Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.

2006-12-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
memanage qalbu biar bisa poligami? :)

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 12/16/06, firman wiwaha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   he.. he.. he... no comment ah.. lagi memanagement
> qalbu nih..
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.

2006-12-16 Terurut Topik firman wiwaha
he.. he.. he... no comment ah.. lagi memanagement
qalbu nih..

--- jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Mia berkata :
> 
>   Mba Astin, saya pernah komen di salah satu
> postingan saya, perempuan 
> itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi
> kehidupan. Ini 
> menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
> ketidakberdayaannya /ketidakikhlasan nya teh Nini
> yang sejauh ini 
> memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami
> keterbatasan dan 
> kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga
> cerai.
> 
>   ===
>
>   Jano-ko memberi pencerahan,
>
>   Kita -kita belajar lebih jauh betapa indahnya
> Islam, disini jano-ko akan menampilkan ajaran
> spiritual Islam yang tentunya jauh sekali bedanya
> dengan ajaran "kadonyan/keduniawian" yang selalu
> menghitung untung-rugi, nah yok kita belajar bareng,
>
>   -
>
>   Hadis Anas r.a: 
> 
>   Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w, baginda
> bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri
> seseorang maka dengan perkara itulah dia akan
> memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai
> Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain keduanya,
> mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka
> kembali kepada kekafiran setelah Allah
> menyelamatkannya dari kekafiran itu, sebagaimana dia
> juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka
>
>   ---
>
>   Hadis Anas bin Malik r.a: 
> 
>
>   Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman
> seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya atau
> baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran
> tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya
> sendiri
>   
> -
>
>   Marilah kita berprasangka baik kepada Teh Nini,
> jangan menafsirkan dengan nafsu yang tidak
> bertanggungjawab atas keputusan Teh Nini untuk
> melaksanakan ajaran Islam yang berupa poligami.
>
>   Kita semua sebaiknya berprasangka positif kepada
> Teh Nini, bahwa beliau melaksanakan ajaran Islam
> seperti yang termuat didalam hadis tersebut diatas.
>
>   Level spiritual Teh Nini insya Allah sudah sangat
> tinggi, mencintai Allah SWT diatas segala-galanya,
> jangan disamakan dengan insan-insan atau khususnya
> female-female yang memilih selain Allah SWT sebagai
> sesuatu yang lebih dicintai dari Allah SWT.
>   (Note : hal ini juga sudah disampaikan oleh Teh
> Nini dan Aa Gym)
>
>   Kalau kita berpegang kepada salah satu hadist
> diatas, sudah sewajarnya kalau Teh Nini akan
> mencintai istri baru dari Aa Gym sebagaimana Teh
> Nini mencintai dirinya sendiri.
>
>   Kita doakan yuk.
>
>   Demikian
>
>   Pasti bermanfaat.
>
>   Wassalam
>
>
>   
> 
> Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Mba Astin, saya pernah komen di salah satu
> postingan saya, perempuan 
> itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi
> kehidupan. Ini 
> menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
> ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang
> sejauh ini 
> memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami
> keterbatasan dan 
> kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga
> cerai.
> 
> (Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang
> diatur sehingga 
> melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal
> ini, saya seneng 
> dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk
> memperbaiki UU 
> poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya.
> Sementara itu 
> Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk
> menyediakan konsultasi 
> keluarga bidang poligami/selingkuhan)
> 
> Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat
> yang nggak berdaya?
> 
> Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya
> ragu apakah 
> poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami
> posisi 
> isteri/anak secara ekonomis akan terangkat,
> ketimbang bercerai? 
> Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi
> isteri/anak:
> - keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi
> ekonomi yang sudah 
> kepepet.
> - kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama
> keluarga monogami, 
> bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-)
> - bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan
> untuk sumber nafkah 
> lain (i.e keluarga, bantuan
> pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan 
> nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau
> suami/pacar baru). 
> emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga
> poligami?...:-)
> - Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya.
> Pertanyaannya 
> apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi
> kemiskinan keluarga? 
> Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu
> solusi - saya 
> bilang bukan, karena yang jadi solusi justru
> poliandri. Lha, ini cuma 
> perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious,
> masyarakat 
> Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi
> poliandri.
> 
> Salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "astin"
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> >
> > mba Aisha,
> > 
> > gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak
> aisha ini. 
> bener2 
> > saya sepakat kok.. :) 
> > 
> > selain, concern: thd fakta dimana perempuan2
> men

Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.

2006-12-16 Terurut Topik jano ko
Mia berkata :

  Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan 
itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan. Ini 
menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
ketidakberdayaannya /ketidakikhlasan nya teh Nini yang sejauh ini 
memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan 
kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai.

  ===
   
  Jano-ko memberi pencerahan,
   
  Kita -kita belajar lebih jauh betapa indahnya Islam, disini jano-ko akan 
menampilkan ajaran spiritual Islam yang tentunya jauh sekali bedanya dengan 
ajaran "kadonyan/keduniawian" yang selalu menghitung untung-rugi, nah yok kita 
belajar bareng,
   
  -
   
  Hadis Anas r.a: 

  Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w, baginda bersabda: Tiga perkara, jika 
terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan 
memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih 
daripada selain keduanya, mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka 
kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, 
sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka
   
  ---
   
  Hadis Anas bin Malik r.a: 

   
  Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman seseorang itu, sebelum dia 
mengasihi saudaranya atau baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran 
tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya sendiri
  
-
   
  Marilah kita berprasangka baik kepada Teh Nini, jangan menafsirkan dengan 
nafsu yang tidak bertanggungjawab atas keputusan Teh Nini untuk melaksanakan 
ajaran Islam yang berupa poligami.
   
  Kita semua sebaiknya berprasangka positif kepada Teh Nini, bahwa beliau 
melaksanakan ajaran Islam seperti yang termuat didalam hadis tersebut diatas.
   
  Level spiritual Teh Nini insya Allah sudah sangat tinggi, mencintai Allah SWT 
diatas segala-galanya, jangan disamakan dengan insan-insan atau khususnya 
female-female yang memilih selain Allah SWT sebagai sesuatu yang lebih dicintai 
dari Allah SWT.
  (Note : hal ini juga sudah disampaikan oleh Teh Nini dan Aa Gym)
   
  Kalau kita berpegang kepada salah satu hadist diatas, sudah sewajarnya kalau 
Teh Nini akan mencintai istri baru dari Aa Gym sebagaimana Teh Nini mencintai 
dirinya sendiri.
   
  Kita doakan yuk.
   
  Demikian
   
  Pasti bermanfaat.
   
  Wassalam
   
   
  

Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan 
itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan. Ini 
menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang sejauh ini 
memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan 
kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai.

(Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang diatur sehingga 
melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal ini, saya seneng 
dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk memperbaiki UU 
poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya. Sementara itu 
Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk menyediakan konsultasi 
keluarga bidang poligami/selingkuhan)

Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat yang nggak berdaya?

Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya ragu apakah 
poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami posisi 
isteri/anak secara ekonomis akan terangkat, ketimbang bercerai? 
Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi isteri/anak:
- keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi ekonomi yang sudah 
kepepet.
- kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama keluarga monogami, 
bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-)
- bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan untuk sumber nafkah 
lain (i.e keluarga, bantuan pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan 
nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau suami/pacar baru). 
emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga poligami?...:-)
- Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya. Pertanyaannya 
apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi kemiskinan keluarga? 
Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu solusi - saya 
bilang bukan, karena yang jadi solusi justru poliandri. Lha, ini cuma 
perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious, masyarakat 
Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi poliandri.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "astin" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> mba Aisha,
> 
> gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak aisha ini. 
bener2 
> saya sepakat kok.. :) 
> 
> selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 menderita akibat pria2 
> yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu, bisa kita lihat di 
> data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai & poligami. 
> saya cuma mikir2 sendiri: solusinya apa? jangan2 poligami lebih 
baik 
> dari bercerai buat mereka [buat mereka, lho..]? Jadi, saya tidak 
> membicarakan soal mana yg paling elegan. saya tahu, buat saya 
> pribadi, lebih elegan bercerai. tapi apakah buat