Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani

2006-04-04 Terurut Topik Katri Kusumastuti
Dear mbak Ida,

Memang benar sekali.  Keadaan seperti ini memang persoalan yang amat sangat 
pribadi karena menyangkut dalam negeri seseorang.  Karena sifatnya yang 
"pribadi" itu pula lah yang menyebabkan situasi KDRT tidak pernah muncul ke 
permukaan, dan menimbulkan perasaan tidak tentram.
Dan memang kasus seperti ini memerlukan counselor untuk bimbingan yang 
terus-menerus dan termonitor.  Dalam hal mbak Ani, sumber yang diharapkan dapat 
membantu malahan berbalik menghadapkan dia pada jalan buntu.  Maksudnya sumber 
ini adalah badan counselor yang berupa yayasan dan instansi masyarakat yang ada 
di lingkungannya dan dapat terjangkau dengan perekonomiannya.

Sebetulnya Ani sendiri mengharapkan lebih sedikit orang yang tahu tentang 
permasalahannya lebih baik.  Bukan karena dia artis atau selebritis yang 
nantinya akan di kenali orang banyak.  Tetapi karena berada dalam ancaman sang 
suami yang terus menerus dan waktu yang tidak tentu (seperti bom waktu yang 
waktu meledaknya tidak diketahui :-() membuat dia jadi tambah mengkerut.  Kalau 
bertemu orangnya langsung, tidak akan ada yang tahu bahwa Ani sedang mengalami 
situasi seperti ini. Karena dia itu sebetulnya orang yang periang dan ceplas 
ceplos. 

Nah karena badan dan yayasan masyarakat tidak memberikan jalan keluar, saya 
menanyakan pada Ani, bolehkah saya menanyakannya pada orang banyak dan waktu 
itu saya pikir untuk melakukannya lewat radio.  Tetapi waktu saya menemukan 
milist WM ini dan mengikuti perbincangan di "warung kopi", saya juga menemukan 
bahwa di warung kopi ini banyak orang-orang yang mempunyai wawasan luas dan 
berasal dari berbagai lingkungan yang berbeda yang mungkin dapat memberikan 
masukan yang menuju jalan keluar.  Setelah mendapatkan ijin dari Ani sebagai 
pemilik topik, barulah saya mengungkapkannya di sini.  Mohon maaf apabila ada 
yang merasa terganggu.  Dan semua masukan dari teman-teman semuanya saya 
kembalikan kepada Ani untuk dicerna dan disesuaikan dengan lingkungan dimana 
dia berada.

Saya yang berada di Jakarta, walaupun banyak demo dan macet, tetapi saya 
bersyukur berada di sini.  Dimana semua orang walaupun individual tetapi pada 
suatu momen tertentu mempunyai tingkat kooperatif yang tinggi. Dan dari sifat 
individualnya itu, untuk masalah pribadi yang seperti ini, orang Jakarta tidak 
akan terlalu memberi perhatian karena sudah menjadi bagian dari kehidupan kota. 
 Sedangkan Ani tinggal di daerah pedesaan dimana masih banyak orang yang 
terlalu peduli dengan masalah pribadi orang lain, tetapi setelah mengetahuinya 
malah masalah pribadi ini menjadi bahan gosip yang hangat dan mengepul (waduh 
saya jadi membayangkan bakpao :-)) 

Namun sekali lagi saya ucapkan terima kasih pada mbak Ida dan teman-teman 
semuanya dan menerima saya dalam keluarga besar WM (dimana ada Abahnya juga :-))

Terima kasih semuanya :-)
Salam
Katri

- Original Message - 
  From: idakhouw 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 04, 2006 3:01 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani


  Mbak Katri, 
  Kata saya sih, seperti sudah diungkap beberapa teman, kasus begini
  memang bagiannya counselor. Bukan apa2, persoalan amat sangat pribadi,
  butuh dialog yg sangat personal, sementara milis kan tempat kongkow2,
  jadi mungkin malah tidak menyelesaikan masalah.  

  Saya tidak punya resep yg gimana, apalagi mengungkapkannya di "warung
  kopi" begini. (Kalau ada niat memperbaiki yg sedang dalam proses
  rusak) barangkali ini bisa jadi sedikit "terapi": coba mengingat2 lagi
  masa2 awal cinta kasih merekah dan bagaimana saat itu menjalani masa2
  indah itu? lalu kreatif mengajak suami mengenangnya lagi?

  Cuma bisa bersimpati, semoga tabah dan ada jalan keluar. 

  Salam buat Mbak "Ani",
  Ida.


  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti"
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Kepada para milister yang baik,
  > 
  > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk
  permasalahan KDRT yang saya ajukan.  Dibawah ini saya forward reply
  dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support.  Ani
  meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung demi
  menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya.

  -cut-





  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "wanita-

Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -

2006-04-04 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
;-D

kalo menafsirkan uraian Santo Sabri memang harus spt. menafsirkan uraian
Nabi Khidir
he he he he he...provokatif dan buat mumet...tuapi dualeem
:))



- Original Message - 
From: "SPSI K1" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 04, 2006 8:31 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -


> bu or pak st Sabri
> sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra
> pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya
suap
> alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai
> hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta
> cerai sudah keluar.
> la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah.
>
> Ti2n
> - Original Message -
> From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, April 04, 2006 12:43 PM
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
>
>
> > tampaknya sudah begitu banyak masukan dari pakar2 wm dan bu ani bahkan
> > dah punya kartu truf soal perpindahan agama, hanya saja dalam hal
> > pindah agama ini tidak ada bukti otentiknya.
> >
> > menurut uraian salah satu hakim pengadilan agama (yg kebetulan kawan
> > dekat saya). Alasan paling cepat dikabulkan oleh pengadilan bagi
> > permohonan cerai seorang istri adalah 'pisah rumah'. Bu Ani musti
> > tidak serumah dulu dengan suaminya, dan menggunakan alamat berbeda
> > dengan suami saat mengajukan gugat cerai. Kemudian dukungan saksi
> > keluarga dekat  yg 'meyakinkan' bahwa rumah tangga tsb sudah tidak
> > harmonis.
> >
> > ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop
> > para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces
> > pleng.
> >
> > salam
> > st sabri
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > >
> > > Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke
> > > KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk
> > > perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada
> > > tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru
> > > (di Jl. Cililin?).
> > >
> > > Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan
> > > konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz-
> > > ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni
> > > juga lho!
> > >
> > > Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat
> > > masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk
> > > karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya
> > > dengan banyak tahajjud dan atau istikharah.
> > > Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan.
> > > Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena
> > > Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan
> > > tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga
> > > sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak
> > > komplain. Tidak berkah.
> > >
> > > wassalam,
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment

> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
>
>
>
> --
--
> YAH

[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -

2006-04-04 Terurut Topik st sabri
saya Pak aja deh ... bu Sabri gak ikut2 soal ini :=))

begitulah di indonesia, kalo mau 'cepet' ya itu jalannya, itu
realitasnya. saya juga anti korupsi, tapi kalo urusan kagak kelar2 dan
bolak balik sidang sampai puluhan kali, apa gak ruepoottt. akhirnya
khan kita itung2an juga  sepuluh kali sidang, kalo yg jadi pegawe
harus ijin kantornya (gak ada sidang cerai waktu malam). dan sekian
masalah lagi.

saya cuma menyuguhkan solusi praktis yg mujarab dan nyata kalo
idealismenya ya, emang gitu..ngikutin aturan, dipermainkan hakim2,
pokoke ruwet deh.

tapi ya terserah aja ama bu ani, amu cepet apa mau  ikut aturan
(resmi). Tanya ken apa ...?

salam

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SPSI K1" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> bu or pak st Sabri
> sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra
> pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu
namanya suap
> alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai
> hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat
akta
> cerai sudah keluar.
> la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah.
> 
> Ti2n






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -

2006-04-03 Terurut Topik irwank
Aki Sabri kaya'nya lagi 'bercanda' deh.. :-p
*sorry satu baris*

On 4/4/06, SPSI K1 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> bu or pak st Sabri
> sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra
> pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya
> suap
> alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai
> hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta
> cerai sudah keluar.
> la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah.
>
> Ti2n
> - Original Message -
> From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, April 04, 2006 12:43 PM
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -
>
> > ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop
> > para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces
> > pleng.
> >
> > salam
> > st sabri


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -

2006-04-03 Terurut Topik SPSI K1
bu or pak st Sabri
sekedar masukan buat mba ani, saya tidak setuju kalo hakim dan panitra
pengadilan agama di kasih amplop dengan nominal 200 s/d 500 itu namanya suap
alias sogokan alias korupsi.karena bila seseorang ingin mendaftar cerai
hanya membayar uang pendaftaran dan uang untuk putusan apabila surat akta
cerai sudah keluar.
la wong pak hakim sama panitranya sudah di gaji kok sama pemerintah.

Ti2n
- Original Message -
From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 04, 2006 12:43 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -


> tampaknya sudah begitu banyak masukan dari pakar2 wm dan bu ani bahkan
> dah punya kartu truf soal perpindahan agama, hanya saja dalam hal
> pindah agama ini tidak ada bukti otentiknya.
>
> menurut uraian salah satu hakim pengadilan agama (yg kebetulan kawan
> dekat saya). Alasan paling cepat dikabulkan oleh pengadilan bagi
> permohonan cerai seorang istri adalah 'pisah rumah'. Bu Ani musti
> tidak serumah dulu dengan suaminya, dan menggunakan alamat berbeda
> dengan suami saat mengajukan gugat cerai. Kemudian dukungan saksi
> keluarga dekat  yg 'meyakinkan' bahwa rumah tangga tsb sudah tidak
> harmonis.
>
> ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop
> para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces
> pleng.
>
> salam
> st sabri
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke
> > KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk
> > perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada
> > tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru
> > (di Jl. Cililin?).
> >
> > Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan
> > konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz-
> > ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni
> > juga lho!
> >
> > Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat
> > masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk
> > karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya
> > dengan banyak tahajjud dan atau istikharah.
> > Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan.
> > Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena
> > Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan
> > tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga
> > sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak
> > komplain. Tidak berkah.
> >
> > wassalam,
>
>
>
>
>
>
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani -

2006-04-03 Terurut Topik st sabri
tampaknya sudah begitu banyak masukan dari pakar2 wm dan bu ani bahkan
dah punya kartu truf soal perpindahan agama, hanya saja dalam hal
pindah agama ini tidak ada bukti otentiknya.

menurut uraian salah satu hakim pengadilan agama (yg kebetulan kawan
dekat saya). Alasan paling cepat dikabulkan oleh pengadilan bagi
permohonan cerai seorang istri adalah 'pisah rumah'. Bu Ani musti
tidak serumah dulu dengan suaminya, dan menggunakan alamat berbeda
dengan suami saat mengajukan gugat cerai. Kemudian dukungan saksi
keluarga dekat  yg 'meyakinkan' bahwa rumah tangga tsb sudah tidak
harmonis.

ditanggung dua kali sidang.. putus. Ada sedikit tambahan, kasih amplop
para hakim dan panitera. per orang antara 200-500 ribu. ditanggung ces
pleng.

salam
st sabri

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke 
> KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk 
> perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada 
> tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru 
> (di Jl. Cililin?).
> 
> Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan 
> konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz-
> ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni 
> juga lho!
> 
> Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat 
> masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk 
> karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya 
> dengan banyak tahajjud dan atau istikharah.
> Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan.
> Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena 
> Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan 
> tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga 
> sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak 
> komplain. Tidak berkah.
> 
> wassalam,






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani

2006-04-03 Terurut Topik Lina Dahlan
Sekedar menambahkan lagi juga usulan dari Mbak Rita untuk pergi ke 
KUA utk konsultasi, konsultasi bisa juga dilakukan di LBH utk 
perempuan dan keluarga. Dulu di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru ada 
tuh. Tapi dah pindah ke belakang STM Penerbangan di Kebayoran Baru 
(di Jl. Cililin?).

Bisa milih mo konsultasi agama or konsultasi hukum. Lumayan 
konsultannya akan banyak memberi nasehat. Bisa juga datang ke ustadz-
ustadz yang mbak Ani anggap mumpuni. Ustadz Sabri sebetulnya mumpuni 
juga lho!

Semua itu adalah usaha secara materi or duniawiyah. Setelah mendapat 
masukan, baru...minta petunjuk kepada Yang Maha Memberi Petunjuk 
karena cuma DIA yang Maha Tahu masa depan mbak Ani gimana baiknya 
dengan banyak tahajjud dan atau istikharah.
Jadi hati semakin mantap dan tegar menghadapi tantangan masa depan.
Bukan karena siapa-siapa kita mengambil keputusan, tetapi karena 
Allah semata juga. Kalau mau meneruskan rumah tangga, mbak Ani akan 
tahu langkah apa yang akan mbak Ani selain bersabar. Begitu juga 
sebaliknya. Jangan menjalani kehidupan pernikahan dengan banyak 
komplain. Tidak berkah.

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti"
>  wrote:
> >
> > Kepada para milister yang baik,
> > 
> > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk
> permasalahan KDRT yang saya ajukan.  Dibawah ini saya forward reply
> > dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support.  Ani
> > meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung 
> demi
> > menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya.
> 
> 
> Mbak Katri dan Mbak Ani,
> 
> Dari beberapa kasus perceraian yang pernah saya lihat sendiri 
> (keyword-nya pada "beberapa" loh ya, jgn diplintir ntar..:), 
> ternyata para suami2 itu tidak pernah  mau menceraikan istrinya 
> kecuali dalam kasus istrinya jelas-jelas berselingkuh. Saya tidak 
> tahu pasti, apakah itu karena ego seorang pria (saya bukan 
psikolog, 
> dan blas ndak paham froit eh Freud sebagaimana Pak Janoko kita 
> itu..:). Padahal sudah jelas-jelas para suami di sidang2 itu 
> melalaikan tugasnya sebagai suami, dan sudah hak para istri untuk 
> meminta kembali "kebahagiaannya" yang sudah hilang tersebut. 
> 
> Parahnya, para bapak-bapak hakim (bahkan ibu hakim) sidang cerai 
> yang saya sempat lihat itu (saya yakin ada banyak hakim yang bijak) 
> cenderung menekan para istri, Ungkapan seperti "Apa Ibu tidak 
> kasihan anak-anak?" itu paling sering dilontarkan seolah anak-anak 
> itu akan tumbuh bahagia diatas penderitaan ibu kandung yang di-
> dzalimi ayahnya. 
> 
> Padahal kalo kata kak Seto Mulyadi (dia psikolog beneran nih :)), 
> anak-anak bukanlah semata manusia mini (little people) yang tidak 
> punya perasaan yang dimiliki orang dewasa. Bahkan menurut tabloid 
> kesehatan Senior, minggu pertama Juli 2003, anak-anak juga sanggup 
> merasa senang dan nyaman serta sebaliknya, merasakan kesedihan dan 
> rasa tidak aman. Saya mengartikannya begini, pola relasi orangtua 
> yang bermasalah (sering konflik, apalagi sampai terjadi KDRT. Kasus 
> Mbak Ani itu saya saya KDRT dalam bentuk kekerasan psikologis, 
> finansial, dan juga seksual karena sudah terjadi marital rape) akan 
> membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan itu sangat mempengaruhi 
> tumbuh kembang kepribadiannya. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah 
> yang tentram, akan lebih positif perkembangannya walau tanpa 
> orangtua yang utuh (tapi bermasalah). Saya rasa ada beberapa study 
> yang membuktikan itu. pcmiiw.
> 
> Dalam kasus Mbak Ani, saya kira, harus diselesaikan supaya tidak 
> berlarut-larut yang membuat rumah itu tidak tenteram. Tentu Mbak 
Ani 
> membutuhkan mediator, seorang wali pria sebagaimana disebutkan Pak 
> Wida. Namun dalam dunia yang tidak sempurna ini *kedip-kedip ke Pak 
> Wida* dimana wali pria yang powerful (dalam arti mampu diberi 
amanah 
> untuk menjadi mediator yang adil dan bijak) tidak selalu ada dan 
> tersedia sehingga  Mbak Ani bisa (dan memang harus, kalo kata 
> saya ..:)) berpaling pada negara/institusi resmi. 
> 
> Mbak Ani bisa pergi ke KUA dan minta bertemu konsultan perkawinan 
di 
> sana. Opsi yang harus diperjuangkan Mbak Ani pada mediator agar 
> digolkan adalah; untuk mendapatkan jaminan dari suami Mbak Ani, 
> untuk tidak mengintimidasi dan melakukan kekerasan lagi terhadap 
> mbak Ani. Jaminan sebaiknya dilakukan tertulis, ditandatangani, dan 
> dengan saksi. 
> 
> Jika suami Mbak Ani keberatan, Mbak Ani bisa memakai alasan agama 
> yang cukup sensitif itu  (ini mah ditanggung lancar dah, pasti 
tidak 
> sulit dapat dukungan :). Karena, setahu saya, begitu suami mbak Ani 
> sudah melepaskan keislamannya maka perkawinannya dengan Mbak Ani 
> (yang berlangsung secara Islam) juga sudah dianggap selesai oleh 
> KUA..:))
> 
> Dengan adanya pengaduan Mbak Ani ke KUA, mbak Ani bisa meminta 
> bantuan polisi juga jika suaminya masih terus mengintimidasi. 
Setahu 
> saya di 

[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani

2006-04-03 Terurut Topik kila4tb1roe
Wah...!!!:) Mba Rita banyak sekali memberikan masukan yang berguna,
mudha-mudahan Mba Ani bisa lebih mempunyai kekuatan dalam mengambil
keputusan dan Insya Allah itu adala yang terbaik bagi diri Mba Ani dan
anak-anak.

Sedikit menambahkan, mudah-mudahan bermanfaat... Mba Ani, banyak
contoh di dalam Qur'an sendiri diceritakan bagaimana perempuan
diwajibkan harus mandiri. Karena perempuan juga mempunyai tanggung
jawab yang sama besar dengan laki-laki dalam menentukan roda
kehidupanya dan jg keluarganya. Kita lihat bagaimana mandirinya si
Hajar dalam mengarungi kehidupan di alam yang keras dengan seorang
balita, Siti Maryam mampu menunjukan kwalitas dirinya di tengah2
masyrakat yang memusuhinya, begitu juga dengan Siti Zainab yang berani
memperjuangakan kebahagian dirinya sendiri. Jika bukan diri kita yang
memutuskan kebahagiaan diri kita dan keluarga kita lalu siapa lagi
yang akan lebih peduli??

Sedangkan anak-anak adalah manusia-manusia dalam tingkatan
meniru/mencontoh yang sangat hebat, jika dia dibesarkan dalam
lingkungan yang tidak baik maka mereka pun besar kemungkinan untuk
menjadi tidak baik  tapi jika Mba Ani bisa menjadi contoh Ibu yang
baik, tegar dan mandiri serta mampu melindungi anak-anaknya maka Insya
Allah mereka akan meniru Mba Ani yang tegar, mandiri bukan Mba Ani
yang pasrah harus tertindah:)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti"
>  wrote:
> >
> > Kepada para milister yang baik,
> > 
> > Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk
> permasalahan KDRT yang saya ajukan.  Dibawah ini saya forward reply
> > dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support.  Ani
> > meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung 
> demi
> > menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya.
> 
> 
> Mbak Katri dan Mbak Ani,
> 
> Dari beberapa kasus perceraian yang pernah saya lihat sendiri 
> (keyword-nya pada "beberapa" loh ya, jgn diplintir ntar..:), 
> ternyata para suami2 itu tidak pernah  mau menceraikan istrinya 
> kecuali dalam kasus istrinya jelas-jelas berselingkuh. Saya tidak 
> tahu pasti, apakah itu karena ego seorang pria (saya bukan psikolog, 
> dan blas ndak paham froit eh Freud sebagaimana Pak Janoko kita 
> itu..:). Padahal sudah jelas-jelas para suami di sidang2 itu 
> melalaikan tugasnya sebagai suami, dan sudah hak para istri untuk 
> meminta kembali "kebahagiaannya" yang sudah hilang tersebut. 
> 
> Parahnya, para bapak-bapak hakim (bahkan ibu hakim) sidang cerai 
> yang saya sempat lihat itu (saya yakin ada banyak hakim yang bijak) 
> cenderung menekan para istri, Ungkapan seperti "Apa Ibu tidak 
> kasihan anak-anak?" itu paling sering dilontarkan seolah anak-anak 
> itu akan tumbuh bahagia diatas penderitaan ibu kandung yang di-
> dzalimi ayahnya. 
> 
> Padahal kalo kata kak Seto Mulyadi (dia psikolog beneran nih :)), 
> anak-anak bukanlah semata manusia mini (little people) yang tidak 
> punya perasaan yang dimiliki orang dewasa. Bahkan menurut tabloid 
> kesehatan Senior, minggu pertama Juli 2003, anak-anak juga sanggup 
> merasa senang dan nyaman serta sebaliknya, merasakan kesedihan dan 
> rasa tidak aman. Saya mengartikannya begini, pola relasi orangtua 
> yang bermasalah (sering konflik, apalagi sampai terjadi KDRT. Kasus 
> Mbak Ani itu saya saya KDRT dalam bentuk kekerasan psikologis, 
> finansial, dan juga seksual karena sudah terjadi marital rape) akan 
> membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan itu sangat mempengaruhi 
> tumbuh kembang kepribadiannya. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah 
> yang tentram, akan lebih positif perkembangannya walau tanpa 
> orangtua yang utuh (tapi bermasalah). Saya rasa ada beberapa study 
> yang membuktikan itu. pcmiiw.
> 
> Dalam kasus Mbak Ani, saya kira, harus diselesaikan supaya tidak 
> berlarut-larut yang membuat rumah itu tidak tenteram. Tentu Mbak Ani 
> membutuhkan mediator, seorang wali pria sebagaimana disebutkan Pak 
> Wida. Namun dalam dunia yang tidak sempurna ini *kedip-kedip ke Pak 
> Wida* dimana wali pria yang powerful (dalam arti mampu diberi amanah 
> untuk menjadi mediator yang adil dan bijak) tidak selalu ada dan 
> tersedia sehingga  Mbak Ani bisa (dan memang harus, kalo kata 
> saya ..:)) berpaling pada negara/institusi resmi. 
> 
> Mbak Ani bisa pergi ke KUA dan minta bertemu konsultan perkawinan di 
> sana. Opsi yang harus diperjuangkan Mbak Ani pada mediator agar 
> digolkan adalah; untuk mendapatkan jaminan dari suami Mbak Ani, 
> untuk tidak mengintimidasi dan melakukan kekerasan lagi terhadap 
> mbak Ani. Jaminan sebaiknya dilakukan tertulis, ditandatangani, dan 
> dengan saksi. 
> 
> Jika suami Mbak Ani keberatan, Mbak Ani bisa memakai alasan agama 
> yang cukup sensitif itu  (ini mah ditanggung lancar dah, pasti tidak 
> sulit dapat dukungan :). Karena, setahu saya, begitu suami mbak Ani 
> sudah melepaskan keislamannya maka perkawinannya dengan Mbak Ani 
> (yang berlangsung

[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani

2006-04-03 Terurut Topik ritajkt
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti"
 wrote:
>
> Kepada para milister yang baik,
> 
> Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk
permasalahan KDRT yang saya ajukan.  Dibawah ini saya forward reply
> dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support.  Ani
> meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung 
demi
> menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya.


Mbak Katri dan Mbak Ani,

Dari beberapa kasus perceraian yang pernah saya lihat sendiri 
(keyword-nya pada "beberapa" loh ya, jgn diplintir ntar..:), 
ternyata para suami2 itu tidak pernah  mau menceraikan istrinya 
kecuali dalam kasus istrinya jelas-jelas berselingkuh. Saya tidak 
tahu pasti, apakah itu karena ego seorang pria (saya bukan psikolog, 
dan blas ndak paham froit eh Freud sebagaimana Pak Janoko kita 
itu..:). Padahal sudah jelas-jelas para suami di sidang2 itu 
melalaikan tugasnya sebagai suami, dan sudah hak para istri untuk 
meminta kembali "kebahagiaannya" yang sudah hilang tersebut. 

Parahnya, para bapak-bapak hakim (bahkan ibu hakim) sidang cerai 
yang saya sempat lihat itu (saya yakin ada banyak hakim yang bijak) 
cenderung menekan para istri, Ungkapan seperti "Apa Ibu tidak 
kasihan anak-anak?" itu paling sering dilontarkan seolah anak-anak 
itu akan tumbuh bahagia diatas penderitaan ibu kandung yang di-
dzalimi ayahnya. 

Padahal kalo kata kak Seto Mulyadi (dia psikolog beneran nih :)), 
anak-anak bukanlah semata manusia mini (little people) yang tidak 
punya perasaan yang dimiliki orang dewasa. Bahkan menurut tabloid 
kesehatan Senior, minggu pertama Juli 2003, anak-anak juga sanggup 
merasa senang dan nyaman serta sebaliknya, merasakan kesedihan dan 
rasa tidak aman. Saya mengartikannya begini, pola relasi orangtua 
yang bermasalah (sering konflik, apalagi sampai terjadi KDRT. Kasus 
Mbak Ani itu saya saya KDRT dalam bentuk kekerasan psikologis, 
finansial, dan juga seksual karena sudah terjadi marital rape) akan 
membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan itu sangat mempengaruhi 
tumbuh kembang kepribadiannya. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah 
yang tentram, akan lebih positif perkembangannya walau tanpa 
orangtua yang utuh (tapi bermasalah). Saya rasa ada beberapa study 
yang membuktikan itu. pcmiiw.

Dalam kasus Mbak Ani, saya kira, harus diselesaikan supaya tidak 
berlarut-larut yang membuat rumah itu tidak tenteram. Tentu Mbak Ani 
membutuhkan mediator, seorang wali pria sebagaimana disebutkan Pak 
Wida. Namun dalam dunia yang tidak sempurna ini *kedip-kedip ke Pak 
Wida* dimana wali pria yang powerful (dalam arti mampu diberi amanah 
untuk menjadi mediator yang adil dan bijak) tidak selalu ada dan 
tersedia sehingga  Mbak Ani bisa (dan memang harus, kalo kata 
saya ..:)) berpaling pada negara/institusi resmi. 

Mbak Ani bisa pergi ke KUA dan minta bertemu konsultan perkawinan di 
sana. Opsi yang harus diperjuangkan Mbak Ani pada mediator agar 
digolkan adalah; untuk mendapatkan jaminan dari suami Mbak Ani, 
untuk tidak mengintimidasi dan melakukan kekerasan lagi terhadap 
mbak Ani. Jaminan sebaiknya dilakukan tertulis, ditandatangani, dan 
dengan saksi. 

Jika suami Mbak Ani keberatan, Mbak Ani bisa memakai alasan agama 
yang cukup sensitif itu  (ini mah ditanggung lancar dah, pasti tidak 
sulit dapat dukungan :). Karena, setahu saya, begitu suami mbak Ani 
sudah melepaskan keislamannya maka perkawinannya dengan Mbak Ani 
(yang berlangsung secara Islam) juga sudah dianggap selesai oleh 
KUA..:))

Dengan adanya pengaduan Mbak Ani ke KUA, mbak Ani bisa meminta 
bantuan polisi juga jika suaminya masih terus mengintimidasi. Setahu 
saya di tiap kota (belum sampai di tingkat kecamatan, baru di kota 
dan kabupaten) kantor polisi , istilahnya Polda kalau tidak salah, 
menyediakan polwan yang sudah dilatih untuk menerima kasus-kasus 
KDRT yang bisa dimintai advis hingga perlindungan resmi. Dengan 
adanya mediator yang berkekuatan hukum (polisi, KUA) maka suami Mbak 
Ani, saya rasa, tidak bisa bertindak sewenang-wenang lagi. Suami 
Mbak Ani hanya punya dua opsi, mau kembali mencintai istrinya dengan 
ikhlas (ikhlas melihatnya bahagia, dalam kasus mbak Ani bahagia itu 
bisa saya artikan dengan tidak berpindah keyakinan dari agama Islam 
menjadi agama yang kini dianut suaminya) atau mengikhlaskan diri 
untuk bercerai.

Buat Mbak Ani, selamat memperjuangkan kebahagiaanmu..:)

salim lagi ah..:)
rita





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]

[wanita-muslimah] Re: Mohon nasehat - reply dari Ani

2006-04-03 Terurut Topik idakhouw
Mbak Katri, 
Kata saya sih, seperti sudah diungkap beberapa teman, kasus begini
memang bagiannya counselor. Bukan apa2, persoalan amat sangat pribadi,
butuh dialog yg sangat personal, sementara milis kan tempat kongkow2,
jadi mungkin malah tidak menyelesaikan masalah.  

Saya tidak punya resep yg gimana, apalagi mengungkapkannya di "warung
kopi" begini. (Kalau ada niat memperbaiki yg sedang dalam proses
rusak) barangkali ini bisa jadi sedikit "terapi": coba mengingat2 lagi
masa2 awal cinta kasih merekah dan bagaimana saat itu menjalani masa2
indah itu? lalu kreatif mengajak suami mengenangnya lagi?

Cuma bisa bersimpati, semoga tabah dan ada jalan keluar. 

Salam buat Mbak "Ani",
Ida.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Katri Kusumastuti"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kepada para milister yang baik,
> 
> Terima kasih untuk semuanya yang telah memberikan masukan untuk
permasalahan KDRT yang saya ajukan.  Dibawah ini saya forward reply
dari Ani, mungkin ada yang bisa memberikan tambahan support.  Ani
meminta saya untuk tidak memberikan identitasnya secara langsung demi
menjaga keamanannya. Mohon pengertiannya.

-cut-





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/