar sejati gado-gado)
> 
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: ritajkt 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, December 02, 2005 5:32 AM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok
> 
> 
>   Weleh weleh Pak Sutiyoso yang Wijanarjko, 
> 
>   Hla sampeyan iki mbawa-mbawa ayat Quran kok zonder mbacanya lebih 
>   dulu to Pak...pak. Mbok yao dibaca dulu to, apa ya nyambung gitu 
>   sama INTI diskusi yang berlangsung. Duh..piye to Pak, hla Mbak Aisha 
>   yang ngangeni itu, Mbak Chae yang cuerdas itu, Aki Ustad Sabri yang 
>   udah menjalankan syariah Islam (hla wong jualan dasternya sekarang 
>   di Nanggroe Atjeh :)), sudah menjelentrehkan diskusi ini dengan 
>   puanjang lebar, bahwa Islam itu BUKAN Arab. Itu dulu yang dipahami, 
>   Pak Setuju opo ora sampeyan? Kalo nggak setuju saya juga nggak maksa 
>   kok, sak karep sampeyan wae wis asal jangan motong di tikungan 
>   diskusi aja, Kang  Hla wong Islam itu Rahmatan lil Alamin, je, 
>   sehingga di bumi mana pun ia akan menjadi ajaran yang membumi dan 
>   menentramkan hati. Itu hlo Pak bedanya ISLAM dengan BUDAYA ARAB yang 
>   ketika dibawa ke tempat lain bisa mendapatkan resistensi dari local 
>   wisdom yang udah ada (dan lebih sesuai) dengan tempat itu.
> 
>   Budaya Arab (sekali lagi bukan budaya Islam) itu banyak yang kontra 
>   produktif terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang panjang 
>   luebardijelasin temen-temen dalam diskusinya. Begitu juga adanya 
>   kecenderungan sok berbahasa Arab yang semata-mata karena ada pamrih 
>   supaya dianggap ahli agama (atau bersikap riya') terus mengumbar 
>   bahasa Arab di lingkungan kampung Jawa. Hla ini kan sama to Pak 
>   buruknya , sama sombongnya (atau sama-sama nyebelinnya), dengan 
>   orang yang sok ngomong keinggris-inggrisan di kampung Jawa. 
> 
>   Nah dengan begitu, sampai di poin ini, saya harap sampeyan nggak 
>   salah sangka lagi. Jadi, ayat-ayat yang sampeyan bawa itu ya ndak 
>   klop to Pak dengan diskusi ini, hla wong nggak ada yang mengejek dan 
>   enggak ada yang lagi menyombongkan sebagaimana Firman Allah yang 
>   sampeyan usung kesini. 
> 
>   Yang ada adalah membeberkan fakta bahwa budaya Arab itu banyak yang 
>   jelek (ini tidak sama dengan menjelekkan to Pak?).  Hla ya gimana 
>   nggak jelek,  kalo sampai Nabi SAW harus diutusNya untuk melakukan 
>   reformasi total! Namun, sepeninggal Kanjeng Nabi, sayangnya, budaya 
>   yang jelek-jelek itu belum seluruhnya lenyap di sono. Inilah yang 
>   kemudian digarisbawahi, biar temen-temen nggak menelan mentah-mentah 
>   semua yang dari Arab sono sebagai sesuatu yang lebih baik, karena 
>   sekali lagi harus bisa dibedakan mana yang ajaran Islam dan mana 
>   yang semata-mata budaya Arab.
> 
>   Nah, sekarang saya mau guyon, katanya, cakep itu relatip, tapi jelek 
>   itu absolut..:)) Ini biar sampeyan puas, dan ayat-ayat yang sampeyan 
>   bawa ada konteksnya disini, karena saya emang lagi ngeledek orang 
>   jelek yang kebetulan...hehehe saya sendiri kok Pak..:))
> 
>   salam,
>  

Re: [wanita-muslimah] Re: Gado2 vs Salad /Makanya enggak cocok

2005-12-01 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
Selamat pagi Indonesia,
   
  Saya harus panggil siapa nich untuk yang terhormat Surita?, jeng, mbak, atau 
siapa ya? , kita berkenalan dulu yach "yang terhormat",  kalau enggak kenal 
engga sayang  :) .
   
  Ijinkan saya sedikit mengoreksi nama saya yang "yang terhormat" tulis agak 
keliru sedikit , Nama saya Sutiyoso Wijanarko, the simple man,  bukan 
"Wijanarjko" , nanti  artinya jadi lain dengan arti yang sebenarnya dari 
"Wijanarko" .
   
  Budhe saya yang memberi nama Sutiyoso Wijanarko tersebut kepada saya, pernah 
lihat wayang orang belum? , nah Wijanarko itu nama lain dari "Janoko" atau 
kalau versinya Group Band DEWA , nama janoko itu nama lain dari Arjuna.
   
  Nah Arjuna atau janoko itu kan identik dengan seorang pria , seorang kasatria 
yang dekat dg para femalejangan salah tangkap yachmaksudnya seorang 
pria yang sangat menghormati eksistensi female atau perempuan, nah 
lucunya...maaf bukan lucu tapi kenyataannya, saya memang sejak kecul selalu 
belajar untuk menghormati dan memahami dan menghayati kaum mysterious yang 
namanya female tersebut. Enggak bermaksud sombong sich, mungkin maksud dari 
Budhe saya memberi nama saya dengan nama Sutiyoso Wijanarko supaya saya jadi 
manusia yang bermanfaat untuk sesama, khususnya kepada para kaum hawa, lucunya 
lagi pekerjaan saya memang berkaitan dengan kaum hawa tersebut :), wah jadi 
terlalu panjang lebar ya?, itulah sedikit perkenalan dari saya, boleh kan saya 
tahu tentang "yang terhormat" ?
   
  Memperkenalkan diri seperti ini saya kira penting, dalam dunia pewayangan 
saja juga selalu terjadi dialoq seperti ini, saling memperkenalkan diri,  ada 
tuch tokoh pewayangan yang mulutnya panjang namanya "Cakil", sebelum dia 
bertanding dengan lawannya dia selalu memperkenalkan diri. 
  Sayang, dimilis WM ini ada beberapa anggotanya tidak kasatria menunjukkan 
jati dirinya, bersembunyi dengan nama yang aneh-aneh, jadi kalau dibandingkan 
dengan si "Cakil" itu ya masih lebih baik si Cakil :) 
   
  Untuk sementara, kita mulai dulu dengan saling mengenal dulu ya, supaya 
diskusi-nya jadi indah dan asyik, kalau sudah saling mengenal lalu kita bisa 
berdiskusi ria.
   
  Salam.
  

"L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Antara Gado2 - Salad - dan Salad Bangkok
Nafsu besar mau reply yg lain tapi hari ini sedang kedandapan, terburu-buru, 
tolong di beri maaf :-)

Cuma sekedar mau merangkum dari semua yg bisa saya pahami.
Diantaranya pendapat Rita, Aisha, Nisa juga Pak Chodjim, Pak Sabri kepada Pak 
Satriyo juga Pak Sutiyoso

[ oh ya kemarin sore yg gerimis saya mendapat kiriman salad bangkok dari 
tetangga]
-
Bangsa indonesia beragama islam, anggaplah gado2 
[ berbagai macam sayuran, emping, dengan saus kacang]
Bangsa Arab tempat munculnya islam, anggaplah salad 
[ berbagai sayuran dengan saus thousand island dan mayonaise, mustard]
Pada perjalanan waktu sejak kedatangan islam di indonesia kita ini sudah 
seperti salad bangkok 
[ perpaduan keduanya, ada yg ditambah dan di kurangi]
Betul kan ?

Nah sekarang : tiba2 salad bangkok itu ingin sempurna menjadi salad, apa bisa?
Ibarat pepatah : bubur ayam sukabumi tidak bisa lagi diubah jadi nasi uduk 
tanahabang
[ meskipun bahan2nya hampir sama]
:-)

Begitu kan?

salam
l.meilany
[ sebenarnya penggemar sejati gado-gado)



  - Original Message - 
  From: ritajkt 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, December 02, 2005 5:32 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok


  Weleh weleh Pak Sutiyoso yang Wijanarjko, 

  Hla sampeyan iki mbawa-mbawa ayat Quran kok zonder mbacanya lebih 
  dulu to Pak...pak. Mbok yao dibaca dulu to, apa ya nyambung gitu 
  sama INTI diskusi yang berlangsung. Duh..piye to Pak, hla Mbak Aisha 
  yang ngangeni itu, Mbak Chae yang cuerdas itu, Aki Ustad Sabri yang 
  udah menjalankan syariah Islam (hla wong jualan dasternya sekarang 
  di Nanggroe Atjeh :)), sudah menjelentrehkan diskusi ini dengan 
  puanjang lebar, bahwa Islam itu BUKAN Arab. Itu dulu yang dipahami, 
  Pak Setuju opo ora sampeyan? Kalo nggak setuju saya juga nggak maksa 
  kok, sak karep sampeyan wae wis asal jangan motong di tikungan 
  diskusi aja, Kang  Hla wong Islam itu Rahmatan lil Alamin, je, 
  sehingga di bumi mana pun ia akan menjadi ajaran yang membumi dan 
  menentramkan hati. Itu hlo Pak bedanya ISLAM dengan BUDAYA ARAB yang 
  ketika dibawa ke tempat lain bisa mendapatkan resistensi dari local 
  wisdom yang udah ada (dan lebih sesuai) dengan tempat itu.

  Budaya Arab (sekali lagi bukan budaya Islam) itu banyak yang kontra 
  produktif terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang panjang 
  luebardijelasin temen-temen dalam diskusinya. Begitu juga adanya 
  kecenderungan sok berbahasa Arab yang semata-mata karena ada pamrih 
  supaya dianggap ahli agama (atau bersikap riya') terus mengumbar 
  bahasa Arab di lingkungan kampung Jawa. Hla ini kan sama to Pak 
  buru

Re: [wanita-muslimah] Re: Gado2 vs Salad /Makanya enggak cocok

2005-12-01 Terurut Topik L.Meilany

Antara Gado2 - Salad - dan Salad Bangkok
Nafsu besar mau reply yg lain tapi hari ini sedang kedandapan, terburu-buru, 
tolong di beri maaf :-)

Cuma sekedar mau merangkum dari semua yg bisa saya pahami.
Diantaranya pendapat Rita, Aisha, Nisa juga Pak Chodjim, Pak Sabri kepada Pak 
Satriyo juga Pak Sutiyoso

[ oh ya kemarin sore yg gerimis saya mendapat kiriman salad bangkok dari 
tetangga]
-
Bangsa indonesia beragama islam, anggaplah gado2 
[ berbagai macam sayuran, emping, dengan saus kacang]
Bangsa Arab tempat munculnya islam, anggaplah salad 
[ berbagai sayuran dengan saus thousand island dan mayonaise, mustard]
Pada perjalanan waktu sejak kedatangan islam di indonesia kita ini sudah 
seperti salad bangkok 
[ perpaduan keduanya, ada yg ditambah dan di kurangi]
Betul kan ?

Nah sekarang : tiba2 salad bangkok itu ingin sempurna menjadi salad, apa bisa?
Ibarat pepatah : bubur ayam sukabumi tidak bisa lagi diubah jadi nasi uduk 
tanahabang
[ meskipun bahan2nya hampir sama]
:-)

Begitu kan?

salam
l.meilany
[ sebenarnya penggemar sejati gado-gado)



  - Original Message - 
  From: ritajkt 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, December 02, 2005 5:32 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok


  Weleh weleh Pak Sutiyoso yang Wijanarjko, 

  Hla sampeyan iki mbawa-mbawa ayat Quran kok zonder mbacanya lebih 
  dulu to Pak...pak. Mbok yao dibaca dulu to, apa ya nyambung gitu 
  sama INTI diskusi yang berlangsung. Duh..piye to Pak, hla Mbak Aisha 
  yang ngangeni itu, Mbak Chae yang cuerdas itu, Aki Ustad Sabri yang 
  udah menjalankan syariah Islam (hla wong jualan dasternya sekarang 
  di Nanggroe Atjeh :)), sudah menjelentrehkan diskusi ini dengan 
  puanjang lebar, bahwa Islam itu BUKAN Arab. Itu dulu yang dipahami, 
  Pak Setuju opo ora sampeyan? Kalo nggak setuju saya juga nggak maksa 
  kok, sak karep sampeyan wae wis asal jangan motong di tikungan 
  diskusi aja, Kang  Hla wong Islam itu Rahmatan lil Alamin, je, 
  sehingga di bumi mana pun ia akan menjadi ajaran yang membumi dan 
  menentramkan hati. Itu hlo Pak bedanya ISLAM dengan BUDAYA ARAB yang 
  ketika dibawa ke tempat lain bisa mendapatkan resistensi dari local 
  wisdom yang udah ada (dan lebih sesuai) dengan tempat itu.

  Budaya Arab (sekali lagi bukan budaya Islam) itu banyak yang kontra 
  produktif terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang panjang 
  luebardijelasin temen-temen dalam diskusinya. Begitu juga adanya 
  kecenderungan sok berbahasa Arab yang semata-mata karena ada pamrih 
  supaya dianggap ahli agama (atau bersikap riya') terus mengumbar 
  bahasa Arab di lingkungan kampung Jawa. Hla ini kan sama to Pak 
  buruknya , sama sombongnya (atau sama-sama nyebelinnya), dengan 
  orang yang sok ngomong keinggris-inggrisan di kampung Jawa. 

  Nah dengan begitu, sampai di poin ini, saya harap sampeyan nggak 
  salah sangka lagi. Jadi, ayat-ayat yang sampeyan bawa itu ya ndak 
  klop to Pak dengan diskusi ini, hla wong nggak ada yang mengejek dan 
  enggak ada yang lagi menyombongkan sebagaimana Firman Allah yang 
  sampeyan usung kesini. 

  Yang ada adalah membeberkan fakta bahwa budaya Arab itu banyak yang 
  jelek (ini tidak sama dengan menjelekkan to Pak?).  Hla ya gimana 
  nggak jelek,  kalo sampai Nabi SAW harus diutusNya untuk melakukan 
  reformasi total! Namun, sepeninggal Kanjeng Nabi, sayangnya, budaya 
  yang jelek-jelek itu belum seluruhnya lenyap di sono. Inilah yang 
  kemudian digarisbawahi, biar temen-temen nggak menelan mentah-mentah 
  semua yang dari Arab sono sebagai sesuatu yang lebih baik, karena 
  sekali lagi harus bisa dibedakan mana yang ajaran Islam dan mana 
  yang semata-mata budaya Arab.

  Nah, sekarang saya mau guyon, katanya, cakep itu relatip, tapi jelek 
  itu absolut..:)) Ini biar sampeyan puas, dan ayat-ayat yang sampeyan 
  bawa ada konteksnya disini, karena saya emang lagi ngeledek orang 
  jelek yang kebetulan...hehehe saya sendiri kok Pak..:))

  salam,
  surita


  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Jeng Aisha,
  >
  >   Kalau kita membuka Al Qur'an maka kita akan menemukan ayat yang 
  memberi warning kepada kita supaya berhati - hati  dalam 
  membicarakan kelompok atau orang lain, 
  >
  >  9. Al Hujuraat
  >   
  > 
  >   11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang 
  laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang 
  ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan 
  perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan 
  itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan 
  jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-
  buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan 
  barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang 
  zalim.