[wanita-muslimah] Re: Gado2 vs Salad /Makanya enggak cocok
Biasanya yang model salad bangkok ini lebih mudah diterima masyrakat karena rasanya lebih dikenal di lidah orang indonesia..enggak heran kalau dihajatan bagian prasmanan yang tersaji mostly salad bangkok;) begitu juga waktu wali songo menyebarkan Islam, dipakai mediator wayang tanpa mengganti nama dan penampilan tokoh jadi model abu nawas semua:) tetep aja semar, cepot, gareng dan petruk. Dalam pepatah ada yang namanya tak kenal maka tak sayang, bisa juga tak kenal maka tak paham..Islam model ngarab tak dikenal disini makanya sering kali disalahpahami...jilbab disalah pahami..mahar disalahpahami..poligami disalahpahami juga mut'ah disalahpahami...:)) Chae --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Antara Gado2 - Salad - dan Salad Bangkok > Nafsu besar mau reply yg lain tapi hari ini sedang kedandapan, terburu-buru, tolong di beri maaf :-) > > Cuma sekedar mau merangkum dari semua yg bisa saya pahami. > Diantaranya pendapat Rita, Aisha, Nisa juga Pak Chodjim, Pak Sabri kepada Pak Satriyo juga Pak Sutiyoso > > [ oh ya kemarin sore yg gerimis saya mendapat kiriman salad bangkok dari tetangga] > - > Bangsa indonesia beragama islam, anggaplah gado2 > [ berbagai macam sayuran, emping, dengan saus kacang] > Bangsa Arab tempat munculnya islam, anggaplah salad > [ berbagai sayuran dengan saus thousand island dan mayonaise, mustard] > Pada perjalanan waktu sejak kedatangan islam di indonesia kita ini sudah seperti salad bangkok > [ perpaduan keduanya, ada yg ditambah dan di kurangi] > Betul kan ? > > Nah sekarang : tiba2 salad bangkok itu ingin sempurna menjadi salad, apa bisa? > Ibarat pepatah : bubur ayam sukabumi tidak bisa lagi diubah jadi nasi uduk tanahabang > [ meskipun bahan2nya hampir sama] > :-) > > Begitu kan? > > salam > l.meilany > [ sebenarnya penggemar sejati gado-gado) > > > > - Original Message - > From: ritajkt > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, December 02, 2005 5:32 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok > > > Weleh weleh Pak Sutiyoso yang Wijanarjko, > > Hla sampeyan iki mbawa-mbawa ayat Quran kok zonder mbacanya lebih > dulu to Pak...pak. Mbok yao dibaca dulu to, apa ya nyambung gitu > sama INTI diskusi yang berlangsung. Duh..piye to Pak, hla Mbak Aisha > yang ngangeni itu, Mbak Chae yang cuerdas itu, Aki Ustad Sabri yang > udah menjalankan syariah Islam (hla wong jualan dasternya sekarang > di Nanggroe Atjeh :)), sudah menjelentrehkan diskusi ini dengan > puanjang lebar, bahwa Islam itu BUKAN Arab. Itu dulu yang dipahami, > Pak Setuju opo ora sampeyan? Kalo nggak setuju saya juga nggak maksa > kok, sak karep sampeyan wae wis asal jangan motong di tikungan > diskusi aja, Kang Hla wong Islam itu Rahmatan lil Alamin, je, > sehingga di bumi mana pun ia akan menjadi ajaran yang membumi dan > menentramkan hati. Itu hlo Pak bedanya ISLAM dengan BUDAYA ARAB yang > ketika dibawa ke tempat lain bisa mendapatkan resistensi dari local > wisdom yang udah ada (dan lebih sesuai) dengan tempat itu. > > Budaya Arab (sekali lagi bukan budaya Islam) itu banyak yang kontra > produktif terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang panjang > luebardijelasin temen-temen dalam diskusinya. Begitu juga adanya > kecenderungan sok berbahasa Arab yang semata-mata karena ada pamrih > supaya dianggap ahli agama (atau bersikap riya') terus mengumbar > bahasa Arab di lingkungan kampung Jawa. Hla ini kan sama to Pak > buruknya , sama sombongnya (atau sama-sama nyebelinnya), dengan > orang yang sok ngomong keinggris-inggrisan di kampung Jawa. > > Nah dengan begitu, sampai di poin ini, saya harap sampeyan nggak > salah sangka lagi. Jadi, ayat-ayat yang sampeyan bawa itu ya ndak > klop to Pak dengan diskusi ini, hla wong nggak ada yang mengejek dan > enggak ada yang lagi menyombongkan sebagaimana Firman Allah yang > sampeyan usung kesini. > > Yang ada adalah membeberkan fakta bahwa budaya Arab itu banyak yang > jelek (ini tidak sama dengan menjelekkan to Pak?). Hla ya gimana > nggak jelek, kalo sampai Nabi SAW harus diutusNya untuk melakukan > reformasi total! Namun, sepeninggal Kanjeng Nabi, sayangnya, budaya > yang jelek-jelek itu belum seluruhnya lenyap di sono. Inilah yang > kemudian digarisbawahi, biar temen-temen nggak menelan mentah-mentah > semua yang dari Arab sono sebagai sesuatu yang lebih baik, karena > sekali lagi harus bisa dibedakan mana yang ajaran Islam dan mana > yang semata-mata budaya Arab. > > Nah, sekarang saya mau guyon, katanya, cakep itu relatip, tapi jelek > itu absolut..:)) Ini biar sampeyan puas, dan ayat-ayat yang sampeyan > bawa ada konteksnya disini, karena saya emang lagi ngeledek orang > jelek yang kebetulan...hehehe saya sendiri kok Pak..:)) > > salam, >
Re: [wanita-muslimah] Re: Gado2 vs Salad /Makanya enggak cocok
Selamat pagi Indonesia, Saya harus panggil siapa nich untuk yang terhormat Surita?, jeng, mbak, atau siapa ya? , kita berkenalan dulu yach "yang terhormat", kalau enggak kenal engga sayang :) . Ijinkan saya sedikit mengoreksi nama saya yang "yang terhormat" tulis agak keliru sedikit , Nama saya Sutiyoso Wijanarko, the simple man, bukan "Wijanarjko" , nanti artinya jadi lain dengan arti yang sebenarnya dari "Wijanarko" . Budhe saya yang memberi nama Sutiyoso Wijanarko tersebut kepada saya, pernah lihat wayang orang belum? , nah Wijanarko itu nama lain dari "Janoko" atau kalau versinya Group Band DEWA , nama janoko itu nama lain dari Arjuna. Nah Arjuna atau janoko itu kan identik dengan seorang pria , seorang kasatria yang dekat dg para femalejangan salah tangkap yachmaksudnya seorang pria yang sangat menghormati eksistensi female atau perempuan, nah lucunya...maaf bukan lucu tapi kenyataannya, saya memang sejak kecul selalu belajar untuk menghormati dan memahami dan menghayati kaum mysterious yang namanya female tersebut. Enggak bermaksud sombong sich, mungkin maksud dari Budhe saya memberi nama saya dengan nama Sutiyoso Wijanarko supaya saya jadi manusia yang bermanfaat untuk sesama, khususnya kepada para kaum hawa, lucunya lagi pekerjaan saya memang berkaitan dengan kaum hawa tersebut :), wah jadi terlalu panjang lebar ya?, itulah sedikit perkenalan dari saya, boleh kan saya tahu tentang "yang terhormat" ? Memperkenalkan diri seperti ini saya kira penting, dalam dunia pewayangan saja juga selalu terjadi dialoq seperti ini, saling memperkenalkan diri, ada tuch tokoh pewayangan yang mulutnya panjang namanya "Cakil", sebelum dia bertanding dengan lawannya dia selalu memperkenalkan diri. Sayang, dimilis WM ini ada beberapa anggotanya tidak kasatria menunjukkan jati dirinya, bersembunyi dengan nama yang aneh-aneh, jadi kalau dibandingkan dengan si "Cakil" itu ya masih lebih baik si Cakil :) Untuk sementara, kita mulai dulu dengan saling mengenal dulu ya, supaya diskusi-nya jadi indah dan asyik, kalau sudah saling mengenal lalu kita bisa berdiskusi ria. Salam. "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Antara Gado2 - Salad - dan Salad Bangkok Nafsu besar mau reply yg lain tapi hari ini sedang kedandapan, terburu-buru, tolong di beri maaf :-) Cuma sekedar mau merangkum dari semua yg bisa saya pahami. Diantaranya pendapat Rita, Aisha, Nisa juga Pak Chodjim, Pak Sabri kepada Pak Satriyo juga Pak Sutiyoso [ oh ya kemarin sore yg gerimis saya mendapat kiriman salad bangkok dari tetangga] - Bangsa indonesia beragama islam, anggaplah gado2 [ berbagai macam sayuran, emping, dengan saus kacang] Bangsa Arab tempat munculnya islam, anggaplah salad [ berbagai sayuran dengan saus thousand island dan mayonaise, mustard] Pada perjalanan waktu sejak kedatangan islam di indonesia kita ini sudah seperti salad bangkok [ perpaduan keduanya, ada yg ditambah dan di kurangi] Betul kan ? Nah sekarang : tiba2 salad bangkok itu ingin sempurna menjadi salad, apa bisa? Ibarat pepatah : bubur ayam sukabumi tidak bisa lagi diubah jadi nasi uduk tanahabang [ meskipun bahan2nya hampir sama] :-) Begitu kan? salam l.meilany [ sebenarnya penggemar sejati gado-gado) - Original Message - From: ritajkt To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, December 02, 2005 5:32 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok Weleh weleh Pak Sutiyoso yang Wijanarjko, Hla sampeyan iki mbawa-mbawa ayat Quran kok zonder mbacanya lebih dulu to Pak...pak. Mbok yao dibaca dulu to, apa ya nyambung gitu sama INTI diskusi yang berlangsung. Duh..piye to Pak, hla Mbak Aisha yang ngangeni itu, Mbak Chae yang cuerdas itu, Aki Ustad Sabri yang udah menjalankan syariah Islam (hla wong jualan dasternya sekarang di Nanggroe Atjeh :)), sudah menjelentrehkan diskusi ini dengan puanjang lebar, bahwa Islam itu BUKAN Arab. Itu dulu yang dipahami, Pak Setuju opo ora sampeyan? Kalo nggak setuju saya juga nggak maksa kok, sak karep sampeyan wae wis asal jangan motong di tikungan diskusi aja, Kang Hla wong Islam itu Rahmatan lil Alamin, je, sehingga di bumi mana pun ia akan menjadi ajaran yang membumi dan menentramkan hati. Itu hlo Pak bedanya ISLAM dengan BUDAYA ARAB yang ketika dibawa ke tempat lain bisa mendapatkan resistensi dari local wisdom yang udah ada (dan lebih sesuai) dengan tempat itu. Budaya Arab (sekali lagi bukan budaya Islam) itu banyak yang kontra produktif terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang panjang luebardijelasin temen-temen dalam diskusinya. Begitu juga adanya kecenderungan sok berbahasa Arab yang semata-mata karena ada pamrih supaya dianggap ahli agama (atau bersikap riya') terus mengumbar bahasa Arab di lingkungan kampung Jawa. Hla ini kan sama to Pak buru
Re: [wanita-muslimah] Re: Gado2 vs Salad /Makanya enggak cocok
Antara Gado2 - Salad - dan Salad Bangkok Nafsu besar mau reply yg lain tapi hari ini sedang kedandapan, terburu-buru, tolong di beri maaf :-) Cuma sekedar mau merangkum dari semua yg bisa saya pahami. Diantaranya pendapat Rita, Aisha, Nisa juga Pak Chodjim, Pak Sabri kepada Pak Satriyo juga Pak Sutiyoso [ oh ya kemarin sore yg gerimis saya mendapat kiriman salad bangkok dari tetangga] - Bangsa indonesia beragama islam, anggaplah gado2 [ berbagai macam sayuran, emping, dengan saus kacang] Bangsa Arab tempat munculnya islam, anggaplah salad [ berbagai sayuran dengan saus thousand island dan mayonaise, mustard] Pada perjalanan waktu sejak kedatangan islam di indonesia kita ini sudah seperti salad bangkok [ perpaduan keduanya, ada yg ditambah dan di kurangi] Betul kan ? Nah sekarang : tiba2 salad bangkok itu ingin sempurna menjadi salad, apa bisa? Ibarat pepatah : bubur ayam sukabumi tidak bisa lagi diubah jadi nasi uduk tanahabang [ meskipun bahan2nya hampir sama] :-) Begitu kan? salam l.meilany [ sebenarnya penggemar sejati gado-gado) - Original Message - From: ritajkt To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, December 02, 2005 5:32 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok Weleh weleh Pak Sutiyoso yang Wijanarjko, Hla sampeyan iki mbawa-mbawa ayat Quran kok zonder mbacanya lebih dulu to Pak...pak. Mbok yao dibaca dulu to, apa ya nyambung gitu sama INTI diskusi yang berlangsung. Duh..piye to Pak, hla Mbak Aisha yang ngangeni itu, Mbak Chae yang cuerdas itu, Aki Ustad Sabri yang udah menjalankan syariah Islam (hla wong jualan dasternya sekarang di Nanggroe Atjeh :)), sudah menjelentrehkan diskusi ini dengan puanjang lebar, bahwa Islam itu BUKAN Arab. Itu dulu yang dipahami, Pak Setuju opo ora sampeyan? Kalo nggak setuju saya juga nggak maksa kok, sak karep sampeyan wae wis asal jangan motong di tikungan diskusi aja, Kang Hla wong Islam itu Rahmatan lil Alamin, je, sehingga di bumi mana pun ia akan menjadi ajaran yang membumi dan menentramkan hati. Itu hlo Pak bedanya ISLAM dengan BUDAYA ARAB yang ketika dibawa ke tempat lain bisa mendapatkan resistensi dari local wisdom yang udah ada (dan lebih sesuai) dengan tempat itu. Budaya Arab (sekali lagi bukan budaya Islam) itu banyak yang kontra produktif terhadap ajaran Islam itu sendiri sebagaimana yang panjang luebardijelasin temen-temen dalam diskusinya. Begitu juga adanya kecenderungan sok berbahasa Arab yang semata-mata karena ada pamrih supaya dianggap ahli agama (atau bersikap riya') terus mengumbar bahasa Arab di lingkungan kampung Jawa. Hla ini kan sama to Pak buruknya , sama sombongnya (atau sama-sama nyebelinnya), dengan orang yang sok ngomong keinggris-inggrisan di kampung Jawa. Nah dengan begitu, sampai di poin ini, saya harap sampeyan nggak salah sangka lagi. Jadi, ayat-ayat yang sampeyan bawa itu ya ndak klop to Pak dengan diskusi ini, hla wong nggak ada yang mengejek dan enggak ada yang lagi menyombongkan sebagaimana Firman Allah yang sampeyan usung kesini. Yang ada adalah membeberkan fakta bahwa budaya Arab itu banyak yang jelek (ini tidak sama dengan menjelekkan to Pak?). Hla ya gimana nggak jelek, kalo sampai Nabi SAW harus diutusNya untuk melakukan reformasi total! Namun, sepeninggal Kanjeng Nabi, sayangnya, budaya yang jelek-jelek itu belum seluruhnya lenyap di sono. Inilah yang kemudian digarisbawahi, biar temen-temen nggak menelan mentah-mentah semua yang dari Arab sono sebagai sesuatu yang lebih baik, karena sekali lagi harus bisa dibedakan mana yang ajaran Islam dan mana yang semata-mata budaya Arab. Nah, sekarang saya mau guyon, katanya, cakep itu relatip, tapi jelek itu absolut..:)) Ini biar sampeyan puas, dan ayat-ayat yang sampeyan bawa ada konteksnya disini, karena saya emang lagi ngeledek orang jelek yang kebetulan...hehehe saya sendiri kok Pak..:)) salam, surita --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Jeng Aisha, > > Kalau kita membuka Al Qur'an maka kita akan menemukan ayat yang memberi warning kepada kita supaya berhati - hati dalam membicarakan kelompok atau orang lain, > > 9. Al Hujuraat > > > 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk- buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.