Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Seperti telah diduga sebelumnya, perda ini mungkin umurnya ndak panjang :-) Masalahnya : Sulit untuk pembuktiannya. Kata "mencurigakan" dalam perda itu sangat membingungkan? Tingkah laku - mencurigakan - itu seperti apa Begitu juga kalimat " menimbulkan suatu anggapan bahwa ia pelacur" juga sulit dijabarkan. Anggapan sapa?... :-)) Kalo di pengadilan yg saya tahu jika mencuri ada barang bukti yg di curi, kalo ia menganiaya ada saksi, korbannya. kalo ketangkap ngedrag ada buktinya meski cuma segram beratnya juga di simpan rapih sama jaksa atau polisi.?? Nah kalo ditangkap karena alasan 'mencurigakan' dan 'dianggap' sebagai pelacur, kemudian di sidang? Buktinya apa, apa karena tampak hidungnya bersilikon atau karena kelihatan mencurigakan [ tampak bingung] ketika tersesat diturunkan oleh angkot di jalanan yg sepi??? :-)) Perda ini dianggap angin lalu di tempat saya, jadi yg kejaring tramtib itu memang benar2 lagi apes bin sial, mungkin ada unsur2 balas dendam, cinta tramtib yg di tolak, begitu kata seorang wanita pekerja tokomilik tetangga saya .." santai ajah", gitu katanya :-)) salam l.meilany - Original Message - From: He-Man To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 10:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah Apa semua perempuan yang keluar malam adalah pelacur..? Tangerang itu kota Industri dan mayoritas industri beroperasi 24 jam dan pekerjanya di shift , dan mayoritas buruh pabrik adalah perempuan. "semua orang tidak bersalah sampai ada pembuktian yang menyatakan sebaliknya" ini asas hukum modern, sementara Perda itu malahan sebaliknya menyatakan semua perempuan yang keluar malam pasti bersalah (= pelacur) tanpa ada pembuktian apapun selain kecurigaan.Tidak ada yang boleh dihukum hanya karena dilandasi kecurigaan. - Original Message - From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, March 10, 2006 5:56 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > Apa ada pelacur laki-laki (pelacor) yang menjajakan/memperdagangkan dirinya seperti pelacur feremfuan ? Karena rupanya belum ada pelacor yang demikian itu, lalu buat apa bikin Perda bagi pelacor. > MQ > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Mungkin idenya spt. jam malam di UU darurat (militer dan sipil), tapi ini khusus perempuan...:-) Kalo untuk perempuan, keadaan daruratnya abadi, dimana saja kapan saja he he he he - Original Message - From: He-Man To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 4:36 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah Apa semua perempuan yang keluar malam adalah pelacur..? Tangerang itu kota Industri dan mayoritas industri beroperasi 24 jam dan pekerjanya di shift , dan mayoritas buruh pabrik adalah perempuan. "semua orang tidak bersalah sampai ada pembuktian yang menyatakan sebaliknya" ini asas hukum modern, sementara Perda itu malahan sebaliknya menyatakan semua perempuan yang keluar malam pasti bersalah (= pelacur) tanpa ada pembuktian apapun selain kecurigaan.Tidak ada yang boleh dihukum hanya karena dilandasi kecurigaan. - Original Message - From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, March 10, 2006 5:56 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > Apa ada pelacur laki-laki (pelacor) yang menjajakan/memperdagangkan dirinya seperti pelacur feremfuan ? Karena rupanya belum ada pelacor yang demikian itu, lalu buat apa bikin Perda bagi pelacor. > MQ > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "wanita-muslimah" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Apa semua perempuan yang keluar malam adalah pelacur..? Tangerang itu kota Industri dan mayoritas industri beroperasi 24 jam dan pekerjanya di shift , dan mayoritas buruh pabrik adalah perempuan. "semua orang tidak bersalah sampai ada pembuktian yang menyatakan sebaliknya" ini asas hukum modern, sementara Perda itu malahan sebaliknya menyatakan semua perempuan yang keluar malam pasti bersalah (= pelacur) tanpa ada pembuktian apapun selain kecurigaan.Tidak ada yang boleh dihukum hanya karena dilandasi kecurigaan. - Original Message - From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, March 10, 2006 5:56 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > Apa ada pelacur laki-laki (pelacor) yang menjajakan/memperdagangkan dirinya seperti pelacur feremfuan ? Karena rupanya belum ada pelacor yang demikian itu, lalu buat apa bikin Perda bagi pelacor. > MQ > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Terima kasih atas tanggapan, Mas Wida. Maksud saya, kita harus berhati-hati terhadap jenis tulisan yang bersifat manipulatif :-) Misalnya, ada tulisan yang pada permulaan tampil sebagai netral dan bermutu guna memancing kepercayaan sang pembaca. Nanti tiba-tiba ada belokan yang rancu dari segi logika atau netralitas, sehingga sebagian pembaca akhirnya tertipu :-) Contohnya: Permulaan (tanggapan Mas Wida yang sejalan dengan bagian tulisan sebelumnya) Dan prof Lang sebelumnya sudah mengatakan, sekalipun perilaku norma LEBIH DITENTUKAN oleh niat, tetapi pengaruh luar seringkali CUKUP BERPERAN dalam menyebabkan seseorang berperilaku buruk. Ini adalah alur logika yang tidak memastikan, tetapi mencoba berjalan di tengah. Antara faktor internal yang DOMINAN dan faktor eksternal yang tidak bisa diabaikan. =>Perhatikan kata : lebih ditentukan, cukup berperan , dominan =>Jadi faktor internal lebih kuat daripada faktor eksternal Kesimpulan (dikutip langsung dari tulisan sebelumnya) Statistik yaris PASTI akan kelihatan SANGAT BERBEDA jika pakaian Islam menjadi norma Amerika. =>Perhatikan kata: pasti dan sangat berbeda =>Kesimpulan ini membalikan relasi kekuatan antara faktor internal dan faktor eksternal, sehingga faktor eksternal menjadi lebih kuat sekarang dibanding faktor internal. Berarti di sini kontradiktif :-) *** Mengenai stereotip terhadap Barat soal perilaku seksual, mungkin kita bisa sedikit membedakan antara persepsi terhadap seksualitas per sich. Mas Wida mengunakan kata zina dimana zina mungkin dianggap sebagai hubungan seksual di luar nikah dan bermakna negatif menurut persepsi tekstual dari segi agama semitis khususnya. Sedangkan yang terakhir masih mewarnai pandangan formal di sebagian besar Indonesia yang cenderung masih lebih mementingkan ritual dan formalitas. Meskipun pandangan formal yang sering tampil dalam lingkungan publik belum tentu selalu sesuai pandangan semua masrakyat Indonesia, apalagi dengan perilakunya. Kita semua kan paling membenci pornografi dan bentuk maksiat lainnya seperti prostitusi, dll. Tetapi mengapa sampai produk pornografi bisa laku begitu sampai harus dijadikan sebagai prioritas nasional? Seandainya tidak ada yang suka produk pornografi, tidak mungkin bahwa film, majalah porno, dst. akan bisa bertahan kan? Di Barat juga ada orang yang memandang hubungan seksual di luar nikah sebagai dosa, tetapi mungkin sudah lebih banyak orang di sana mempunyai persepsi lain tentang seksualitas yang tidak diwarnai lagi oleh nilai-nilai agama yang tradisional. Seks sendiri sudah tidak hanya diakui sebatas hubungan nikah saja. Salah satu rekan kerja saya yang dulu sudah pacaran selama belasan tahun dengan satu orang pernah bilang: untuk apa menikah? Toh hanya surat dan by the way I dont change boyfriends. Jadi Mas Wida, jangan mengira orang Barat begitu mudah diajak untuk berhubungan seks dengan siapa saja. Sepertinya pakai logika rancu ala sesuatu yang tidak dilarang berarti dilakukan terus. Mungkin ada baiknya jika Mas Wida membaca tentang pengalaman Mbak Ni Londo dengan beberapa pria Indonesia di Jerman. Atau dulu saya kenalan dengan pelajar Indonesia di Eropa dan pernah mengajak ke kota yang saya sedang berada. Waktu itu saya pesan kamar Hotel dan kami semalam di hotel, tetapi tidak terjadi hubungan seks. Beberapa tahun kemudian teman perempuan itu pernah mengadu kepada saya mengapa saya tidak mencoba untuk berhubungan intim denganya pada waktu itu. Bukan saya yang tidak mau, tetapi saya pikir dia yang tidak mau kali dua-duanya kurang agresif :-D Bukan, saya tidak bermaksud untuk menghakimi moral seksual orang Indonesia :-) Hanya, saya kagum sama kejujuran dan sifat bertanggung jawab dari Mas Wida, tetapi jangan suka cepat puas dengan jawaban yang instan dan tertangkap dalam stereotip :-) Secara pribadi, saya percaya bahwa sasaran produk pornografi lebih banyak untuk orang yang kesepian dan juga punyai keperluan untuk menghidupi seksualitas mereka. Jadi bahan pornografi dipakai sebagai alat bantu. Di Eropa misalnya, banyak juga orang yang hidup sebagai single dan berkesulitan untuk menikmati seks dengan teman kencan, apalagi dengan pasangan yang dicita-citakan istilah. Seks komersial di sana pada umumnya mahal sekali dan rada sulit untuk cepat mendapat pacar ataupun teman kencan. Jangan mengira gampang mencari teman kencan, khususnya untuk pria :-) Kalau pria jadi putus dengan pacarnya itu sering bisa menjadi masalah besar dan si pria bisa jadi sendirian selama berapa bulan atau bahkan tahun, termasuk yang cakap. Kalau di Indonesia, produk pornografi mungkin lebih laku karena cukup banyak orang Indonesia penasaran sekali terhadap seks. Maaf ya Mas Wida, ini hanya penilaian pribadi saya dan tidak bermaksud negatif :-) Salam, ayeye *** Maaf ya bung Ayeye, ini ada salah saya. Terus
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Apa ada pelacur laki-laki (pelacor) yang menjajakan/memperdagangkan dirinya seperti pelacur feremfuan ? Karena rupanya belum ada pelacor yang demikian itu, lalu buat apa bikin Perda bagi pelacor. MQ - Original Message - From: He-Man To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, March 06, 2006 21:32 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah Kenapa perda itu cuma mengincar perempuan yang kalo keluyuran malem dianggap sebagai perempuan tidak baik ,sementara kalau laki-laki yang keluyuran malem-malem nggak dianggap jahat padahal biasa aja mereka garong , penculik ,pemerkosa , gigolo , germo , pemadat , tukang ngintip, hidung belang , maling jemuran dsb. Filosofi Perda itu adalah filosofi misoginis , filosofi pembenci perempuan. - Original Message - From: "Yulia Artati" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, March 06, 2006 10:26 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > Saya kira wanita2 tidak perlu gelisah dengan adanya perda yang menurut > saya justru untuk melindungi wanita. Kalau tidak ingin kena Razia ya > berpakaian yang sopan dan tidak mengundang laki-laki untuk menggoda. > Insya Allah kalau yang berbusana muslim akan lebih aman. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Maaf ya bung Ayeye, ini ada salah saya. Terus terang uraian itu saya kutip dari buku "Agar Umat Tak Terlindas Zaman", karangan Murad W. Hofmann, seorang mualaf Jerman mantan Diplomat untuk Maroko. Tetapi kutipan saya itu ternyata adalah kutipan juga oleh Murad dari mualaf Amerika Prof Matematika di University of Kansas Jeffrey Lang. Maaf saya itu karena kata (Barat), dan hanya itu, adalah dari saya. Dan saya lupa menuliskan nama saya di situ. Seharusnya saya tulis (Barat - Wida). Aslinya tidak ada kata Barat di kutipan itu, tetapi karena itu adalah kutipan dari Jeffrey Lang, seharusnya saya tulis (Amerika - Wida) dan bukan Barat. Aduh maaf ya... saya tidak menyangka bung Ayeye betul-betul teliti. Dalam hal statistik yang dipakai saya tidak bisa menerangkan lebih jauh, paling tidak itu diambil pada saat Jeffrey Lang menerbitkan bukunya itu. Jadi lebih belakang dari buku Murad. Tetapi biasanya, sekalipun tidak pasti, dalam hal keburukan seks, statistik itu bertambah buruk. Jarang yang bertambah baik, atau berkurang angka statistiknya. Tetapi saya ingin percaya saja, Jeffrey Lang tidak asal comot ketika dia memberikan data statistik itu, mengingat dia adalah Profesor Matematika di University of Kansas. Mengenai kesimpulannya, yang mengatakan bahwa statistik itu akan membaik jika busana muslimah diterapkan di Amerika, anggap saja itu asumsinya berdasarkan alur logika yang sedang ia uraikan. Jika mengikuti alur logika prof Lang itu, memang kesimpulannya bisa begitu. Dan prof Lang sebelumnya sudah mengatakan, sekalipun perilaku norma lebih ditentukan oleh niat, tetapi pengaruh luar seringkali cukup berperan dalam menyebabkan seseorang berperilaku buruk. Ini adalah alur logika yang tidak memastikan, tetapi mencoba berjalan di tengah. Antara faktor internal yang dominan dan faktor eksternal yang tidak bisa diabaikan. Stereotype terhadap Barat / Amerika? Ya maaf ya... memang telah ada seperti itu di kepala saya. Soalnya setiap saya melihat film Amerika kok sepertinya mereka bebas sekali jika ingin berzina. Contoh... American Pie untuk kalangan remaja, Sex and The City untuk kalangan pekerja, Mellrose Place, apalagi? Kok kayaknya memang gampang sekali ke tempat tidur. Coba tebak adegan ini. Di awali dengan tawaran si laki-laki: Would you like to have a dinner with me? Ujung-ujungnya ya ke tempat tidur! Lho kok mudah sekali? Tidak ada perasaan berdosa? Saya memang belum pernah ke Eropa / Amerika. Tetapi kawan saya yang pernah belajar ke Australia, memang ajakan untuk itu besar sekali dari budaya sana. Jadi... perilaku seperti itu merupakan sebagian besar, atau sebagian kecil? Kalau sampai dijadikan filem, sinetron, filem serial, apakah itu bukan merupakan gambaran umum? Murad sendiri mengakui di bukunya itu, di tengah berbagai keberhasilan Barat dari sisi teknologi dan hukum serta demokrasi, Barat memang mempunyai masalah kebebasan sex dan lemahnya ikatan keluarga. Yang justru hal itu kebalikannya untuk budaya Timur. Tapi kalau gambaran ini salah, maaf ya... Ini memang gambaran yang terbangun pada orang-orang seperti saya dari majalah, buku dan filem yang saya baca dan saksikan. Saya yakin, sebagaimana saya tidak ingin memastikan ttg orang Arab, tidak semua orang Eropa atau Amerika seperti statistik itu. Khan dari seluruh remaja Amerika yang aborsi 10%, dan yang hamil sebelum nikah 15%. Kalau yang seks pra nikah hmmm Salam, ayeye <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/08/2006 08:33 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To WM cc Subject [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah Baik Mas Wida, nonsense terletak dalam pernyataan berikut ini: *** “Statistik membuktikan bahwa kaum muslimin benar dalam hal ini: sekarang ini satu di antara sepuluh remaja berusia antara 15 sampai 19 tahun (di Barat) menjalani persalinan dan aborsi. Lebih dari 15 persen dari seluruh perempuan Amerika di bawah usia 19 tahun pernah hamil setidaknya sekali. Statistik nyaris pasti akan kelihatan sangat berbeda jika pakaian Islam menjadi norma Amerika.“ *** Pertama, sesuatu yang tersembunyi belum tentu tidak ada. Angka statistik harus disikapi dengan hati-hati karena sangat tergantung dari kualitas data dan metoda perhitungan. Satu di antara sepuluh berarti 10 persen kan? Bagian pertama dalam kutipan di atas menyebut bahwa 10 persen remaja antara 15 sampai 19 tahun menjalani persalinan dan aborsi di Barat dengan referensi waktu “sekarang ini”. Apa itu “sekarang ini“? Apakah detik ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini atau apa? Kemudian apa yang dimaksud dengan “Barat“? Soalnya dalam kalimat berikutnya disebut bahwa lebih dari 15 persen dari seluruh perempuan Amerika di bawah usia 19 tahun pernah hamil setidaknya sekali. Jadi di sini sudah disebutkan Amerika, dalam kalimat sebelumnya masih “Barat“. Formulasi seperti ini rada ambigius. Tetapi yang parah adalah kesimpulan yang mengatakan den
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Baik Mas Wida, nonsense terletak dalam pernyataan berikut ini: *** Statistik membuktikan bahwa kaum muslimin benar dalam hal ini: sekarang ini satu di antara sepuluh remaja berusia antara 15 sampai 19 tahun (di Barat) menjalani persalinan dan aborsi. Lebih dari 15 persen dari seluruh perempuan Amerika di bawah usia 19 tahun pernah hamil setidaknya sekali. Statistik nyaris pasti akan kelihatan sangat berbeda jika pakaian Islam menjadi norma Amerika. *** Pertama, sesuatu yang tersembunyi belum tentu tidak ada. Angka statistik harus disikapi dengan hati-hati karena sangat tergantung dari kualitas data dan metoda perhitungan. Satu di antara sepuluh berarti 10 persen kan? Bagian pertama dalam kutipan di atas menyebut bahwa 10 persen remaja antara 15 sampai 19 tahun menjalani persalinan dan aborsi di Barat dengan referensi waktu sekarang ini. Apa itu sekarang ini? Apakah detik ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini atau apa? Kemudian apa yang dimaksud dengan Barat? Soalnya dalam kalimat berikutnya disebut bahwa lebih dari 15 persen dari seluruh perempuan Amerika di bawah usia 19 tahun pernah hamil setidaknya sekali. Jadi di sini sudah disebutkan Amerika, dalam kalimat sebelumnya masih Barat. Formulasi seperti ini rada ambigius. Tetapi yang parah adalah kesimpulan yang mengatakan dengan mentah bahwa statistik pasti akan kelihatan sangat berbeda jika pakaian Islam menjadi norma di Amerika. Ini yang saya maksud sebagai nonsense :-) Karena kesimpulan itu seperti mengasumsikan bahwa cara berpakian yang paling menentukan perilaku seksual. Kemudian tulisan ini mensugerir bahwa perilaku seksual di Barat atau di Amerika sangat bebas karena standar berpakaian bukan Islam. Itu kan tidak masuk akal. Saya sering memperhatikan dalam pendapat Mas Wida soal pornografi dan perilaku seksual terdapat pesan seperti jangan sampai generasi kita seperti di Barat. Apakah Mas Wida pernah hidup di sana atau hanya mengambil kesimpulan berdasarkan tontonan film semacam American Pie? :-) Di sisi lain, waktu Mas Wida berbendapat soal stereotip negatif terhadap orang Arab, saya setuju. Tetapi mengapa sepertinya ada stereotip terhadap Barat? Saya memperhatikan sebagian berita sangat tendensius dengan mengambarkan perilaku seksual di Barat. Mungkin karena hubungan seksual di luar nikah (dengan batas tertentu) pada umumnya diakui oleh lingkungan sosial di banyak negara Barat, maka langsung diassumsikan bahwa masrakyat di sana berseks ria sambil berganti-ganti pasangan secara terus menerus. Itu keliru. Memang ada kasus aborsi, ada juga orang yang doyan seks yang bervariasi, kadang-kadang itu cuman fase temporer dalam kehidupan manusia. Tetapi itu juga ada di Indonesia, atau di Arab Saudi, Iran, UAE, dst. Di UAE misalnya, hubungan seksual di luar nikah menjadi illegal secara hukum, pernah ada kasus Kartini, tenaga kerja Indonesia yang sempat dijatuhkan hukuman rajam karena hamil di luar nikah, tetapi kemudian dibebaskan setelah protes dari masrakyat internasional. Di sisi lain kalau kita lihat di berbagai hotel di Dubai misalnya, para PSK sudah terkumpul untuk mencari klien dan tidak ada yang begitu menghiraukan, paling sporadis. Mungkin Mas Wida bisa tanya sama sepupu Anda yang pernah ke sana (saya sendiri juga sudah sempat ke UAE). Di Indonesia, dari keluarga saya sendiri sudah banyak dilecehkan secara seksual oleh pria usil, baik di tempat umum, kendaraan, kantor, dst. Padahal mereka adalah perempuan baik-baik yang malahan memakai kerudung dan tidak mengundang sama sekali. Malahan pria usil itu sering mengakui sebagai muslim. Atau dari karyawan apalagi atasan di kantor yang ajak pacaran dll meskipun status perempuan sudah menikah. Apakah itu tidak menyedihkan? Semoga penjelasan ini lebih memadai, Mas Wida. Saya khususnya menulis berdasarkan apa yang saya pernah mengalami sendiri. Statistik tentang Indonesia kan sudah disampaikan oleh Mas Jano-ko dan dikomentari oleh Mas Chodjim :-) Oh ya Mas Wida, sudah pernah membaca tentang hasil survey di Yogjakarta dulu yang telah menemukan bahwa 97 persen (sembilan puluh tujuh persen) dari remaja bukan perawan lagi. Kalau saya sendiri juga ragu dengan hasil tersebut :-) Ada-ada aja kerjaan :-) Salam, ayeye *** I don't get it! Menurut saya uraian itu cukup baik. Di mana letak nonsense nya? 8-) "ayeye1" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/08/2006 12:39 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah Maaf Mas Wida, how can you believe such a nonsense? Salam, ayeye --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Pendekatan Islam dalam konteks ini mungkin juga disalah pahami disebabkan > pendirian bahwa adat istiadat seksual, seperti perilaku etika lainnya, > semata-mata tergantung pada niat, yakni persetujuan hati
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
I don't get it! Menurut saya uraian itu cukup baik. Di mana letak nonsense nya? 8-) "ayeye1" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/08/2006 12:39 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah Maaf Mas Wida, how can you believe such a nonsense? Salam, ayeye --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Pendekatan Islam dalam konteks ini mungkin juga disalah pahami disebabkan > pendirian bahwa adat istiadat seksual, seperti perilaku etika lainnya, > semata-mata tergantung pada niat, yakni persetujuan hati. Dengan kata > lain, sebagaimana moralitas tidak dapat dijamin dengan mengurung seorang > gadis perawan di kamarnya, maka kerudung tidak secara praktis berdampak > baik. Apa yang dibutuhkan di sini, ujar argumen ini, adalah mendidiknya > supaya jujur terhadap dirinya maupun membuka matanya terhadap > konsekuensi-konsekuensi kebebasan seksual. > > Tentu saja, Islam juga mengevaluasi bukan tindakan-tindakan saja melainkan > menurut niat yang ada dibalik tindakan itu juga, oleh karena itu kaum > muslim juga menyadari bahwa moralitas tidak dapat dicekokkan secara paksa. > Meskipun demikian, Islam juga cukup realistis untuk menyadari bahwa > kemungkinan menjadi pencuri, dan bahwa perilaku yang tidak patut dapat > dipicu dengan mudah oleh pengaruh luar (alkohol, ketelanjangan yang > merangsang, berdua-duaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi)-atau, > sebaliknya, lebih mudah dihindari. Statistik membuktikan bahwa kaum > muslimin benar dalam hal ini: sekarang ini satu di antara sepuluh remaja > berusia antara 15 sampai 19 tahun (di Barat) menjalani persalinan dan > aborsi. Lebih dari 15 persen dari seluruh perempuan Amerika di bawah usia > 19 tahun pernah hamil setidaknya sekali. Statistik nyaris pasti akan > kelihatan sangat berbeda jika pakaian Islam menjadi norma Amerika. Dalam > hal ini, Islam tidak saja bijaksana terhadap realitas kehidupan, tapi juga > menyajikan dirinya dengan “pragmatisme yang berani†(Jeffrey Lang). > > > > > "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 03/08/2006 07:03 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > > cc > > Subject > Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > > > > > > > :-), iya benar Herni. Kata pak Donnie, timbulnya pikiran porno itu > dikelola oleh otak > Saya pikir istilah ' berpakaian sopan tidak mengundang laki2' seperti yang > di tulis > oleh Yulia itu subyektif dan relatif. > Karena : > Laki2 ikhwan gimana bisa 'tertarik, terundang' sama perempuan akhwat > ...??? > Kan ada faktor ketertarikan yg menjurus ke persoalan 'sensual' > Sensual kan tergantung dari gimana otak dan pikiran itu mengolahnya, jadi > kan bukan pada > sekedar mata yg memandang atau pada rumusan yg di bikin. > > Jadi masalah 'mengundang laki2' itu tergantung dari sapa yg memandang, yg > pikirannya ngeres. > Meski pakai pakaian sopan, selalu menghadiri majlis taklim, tapi kalo > matanya jelalatan, > ketawa ngikik, bisik2 di hadapan para akhwat, nyari perhatian, tebar2 > pesona kan juga bisa > mengundang... :-)) > > Ada laki2 ikhwan sangat tidak tertarik pada perempuan2 yg memakai pakaian > tidak islami. > Tapi justru beliau sangat tergoda imannya ketika melihat prempuan2 yg > memakai jilbab yg bersikap malu2 > :-)) > Seperti Puspo wong solo, nafsu birahinya terbit saat melihat perempuan2 > berjilbab, dan muda pula. > :-) > > salam > l.meilany > [ warga tangerang] > > - Original Message - > From: Herni Sri Nurbayanti > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, March 06, 2006 3:10 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > > > Mbak Yulia, > > Pertama, sebenarnya yg mau diatur itu "moralitas" dlm berbaju atau > perilaku asusila dlm pengertian kegitan 'transaksi' jasa seksnya? > Kalau yg mau diatur yg pertama, definisi 'pakaian yg sopan' pun harus > diperjelas lagi, sopan ala mas janoko, ala saya atau ala mbak mia? > bagaimana dng perempuan yg non-muslim? ataukah harus berjilbab spt di > Aceh? berjilbab pun harus diperjelas lagi, berjilbab ala mbak2 akhwat > yg panjang2 tea, ala mbak yulia, ala saya atau ala mbak aisha? lho, > jadi nyamber ke mbak aisha, hihihi.. saya juga punya pertanyaan: > mengapa perempuan yg jadi obyek pengaturan? mengapa bukan (otak) > laki2? Setau sa
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah - Yang lebih menakutkan adalah AIDS
Kalau mau membuat daftar keburukan suatu daerah, semua daerah pasti punya daftar yang panjang. Yah, mudah-mudahan dengan perda itu, daftar itu bisa diperpendek (mustahil dihilangkan). Perda itu sudah bagus. Tujuannya baik. Tinggal saja bagaimana pelaksanaannya yang bil hikmah. Kalau suara-suara yang menentang, atau usaha-usaha untuk memburukkan citra pelaksanaan perda itu, pasti ada. Dan ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk sungguh-sungguh melaksanakan perda itu, bukan hanya basa-basi kampanye pilkada, dan harus berhasil membuktikan bahwa perda itu bermanfaat membawa kebaikan bagi masyarakat. Biarlah nanti rakyat Tangerang sendiri yang menilai setelah berjalan beberapa lama. Salam, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/08/2006 12:37 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah - Yang lebih menakutkan adalah AIDS Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi "Booming" AIDS ? Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga anak cucu kita dari AIDS dan kerusakan moral ? 26/02/2006 98 Kasus HIV di Kota Bogor Selama 2005 Bogor - Efek kerusakan moral minimnya penghargaan terhadap norma- norma sosial di Kota Bogor, tergolong parah. Akibat yang paling nyata terlihat adalah meninggalnya 12 orang warga karena menderita AIDS. Selain itu, 98 kasus HIV selama kurun waktu tahun 2005 juga ditemukan di Kota Bogor. "Fenomena HIV/AIDS itu, merupakan kasus yang tidak kalah mengerikan setelah merebaknya flu burung di Kota Hujan saat ini. Kenyataannya malah angka pertumbuhan jumlah penderita HIV/AIDS cenderung meningkat," kata Wali Kota Bogor, Drs Diani Budiarto dalam sambutan yang dibacakan Asisten Sosial dan Ekonomi pemkot Bogor, Ir Indra Rusli pada acara Tablig Akbar yang digelar Keluarga Muslim Bogor (KMB) bekerja sama dengan PWI perwakilan Bogor di lapangan Sempur, Bogor, Jawa Barat.(Suara Pembaruan, 27/2/06) Salim. irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On 3/8/06, L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Katanya [ dari hasil curhat sesama penduduk tangerang] kebijaksanaan yg > 'kelewatan' ini bagian dari > 'perang urat syaraf' dari para peserta pemilihan gubernur. > > Di banten dari dulu sudah dikenal sebagai daerah yg islamnya kuat. > Bahkan di Serang saja, pusat pemerintahan, jalanannya di hiasi baliho > asma Allah yg beraneka warna. > Tapi di sisi lain Banten juga dikenal dengan daerah yg marak dengan > perjudian, korupsi [ gubernurnya sudah di cokok], > juga maksiat. Ada makam tokoh Islam yg sering di ziarahi terletak di > banten lama, bahkan sekaligus juga > menjadi tempat 'prostitusi islami' nasabahnya kebanyakan mahasiswa > kampus hijau :-( > Di Tangerang banyak industri, pabrik2 , banyak percampuran budaya [ Korea, > Jepang diantaranya ]juga > menjadi 'persinggahan' truk2 angkutan antar pulau. Sehingga prostitusi, > dari kelas berbintang sampai > warung remang2 gak bisa di hindari keberadaannya. > > Pada pilkada sekarang ini ada calon gubernur [ sekarang wagub, orang > banten asli, Hj. Ratu Atut, berjilbab > dari golkar], spanduk2nya sudah menghiasi penuh di tempat saya tinggal, > bahkan. > Ada calon lain dari PDI-P yaitu Marissa Haque, belum2 dalam 'kampanye' > nya, Marissa Haque sudah bekoar-koar. > Kalo dia jadi gubernur, ia akan membenahi Banten - menghilangkan korupsi > para anggota DPRD, pemerintahan, > maksiat, perjudian..yg bikin nasping para anggota Dewan Yth, yg kemudian > langsung menerapkan Perda no 8. > Untuk kasih liat ke fansnya Marissa, bahwa orang2 pemda itu serius > bekerja > > Selain diatas yg saya tahu Dedi 'Miing' Bagito yg asal Rangkasbitung juga > mencalonkan diri. > [ Di radio ngomongnya juga sudah bawa2 ayat Allah melulu] Kata orang, jualan sembako (khususnya beras) gak perlu tahu cara pemasaran/berjualan yang bagus.. Minimal tahu harga di sekitarnya, mau menawarkan harga yang lebih murah, dijamin laku deh.. Hal yang sama dengan jualan 'agama' dalam urusan politik.. karena biasanya urusan agama biasanya lebih sulit dibantah - terlebih di kalangan internal.. kecuali kalo mau disebut 'fasiq', 'munafiq' atau bahkan 'murtad'. Atau bagi kelompok tertentu, bisa disebut 'futur'.. :-p Seorang teman pernah bilang, enaknya jualan agama dalam politik tuh karena bisa sambil jualan 'syurga'.. imbalannya kalau mendukung kelompok tertentu baru bisa diambilnya nanti di syurga; gak harus di sini/dunia.. Imbalan apalagi yang lebih hebat dari 'syurga'? :-P salam > l.meilany Wassalam, Irwan.K - Original Message - > From: He-Man > To: majelismuda@yahoogroups.com ; keluarga-sejahtera@yahoogroups.c
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Kenapa perda itu cuma mengincar perempuan yang kalo keluyuran malem dianggap sebagai perempuan tidak baik ,sementara kalau laki-laki yang keluyuran malem-malem nggak dianggap jahat padahal biasa aja mereka garong , penculik ,pemerkosa , gigolo , germo , pemadat , tukang ngintip, hidung belang , maling jemuran dsb. Filosofi Perda itu adalah filosofi misoginis , filosofi pembenci perempuan. - Original Message - From: "Yulia Artati" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, March 06, 2006 10:26 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > Saya kira wanita2 tidak perlu gelisah dengan adanya perda yang menurut > saya justru untuk melindungi wanita. Kalau tidak ingin kena Razia ya > berpakaian yang sopan dan tidak mengundang laki-laki untuk menggoda. > Insya Allah kalau yang berbusana muslim akan lebih aman. > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Mbak Yulia, Pertama, sebenarnya yg mau diatur itu "moralitas" dlm berbaju atau perilaku asusila dlm pengertian kegitan 'transaksi' jasa seksnya? Kalau yg mau diatur yg pertama, definisi 'pakaian yg sopan' pun harus diperjelas lagi, sopan ala mas janoko, ala saya atau ala mbak mia? bagaimana dng perempuan yg non-muslim? ataukah harus berjilbab spt di Aceh? berjilbab pun harus diperjelas lagi, berjilbab ala mbak2 akhwat yg panjang2 tea, ala mbak yulia, ala saya atau ala mbak aisha? lho, jadi nyamber ke mbak aisha, hihihi.. saya juga punya pertanyaan: mengapa perempuan yg jadi obyek pengaturan? mengapa bukan (otak) laki2? Setau saya, RUU ini juga hendak memberantas pornografi hingga ke tataran gagasan, sehingga hati2lah wahai bapak2/ibu2 yg suka mengirim sms porno :-) [tapi kita bisa berdebat lagi, bagaimanakah pembuktiannya? rupanya ini juga jadi masalah] Sehingga pertanyaan dasarnya adalah kenapa pengaturan jelas menuju kepada perempuan? Apakah karena perempuan dianggap sbg sumber dari segala sumber dosa? :-) Apalagi mbak kaitkan dng perlindungan perempuan, apakah berarti bila kita berpakaian sopan kita otomatis terlindungi dari kekerasan dan sebaliknya bila kita berpakaian 'mengundang' malah membuat diri kita tidak terlindungi? Apakah demikian? Padahal bila kita melihat kasus2 perkosaan, umumnya korbannya berkisar dari anak umur 5 th dan nenek, sementara pemerkosanya umumnya berasal dari orang2 dekat si korban (keluarga, tetangga, teman dll)? Bahwa ada unsur lain selain nafsu yg menyebabkan perkosaan? Kedua, kalau yg mau diatur itu transaksi jual beli jasa seksnya, lagi2 siapa yg jadi obyek peraturan, perempuan penjual jasa seks, ataukah juga pembelinya? Kita juga bisa bertanya kembali, apakah pelarangan, sanksi yg berat thd 'bisnis' ini adalah satu2nya alternatif penyelesaian yg kita punya? atau, adakah alternatif lain? Apakah sanksi yg berat tsb akan menyelesaikan masalah? ataukah akan menyelesaikan masalah, tapi sebentar saja, dlm pengertian akan menimbulkan bisnis seksualitas dlm bentuk baru spt yg diceritakan oleh mbak Raiya mengenai PSK yg juga berjilbab, shg susah membedakan mana perempuan PKS dan PSK karena sama2 berjilbab meskipun keduanya dianggap memiliki 'moralitas' yg sangat jauh berbeda? Ngobrol2 soal pembuktian, ada teman dari Pati yg berbagi pengalamannya. Kalau di Pati, katanya razia dilakukan di tempat2 tertentu yg dianggap oleh aparat terkenal/diduga sbg tempat2 'maksiat', misalnya hotel2. Dalam razianya pun, yg ditangkap adalah mereka yg tertangkap 'basah' di hotel melakukan hubungan seksual dan yg bukan suami istri (pake kata 'dan') sehingga, yg tertangkap basah melakukan hubungan seksual tapi suami istri, ya lolos2 saja. Yg tertangkap di hotel berdua2an tapi gak 'basah' ya lolos juga (kalo gak salah). Itu baru sedikit dari substansi RUU Pornografi, mbak. Jelas dong, kita tidak bisa begitu saja terburu-buru mengambil kesimpulan RUU Pornografi akan melindungi perempuan dan kita tenang2 saja usah gelisah. Dan bukan cuma kelompok perempuan saja yg gelisah mengenai RUU ini. Kalau mau dilanjutin lagi, jangan2 ini merupakan pintu masuk utk meng-taleban-kan Indonesia, spt artikel yg dikirim oleh kang He-Man kemarin. Kalau benar demikian, jelas saya sebagai seorang muslim lebih gak setuju lagi. Karena ini bukan lagi persoalan pornografi, tapi juga persoalan identitas (muslim) bangsa ini. Bisa saja dong, meski saya cukup berpakaian 'sopan', tapi protes dng gagasan ini? :-) [berpakaian sopan belum tentu lantas gak keliatan sexy lho, mbak... tanya saja sama mereka yg laki2..:P] wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yulia Artati" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya kira wanita2 tidak perlu gelisah dengan adanya perda yang menurut saya justru untuk melindungi wanita. Kalau tidak ingin kena Razia ya berpakaian yang sopan dan tidak mengundang laki-laki untuk menggoda. Insya Allah kalau yang berbusana muslim akan lebih aman. > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff > wrote: > > > > Minggu, 05 Maret 2006 > > Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/05/metro/2483845.htm > > > > Hermas E Prabowo dan Soelastri Soekirno > > > > Resah dan gelisah kini melanda kaum perempuan di Tangerang. > Pemberlakuan > > Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pelacuran telah > > menimbulkan ketakutan, terutama perempuan pekerja di pusat > perbelanjaan, > > salon kecantikan, sampai buruh pabrik. > > > > Apalagi kondisi Kota Tangerang sebagai kota industri nyaris sama dengan > > wilayah di Ibu Kota, di mana ada wilayah yang tidak tidur hingga pagi. > > Waktu kegiatan warga juga tak terbatas hanya sampai pukul 19.00, ketika > > aparat Pemerintah Kota Tangerang siap memulai razia pelacur atau mereka > > yang disangka pelacur karena gerak-geriknya. > > > > Tak usahlah melihat ke dunia hiburan, puluhan pabrik di kota itu > > mengakhiri kegiatan sekitar pukul 20.00. Ada pula yang menerapkan shift > > sampai pukul 23.0
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Kota Tangerang Gelisah
Saya kira wanita2 tidak perlu gelisah dengan adanya perda yang menurut saya justru untuk melindungi wanita. Kalau tidak ingin kena Razia ya berpakaian yang sopan dan tidak mengundang laki-laki untuk menggoda. Insya Allah kalau yang berbusana muslim akan lebih aman. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Minggu, 05 Maret 2006 > Perempuan di Kota Tangerang Gelisah > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/05/metro/2483845.htm > > Hermas E Prabowo dan Soelastri Soekirno > > Resah dan gelisah kini melanda kaum perempuan di Tangerang. Pemberlakuan > Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pelacuran telah > menimbulkan ketakutan, terutama perempuan pekerja di pusat perbelanjaan, > salon kecantikan, sampai buruh pabrik. > > Apalagi kondisi Kota Tangerang sebagai kota industri nyaris sama dengan > wilayah di Ibu Kota, di mana ada wilayah yang tidak tidur hingga pagi. > Waktu kegiatan warga juga tak terbatas hanya sampai pukul 19.00, ketika > aparat Pemerintah Kota Tangerang siap memulai razia pelacur atau mereka > yang disangka pelacur karena gerak-geriknya. > > Tak usahlah melihat ke dunia hiburan, puluhan pabrik di kota itu > mengakhiri kegiatan sekitar pukul 20.00. Ada pula yang menerapkan shift > sampai pukul 23.00. Lantas bagaimana dengan buruh perempuan yang umumnya > berjalan kaki atau pulang naik angkutan kota? > > Sering mereka terpaksa berdiri lama di pinggir jalan untuk menunggu > angkot yang jumlahnya terbatas. Itu rutin dilakukan. Bisa-bisa petugas > trantib yang sudah mengintai berhari- hari merasa sah menangkap mereka > karena berada di kawasan tempat pelacur mangkal. > > Kegelisahan para perempuan tak hanya sampai di situ. Pengadilan Negeri > Tangerang bisa saja kembali mengulangi kesalahan fatal seperti Selasa > lalu ketika menggelar sidang di halaman kantor pemerintah setempat untuk > mengadili 28 perempuan dan waria yang dituduh sebagai pelacur. > > Sesuai dengan aturan KUHP, sidang kasus kesusilaan harus dilakukan dalam > ruang tertutup. Namun, aparat penegak hukum malah membuat sidang asusila > sebagai tontonan masyarakat dalam peringatan HUT Ke-13 Kota Tangerang. > > Tak pelak lagi, berbagai komentar dan tepuk tangan mewarnai hal yang > seharusnya tak boleh diketahui oleh umum itu. "Kasihan terdakwanya jadi > bahan ejekan pegawai pemkot," ujar seorang wartawan televisi yang tak > tahan menyaksikan sidang tersebut. > > Sebegitu jauh, petinggi di Kota Tangerang merasa tak ada persoalan atas > tata cara penangkapan, persidangan, penjatuhan hukuman, apalagi > substansi peraturan daerah (perda) itu sendiri. Wali Kota Tangerang > Wahidin Halim yang mendapat dukungan dari DPRD Kota Tangerang menyatakan > perda tetap berlaku. > > Simaklah apa kata beberapa perempuan Tangerang mengenai perda itu. > "Ngeri! Takut petugasnya nyasar ke sini, dikira kita pelacur," keluh > Eli, warga Warung Mangga RT 01 RW 02 Kelurahan Panunggangan, Cipondoh, > Kota Tangerang. > > Eli (33) layak waswas, pasalnya ibu satu anak ini tiap hari pulang di > atas pukul 21.00. Ia biasa naik angkot dari Salon Elita di Perumahan > Bona Sarana Indah, Cikokol, sendirian. > > Jarak dari salon ke rumah hanya tiga kilometer, tetapi dari salon, Eli > harus naik ojek lebih dulu. Turun di mulut Jalan Sekretariat Negara, > Kebon Nanas, dan menunggu angkot. > > "Nanti kalau saya nunggu sendirian, ditangkap. Saya 'kan orang salon > harus berpenampilan modis, enggak boleh ketinggalan zaman," ungkap Eli. > > Sebagai pemilik sekaligus pekerja salon, Eli harus tampil menarik. > Rambut dicat warna coklat. Ke tempat kerja mengenakan kaus dan celana > ketat, sesuai tren. "Apa lalu saya masuk kategori pelacur? Kalau begini > caranya, gawat," katanya, Jumat. > > Kekhawatiran Eli muncul karena ada sejumlah pasal di perda yang > membingungkan. Misalnya kalimat "Setiap orang yang sikap atau > perilakunya mencurigakan...". > > "Yang dimaksud mencurigakan itu seperti apa? Apakah rambut pirang, badan > seksi, pakaian ketat sesuai mode, atau sikap ramah?" lanjut Eli. > > Lalu ada kalimat lagi: "...sehingga menimbulkan anggapan bahwa ia/mereka > pelacur...". > > Siapa yang berhak menganggap pelacur? Andai kebetulan ada keluarga wali > kota ingin tampil tomboi dan modis lalu dianggap pelacur, apakah dia > tidak sakit hati? "Ini 'kan namanya neken perempuan," demikian tutur Eli. > > Perempuan, katanya, memang dilahirkan dengan segala kelebihan tubuhnya > yang dapat "mengundang". "Jangankan pakai baju seksi, yang pakai pakaian > wajar saja, tapi dadanya montok tetap saja membuat lelaki berpikiran > ngeres meski telah ditutup pakaian rapi. > > Tak hanya orang salon yang gelisah. Pekerja supermarket bersistem kerja > paruh waktu juga merasakan hal yang sama. Reni (23), misalnya, karyawan > counter pakaian di WTC Matahari kerap pulang malam. > > Kadang ia bersama teman, tetapi tak jarang sendirian. Setiap > pergi-pulang kerja dia men