Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani
Dear mbak Ida, Memang benar sekali. Keadaan seperti ini memang persoalan yang amat sangat pribadi karena menyangkut dalam negeri seseorang. Karena sifatnya yang "pribadi" itu pula lah yang menyebabkan situasi KDRT tidak pernah muncul ke permukaan, dan menimbulkan perasaan tidak tentram. Dan memang kasus seperti ini memerlukan counselor untuk bimbingan yang terus-menerus dan termonitor. Dalam hal mbak Ani, sumber yang diharapkan dapat membantu malahan berbalik menghadapkan dia pada jalan buntu. Maksudnya sumber ini adalah badan counselor yang berupa yayasan dan instansi masyarakat yang ada di lingkungannya dan dapat terjangkau dengan perekonomiannya. Sebetulnya Ani sendiri mengharapkan lebih sedikit orang yang tahu tentang permasalahannya lebih baik. Bukan karena dia artis atau selebritis yang nantinya akan di kenali orang banyak. Tetapi karena berada dalam ancaman sang suami yang terus menerus dan waktu yang tidak tentu (seperti bom waktu yang waktu meledaknya tidak diketahui :-() membuat dia jadi tambah mengkerut. Kalau bertemu orangnya langsung, tidak akan ada yang tahu bahwa Ani sedang mengalami situasi seperti ini. Karena dia itu sebetulnya orang yang periang dan ceplas ceplos. Nah karena badan dan yayasan masyarakat tidak memberikan jalan keluar, saya menanyakan pada Ani, bolehkah saya menanyakannya pada orang banyak dan waktu itu saya pikir untuk melakukannya lewat radio. Tetapi waktu saya menemukan milist WM ini dan mengikuti perbincangan di "warung kopi", saya juga menemukan bahwa di warung kopi ini banyak orang-orang yang mempunyai wawasan luas dan berasal dari berbagai lingkungan yang berbeda yang mungkin dapat memberikan masukan yang menuju jalan keluar. Setelah mendapatkan ijin dari Ani sebagai pemilik topik, barulah saya mengungkapkannya di sini. Mohon maaf apabila ada yang merasa terganggu. Dan semua masukan dari teman-teman semuanya saya kembalikan kepada Ani untuk dicerna dan disesuaikan dengan lingkungan dimana dia berada. Saya yang berada di Jakarta, walaupun banyak demo dan macet, tetapi saya bersyukur berada di sini. Dimana semua orang walaupun individual tetapi pada suatu momen tertentu mempunyai tingkat kooperatif yang tinggi. Dan dari sifat individualnya itu, untuk masalah pribadi yang seperti ini, orang Jakarta tidak akan terlalu memberi perhatian karena sudah menjadi bagian dari kehidupan kota. Sedangkan Ani tinggal di daerah pedesaan dimana masih banyak orang yang terlalu peduli dengan masalah pribadi orang lain, tetapi setelah mengetahuinya malah masalah pribadi ini menjadi bahan gosip yang hangat dan mengepul (waduh saya jadi membayangkan bakpao :-)) Namun sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada mbak Ida dan teman-teman semuanya dan menerima saya dalam keluarga besar WM (dimana ada Abahnya juga :-)) Terima kasih semuanya :-) Salam Katri - Original Message - From: idakhouw To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 04, 2006 3:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani Mbak Katri, Kata saya sih, seperti sudah diungkap beberapa teman, kasus begini memang bagiannya counselor. Bukan apa2, persoalan amat sangat pribadi, butuh dialog yg sangat personal, sementara milis kan tempat kongkow2, jadi mungkin malah tidak menyelesaikan masalah. Saya tidak punya resep yg gimana, apalagi mengungkapkannya di "warung kopi" begini. (Kalau ada niat memperbaiki yg sedang dalam proses rusak) barangkali ini bisa jadi sedikit "terapi": coba mengingat2 lagi masa2 awal cinta kasih merekah dan bagaimana saat itu menjalani masa2 indah itu? lalu kreatif mengajak suami mengenangnya lagi? Cuma bisa bersimpati, semoga tabah dan ada jalan keluar. Salam buat Mbak "Ani", Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kepada para milister yang baik, > > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk permasalahan KDRT yang saya ajukan. Dibawah ini saya forward reply dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support. Ani meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung demi menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya. -cut- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "wanita-
Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
;-D kalo menafsirkan uraian Santo Sabri memang harus spt. menafsirkan uraian Nabi Khidir he he he he he...provokatif dan buat mumet...tuapi dualeem :)) - Original Message - From: "SPSI K1" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 04, 2006 8:31 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani - > bu or pak st Sabri > sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra > pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya suap > alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai > hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta > cerai sudah keluar. > la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah. > > Ti2n > - Original Message - > From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, April 04, 2006 12:43 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani - > > > > tampaknya sudah begitu banyak masukan dari pakar2 wm dan bu ani bahkan > > dah punya kartu truf soal perpindahan agama, hanya saja dalam hal > > pindah agama ini tidak ada bukti otentiknya. > > > > menurut uraian salah satu hakim pengadilan agama (yg kebetulan kawan > > dekat saya). Alasan paling cepat dikabulkan oleh pengadilan bagi > > permohonan cerai seorang istri adalah 'pisah rumah'. Bu Ani musti > > tidak serumah dulu dengan suaminya, dan menggunakan alamat berbeda > > dengan suami saat mengajukan gugat cerai. Kemudian dukungan saksi > > keluarga dekat yg 'meyakinkan' bahwa rumah tangga tsb sudah tidak > > harmonis. > > > > ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop > > para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces > > pleng. > > > > salam > > st sabri > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > > > > > > Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke > > > KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk > > > perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada > > > tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru > > > (di Jl. Cililin?). > > > > > > Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan > > > konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz- > > > ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni > > > juga lho! > > > > > > Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat > > > masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk > > > karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya > > > dengan banyak tahajjud dan atau istikharah. > > > Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan. > > > Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena > > > Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan > > > tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga > > > sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak > > > komplain. Tidak berkah. > > > > > > wassalam, > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > > > > -- -- > YAH
[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
saya Pak aja deh ... bu Sabri gak ikut2 soal ini :=)) begitulah di indonesia, kalo mau 'cepet' ya itu jalannya, itu realitasnya. saya juga anti korupsi, tapi kalo urusan kagak kelar2 dan bolak balik sidang sampai puluhan kali, apa gak ruepoottt. akhirnya khan kita itung2an juga sepuluh kali sidang, kalo yg jadi pegawe harus ijin kantornya (gak ada sidang cerai waktu malam). dan sekian masalah lagi. saya cuma menyuguhkan solusi praktis yg mujarab dan nyata kalo idealismenya ya, emang gitu..ngikutin aturan, dipermainkan hakim2, pokoke ruwet deh. tapi ya terserah aja ama bu ani, amu cepet apa mau ikut aturan (resmi). Tanya ken apa ...? salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SPSI K1" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > bu or pak st Sabri > sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra > pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya suap > alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai > hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta > cerai sudah keluar. > la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah. > > Ti2n Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
Aki Sabri kaya'nya lagi 'bercanda' deh.. :-p *sorry satu baris* On 4/4/06, SPSI K1 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > bu or pak st Sabri > sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra > pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya > suap > alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai > hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta > cerai sudah keluar. > la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah. > > Ti2n > - Original Message - > From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, April 04, 2006 12:43 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani - > > > ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop > > para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces > > pleng. > > > > salam > > st sabri [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
bu or pak st Sabri sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya suap alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta cerai sudah keluar. la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah. Ti2n - Original Message - From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 04, 2006 12:43 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani - > tampaknya sudah begitu banyak masukan dari pakar2 wm dan bu ani bahkan > dah punya kartu truf soal perpindahan agama, hanya saja dalam hal > pindah agama ini tidak ada bukti otentiknya. > > menurut uraian salah satu hakim pengadilan agama (yg kebetulan kawan > dekat saya). Alasan paling cepat dikabulkan oleh pengadilan bagi > permohonan cerai seorang istri adalah 'pisah rumah'. Bu Ani musti > tidak serumah dulu dengan suaminya, dan menggunakan alamat berbeda > dengan suami saat mengajukan gugat cerai. Kemudian dukungan saksi > keluarga dekat yg 'meyakinkan' bahwa rumah tangga tsb sudah tidak > harmonis. > > ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop > para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces > pleng. > > salam > st sabri > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke > > KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk > > perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada > > tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru > > (di Jl. Cililin?). > > > > Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan > > konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz- > > ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni > > juga lho! > > > > Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat > > masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk > > karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya > > dengan banyak tahajjud dan atau istikharah. > > Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan. > > Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena > > Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan > > tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga > > sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak > > komplain. Tidak berkah. > > > > wassalam, > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > Yahoo! Groups Links > > > > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
tampaknya sudah begitu banyak masukan dari pakar2 wm dan bu ani bahkan dah punya kartu truf soal perpindahan agama, hanya saja dalam hal pindah agama ini tidak ada bukti otentiknya. menurut uraian salah satu hakim pengadilan agama (yg kebetulan kawan dekat saya). Alasan paling cepat dikabulkan oleh pengadilan bagi permohonan cerai seorang istri adalah 'pisah rumah'. Bu Ani musti tidak serumah dulu dengan suaminya, dan menggunakan alamat berbeda dengan suami saat mengajukan gugat cerai. Kemudian dukungan saksi keluarga dekat yg 'meyakinkan' bahwa rumah tangga tsb sudah tidak harmonis. ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces pleng. salam st sabri --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke > KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk > perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada > tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru > (di Jl. Cililin?). > > Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan > konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz- > ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni > juga lho! > > Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat > masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk > karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya > dengan banyak tahajjud dan atau istikharah. > Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan. > Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena > Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan > tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga > sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak > komplain. Tidak berkah. > > wassalam, Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani
Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru (di Jl. Cililin?). Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz- ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni juga lho! Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya dengan banyak tahajjud dan atau istikharah. Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan. Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak komplain. Tidak berkah. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti" > wrote: > > > > Kepada para milister yang baik, > > > > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk > permasalahan KDRT yang saya ajukan. Dibawah ini saya forward reply > > dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support. Ani > > meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung > demi > > menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya. > > > Mbak Katri dan Mbak Ani, > > Dari beberapa kasus perceraian yang pernah saya lihat sendiri > (keyword-nya pada "beberapa" loh ya, jgn diplintir ntar..:), > ternyata para suami2 itu tidak pernah mau menceraikan istrinya > kecuali dalam kasus istrinya jelas-jelas berselingkuh. Saya tidak > tahu pasti, apakah itu karena ego seorang pria (saya bukan psikolog, > dan blas ndak paham froit eh Freud sebagaimana Pak Janoko kita > itu..:). Padahal sudah jelas-jelas para suami di sidang2 itu > melalaikan tugasnya sebagai suami, dan sudah hak para istri untuk > meminta kembali "kebahagiaannya" yang sudah hilang tersebut. > > Parahnya, para bapak-bapak hakim (bahkan ibu hakim) sidang cerai > yang saya sempat lihat itu (saya yakin ada banyak hakim yang bijak) > cenderung menekan para istri, Ungkapan seperti "Apa Ibu tidak > kasihan anak-anak?" itu paling sering dilontarkan seolah anak-anak > itu akan tumbuh bahagia diatas penderitaan ibu kandung yang di- > dzalimi ayahnya. > > Padahal kalo kata kak Seto Mulyadi (dia psikolog beneran nih :)), > anak-anak bukanlah semata manusia mini (little people) yang tidak > punya perasaan yang dimiliki orang dewasa. Bahkan menurut tabloid > kesehatan Senior, minggu pertama Juli 2003, anak-anak juga sanggup > merasa senang dan nyaman serta sebaliknya, merasakan kesedihan dan > rasa tidak aman. Saya mengartikannya begini, pola relasi orangtua > yang bermasalah (sering konflik, apalagi sampai terjadi KDRT. Kasus > Mbak Ani itu saya saya KDRT dalam bentuk kekerasan psikologis, > finansial, dan juga seksual karena sudah terjadi marital rape) akan > membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan itu sangat mempengaruhi > tumbuh kembang kepribadiannya. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah > yang tentram, akan lebih positif perkembangannya walau tanpa > orangtua yang utuh (tapi bermasalah). Saya rasa ada beberapa study > yang membuktikan itu. pcmiiw. > > Dalam kasus Mbak Ani, saya kira, harus diselesaikan supaya tidak > berlarut-larut yang membuat rumah itu tidak tenteram. Tentu Mbak Ani > membutuhkan mediator, seorang wali pria sebagaimana disebutkan Pak > Wida. Namun dalam dunia yang tidak sempurna ini *kedip-kedip ke Pak > Wida* dimana wali pria yang powerful (dalam arti mampu diberi amanah > untuk menjadi mediator yang adil dan bijak) tidak selalu ada dan > tersedia sehingga Mbak Ani bisa (dan memang harus, kalo kata > saya ..:)) berpaling pada negara/institusi resmi. > > Mbak Ani bisa pergi ke KUA dan minta bertemu konsultan perkawinan di > sana. Opsi yang harus diperjuangkan Mbak Ani pada mediator agar > digolkan adalah; untuk mendapatkan jaminan dari suami Mbak Ani, > untuk tidak mengintimidasi dan melakukan kekerasan lagi terhadap > mbak Ani. Jaminan sebaiknya dilakukan tertulis, ditandatangani, dan > dengan saksi. > > Jika suami Mbak Ani keberatan, Mbak Ani bisa memakai alasan agama > yang cukup sensitif itu (ini mah ditanggung lancar dah, pasti tidak > sulit dapat dukungan :). Karena, setahu saya, begitu suami mbak Ani > sudah melepaskan keislamannya maka perkawinannya dengan Mbak Ani > (yang berlangsung secara Islam) juga sudah dianggap selesai oleh > KUA..:)) > > Dengan adanya pengaduan Mbak Ani ke KUA, mbak Ani bisa meminta > bantuan polisi juga jika suaminya masih terus mengintimidasi. Setahu > saya di
[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani
Wah...!!!:) Mba Rita banyak sekali memberikan masukan yang berguna, mudha-mudahan Mba Ani bisa lebih mempunyai kekuatan dalam mengambil keputusan dan Insya Allah itu adala yang terbaik bagi diri Mba Ani dan anak-anak. Sedikit menambahkan, mudah-mudahan bermanfaat... Mba Ani, banyak contoh di dalam Qur'an sendiri diceritakan bagaimana perempuan diwajibkan harus mandiri. Karena perempuan juga mempunyai tanggung jawab yang sama besar dengan laki-laki dalam menentukan roda kehidupanya dan jg keluarganya. Kita lihat bagaimana mandirinya si Hajar dalam mengarungi kehidupan di alam yang keras dengan seorang balita, Siti Maryam mampu menunjukan kwalitas dirinya di tengah2 masyrakat yang memusuhinya, begitu juga dengan Siti Zainab yang berani memperjuangakan kebahagian dirinya sendiri. Jika bukan diri kita yang memutuskan kebahagiaan diri kita dan keluarga kita lalu siapa lagi yang akan lebih peduli?? Sedangkan anak-anak adalah manusia-manusia dalam tingkatan meniru/mencontoh yang sangat hebat, jika dia dibesarkan dalam lingkungan yang tidak baik maka mereka pun besar kemungkinan untuk menjadi tidak baik tapi jika Mba Ani bisa menjadi contoh Ibu yang baik, tegar dan mandiri serta mampu melindungi anak-anaknya maka Insya Allah mereka akan meniru Mba Ani yang tegar, mandiri bukan Mba Ani yang pasrah harus tertindah:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti" > wrote: > > > > Kepada para milister yang baik, > > > > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk > permasalahan KDRT yang saya ajukan. Dibawah ini saya forward reply > > dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support. Ani > > meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung > demi > > menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya. > > > Mbak Katri dan Mbak Ani, > > Dari beberapa kasus perceraian yang pernah saya lihat sendiri > (keyword-nya pada "beberapa" loh ya, jgn diplintir ntar..:), > ternyata para suami2 itu tidak pernah mau menceraikan istrinya > kecuali dalam kasus istrinya jelas-jelas berselingkuh. Saya tidak > tahu pasti, apakah itu karena ego seorang pria (saya bukan psikolog, > dan blas ndak paham froit eh Freud sebagaimana Pak Janoko kita > itu..:). Padahal sudah jelas-jelas para suami di sidang2 itu > melalaikan tugasnya sebagai suami, dan sudah hak para istri untuk > meminta kembali "kebahagiaannya" yang sudah hilang tersebut. > > Parahnya, para bapak-bapak hakim (bahkan ibu hakim) sidang cerai > yang saya sempat lihat itu (saya yakin ada banyak hakim yang bijak) > cenderung menekan para istri, Ungkapan seperti "Apa Ibu tidak > kasihan anak-anak?" itu paling sering dilontarkan seolah anak-anak > itu akan tumbuh bahagia diatas penderitaan ibu kandung yang di- > dzalimi ayahnya. > > Padahal kalo kata kak Seto Mulyadi (dia psikolog beneran nih :)), > anak-anak bukanlah semata manusia mini (little people) yang tidak > punya perasaan yang dimiliki orang dewasa. Bahkan menurut tabloid > kesehatan Senior, minggu pertama Juli 2003, anak-anak juga sanggup > merasa senang dan nyaman serta sebaliknya, merasakan kesedihan dan > rasa tidak aman. Saya mengartikannya begini, pola relasi orangtua > yang bermasalah (sering konflik, apalagi sampai terjadi KDRT. Kasus > Mbak Ani itu saya saya KDRT dalam bentuk kekerasan psikologis, > finansial, dan juga seksual karena sudah terjadi marital rape) akan > membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan itu sangat mempengaruhi > tumbuh kembang kepribadiannya. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah > yang tentram, akan lebih positif perkembangannya walau tanpa > orangtua yang utuh (tapi bermasalah). Saya rasa ada beberapa study > yang membuktikan itu. pcmiiw. > > Dalam kasus Mbak Ani, saya kira, harus diselesaikan supaya tidak > berlarut-larut yang membuat rumah itu tidak tenteram. Tentu Mbak Ani > membutuhkan mediator, seorang wali pria sebagaimana disebutkan Pak > Wida. Namun dalam dunia yang tidak sempurna ini *kedip-kedip ke Pak > Wida* dimana wali pria yang powerful (dalam arti mampu diberi amanah > untuk menjadi mediator yang adil dan bijak) tidak selalu ada dan > tersedia sehingga Mbak Ani bisa (dan memang harus, kalo kata > saya ..:)) berpaling pada negara/institusi resmi. > > Mbak Ani bisa pergi ke KUA dan minta bertemu konsultan perkawinan di > sana. Opsi yang harus diperjuangkan Mbak Ani pada mediator agar > digolkan adalah; untuk mendapatkan jaminan dari suami Mbak Ani, > untuk tidak mengintimidasi dan melakukan kekerasan lagi terhadap > mbak Ani. Jaminan sebaiknya dilakukan tertulis, ditandatangani, dan > dengan saksi. > > Jika suami Mbak Ani keberatan, Mbak Ani bisa memakai alasan agama > yang cukup sensitif itu (ini mah ditanggung lancar dah, pasti tidak > sulit dapat dukungan :). Karena, setahu saya, begitu suami mbak Ani > sudah melepaskan keislamannya maka perkawinannya dengan Mbak Ani > (yang berlangsung
[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti" wrote: > > Kepada para milister yang baik, > > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk permasalahan KDRT yang saya ajukan. Dibawah ini saya forward reply > dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support. Ani > meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung demi > menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya. Mbak Katri dan Mbak Ani, Dari beberapa kasus perceraian yang pernah saya lihat sendiri (keyword-nya pada "beberapa" loh ya, jgn diplintir ntar..:), ternyata para suami2 itu tidak pernah mau menceraikan istrinya kecuali dalam kasus istrinya jelas-jelas berselingkuh. Saya tidak tahu pasti, apakah itu karena ego seorang pria (saya bukan psikolog, dan blas ndak paham froit eh Freud sebagaimana Pak Janoko kita itu..:). Padahal sudah jelas-jelas para suami di sidang2 itu melalaikan tugasnya sebagai suami, dan sudah hak para istri untuk meminta kembali "kebahagiaannya" yang sudah hilang tersebut. Parahnya, para bapak-bapak hakim (bahkan ibu hakim) sidang cerai yang saya sempat lihat itu (saya yakin ada banyak hakim yang bijak) cenderung menekan para istri, Ungkapan seperti "Apa Ibu tidak kasihan anak-anak?" itu paling sering dilontarkan seolah anak-anak itu akan tumbuh bahagia diatas penderitaan ibu kandung yang di- dzalimi ayahnya. Padahal kalo kata kak Seto Mulyadi (dia psikolog beneran nih :)), anak-anak bukanlah semata manusia mini (little people) yang tidak punya perasaan yang dimiliki orang dewasa. Bahkan menurut tabloid kesehatan Senior, minggu pertama Juli 2003, anak-anak juga sanggup merasa senang dan nyaman serta sebaliknya, merasakan kesedihan dan rasa tidak aman. Saya mengartikannya begini, pola relasi orangtua yang bermasalah (sering konflik, apalagi sampai terjadi KDRT. Kasus Mbak Ani itu saya saya KDRT dalam bentuk kekerasan psikologis, finansial, dan juga seksual karena sudah terjadi marital rape) akan membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan itu sangat mempengaruhi tumbuh kembang kepribadiannya. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah yang tentram, akan lebih positif perkembangannya walau tanpa orangtua yang utuh (tapi bermasalah). Saya rasa ada beberapa study yang membuktikan itu. pcmiiw. Dalam kasus Mbak Ani, saya kira, harus diselesaikan supaya tidak berlarut-larut yang membuat rumah itu tidak tenteram. Tentu Mbak Ani membutuhkan mediator, seorang wali pria sebagaimana disebutkan Pak Wida. Namun dalam dunia yang tidak sempurna ini *kedip-kedip ke Pak Wida* dimana wali pria yang powerful (dalam arti mampu diberi amanah untuk menjadi mediator yang adil dan bijak) tidak selalu ada dan tersedia sehingga Mbak Ani bisa (dan memang harus, kalo kata saya ..:)) berpaling pada negara/institusi resmi. Mbak Ani bisa pergi ke KUA dan minta bertemu konsultan perkawinan di sana. Opsi yang harus diperjuangkan Mbak Ani pada mediator agar digolkan adalah; untuk mendapatkan jaminan dari suami Mbak Ani, untuk tidak mengintimidasi dan melakukan kekerasan lagi terhadap mbak Ani. Jaminan sebaiknya dilakukan tertulis, ditandatangani, dan dengan saksi. Jika suami Mbak Ani keberatan, Mbak Ani bisa memakai alasan agama yang cukup sensitif itu (ini mah ditanggung lancar dah, pasti tidak sulit dapat dukungan :). Karena, setahu saya, begitu suami mbak Ani sudah melepaskan keislamannya maka perkawinannya dengan Mbak Ani (yang berlangsung secara Islam) juga sudah dianggap selesai oleh KUA..:)) Dengan adanya pengaduan Mbak Ani ke KUA, mbak Ani bisa meminta bantuan polisi juga jika suaminya masih terus mengintimidasi. Setahu saya di tiap kota (belum sampai di tingkat kecamatan, baru di kota dan kabupaten) kantor polisi , istilahnya Polda kalau tidak salah, menyediakan polwan yang sudah dilatih untuk menerima kasus-kasus KDRT yang bisa dimintai advis hingga perlindungan resmi. Dengan adanya mediator yang berkekuatan hukum (polisi, KUA) maka suami Mbak Ani, saya rasa, tidak bisa bertindak sewenang-wenang lagi. Suami Mbak Ani hanya punya dua opsi, mau kembali mencintai istrinya dengan ikhlas (ikhlas melihatnya bahagia, dalam kasus mbak Ani bahagia itu bisa saya artikan dengan tidak berpindah keyakinan dari agama Islam menjadi agama yang kini dianut suaminya) atau mengikhlaskan diri untuk bercerai. Buat Mbak Ani, selamat memperjuangkan kebahagiaanmu..:) salim lagi ah..:) rita Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani
Mbak Katri, Kata saya sih, seperti sudah diungkap beberapa teman, kasus begini memang bagiannya counselor. Bukan apa2, persoalan amat sangat pribadi, butuh dialog yg sangat personal, sementara milis kan tempat kongkow2, jadi mungkin malah tidak menyelesaikan masalah. Saya tidak punya resep yg gimana, apalagi mengungkapkannya di "warung kopi" begini. (Kalau ada niat memperbaiki yg sedang dalam proses rusak) barangkali ini bisa jadi sedikit "terapi": coba mengingat2 lagi masa2 awal cinta kasih merekah dan bagaimana saat itu menjalani masa2 indah itu? lalu kreatif mengajak suami mengenangnya lagi? Cuma bisa bersimpati, semoga tabah dan ada jalan keluar. Salam buat Mbak "Ani", Ida. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kepada para milister yang baik, > > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk permasalahan KDRT yang saya ajukan. Dibawah ini saya forward reply dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support. Ani meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung demi menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya. -cut- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/