Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.
memanage qalbu biar bisa poligami? :) salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 12/16/06, firman wiwaha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > he.. he.. he... no comment ah.. lagi memanagement > qalbu nih.. > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.
he.. he.. he... no comment ah.. lagi memanagement qalbu nih.. --- jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mia berkata : > > Mba Astin, saya pernah komen di salah satu > postingan saya, perempuan > itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi > kehidupan. Ini > menyiratkan harapan saya, bahwa dalam > ketidakberdayaannya /ketidakikhlasan nya teh Nini > yang sejauh ini > memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami > keterbatasan dan > kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga > cerai. > > === > > Jano-ko memberi pencerahan, > > Kita -kita belajar lebih jauh betapa indahnya > Islam, disini jano-ko akan menampilkan ajaran > spiritual Islam yang tentunya jauh sekali bedanya > dengan ajaran "kadonyan/keduniawian" yang selalu > menghitung untung-rugi, nah yok kita belajar bareng, > > - > > Hadis Anas r.a: > > Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w, baginda > bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri > seseorang maka dengan perkara itulah dia akan > memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai > Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain keduanya, > mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka > kembali kepada kekafiran setelah Allah > menyelamatkannya dari kekafiran itu, sebagaimana dia > juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka > > --- > > Hadis Anas bin Malik r.a: > > > Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman > seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya atau > baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran > tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya > sendiri > > - > > Marilah kita berprasangka baik kepada Teh Nini, > jangan menafsirkan dengan nafsu yang tidak > bertanggungjawab atas keputusan Teh Nini untuk > melaksanakan ajaran Islam yang berupa poligami. > > Kita semua sebaiknya berprasangka positif kepada > Teh Nini, bahwa beliau melaksanakan ajaran Islam > seperti yang termuat didalam hadis tersebut diatas. > > Level spiritual Teh Nini insya Allah sudah sangat > tinggi, mencintai Allah SWT diatas segala-galanya, > jangan disamakan dengan insan-insan atau khususnya > female-female yang memilih selain Allah SWT sebagai > sesuatu yang lebih dicintai dari Allah SWT. > (Note : hal ini juga sudah disampaikan oleh Teh > Nini dan Aa Gym) > > Kalau kita berpegang kepada salah satu hadist > diatas, sudah sewajarnya kalau Teh Nini akan > mencintai istri baru dari Aa Gym sebagaimana Teh > Nini mencintai dirinya sendiri. > > Kita doakan yuk. > > Demikian > > Pasti bermanfaat. > > Wassalam > > > > > Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mba Astin, saya pernah komen di salah satu > postingan saya, perempuan > itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi > kehidupan. Ini > menyiratkan harapan saya, bahwa dalam > ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang > sejauh ini > memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami > keterbatasan dan > kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga > cerai. > > (Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang > diatur sehingga > melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal > ini, saya seneng > dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk > memperbaiki UU > poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya. > Sementara itu > Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk > menyediakan konsultasi > keluarga bidang poligami/selingkuhan) > > Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat > yang nggak berdaya? > > Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya > ragu apakah > poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami > posisi > isteri/anak secara ekonomis akan terangkat, > ketimbang bercerai? > Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi > isteri/anak: > - keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi > ekonomi yang sudah > kepepet. > - kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama > keluarga monogami, > bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-) > - bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan > untuk sumber nafkah > lain (i.e keluarga, bantuan > pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan > nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau > suami/pacar baru). > emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga > poligami?...:-) > - Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya. > Pertanyaannya > apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi > kemiskinan keluarga? > Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu > solusi - saya > bilang bukan, karena yang jadi solusi justru > poliandri. Lha, ini cuma > perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious, > masyarakat > Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi > poliandri. > > Salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "astin" > <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > mba Aisha, > > > > gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak > aisha ini. > bener2 > > saya sepakat kok.. :) > > > > selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 > men
Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.
Mia berkata : Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan. Ini menyiratkan harapan saya, bahwa dalam ketidakberdayaannya /ketidakikhlasan nya teh Nini yang sejauh ini memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai. === Jano-ko memberi pencerahan, Kita -kita belajar lebih jauh betapa indahnya Islam, disini jano-ko akan menampilkan ajaran spiritual Islam yang tentunya jauh sekali bedanya dengan ajaran "kadonyan/keduniawian" yang selalu menghitung untung-rugi, nah yok kita belajar bareng, - Hadis Anas r.a: Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w, baginda bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain keduanya, mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka --- Hadis Anas bin Malik r.a: Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya atau baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya sendiri - Marilah kita berprasangka baik kepada Teh Nini, jangan menafsirkan dengan nafsu yang tidak bertanggungjawab atas keputusan Teh Nini untuk melaksanakan ajaran Islam yang berupa poligami. Kita semua sebaiknya berprasangka positif kepada Teh Nini, bahwa beliau melaksanakan ajaran Islam seperti yang termuat didalam hadis tersebut diatas. Level spiritual Teh Nini insya Allah sudah sangat tinggi, mencintai Allah SWT diatas segala-galanya, jangan disamakan dengan insan-insan atau khususnya female-female yang memilih selain Allah SWT sebagai sesuatu yang lebih dicintai dari Allah SWT. (Note : hal ini juga sudah disampaikan oleh Teh Nini dan Aa Gym) Kalau kita berpegang kepada salah satu hadist diatas, sudah sewajarnya kalau Teh Nini akan mencintai istri baru dari Aa Gym sebagaimana Teh Nini mencintai dirinya sendiri. Kita doakan yuk. Demikian Pasti bermanfaat. Wassalam Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan. Ini menyiratkan harapan saya, bahwa dalam ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang sejauh ini memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai. (Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang diatur sehingga melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal ini, saya seneng dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk memperbaiki UU poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya. Sementara itu Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk menyediakan konsultasi keluarga bidang poligami/selingkuhan) Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat yang nggak berdaya? Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya ragu apakah poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami posisi isteri/anak secara ekonomis akan terangkat, ketimbang bercerai? Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi isteri/anak: - keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi ekonomi yang sudah kepepet. - kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama keluarga monogami, bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-) - bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan untuk sumber nafkah lain (i.e keluarga, bantuan pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau suami/pacar baru). emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga poligami?...:-) - Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya. Pertanyaannya apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi kemiskinan keluarga? Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu solusi - saya bilang bukan, karena yang jadi solusi justru poliandri. Lha, ini cuma perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious, masyarakat Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi poliandri. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "astin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > mba Aisha, > > gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak aisha ini. bener2 > saya sepakat kok.. :) > > selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 menderita akibat pria2 > yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu, bisa kita lihat di > data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai & poligami. > saya cuma mikir2 sendiri: solusinya apa? jangan2 poligami lebih baik > dari bercerai buat mereka [buat mereka, lho..]? Jadi, saya tidak > membicarakan soal mana yg paling elegan. saya tahu, buat saya > pribadi, lebih elegan bercerai. tapi apakah buat