"Tafsiran kontekstual mba Chae adalah bahwa pada jaman dulu dari jaman poligamis Islam membatasi ke arah poligami."
maksutnya "ke arah monogami" salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bolehkah saya minta klarifikasi dari mba Flora, kenapa dalam diskusi > kita ini sampai ada pikiran menentang atau membenci firman Allah? > > Kenapa dalam diskusi kita ini ada pemikiran firman Allah dihapus, > memangnya ada yang bisa menghapus firman Allah? > > Ini maksudnya apa? "Namun tidak lantas ayat2 yang mengomentari > fenomena perbudakan di dalam Al Qur'an harus dihapuskan. Karena > siapa tahu suatu saat kejahiliyahan muncul lagi, maka masih ada > firman Allah itu di Al Qur'an" > > Ayat-ayat dalam Quran dihapuskan? > > So saya setuju dengan pendapat mbak Flora, kita kudu menerima > (memahami) ayat Quran secara utuh. Tapi saya kuatir 'keutuhan' di > sini lebih pada literal-tekstualnya, dan mengenyampingkan > kontekstual semantik, ruang dan waktu. Ini dilihat dari konteks > kalimat mba Flora sendiri, yang saya minta klarifikasi karena saya > pikir ada kerancuan. > > Tafsiran kontekstual mba Chae adalah bahwa pada jaman dulu dari > jaman poligamis Islam membatasi ke arah poligami. Dimana Allah > menyebutkan satu pasangan adalah yang terbaik untuk kita. Bahkan > Nabi sudah melarang mantunya poligamiin anaknya. Ini adalah konteks > utuh Quran dan hadis. > > Lalu konteks sekarang, orang Indonesia kebiasaannya monogami. Lha, > wajar banget sebagian orang tersinggung panutannya kawin lagi, > karena paling sedikit ada DUA PELANGGARAN: > - semangat Islam yang membatasi poligami ke arah monogami dilanggar. > - kebiasaan tradisi Indonesia yang emang monogami dicemari. > > Pemahaman seperti ini nggak akan mempengaruhi 'keberadaan tekstual > Quran'. Kita telah memperlakukan firman Allah dengan UTUH. Quran > adalah 'the living document', yang teksnya selalu terjaga, dan itu > telah kita lakukan. Sejarah telah membuktikan keberadaan teks Quran > sebagaimana adanya, itu pasti. Namun kita kudu menyamakan persepsi > tentang kontekstual Quran pada poligami ini. Menyamakan persepsi > bukan identik dengan menyamakan pendapat. > > Salam > Mia >