[wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?

2008-10-11 Terurut Topik Dan
Apakah perseteruan kelompok syiah dan sunni itu berakar dari perebutan
kekuasaan antara kelompok kerabat dan keluarga langsung RasuluLlah SAW
dan kelompok diluarnya (para sahabat)?

Artinya bahwa sistem pemerintahan Islam belum mengatur suksesi
kepemimpinan secara damai.  Jika suksesi kepemimpinan masih harus
dilakukan dengan pergulatan kekuasaan berdarah artinya belum modern
dan belum demokratis.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Marilah kita mengikuti, mencintai dan membela Ahlulbait Rasulullah
saw. tanpa mengecilkan/menghina Sahabat-sahabat Rasulullah, terutama
Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayidina Utsman, radhiallahu
anhum. Semua adalah sahabat-sahabat Rasulullah yang Rasulullah ridho
pada mereka hingga akhir hayatnya.
 
 Mereka bertiga adalah khalifah-khalifah yang sah. Keutamaan dan
keadilan pemerintahannya diakui oleh seluruh ulama ahlussunah dari
zaman sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga hari ini.
 
 -Rizal-
 
 
 --- On Thu, 10/9/08, syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 From: syamsuri149 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [wanita-muslimah] Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Thursday, October 9, 2008, 3:51 AM
 
 Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
 
 Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang
 kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka
 tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat
 mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah
 swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci
 Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci
 Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak
 pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita.
 
 Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah
 dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias
 sia-sia.
 
 Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam
 firman-Nya:
 
 #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575;
 #1610;#1615;#1585;#1616;#1610;#1583;#1615;
 #1575;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615;
 #1604;#1616;#1610;#1615;#1584;#1618;#1607;#1616;#1576;
 #1593;#1614;#1606;#1603;#1605;#1615;
 #1575;#1604;#1585;#1617;#1616;#1580;#1618;#1587;
 #1571;#1614;#1607;#1618;#1604;#1614;
 #1575;#1604;#1618;#1576;#1614;#1610;#1618;#1578;#1616;
 #1608;#1614;

#1610;#1615;#1591;#1607;#1617;#1616;#1585;#1614;#1603;#1605;#1618;
 #1578;#1614;#1591;#1607;#1616;#1610;#1585;#1575;#1611;
  Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai
 Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya. (Al-Ahzab/33: 33)
 
 Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci
 Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya:
 
 #1602;#1615;#1604; #1604;#1575;
 #1571;#1614;#1587;#1574;#1614;#1604;#1615;#1603;#1605;#1618;
 #1593;#1614;#1604;#1614;#1610;#1618;#1607;#1616;
 #1571;#1614;#1580;#1618;#1585;#1575;#1611;
 #1573;#1616;#1604;#1575;

#1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1608;#1614;#1583;#1617;#1614;#1577;#1614;
 #1601;#1609;
 #1575;#1604;#1618;#1602;#1615;#1585;#1618;#1576;#1609;
  Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam
 dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'. (Surat Asy-Syura:
 23)
 
 Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat
 dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian
 jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian
 dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia.
 
 Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti
 mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan
 kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber
 kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya.
 
 Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia
 menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana
 pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal
 uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu membuahkan malapetaka
 di keluarga bahkan di dunia. Lagi-lagi menurut kaum sufi, sebenarnya
 umumnya manusia salah mempersepsikan kebahagiaan. Fitrahnya mencari
 kebahagiaan, fisiknya mengejar keuangan. Di sini terjadi kejaran yang
 tak seimbang dan tak searah, sehingga di sinilah penyebab munculnya
 kegelisahan dan malapetaka.
 
 Sebenarnya Allah dan Rasul-Nya sangat ingin kita hidup bahagia di
 dunia dan akhirat. Karena itu Dia perintahkan mencintai kesucian. Dan
 cinta tak akan bermakna jika tidak mengikuti tapak-tilasnya.
 Rasulullah saw adalah tokoh sosok kesucian, dan Ahlul baitnya adalah
 sosok kesucian yang harus diikuti tapak-tilasnya pasca beliau.
 
 Lebih detail tentang Ababun Nuzul dua ayat tersebut berikut penafsiran
 ulama, silahkan klik halaman Asbabun Nuzul disini:
 http://tafsirtematis.wordpress.com
 
 Sebagian umat Islam juga 

Re: [wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?

2008-10-11 Terurut Topik Ari Condro

Kalau sudah sukses pergantian kekuasaan dalam islam tanpa pertumpahan darah, 
jgn lupa undangan makan makannya.

Saya sih gak yakin :))




Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Dan [EMAIL PROTECTED]

Date: Sat, 11 Oct 2008 15:22:50 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?


Apakah perseteruan kelompok syiah dan sunni itu berakar dari perebutan
kekuasaan antara kelompok kerabat dan keluarga langsung RasuluLlah SAW
dan kelompok diluarnya (para sahabat)?

Artinya bahwa sistem pemerintahan Islam belum mengatur suksesi
kepemimpinan secara damai.  Jika suksesi kepemimpinan masih harus
dilakukan dengan pergulatan kekuasaan berdarah artinya belum modern
dan belum demokratis.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Marilah kita mengikuti, mencintai dan membela Ahlulbait Rasulullah
saw. tanpa mengecilkan/menghina Sahabat-sahabat Rasulullah, terutama
Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayidina Utsman, radhiallahu
anhum. Semua adalah sahabat-sahabat Rasulullah yang Rasulullah ridho
pada mereka hingga akhir hayatnya.
 
 Mereka bertiga adalah khalifah-khalifah yang sah. Keutamaan dan
keadilan pemerintahannya diakui oleh seluruh ulama ahlussunah dari
zaman sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga hari ini.
 
 -Rizal-
 
 
 --- On Thu, 10/9/08, syamsuri149 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 From: syamsuri149 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [wanita-muslimah] Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Thursday, October 9, 2008, 3:51 AM
 
 Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
 
 Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang
 kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka
 tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat
 mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah
 swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci
 Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci
 Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak
 pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita.
 
 Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah
 dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias
 sia-sia.
 
 Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam
 firman-Nya:
 
 #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575;
 #1610;#1615;#1585;#1616;#1610;#1583;#1615;
 #1575;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615;
 #1604;#1616;#1610;#1615;#1584;#1618;#1607;#1616;#1576;
 #1593;#1614;#1606;#1603;#1605;#1615;
 #1575;#1604;#1585;#1617;#1616;#1580;#1618;#1587;
 #1571;#1614;#1607;#1618;#1604;#1614;
 #1575;#1604;#1618;#1576;#1614;#1610;#1618;#1578;#1616;
 #1608;#1614;

#1610;#1615;#1591;#1607;#1617;#1616;#1585;#1614;#1603;#1605;#1618;
 #1578;#1614;#1591;#1607;#1616;#1610;#1585;#1575;#1611;
  Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai
 Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya. (Al-Ahzab/33: 33)
 
 Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci
 Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya:
 
 #1602;#1615;#1604; #1604;#1575;
 #1571;#1614;#1587;#1574;#1614;#1604;#1615;#1603;#1605;#1618;
 #1593;#1614;#1604;#1614;#1610;#1618;#1607;#1616;
 #1571;#1614;#1580;#1618;#1585;#1575;#1611;
 #1573;#1616;#1604;#1575;

#1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1608;#1614;#1583;#1617;#1614;#1577;#1614;
 #1601;#1609;
 #1575;#1604;#1618;#1602;#1615;#1585;#1618;#1576;#1609;
  Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam
 dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'. (Surat Asy-Syura:
 23)
 
 Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat
 dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian
 jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian
 dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia.
 
 Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti
 mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan
 kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber
 kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya.
 
 Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia
 menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana
 pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal
 uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu membuahkan malapetaka
 di keluarga bahkan di dunia. Lagi-lagi menurut kaum sufi, sebenarnya
 umumnya manusia salah mempersepsikan kebahagiaan. Fitrahnya mencari
 kebahagiaan, fisiknya mengejar keuangan. Di sini terjadi kejaran yang
 tak seimbang dan tak searah, sehingga di sinilah penyebab munculnya
 kegelisahan dan malapetaka.
 
 Sebenarnya Allah dan Rasul-Nya sangat ingin kita hidup bahagia di
 dunia dan akhirat. Karena itu Dia perintahkan

[wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?

2008-10-11 Terurut Topik Dan
Memang demikian Bung Ari, para Pan-Islamist masih belum sadar bahwa
pemahaman mereka itu masih bolong2 untuk dapat mendirikan masyarakat
sejahtera.  Tapi mereka yakin dengan nyawa dan darah bahwa pemahaman
mereka yang masih setengah matang itu adalah kebenaran absolut.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Kalau sudah sukses pergantian kekuasaan dalam islam tanpa
pertumpahan darah, jgn lupa undangan makan makannya.
 
 Saya sih gak yakin :))
 
 
 
 
 Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
 
 -Original Message-
 From: Dan [EMAIL PROTECTED]
 
 Date: Sat, 11 Oct 2008 15:22:50 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait
Nabi saw?
 
 
 Apakah perseteruan kelompok syiah dan sunni itu berakar dari perebutan
 kekuasaan antara kelompok kerabat dan keluarga langsung RasuluLlah SAW
 dan kelompok diluarnya (para sahabat)?
 
 Artinya bahwa sistem pemerintahan Islam belum mengatur suksesi
 kepemimpinan secara damai.  Jika suksesi kepemimpinan masih harus
 dilakukan dengan pergulatan kekuasaan berdarah artinya belum modern
 dan belum demokratis.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
 rakai_rizal@ wrote:
 
  Marilah kita mengikuti, mencintai dan membela Ahlulbait Rasulullah
 saw. tanpa mengecilkan/menghina Sahabat-sahabat Rasulullah, terutama
 Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayidina Utsman, radhiallahu
 anhum. Semua adalah sahabat-sahabat Rasulullah yang Rasulullah ridho
 pada mereka hingga akhir hayatnya.
  
  Mereka bertiga adalah khalifah-khalifah yang sah. Keutamaan dan
 keadilan pemerintahannya diakui oleh seluruh ulama ahlussunah dari
 zaman sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga hari ini.
  
  -Rizal-
  
  
  --- On Thu, 10/9/08, syamsuri149 syamsuri149@ wrote:
  From: syamsuri149 syamsuri149@
  Subject: [wanita-muslimah] Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi
saw?
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Thursday, October 9, 2008, 3:51 AM
  
  Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?
  
  Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang
  kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka
  tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat
  mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah
  swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci
  Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci
  Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak
  pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita.
  
  Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah
  dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias
  sia-sia.
  
  Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam
  firman-Nya:
  
  #1573;#1616;#1606;#1617;#1614;#1605;#1614;#1575;
  #1610;#1615;#1585;#1616;#1610;#1583;#1615;
  #1575;#1604;#1604;#1617;#1614;#1607;#1615;
  #1604;#1616;#1610;#1615;#1584;#1618;#1607;#1616;#1576;
  #1593;#1614;#1606;#1603;#1605;#1615;
  #1575;#1604;#1585;#1617;#1616;#1580;#1618;#1587;
  #1571;#1614;#1607;#1618;#1604;#1614;
  #1575;#1604;#1618;#1576;#1614;#1610;#1618;#1578;#1616;
  #1608;#1614;
 

#1610;#1615;#1591;#1607;#1617;#1616;#1585;#1614;#1603;#1605;#1618;
  #1578;#1614;#1591;#1607;#1616;#1610;#1585;#1575;#1611;
   Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai
  Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.
(Al-Ahzab/33: 33)
  
  Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci
  Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya:
  
  #1602;#1615;#1604; #1604;#1575;
  #1571;#1614;#1587;#1574;#1614;#1604;#1615;#1603;#1605;#1618;
  #1593;#1614;#1604;#1614;#1610;#1618;#1607;#1616;
  #1571;#1614;#1580;#1618;#1585;#1575;#1611;
  #1573;#1616;#1604;#1575;
 

#1575;#1604;#1618;#1605;#1614;#1608;#1614;#1583;#1617;#1614;#1577;#1614;
  #1601;#1609;
  #1575;#1604;#1618;#1602;#1615;#1585;#1618;#1576;#1609;
   Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam
  dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'. (Surat Asy-Syura:
  23)
  
  Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat
  dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian
  jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian
  dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan
manusia.
  
  Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti
  mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan
  kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber
  kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya.
  
  Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia
  menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana
  pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal
  uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu