Sekedar nimbrung :
Aishadear ini mustinya juga dilantik jadi moderator atawa penyambung lidah WM atawa 'polisi' :-)))
Aisha ini tampaknya member yg paling bisa ngerti dan memahami lalulintas percakapan antara
Pak Jano ko dan member lain.
Mungkin Aisha ini psikolog milis :-)
---
Saya yg mencoba bisa mengerti apa yg ditulis Pak Jano ko tapi nggak bisa2.
Mungkin saya perlu bercurhat mengenai 'liberal' dalam pengertian yg saya tahu :
[ saya rada mals mengomentari pendapat Pak jano karena malahan makin melebar, meninggi jauh dari
dari pokok persoalan semula]
Liberal dalam makna bahasa dan pengertian pemaknaan disebuah institusi atau faham kan beda.
Sedangkan saya maunya kan apa sih yg dinamakan 'liberal' dalam kehidupan keseharian.
Apa sih liberal itu dalam pengertian yg pas? Apakah yg dituduh islam liberal itu bertindak 'bebas'.
Bebas yg seperti apa sih...?? Itu sebenernya yg saya mau tahu.
Saya sudah buat tugas bagi MQ supaya beri komentar :-D
Akhirnya karena ada yg merasa alergi, fobi terhadap 'liberal' juga komentarnya [ menurut saya] kurang pas.
Terpaksa deh saya baca2, ingat pelajaran masa sekolah dulu, sejarahnya (faham) liberal.
Maka ternyata -IMHO -CMIIW
Musti melihat riwayat pembrontakan Spanyol di abad 19 yg menamakan dirinya 'liberales'.
Kemudian juga harus membaca sedikit pendapat pentolan2 neoliberalisme seperti Simon, Hayek, Ropke.
Supaya faham, apa sih liberal dalam pengertian yg tidak melulu dari segi bahasa.
'Liberal' gak melulu secara harafiah - leterlek pengertiannya ' kebebasan' tapi juga suatu faham.
Faham yg gak melulu mengusung 'kebebasan' -'liberal' per se. Tetapi juga senantiasa memperjuangkan supaya peraturan
berlaku secara -"tertib dan positif"-. Dalam agama aliran ini memperjuangkan "toleransi" - agar agama saling membiar
-biarkan yg satu terhadap yg lain. 'Bagiku agamaku bagimu agamamu' kan gitu spiritnya di Qur'an.
Jadi, menurut saya di islam sendiri sesuai Qur'an telah memberikan -kebebasan- pada umat manusia.
Mau jadi apapun juga. Misal dalam ibadah, sholat di rumah, lapangan gak usah di masjid. Di nasrani yg namanya
ibadat musti ke gereja. Absen gak ke gereja di cari-cari, di telpon2, didatangi rumahnya...
Jadi ibadah islam kan lebih 'bebas' :-))
Jadi kalo tiba2 katanya liberal - kebebasan; tidak mendapat ruang, atau sangat bertentangan dengan islam, kok salah besar :-))
Yg mengekang kan cuma karena persepsi umatnya sendiri yg mengartikan 'kebebasan' itu secara sempit dan harafiah - leterlek.
Padahal menurut saya, Islam itu agama yg memberi ruang kebebasan dan sangat penuh pengertian.
salam :-))
l.meilany
- Original Message -
From: Aisha
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 07, 2006 5:42 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Saran Untuk Bang Jano {Re: Hadis}
Pak Jano,
Dalam thread yang ini kan kita membicarakan tentang gaya pak Jano berdiskusi
di milis, jangan seperti ngobrol di dunia nyata atau pas Chatting, ditanya
balik nanya, jadinya untuk satu topik malah muter-muter tidak jelas.
Lalu mba Mei ngomentari pak Jano, termasuk materi dari thread yang lainnya
tentang asal muasal pak Jano yang tentunya tidak lepas dari kebiasaan pak
Jano yang tidak to the point. Sikap seperti ini tidak pas dalam diskusi di
milis.
Mba Mei juga menengarai pak Jano ini phobia sesuatu yang berbau 'liberal',
pak Jano malah menanggapi dengan mengeluarkan definisi phobia dan MENILAI
DIRI SENDIRI, bahwa fobianya terhadap sanjungan dan puji-pujian, lalu bla
bla ... cerita pengalaman di dunia nyata, sadar tidak pak kalau ini jadinya
tidak nyambung? Karena yang dimasalahkan itu CARA BERKOMUNIKASI PAK JANO DI
MILIS dan tentang FOBIA 'LIBERAL'.
Supaya nyambung ... apa pak Jano mau menjelaskan liberal itu? tapi bukan
comot sana sini hanya untuk definisinya - yang dimaksud adalah liberal
menurut pikiran dan yang dirasakan pak Jano, termasuk pengalaman pak Jano
dengan orang yang dikategorikan liberal.
Bagaimana? ...:)
salam
Aisha
--
From: "jano ko" <[EMAIL PROTECTED]>
Selamat malam bu Mei,
Kalau tidak salah phobia itu adalah gamang atau penyakit ketakutan ya ?
Phobias are psychological and physiological conditions that can range from
serious disabilities to common fears to minor quirks.
Kalau tidak salah, saya itu "fobia" dengan sanjungan dan pujian-pujian,
karena kalau saya tidak hati-hati terhadap hal tersebut maka akan
mencelakakan diri saya.
Biarlah rekan-rekan dengan kejujurannya masing-masing menilai saya,
bukankah kalau penilaian yang tidak benar terhadap saya itu diterima dengan
sabar dan ikhlas akan mengikis dosa-dosa saya ?, matur nuwun dan terimakasih
saya tujukan kepada rekan-rekan yang menilai diri saya dengan jujur.
Niat, Allah menilai kita karena niatnya, saya "enjoy" banget peduli dengan
kemanusiaan dan manusia. Dalam hidup ini suatu hal yang biasa kalau ada yang
tidak setuju dengan apa yang kita lakukan, meskipun apa yang kita