[wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah

2005-09-21 Terurut Topik Chae
 dan yuliet ? pasangan yang
betul-betul saling mencintai karena cinta dan mau meninggal dunia
karena cinta. Di Indonesia banyak kasuh tuch pria wanita yang yang
lagi pacaran karena suatu kondisi tidak bisa bersatu akhirnya sepakat
 bunuh diri bareng. Jadi alasan frigid itu saya kira alasan yang
sangat sepele bagi pasangan pria dan wanita yang betul-betul saling
menintai.
 Wajib atau sunat kenyataannya sekarang saya sudah menikah. :) 
  
 Kesiapan mental juga relatif ya mbak, dalam Al Qur'an disebutkan
kalau wanita / istri justru merupakan lantaran datangnya rejeki bagi
para pria / suami , indah sekali Allah meletakkan posisi wanita ( yang
dinikahi )  sebagai salah satu persyaratan mengalirnya rejeki kepada
si suami.
 Kalau semua wanita engga mau nikah lalu gimana tuch co-nya pada
engga dapat rejeki ( pada miskin )  dari Allah...kidding ya mbak...:)
  
  
  
  
  
 salam
 
  
 
 L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kisah nyata :
 Ada perempuan yg dengan airmata berlinang dan dengan PDnya bilang
pada laki2 yg hendak melamarnya, 
 [mereka dah lama saling mengenal dan saling mencintai] :
  Kau tau kan aku menderita penyakit, kau tau kan aku di diagnosa
ndak bisa hamil,
 kau tau juga kan, jika kita menikah dan kau ingin punya keturunan,
aku ndak mau di madu.
 
 Kemudian acara sinetron india ini diakhiri dengan laki2nya yg
menarik diri, dari laki2 tak bisa mempertahankan cintanya.
 Mungkin dia pikir cinta kan tak musti harus menerima calon isteri yg
penyakitan atau yg gak bisa mengandung
 atau yg melarang-larang untuk poligami.
 
 Modal menjalani hidup dengan bahagia itu harus dengan kejujuran :-))
 Di hadits atau apa gitu ada ungkapan : katakan yg benar walaupun pahit.
 Karena cinta tidak musti bersatu. [lagunya sapa gitu, lupa]
 Cinta sejati bukan memiliki tapi pengorbanan, memberikan
kasihsayang, kebahagiaan  bagi yg dikasihinya.
 [ gombal mode]
 :-)
 
 Kemudian keluarga perempuan berkomentar :
 Mengapa harus mengatakan yg sebenarnya, jalani saja dulu, menikah
kan tidak harus selalu punya anak?
 
 Tapi apakah demikian wahai para laki2 ?
 
 :-)
 Salam
 l.meilany
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, September 20, 2005 4:46 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah
 
 
   Wa'alaikumssalam wr wb.,
 
   Tapi mas, andai mas ini frigid..apa mas Sutijoso ini akan tetap 
   ingin menikah? atau mewajibkan utk menikah buat diri mas sendiri? 
   Sorry, just curious...
 
   Mungkin itu salah satu batasan kemampuan yang dimaksud mbak Nisa ?
 
   Setuju..menikah itu seharusnya dilandaskan krn Allah semata, bukan 
   karena dah merasa mampu memberi nafkah lahir/batin. Buat saya 
   kesiapan mental itu merupakan batasan dari kemampuan.
 
   wassalam wr wb.,
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ass wr wb,
 
Ijinkan saya bertanya tentang kata-kata kemampuan tersebut, 
   batasannya apa ya?
 
Ingin cerita pengalaman saya sendiri sich...
Dulu waktu saya nikah dengan istri saya cukup agak lucu juga sich, 
   saya menikahi seorang wanita ( mantan yatim ) anak dari seorang 
   petani yang miskin,   saat itu saya melamar sendiri padahal saya 
   dalam keadaan tidak siap materi, pernikahannya juga saya biayai 
   sendiri, merayakan pernikahannya juga atas biaya sendiri , hanya 
   menyembelih ayam dan kambing dan dirayakan dengan orang-orang desa, 
   pegangan saya hanya satu niat ikhlas mencintai Allah pasti Allah 
   akan membantu saya.sekarang anak saya 3 imut-imut semua cakep 
   pinter sehat dan sekarang istri saya baru hamil, hidup saya cukup 
   oke, saya bisa membantu banyak saudara dan banyak membantu orang-
   orang yang membutuhkan pekerjaan..saya melihat ada hal-hal yang 
   diluar logika yang bermain dalam kehidupan manusiakalau yang 
   namanya Sutiyoso yang dulunya engga mampu ternyata justru dengan 
   pernikahan jadi mampupasti saudari-saudaraku yang belum nikah 
   pasti juga mampu kalau berani mencoba..
 
 
bersambung. 

Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yap. Sudah ada dititik temu.
1) Memang yang menikah sudah diberi kemampuan untuk menikah...:-)
2) SSA/dan sejenisnya itu orang yang belum diberi kemampuan utk 
memilih ...:-)
3) Orang yang masih ragupun tergolong orang yang belum mampu...

Memang bagi yang belum mampu, tidak ada atasnya kewajiban...:-).

Saya sangat senang mendengar para SSA tidak putus berusaha dan 
mereka masih punya kesadaran. Met berjuang, mbak.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mba Lina,
 
 Jika kita merujuk kepada ayat sebelumnya Qs.24:32 dimana 
   disebutkan
 bahwa perintah menikah untuk orang2 dari kalangan merdeka dan
 budak..Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara 
   kamu, 
dan
 orang-orang yang patut

Re: [wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah

2005-09-21 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
.. sekalinya jatuh sakit karena tidak siap dengan
realitas yang ada.

Chae






--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ass wr wb,
  
 Motif perkawinan ada beberapa ya mbak Lina, ada karena motif harta,
ada motif fisik ( cantik-tampan ) ada motif  keturunan ( memperbaiki
keturunan seperti apa yang sering dikemukakan wanita indonesia yang
berhubungan dengan londo ), ada yang karena motif agama, dll
  
 Mbak Lina ingat engga cerita romy dan yuliet ? pasangan yang
betul-betul saling mencintai karena cinta dan mau meninggal dunia
karena cinta. Di Indonesia banyak kasuh tuch pria wanita yang yang
lagi pacaran karena suatu kondisi tidak bisa bersatu akhirnya sepakat
bunuh diri bareng. Jadi alasan frigid itu saya kira alasan yang
sangat sepele bagi pasangan pria dan wanita yang betul-betul saling
menintai.
 Wajib atau sunat kenyataannya sekarang saya sudah menikah. :) 
  
 Kesiapan mental juga relatif ya mbak, dalam Al Qur'an disebutkan
kalau wanita / istri justru merupakan lantaran datangnya rejeki bagi
para pria / suami , indah sekali Allah meletakkan posisi wanita ( yang
dinikahi )  sebagai salah satu persyaratan mengalirnya rejeki kepada
si suami.
 Kalau semua wanita engga mau nikah lalu gimana tuch co-nya pada
engga dapat rejeki ( pada miskin )  dari Allah...kidding ya mbak...:)
  
  
  
  
  
 salam
 
  
 
 L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kisah nyata :
 Ada perempuan yg dengan airmata berlinang dan dengan PDnya bilang
pada laki2 yg hendak melamarnya, 
 [mereka dah lama saling mengenal dan saling mencintai] :
  Kau tau kan aku menderita penyakit, kau tau kan aku di diagnosa
ndak bisa hamil,
 kau tau juga kan, jika kita menikah dan kau ingin punya keturunan,
aku ndak mau di madu.
 
 Kemudian acara sinetron india ini diakhiri dengan laki2nya yg
menarik diri, dari laki2 tak bisa mempertahankan cintanya.
 Mungkin dia pikir cinta kan tak musti harus menerima calon isteri yg
penyakitan atau yg gak bisa mengandung
 atau yg melarang-larang untuk poligami.
 
 Modal menjalani hidup dengan bahagia itu harus dengan kejujuran :-))
 Di hadits atau apa gitu ada ungkapan : katakan yg benar walaupun pahit.
 Karena cinta tidak musti bersatu. [lagunya sapa gitu, lupa]
 Cinta sejati bukan memiliki tapi pengorbanan, memberikan
kasihsayang, kebahagiaan  bagi yg dikasihinya.
 [ gombal mode]
 :-)
 
 Kemudian keluarga perempuan berkomentar :
 Mengapa harus mengatakan yg sebenarnya, jalani saja dulu, menikah
kan tidak harus selalu punya anak?
 
 Tapi apakah demikian wahai para laki2 ?
 
 :-)
 Salam
 l.meilany
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, September 20, 2005 4:46 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah
 
 
   Wa'alaikumssalam wr wb.,
 
   Tapi mas, andai mas ini frigid..apa mas Sutijoso ini akan tetap 
   ingin menikah? atau mewajibkan utk menikah buat diri mas sendiri? 
   Sorry, just curious...
 
   Mungkin itu salah satu batasan kemampuan yang dimaksud mbak Nisa ?
 
   Setuju..menikah itu seharusnya dilandaskan krn Allah semata, bukan 
   karena dah merasa mampu memberi nafkah lahir/batin. Buat saya 
   kesiapan mental itu merupakan batasan dari kemampuan.
 
   wassalam wr wb.,
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ass wr wb,
 
Ijinkan saya bertanya tentang kata-kata kemampuan tersebut, 
   batasannya apa ya?
 
Ingin cerita pengalaman saya sendiri sich...
Dulu waktu saya nikah dengan istri saya cukup agak lucu juga sich, 
   saya menikahi seorang wanita ( mantan yatim ) anak dari seorang 
   petani yang miskin,   saat itu saya melamar sendiri padahal saya 
   dalam keadaan tidak siap materi, pernikahannya juga saya biayai 
   sendiri, merayakan pernikahannya juga atas biaya sendiri , hanya 
   menyembelih ayam dan kambing dan dirayakan dengan orang-orang desa, 
   pegangan saya hanya satu niat ikhlas mencintai Allah pasti Allah 
   akan membantu saya.sekarang anak saya 3 imut-imut semua cakep 
   pinter sehat dan sekarang istri saya baru hamil, hidup saya cukup 
   oke, saya bisa membantu banyak saudara dan banyak membantu orang-
   orang yang membutuhkan pekerjaan..saya melihat ada hal-hal yang 
   diluar logika yang bermain dalam kehidupan manusiakalau yang 
   namanya Sutiyoso yang dulunya engga mampu ternyata justru dengan 
   pernikahan jadi mampupasti saudari-saudaraku yang belum nikah 
   pasti juga mampu kalau berani mencoba..
 
 
bersambung. 

Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yap. Sudah ada dititik temu.
1) Memang yang menikah sudah diberi kemampuan untuk menikah...:-)
2) SSA/dan sejenisnya itu orang yang belum diberi kemampuan utk 
memilih ...:-)
3) Orang yang masih ragupun tergolong orang yang belum mampu...

Memang bagi yang belum mampu, tidak ada atasnya kewajiban...:-).

Saya sangat

Re: [wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah, cinta = egois

2005-09-21 Terurut Topik untung sentosa
chae,
belum jadi ke gramedia, yaa !!

SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yang kedua, saya kadang heran dengan kebanyakan orang yang terlalu
mengagungkan cinta, padahal cinta kan bentuk lain dari keegoisan ... 




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah

2005-09-20 Terurut Topik Chae
Walaupun dengan berlinang air mata tapi setidaknya perempuan PD ini
bisa menentukan pilihanya sendiri dan tidak menggantungkan semuanya
dalam angan-angan yang belum tentu pasti setuju Mba Meilany??:)

Sering kali kita hanya diberikan berbagai Iming-iming menggiurkan
dari sebuah perkawinan. Perkawinan sering kali di lihat hanya dari
satu sisi saja sebagai mediator kebahagiaan, kesenangan, keberkahan,
kenikmatan dll 

Padahal seperti dalam bagian dari kehidupan manusia, perkawinan pun
tidak lepas dari 2 mata sisi yang saling berlawanan. Ada kebahagiaan
tentu ada pula kesedihan, ada kesenangan tentu saja ada kesusahan, ada
kenikmatan tentu saja ada kepedihan dimana kesemuanya itu pasti
mengisi kehidupan dalam berumah tangga.

Sayangnya banyak calon pasutri yang di dokrin hanya dari satu sisi
perkawinan saja, mereka disuguhi janji-janji manis tukang duren (ma'af
ini cuman perumpamaan:).. mereka dibiarkan mengawang-ngawang serasa
akan hidup di negri khayangan.

Tentu saja banyak pasangan pasutri yang baru memasuki mahligai rumah
tangga mendapatkan shock therapy , mereka seakan-akan tidak siap
menhadapi kenyataan bahwa harapan tak seindah kenyataan. Maka sudah
menjadi hal yang di anggap wajar jika di awal-awal pernikahan terjadi
keributan atau konflik diantara suami dan istri. Dan bagi pasangan
yang bisa cepat beradaptasi keluar dari bayang-bayang khalayan maka
mereka bisa secepatnya menyelaraskan situasi dan bertahan. Tapi bagi
yang tidak bisa melakukan hal tersebut mereka memilih untuk mengakhiri
pernikahan dengan alasan tidak adanya kecocokan... mengherankan jika
memang tidak cocok lalu untuk apa mereka menikah?

Padahal ada tanggung jawab yang lahir pada sebuah perkawinan, salah
satu yang utamanya adalah kehadiran seorang anak? Anak menjadi pihak
yang paling merasakan dampak dari sebuah perceraian, padahal
jelas-jelas anak tidak menjadi ikut ambil bagian dari sebuah perceraian.

Maka dari itu sudah seharunya ada pemahaman baru dalam memandang
sebuah lembaga perkawinan secara utuh dari kedua sisinya sehingga ada
kesadaran dalam menentukan plihan, kesadaran akan konsekwensi yang
akan dijalani, tanggung jawab dan resiko yang akan di hadapi dalam
memasuki kehidupan berumah tangga.

Apalagi bagi perempuan,dikarena masih saja lembaga perkawinan di
anggap sebagai mediator untuk mengalihkan kepemilikan perempuan dari
Ayahnya kepad suaminya. Dengan kondisi yang demikian tentu saja
Perempuan menjadi rentan sekali untuk menjadi korban dalam sebuah
perkawinan. 

Chae

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kisah nyata :
 Ada perempuan yg dengan airmata berlinang dan dengan PDnya bilang
pada laki2 yg hendak melamarnya, 
 [mereka dah lama saling mengenal dan saling mencintai] :
  Kau tau kan aku menderita penyakit, kau tau kan aku di diagnosa
ndak bisa hamil,
 kau tau juga kan, jika kita menikah dan kau ingin punya keturunan,
aku ndak mau di madu.
 
 Kemudian acara sinetron india ini diakhiri dengan laki2nya yg
menarik diri, dari laki2 tak bisa mempertahankan cintanya.
 Mungkin dia pikir cinta kan tak musti harus menerima calon isteri yg
penyakitan atau yg gak bisa mengandung
 atau yg melarang-larang untuk poligami.
 
 Modal menjalani hidup dengan bahagia itu harus dengan kejujuran :-))
 Di hadits atau apa gitu ada ungkapan : katakan yg benar walaupun pahit.
 Karena cinta tidak musti bersatu. [lagunya sapa gitu, lupa]
 Cinta sejati bukan memiliki tapi pengorbanan, memberikan
kasihsayang, kebahagiaan  bagi yg dikasihinya.
 [ gombal mode]
 :-)
 
 Kemudian keluarga perempuan berkomentar :
 Mengapa harus mengatakan yg sebenarnya, jalani saja dulu, menikah
kan tidak harus selalu punya anak?
 
 Tapi apakah demikian wahai para laki2 ?
 
 :-)
 Salam
 l.meilany
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, September 20, 2005 4:46 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah
 
 
   Wa'alaikumssalam wr wb.,
 
   Tapi mas, andai mas ini frigid..apa mas Sutijoso ini akan tetap 
   ingin menikah? atau mewajibkan utk menikah buat diri mas sendiri? 
   Sorry, just curious...
 
   Mungkin itu salah satu batasan kemampuan yang dimaksud mbak Nisa ?
 
   Setuju..menikah itu seharusnya dilandaskan krn Allah semata, bukan 
   karena dah merasa mampu memberi nafkah lahir/batin. Buat saya 
   kesiapan mental itu merupakan batasan dari kemampuan.
 
   wassalam wr wb.,
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ass wr wb,
 
Ijinkan saya bertanya tentang kata-kata kemampuan tersebut, 
   batasannya apa ya?
 
Ingin cerita pengalaman saya sendiri sich...
Dulu waktu saya nikah dengan istri saya cukup agak lucu juga sich, 
   saya menikahi seorang wanita ( mantan yatim ) anak dari seorang 
   petani yang miskin,   saat itu saya melamar sendiri padahal saya 
   dalam keadaan tidak siap materi, pernikahannya juga saya biayai 
   sendiri

[wanita-muslimah] Re: Menikah atau tidak menikah

2005-09-19 Terurut Topik Lina Dahlan
Mbak Nisa...(sorry lain sendiri manggilnya),
Dengan ayat dan pengertian mbak tersebut itu, bukankah secara tersirat 
juga bhw yang menikah itu sudah diberi kemampuan oleh Allah sedang 
yang belum menikah belum diberi kemampuan oleh Allah?...:-)

wassalam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 bukankah dalam Qur'an sendiri dikatakan  bahwa jika mampu menikah 
 lah tapi jika tidak mampu bersabarlah sampai Allah memberikan 
 kemampuan dalam menikah... 
 
 Yang paling penting bukan menikah atau tidak menikah karena itu 
 sebuah pilihan tapi yang terpenting adalah ketika kita mau menerima 
 konsekwensi dan bertanggung jawab terahdap plihan yang kita pilih...
 
 Chae
 






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/