[wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
Apakah perseteruan kelompok syiah dan sunni itu berakar dari perebutan kekuasaan antara kelompok kerabat dan keluarga langsung RasuluLlah SAW dan kelompok diluarnya (para sahabat)? Artinya bahwa sistem pemerintahan Islam belum mengatur suksesi kepemimpinan secara damai. Jika suksesi kepemimpinan masih harus dilakukan dengan pergulatan kekuasaan berdarah artinya belum modern dan belum demokratis. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Marilah kita mengikuti, mencintai dan membela Ahlulbait Rasulullah saw. tanpa mengecilkan/menghina Sahabat-sahabat Rasulullah, terutama Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayidina Utsman, radhiallahu anhum. Semua adalah sahabat-sahabat Rasulullah yang Rasulullah ridho pada mereka hingga akhir hayatnya. Mereka bertiga adalah khalifah-khalifah yang sah. Keutamaan dan keadilan pemerintahannya diakui oleh seluruh ulama ahlussunah dari zaman sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga hari ini. -Rizal- --- On Thu, 10/9/08, syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] wrote: From: syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, October 9, 2008, 3:51 AM Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita. Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias sia-sia. Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam firman-Nya: #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575; #1610;#1615;#1585;#1616;#1610;#1583;#1615; #1575;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615; #1604;#1616;#1610;#1615;#1584;#1618;#1607;#1616;#1576; #1593;#1614;#1606;#1603;#1605;#1615; #1575;#1604;#1585;#1617;#1616;#1580;#1618;#1587; #1571;#1614;#1607;#1618;#1604;#1614; #1575;#1604;#1618;#1576;#1614;#1610;#1618;#1578;#1616; #1608;#1614; #1610;#1615;#1591;#1607;#1617;#1616;#1585;#1614;#1603;#1605;#1618; #1578;#1614;#1591;#1607;#1616;#1610;#1585;#1575;#1611; Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya. (Al-Ahzab/33: 33) Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya: #1602;#1615;#1604; #1604;#1575; #1571;#1614;#1587;#1574;#1614;#1604;#1615;#1603;#1605;#1618; #1593;#1614;#1604;#1614;#1610;#1618;#1607;#1616; #1571;#1614;#1580;#1618;#1585;#1575;#1611; #1573;#1616;#1604;#1575; #1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1608;#1614;#1583;#1617;#1614;#1577;#1614; #1601;#1609; #1575;#1604;#1618;#1602;#1615;#1585;#1618;#1576;#1609; Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'. (Surat Asy-Syura: 23) Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia. Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya. Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu membuahkan malapetaka di keluarga bahkan di dunia. Lagi-lagi menurut kaum sufi, sebenarnya umumnya manusia salah mempersepsikan kebahagiaan. Fitrahnya mencari kebahagiaan, fisiknya mengejar keuangan. Di sini terjadi kejaran yang tak seimbang dan tak searah, sehingga di sinilah penyebab munculnya kegelisahan dan malapetaka. Sebenarnya Allah dan Rasul-Nya sangat ingin kita hidup bahagia di dunia dan akhirat. Karena itu Dia perintahkan mencintai kesucian. Dan cinta tak akan bermakna jika tidak mengikuti tapak-tilasnya. Rasulullah saw adalah tokoh sosok kesucian, dan Ahlul baitnya adalah sosok kesucian yang harus diikuti tapak-tilasnya pasca beliau. Lebih detail tentang Ababun Nuzul dua ayat tersebut berikut penafsiran ulama, silahkan klik halaman Asbabun Nuzul disini: http://tafsirtematis.wordpress.com Sebagian umat Islam juga
Re: [wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
Kalau sudah sukses pergantian kekuasaan dalam islam tanpa pertumpahan darah, jgn lupa undangan makan makannya. Saya sih gak yakin :)) Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Dan [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 11 Oct 2008 15:22:50 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Apakah perseteruan kelompok syiah dan sunni itu berakar dari perebutan kekuasaan antara kelompok kerabat dan keluarga langsung RasuluLlah SAW dan kelompok diluarnya (para sahabat)? Artinya bahwa sistem pemerintahan Islam belum mengatur suksesi kepemimpinan secara damai. Jika suksesi kepemimpinan masih harus dilakukan dengan pergulatan kekuasaan berdarah artinya belum modern dan belum demokratis. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Marilah kita mengikuti, mencintai dan membela Ahlulbait Rasulullah saw. tanpa mengecilkan/menghina Sahabat-sahabat Rasulullah, terutama Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayidina Utsman, radhiallahu anhum. Semua adalah sahabat-sahabat Rasulullah yang Rasulullah ridho pada mereka hingga akhir hayatnya. Mereka bertiga adalah khalifah-khalifah yang sah. Keutamaan dan keadilan pemerintahannya diakui oleh seluruh ulama ahlussunah dari zaman sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga hari ini. -Rizal- --- On Thu, 10/9/08, syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] wrote: From: syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, October 9, 2008, 3:51 AM Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita. Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias sia-sia. Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam firman-Nya: #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575; #1610;#1615;#1585;#1616;#1610;#1583;#1615; #1575;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615; #1604;#1616;#1610;#1615;#1584;#1618;#1607;#1616;#1576; #1593;#1614;#1606;#1603;#1605;#1615; #1575;#1604;#1585;#1617;#1616;#1580;#1618;#1587; #1571;#1614;#1607;#1618;#1604;#1614; #1575;#1604;#1618;#1576;#1614;#1610;#1618;#1578;#1616; #1608;#1614; #1610;#1615;#1591;#1607;#1617;#1616;#1585;#1614;#1603;#1605;#1618; #1578;#1614;#1591;#1607;#1616;#1610;#1585;#1575;#1611; Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya. (Al-Ahzab/33: 33) Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya: #1602;#1615;#1604; #1604;#1575; #1571;#1614;#1587;#1574;#1614;#1604;#1615;#1603;#1605;#1618; #1593;#1614;#1604;#1614;#1610;#1618;#1607;#1616; #1571;#1614;#1580;#1618;#1585;#1575;#1611; #1573;#1616;#1604;#1575; #1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1608;#1614;#1583;#1617;#1614;#1577;#1614; #1601;#1609; #1575;#1604;#1618;#1602;#1615;#1585;#1618;#1576;#1609; Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'. (Surat Asy-Syura: 23) Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia. Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya. Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu membuahkan malapetaka di keluarga bahkan di dunia. Lagi-lagi menurut kaum sufi, sebenarnya umumnya manusia salah mempersepsikan kebahagiaan. Fitrahnya mencari kebahagiaan, fisiknya mengejar keuangan. Di sini terjadi kejaran yang tak seimbang dan tak searah, sehingga di sinilah penyebab munculnya kegelisahan dan malapetaka. Sebenarnya Allah dan Rasul-Nya sangat ingin kita hidup bahagia di dunia dan akhirat. Karena itu Dia perintahkan
[wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
Memang demikian Bung Ari, para Pan-Islamist masih belum sadar bahwa pemahaman mereka itu masih bolong2 untuk dapat mendirikan masyarakat sejahtera. Tapi mereka yakin dengan nyawa dan darah bahwa pemahaman mereka yang masih setengah matang itu adalah kebenaran absolut. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau sudah sukses pergantian kekuasaan dalam islam tanpa pertumpahan darah, jgn lupa undangan makan makannya. Saya sih gak yakin :)) Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Dan [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 11 Oct 2008 15:22:50 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Apakah perseteruan kelompok syiah dan sunni itu berakar dari perebutan kekuasaan antara kelompok kerabat dan keluarga langsung RasuluLlah SAW dan kelompok diluarnya (para sahabat)? Artinya bahwa sistem pemerintahan Islam belum mengatur suksesi kepemimpinan secara damai. Jika suksesi kepemimpinan masih harus dilakukan dengan pergulatan kekuasaan berdarah artinya belum modern dan belum demokratis. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal rakai_rizal@ wrote: Marilah kita mengikuti, mencintai dan membela Ahlulbait Rasulullah saw. tanpa mengecilkan/menghina Sahabat-sahabat Rasulullah, terutama Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayidina Utsman, radhiallahu anhum. Semua adalah sahabat-sahabat Rasulullah yang Rasulullah ridho pada mereka hingga akhir hayatnya. Mereka bertiga adalah khalifah-khalifah yang sah. Keutamaan dan keadilan pemerintahannya diakui oleh seluruh ulama ahlussunah dari zaman sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga hari ini. -Rizal- --- On Thu, 10/9/08, syamsuri149 syamsuri149@ wrote: From: syamsuri149 syamsuri149@ Subject: [wanita-muslimah] Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thursday, October 9, 2008, 3:51 AM Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita. Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias sia-sia. Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam firman-Nya: #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575; #1610;#1615;#1585;#1616;#1610;#1583;#1615; #1575;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615; #1604;#1616;#1610;#1615;#1584;#1618;#1607;#1616;#1576; #1593;#1614;#1606;#1603;#1605;#1615; #1575;#1604;#1585;#1617;#1616;#1580;#1618;#1587; #1571;#1614;#1607;#1618;#1604;#1614; #1575;#1604;#1618;#1576;#1614;#1610;#1618;#1578;#1616; #1608;#1614; #1610;#1615;#1591;#1607;#1617;#1616;#1585;#1614;#1603;#1605;#1618; #1578;#1614;#1591;#1607;#1616;#1610;#1585;#1575;#1611; Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya. (Al-Ahzab/33: 33) Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya: #1602;#1615;#1604; #1604;#1575; #1571;#1614;#1587;#1574;#1614;#1604;#1615;#1603;#1605;#1618; #1593;#1614;#1604;#1614;#1610;#1618;#1607;#1616; #1571;#1614;#1580;#1618;#1585;#1575;#1611; #1573;#1616;#1604;#1575; #1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1608;#1614;#1583;#1617;#1614;#1577;#1614; #1601;#1609; #1575;#1604;#1618;#1602;#1615;#1585;#1618;#1576;#1609; Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'. (Surat Asy-Syura: 23) Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia. Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya. Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu