Balasan: RE: kekhalifahan vs budaya was RE: [wanita-muslimah] Salazar
Itukan pendapat Pak Chodjim, bukan kemauan dan ketentuan Allah. Ingat Pak, Bapak cuma manusia, jangan berpendapat yang melampaui kemampuan manusia. Bapak ingat ada hadits yang mengatakan, Islam akan berada di bawah Manhaj Nubuwwah sekali lagi? Artinya apa Pak? Islam akan jadi ideologi mayoritas manusia di dunia sekali lagi. Ada satu lagi Pak hadits, Nggak akan datang hari kiamat sebelum Muslim berperang dengan Yahudi Hadits ini shahih lho Pak. Gimana Pak? Makanya Pak, sebagai manusia janganlah sombong, tetaplah membumi karena setinggi-tingginya manusia, kita tetap manusia Pak. Dan saran saya sebagai sesama muslim, cepatlah bertaubat, akui kelemahan sebagai seorang manusia biasa. Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. [EMAIL PROTECTED] menulis: Mbak Ambar ytc. Kekhalifahan yang dimaksud sudah saya ulas pada posting saya untuk menjawab Mbak Lina tadi. Intinya, membangun kekhalifahan, sama saja dengan menghidupkan kembali sesuatu yang sudah obsolet alias usang. Bayangkan kristendom yang pusatnya di vatican saja sejak abad ke-17 mulai runtuh. Kekhalifahan di Turki akhir abad ke-19 runtuh. Lho, apa lagi yang harus ditegakkan? Communisdom yang baru diangkat pada abad 20 saja juga runtuh meski dengan alat-alat modern. Kapitalisme, jika sudah menjadi kapitalisdom juga akan runtuh. Mengapa dom-2 atau pan-2 itu runtuh? Karena menyalahi prinsip tauhid! Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ambar cahyani Sent: Wednesday, November 30, 2005 11:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: kekhalifahan vs budaya was RE: [wanita-muslimah] Salazar Dear Pak Chodjim, Maaf, saya kok gak ngerti maksud bapak yang ini : Maka, jika Islam hendak mendirikan kekhalifahan di Indonesia, ya tinggal tunggu saja lenyapnya bangsa ini, bangsa Indonesia ini. Mengapa? Karena, budaya merupakan ibu kandung atau jatidiri suatu masyarakat. Jika budayanya runtuh, maka masyarakat pun akan runtuh. Kekuatan asing akan datang melumat masyarakat yang sudah kehilangan jatidirinya. Maka, kita harus selalu waspada! kekhalifahan seperti apa yang dimaksud? sebuah negara islami atau negara dengan dasar negara Islam atau kah yang bagaimana yang meniadakan budaya bangsa Indonesia? Soalnya pernyataan bapak menyiratkan kalau kekhalifahan (mohon didefinisikan) adalah sebuah kekuasaan asing akan melumatkan masyarakat kita (yang sudah kehilangan jati diri gitu tho?).. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Donnie Sent: Tuesday, November 29, 2005 9:56 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Salazar Mas Heman, Kemewahan disamping sebagai pilihan, saya pikir juga sebagai produk budaya. Kalau kita mencontoh swedia, Secara budaya memang mereka lebih egaliter, inequality sangat kecil, jurang antar kelas juga minimal. Entah ini karena negara mereka sosialis, atau budaya ini yang menyebabkan mereka memilih sistem pemerintahan yang sosialis. Di Indonesia sebaliknya budaya kelas kita sangat kental dan masih diwariskan hingga sekarang. Priyayi, ataupun Kyai merupakan kelas yang lebih tinggi dengan berbagai previlegenya, terlepas dari sisi apa kita memandangnya. Sehingga masalah besaran secara nominal (ekonomi) menjadi sesuatu yang relatif. Menurut mereka mungkin hal itu sudah menjadi sebuah kesederhanaan, melihat konstruksi sosial disekelilingnya yang memang lebih dari yang dia pilih saat ini. Sori, bukan membela HNW, saya tetep setuju kalau semua pejabat pakai Kijang. Toh lebih menunjukan Nasionalisme (meskipun tetep merek jepang). donnie --- He-Man wrote: Makanya saya ambil contoh Salazar seorang diktator yang cukup lama berkuasa di Portugal dengan kekuasaan mutlak ditangannya tapi toh dia tidak malu tinggal di rumah sempit dengan cuma 3 kamar, makan di pinggir jalan dll padahal kalau ia mau dia bisa mendapatkan semuanya. Seperti saya katakan kemewahan itu bukan kebutuhan tapi hanya sebuah pilihan.Jadi tinggal di komplek pejabat yang mewah lalu naik sedan mewah dan berbagai macam kemewahan lainnya itu bukanlah sebuah kebutuhan bagi HNW tapi cuma sebuah pilihan dan dia telah memilihnya, dia telah memilih kehidupan mewah yang jauh dari kehidupan mayoritas rakyat Indonesia. - Original Message - From: Ambar cahyani To: Sent: Monday, November 28, 2005 7:55 AM Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar Pak He-Man, Mungkin di negeri ini perlu dibuat suatu definisi : pejabat miskin dan pejabat kaya. Malah untuk lebih memperjelas kelasnya, bisa dibuat : pejabat sangat miskin, pejabat miskin, pejabat sedang, pejabat kaya, pejabat kaya raya, dan pejabat luar biasa kaya raya. Menilik budaya rasan-rasan kita, rasanya agak manusiawi jika pada akhirnya HNW mengambil 'sekedar' Camry untuk operasionalnya sehari-hari. Dan
RE: kekhalifahan vs budaya was RE: [wanita-muslimah] Salazar
Mbak Ambar ytc. Kekhalifahan yang dimaksud sudah saya ulas pada posting saya untuk menjawab Mbak Lina tadi. Intinya, membangun kekhalifahan, sama saja dengan menghidupkan kembali sesuatu yang sudah obsolet alias usang. Bayangkan kristendom yang pusatnya di vatican saja sejak abad ke-17 mulai runtuh. Kekhalifahan di Turki akhir abad ke-19 runtuh. Lho, apa lagi yang harus ditegakkan? Communisdom yang baru diangkat pada abad 20 saja juga runtuh meski dengan alat-alat modern. Kapitalisme, jika sudah menjadi kapitalisdom juga akan runtuh. Mengapa dom-2 atau pan-2 itu runtuh? Karena menyalahi prinsip tauhid! Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ambar cahyani Sent: Wednesday, November 30, 2005 11:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: kekhalifahan vs budaya was RE: [wanita-muslimah] Salazar Dear Pak Chodjim, Maaf, saya kok gak ngerti maksud bapak yang ini : Maka, jika Islam hendak mendirikan kekhalifahan di Indonesia, ya tinggal tunggu saja lenyapnya bangsa ini, bangsa Indonesia ini. Mengapa? Karena, budaya merupakan ibu kandung atau jatidiri suatu masyarakat. Jika budayanya runtuh, maka masyarakat pun akan runtuh. Kekuatan asing akan datang melumat masyarakat yang sudah kehilangan jatidirinya. Maka, kita harus selalu waspada! kekhalifahan seperti apa yang dimaksud? sebuah negara islami atau negara dengan dasar negara Islam atau kah yang bagaimana yang meniadakan budaya bangsa Indonesia? Soalnya pernyataan bapak menyiratkan kalau kekhalifahan (mohon didefinisikan) adalah sebuah kekuasaan asing akan melumatkan masyarakat kita (yang sudah kehilangan jati diri gitu tho?).. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Donnie Sent: Tuesday, November 29, 2005 9:56 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Salazar Mas Heman, Kemewahan disamping sebagai pilihan, saya pikir juga sebagai produk budaya. Kalau kita mencontoh swedia, Secara budaya memang mereka lebih egaliter, inequality sangat kecil, jurang antar kelas juga minimal. Entah ini karena negara mereka sosialis, atau budaya ini yang menyebabkan mereka memilih sistem pemerintahan yang sosialis. Di Indonesia sebaliknya budaya kelas kita sangat kental dan masih diwariskan hingga sekarang. Priyayi, ataupun Kyai merupakan kelas yang lebih tinggi dengan berbagai previlegenya, terlepas dari sisi apa kita memandangnya. Sehingga masalah besaran secara nominal (ekonomi) menjadi sesuatu yang relatif. Menurut mereka mungkin hal itu sudah menjadi sebuah kesederhanaan, melihat konstruksi sosial disekelilingnya yang memang lebih dari yang dia pilih saat ini. Sori, bukan membela HNW, saya tetep setuju kalau semua pejabat pakai Kijang. Toh lebih menunjukan Nasionalisme (meskipun tetep merek jepang). donnie --- He-Man wrote: Makanya saya ambil contoh Salazar seorang diktator yang cukup lama berkuasa di Portugal dengan kekuasaan mutlak ditangannya tapi toh dia tidak malu tinggal di rumah sempit dengan cuma 3 kamar, makan di pinggir jalan dll padahal kalau ia mau dia bisa mendapatkan semuanya. Seperti saya katakan kemewahan itu bukan kebutuhan tapi hanya sebuah pilihan.Jadi tinggal di komplek pejabat yang mewah lalu naik sedan mewah dan berbagai macam kemewahan lainnya itu bukanlah sebuah kebutuhan bagi HNW tapi cuma sebuah pilihan dan dia telah memilihnya, dia telah memilih kehidupan mewah yang jauh dari kehidupan mayoritas rakyat Indonesia. - Original Message - From: Ambar cahyani To: Sent: Monday, November 28, 2005 7:55 AM Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar Pak He-Man, Mungkin di negeri ini perlu dibuat suatu definisi : pejabat miskin dan pejabat kaya. Malah untuk lebih memperjelas kelasnya, bisa dibuat : pejabat sangat miskin, pejabat miskin, pejabat sedang, pejabat kaya, pejabat kaya raya, dan pejabat luar biasa kaya raya. Menilik budaya rasan-rasan kita, rasanya agak manusiawi jika pada akhirnya HNW mengambil 'sekedar' Camry untuk operasionalnya sehari-hari. Dan mungkin rumahnya meskipun tidak 135 tapi 'cukup' lah untuk menerima tamu pejabat lain yang mungkin ada di segmen kaya raya dan luar biasa kaya raya. Karena, kalau tidak diambil toh jadi bahan rasan-rasan. Setidaknya kita pernah punya Harun al Rasyid. Mungkin pak Harun saja baru masuk kelas pejabat sedang, karena meskipun naik bis setiap hari tapi masih punya mobil kijang tua. Jadi, kita belum punya contoh pejabat sangat miskin, karena belum ada pejabat yang tinggal di rumah tipe 21 dan makan untuk sebulan dari gaji sehari Jadi, kira-kira apa yang bisa menarik minat para pejabat untuk masuk ke kelas pejabat miskin dan pejabat sangat miskin?? salam, __ Yahoo! Music Unlimited
Re: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar
Itulah mba Rita, bahasa puisi diterjemahkan pengusaha ya lain lagi lah ...:-) Wapres tidak percaya ada sekolah yang lebih jelek dari kandang ayam - wa ... di koran di tipi pan banyak tuh tayangan sekolah yang mau ambruk dengan lantai tanah dan meja kursi yang sudah tak karuan dengan murid2 yang umpel2an lima orang dalam satu bangku, mereka tidak bersepatu, tidak berseragam dan bajunya juga sudah sobek2. Gak perlu jauh2, di Jakarta aja kan ada sekolah yang model duduk lesehan di bawah fly over, anak2 jalanan yang masih beruntung ada yang peduli ngajari baca tulis. Kembali lagi ke masalah Islam - di negara yang mayoritas muslim, kok bisa terjadi seperti itu ya? ...:-( salam Aisha -- From: ritajkt [EMAIL PROTECTED] Salam kenal Mbak Ambar, Ndakpapa Mbak, kita sebagai orang Islam kudu legowo nerima kritik dari pak Anti Teokrasi ini. Dengan menerima kritik maka kita bisa mengakui kekhilafan yang terjadi dan berusaha memperbaikinya. Jangan kayak Wapres kita yang bersama kita TIDAK bisa menghargai kritik. Hla wong puisi guru yang berisi otokritik terhadap dunia pendidikan kita yang emang acakadul kok malah ditanggapi dnegan marah-marah. Itu namanya buruk muka cermin dibelah..:(( Thanks Pak Noteo, percayalah orang Islam yang malakin toko Cina itu cuma oknum...:))) salam, surita --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ambar cahyani [EMAIL PROTECTED] wrote: Noteo, luar biasa satir sekali tuh kalimat bapak. apa gunanya rukun2? padahal rukun Islam dan rukun Iman luar biasa maknanya.. duh orang mayoritas dangkal sekali memaknainya.. mungkin karena itu wajar surga lebih sedikit isinya daripada neraka :) tapi bukankah .. bahkan untuk merajam pezina saja butuh 4 saksi. dan untuk berpoligami harus adil duluan sebelum poligami kalau yang lain2 kayaknya dosa semua deeeh.. dosa besar karena membunuh tho dan yang tak adil timbangannya.. saya jadi ngeri kok di negeri mayoritas muslim, kelakuan dan mentalnya bejat gitu yach?? noteokrasi [EMAIL PROTECTED] menulis: Dana Pamilih wrote: DP: Bagaimana kekayaan itu bisa terkumpul dg cara halal? Cara halal itu berarti tidak memeras toko Cina, tidak memalaki kafir, tidak menipu sesama muslim. _ Ini keliru besar. Dalam Islam yang penting adalah menjalankan rukun Islam dan rukun iman. Sedangkan memeras toko cina, memalak kafir, berzina, menipu sesama manusia, korupsi, poligami, membakar gereja, menindas kaum minoritas, merajam pezina, memancung penghujat, ngebom gereja/restoran/hotel/ kedutaan, dsb diperbolehkan dalam Islam, ASAL kemudian kembali menjalankan rukun islam dan rukun iman tadi. Sholat lagi, puasa lagi, minta maaf lagi, umroh lagi, dst. Ya seperti yang dilakukan selama ini oleh kaum mayoritas lah. Itu saja. Rukun Islam dan Rukun Iman, itulah kucinya. Noteo Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Salazar
Yah maklum mbak kebanyakan sekolah itu dibangun waktu boom minyak dan besteknya 20 tahun jadi wajar ketika lewat masa pakainya sekolah-sekolah itu pada ambruk. - Original Message - From: A Yasmina [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 03, 2005 6:08 AM Subject: Re: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar Itulah mba Rita, bahasa puisi diterjemahkan pengusaha ya lain lagi lah ...:-) Wapres tidak percaya ada sekolah yang lebih jelek dari kandang ayam - wa ... di koran di tipi pan banyak tuh tayangan sekolah yang mau ambruk dengan lantai tanah dan meja kursi yang sudah tak karuan dengan murid2 yang umpel2an lima orang dalam satu bangku, mereka tidak bersepatu, tidak berseragam dan bajunya juga sudah sobek2. Gak perlu jauh2, di Jakarta aja kan ada sekolah yang model duduk lesehan di bawah fly over, anak2 jalanan yang masih beruntung ada yang peduli ngajari baca tulis. Kembali lagi ke masalah Islam - di negara yang mayoritas muslim, kok bisa terjadi seperti itu ya? ...:-( salam Aisha Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Salazar
Makanya saya ambil contoh Salazar seorang diktator yang cukup lama berkuasa di Portugal dengan kekuasaan mutlak ditangannya tapi toh dia tidak malu tinggal di rumah sempit dengan cuma 3 kamar, makan di pinggir jalan dll padahal kalau ia mau dia bisa mendapatkan semuanya. Seperti saya katakan kemewahan itu bukan kebutuhan tapi hanya sebuah pilihan.Jadi tinggal di komplek pejabat yang mewah lalu naik sedan mewah dan berbagai macam kemewahan lainnya itu bukanlah sebuah kebutuhan bagi HNW tapi cuma sebuah pilihan dan dia telah memilihnya, dia telah memilih kehidupan mewah yang jauh dari kehidupan mayoritas rakyat Indonesia. - Original Message - From: Ambar cahyani [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 28, 2005 7:55 AM Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar Pak He-Man, Mungkin di negeri ini perlu dibuat suatu definisi : pejabat miskin dan pejabat kaya. Malah untuk lebih memperjelas kelasnya, bisa dibuat : pejabat sangat miskin, pejabat miskin, pejabat sedang, pejabat kaya, pejabat kaya raya, dan pejabat luar biasa kaya raya. Menilik budaya rasan-rasan kita, rasanya agak manusiawi jika pada akhirnya HNW mengambil 'sekedar' Camry untuk operasionalnya sehari-hari. Dan mungkin rumahnya meskipun tidak 135 tapi 'cukup' lah untuk menerima tamu pejabat lain yang mungkin ada di segmen kaya raya dan luar biasa kaya raya. Karena, kalau tidak diambil toh jadi bahan rasan-rasan. Setidaknya kita pernah punya Harun al Rasyid. Mungkin pak Harun saja baru masuk kelas pejabat sedang, karena meskipun naik bis setiap hari tapi masih punya mobil kijang tua. Jadi, kita belum punya contoh pejabat sangat miskin, karena belum ada pejabat yang tinggal di rumah tipe 21 dan makan untuk sebulan dari gaji sehari Jadi, kira-kira apa yang bisa menarik minat para pejabat untuk masuk ke kelas pejabat miskin dan pejabat sangat miskin?? salam, Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Salazar
Mas Heman, Kemewahan disamping sebagai pilihan, saya pikir juga sebagai produk budaya. Kalau kita mencontoh swedia, Secara budaya memang mereka lebih egaliter, inequality sangat kecil, jurang antar kelas juga minimal. Entah ini karena negara mereka sosialis, atau budaya ini yang menyebabkan mereka memilih sistem pemerintahan yang sosialis. Di Indonesia sebaliknya budaya kelas kita sangat kental dan masih diwariskan hingga sekarang. Priyayi, ataupun Kyai merupakan kelas yang lebih tinggi dengan berbagai previlegenya, terlepas dari sisi apa kita memandangnya. Sehingga masalah besaran secara nominal (ekonomi) menjadi sesuatu yang relatif. Menurut mereka mungkin hal itu sudah menjadi sebuah kesederhanaan, melihat konstruksi sosial disekelilingnya yang memang lebih dari yang dia pilih saat ini. Sori, bukan membela HNW, saya tetep setuju kalau semua pejabat pakai Kijang. Toh lebih menunjukan Nasionalisme (meskipun tetep merek jepang). donnie --- He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote: Makanya saya ambil contoh Salazar seorang diktator yang cukup lama berkuasa di Portugal dengan kekuasaan mutlak ditangannya tapi toh dia tidak malu tinggal di rumah sempit dengan cuma 3 kamar, makan di pinggir jalan dll padahal kalau ia mau dia bisa mendapatkan semuanya. Seperti saya katakan kemewahan itu bukan kebutuhan tapi hanya sebuah pilihan.Jadi tinggal di komplek pejabat yang mewah lalu naik sedan mewah dan berbagai macam kemewahan lainnya itu bukanlah sebuah kebutuhan bagi HNW tapi cuma sebuah pilihan dan dia telah memilihnya, dia telah memilih kehidupan mewah yang jauh dari kehidupan mayoritas rakyat Indonesia. - Original Message - From: Ambar cahyani [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 28, 2005 7:55 AM Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar Pak He-Man, Mungkin di negeri ini perlu dibuat suatu definisi : pejabat miskin dan pejabat kaya. Malah untuk lebih memperjelas kelasnya, bisa dibuat : pejabat sangat miskin, pejabat miskin, pejabat sedang, pejabat kaya, pejabat kaya raya, dan pejabat luar biasa kaya raya. Menilik budaya rasan-rasan kita, rasanya agak manusiawi jika pada akhirnya HNW mengambil 'sekedar' Camry untuk operasionalnya sehari-hari. Dan mungkin rumahnya meskipun tidak 135 tapi 'cukup' lah untuk menerima tamu pejabat lain yang mungkin ada di segmen kaya raya dan luar biasa kaya raya. Karena, kalau tidak diambil toh jadi bahan rasan-rasan. Setidaknya kita pernah punya Harun al Rasyid. Mungkin pak Harun saja baru masuk kelas pejabat sedang, karena meskipun naik bis setiap hari tapi masih punya mobil kijang tua. Jadi, kita belum punya contoh pejabat sangat miskin, karena belum ada pejabat yang tinggal di rumah tipe 21 dan makan untuk sebulan dari gaji sehari Jadi, kira-kira apa yang bisa menarik minat para pejabat untuk masuk ke kelas pejabat miskin dan pejabat sangat miskin?? salam, __ Yahoo! Music Unlimited Access over 1 million songs. Try it free. http://music.yahoo.com/unlimited/ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [wanita-muslimah] Salazar
Mas Donnie, Budaya itu harus terus-menerus diperbaharui bila sudah mengarah ke hal-hal yang merugikan warga. Kita tahu, menurut ilmu antropologi budaya sebenarnya merupakan produk brilian bagi keselamatan manusia yang hidup dalam suatu masyarakat. Dari titik awalnya, semua budaya pasti baik, seperti agama. Namun, dalam perkembangannya, terjadilah sentuhan antar budaya. Jika terjadi demikian, akan terjadi kemungkinan sebagai berikut: a. Budaya pendatang hilang karena kalah dengan budaya setempat. b. Budaya pendatang sama kuatnya dengan budaya setempat sehingga terjadi akulturasi. Hal ini banyak terjadi di Indonesia seperti budaya selamatan untuk orang yang sudah meninggal. Selamatan adalah budaya asli Jawa, tapi di Indonesia diadopsi oleh agama Hindu, Buddha, Islam, Kristen dan Katholik. Selamatannya tetap, tapi isinya [spt doa, tata ritual dsb] yang diganti. c. Budaya pendatang kuat, tapi oleh budaya setempat disaring, diambil yang bermanfaat saja bagi budaya setempat sehingga timbul asimilasi. Di sini unsur-unsur asalnya sudah lebur dan timbul kreasi baru, seperti sekaten di Solo. Sebenarnya sekaten berasal dari syahadat ain yang dilakukan ketika raja hendak mengislamkan warganya. Agar tidak timbul resistensi masyarakat, maka raja pada bulan Maulud (ini pun kreasi baru untuk bulan rabi' al-awwal) melakukan pesta dengan gending Jawa agar masyarakat datang menontonnya. Lalu, di situ daya tarik Islam ditawarkan. d. Budaya lokal hilang ditelan oleh budaya pendatang. Kalau ini terjadi, tinggal tunggu saja kiamatnya masyarakat tersebut! Maka, jika Islam hendak mendirikan kekhalifahan di Indonesia, ya tinggal tunggu saja lenyapnya bangsa ini, bangsa Indonesia ini. Mengapa? Karena, budaya merupakan ibu kandung atau jatidiri suatu masyarakat. Jika budayanya runtuh, maka masyarakat pun akan runtuh. Kekuatan asing akan datang melumat masyarakat yang sudah kehilangan jatidirinya. Maka, kita harus selalu waspada! Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Donnie Sent: Tuesday, November 29, 2005 9:56 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Salazar Mas Heman, Kemewahan disamping sebagai pilihan, saya pikir juga sebagai produk budaya. Kalau kita mencontoh swedia, Secara budaya memang mereka lebih egaliter, inequality sangat kecil, jurang antar kelas juga minimal. Entah ini karena negara mereka sosialis, atau budaya ini yang menyebabkan mereka memilih sistem pemerintahan yang sosialis. Di Indonesia sebaliknya budaya kelas kita sangat kental dan masih diwariskan hingga sekarang. Priyayi, ataupun Kyai merupakan kelas yang lebih tinggi dengan berbagai previlegenya, terlepas dari sisi apa kita memandangnya. Sehingga masalah besaran secara nominal (ekonomi) menjadi sesuatu yang relatif. Menurut mereka mungkin hal itu sudah menjadi sebuah kesederhanaan, melihat konstruksi sosial disekelilingnya yang memang lebih dari yang dia pilih saat ini. Sori, bukan membela HNW, saya tetep setuju kalau semua pejabat pakai Kijang. Toh lebih menunjukan Nasionalisme (meskipun tetep merek jepang). donnie --- He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote: Makanya saya ambil contoh Salazar seorang diktator yang cukup lama berkuasa di Portugal dengan kekuasaan mutlak ditangannya tapi toh dia tidak malu tinggal di rumah sempit dengan cuma 3 kamar, makan di pinggir jalan dll padahal kalau ia mau dia bisa mendapatkan semuanya. Seperti saya katakan kemewahan itu bukan kebutuhan tapi hanya sebuah pilihan.Jadi tinggal di komplek pejabat yang mewah lalu naik sedan mewah dan berbagai macam kemewahan lainnya itu bukanlah sebuah kebutuhan bagi HNW tapi cuma sebuah pilihan dan dia telah memilihnya, dia telah memilih kehidupan mewah yang jauh dari kehidupan mayoritas rakyat Indonesia. - Original Message - From: Ambar cahyani [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, November 28, 2005 7:55 AM Subject: Balasan: [wanita-muslimah] Salazar Pak He-Man, Mungkin di negeri ini perlu dibuat suatu definisi : pejabat miskin dan pejabat kaya. Malah untuk lebih memperjelas kelasnya, bisa dibuat : pejabat sangat miskin, pejabat miskin, pejabat sedang, pejabat kaya, pejabat kaya raya, dan pejabat luar biasa kaya raya. Menilik budaya rasan-rasan kita, rasanya agak manusiawi jika pada akhirnya HNW mengambil 'sekedar' Camry untuk operasionalnya sehari-hari. Dan mungkin rumahnya meskipun tidak 135 tapi 'cukup' lah untuk menerima tamu pejabat lain yang mungkin ada di segmen kaya raya dan luar biasa kaya raya. Karena, kalau tidak diambil toh jadi bahan rasan-rasan. Setidaknya kita pernah punya Harun al Rasyid. Mungkin pak Harun saja baru masuk kelas pejabat sedang, karena meskipun naik bis setiap hari tapi masih punya mobil kijang tua. Jadi, kita belum punya contoh pejabat sangat miskin, karena belum ada pejabat yang tinggal di