[wanita-muslimah] Sebab-Sebab Mati Dalam Keadaan Su'ul Khatimah

2010-04-08 Terurut Topik ali
By : Alihozi

Berikut ini penulis sampaikan sebab-sebab seseorang itu bisa meninggal dalam 
keadaan Su'ul Khatimah, yg penulis ambil dari beberapa kitab terkenal seperti 
An - Nashaaih Ad-Diniyah Wal-Wasyaha Al Imaniyah karya ulama besar Imam Habib 
Abdullah Hadad

1. Orang tsb sering mengabaikan perintah dan larangan Allah,SWT , meremehkan 
shalat fardhu dan sunnah , tidak mengeluarkan zakat dan sedekah, durhaka kepada 
orang tua, selalu berbuat curang/menipu dg sesama manusia dll.

2. Orang tsb Menyukai perbuatan maksiat, jika seseorang sering melakukan 
maksiat dan belum juga bertaubat dari perbuatan maksiat tsb s/d ajal menjemput 
maka syaitan dg mudah menguasainya pada saat-saat akhir hayatnya, sehingga 
keluarganya yg membimbing hendak mentalqinkannya agar mengucapkan dua kalimah 
syahadat akan sia - sia karena perbuatan-perbuatan maksiatnya telah menguasai 
fikirannya.

3. Orang tsb menunda-nunda untuk bertaubat, apabila seseorang itu selalu 
menunda taubatnya s/d ajalnya keburu menjemput ia akan menyesal sekali dan 
minta dikembalikan ke dunia tapi hal itu sudah tidak berguna lagi karena orang 
yg sudah meninggal tidak bisa hidup kembali lagi ke dunia. Seperti yang 
digambarkan Allah,SWT dalam Al-Qur'an : " Ya Tuhanku, kembalikan aku ke dunia, 
agar aku dapat berbuat kebajikan yg telah aku tinggalkan (Al-Mu'minun : 99-100)

4. Panjang harapan untuk hidup lama, apabila seseorang itu selalu panjang 
angan-angan harapan untuk hidup lama maka ia akan selalu bersemangat mengejar 
impian-impian hidupnya di dunia sehingga melupakan akhiratnya sehingga syaitan 
dg mudah memeperdayainya.

Wallahua'lam
Salam
Al-Faqir

alihozi http://alihozi77.blogspot.com



[wanita-muslimah] Sebab

2009-05-03 Terurut Topik Iman K.
Salam...


Hukum sebab akibat, demikian bunyi kalimat yang sering kita jumpai disekitar 
kita. Apakah yang dibicarakan orang-orang disekitar hukum sebab akibat ini?
 
Pembicaraan tentang hukum sebab akibat ini walaupun dibolak balik rumus dan 
teorinya tetapi dalam satu hal haruslah selalu sama yaitu suatu sebab tertentu  
haruslah menghasilkan akibat tertentu pula sesuai dengan ciri khusus 
penyebabnya. Atau bisa juga dikatakan bahwa suatu akibat tertentu haruslah 
bersumber dari sebab tertentu pula dan bukan berasal dari suatu sebab yang 
tidak ada sangkut paut dan kesesuaian sama sekali.
 
Dengan kata lain, Antara berbagai keberadaan (eksistensi) dialam raya ini, 
terdapat hubungan satu sama (hubungan korespondensi). Dengan begitu maka 
‘setiap sesuatu’ tidak mungkin memunculkan ‘apa saja!’ , dan juga ‘setiap 
sesuatu ’ tidak mungkin BERASAL DARI ‘apa saja’ , Sesuatu itu haruslah muncul 
dari sesuatu yang mempunyai hubungan korespondensi.
 
Kita lihat…
 
Belajar adalah ‘suatu’ SEBAB untuk menjadi pandai..
Minum adalah SEBAB bagi hilangnya rasa haus…
Makan adalah SEBAB bagi hilangnya rasa lapar…
 
Contoh diatas adalah contoh hubungan korespondensi antara suatu sebab dengan 
akibat yang dihasilkannya, dan untuk mengetahui akibat-akibat tersebut kita 
harus terlebih dahulu meneliti sebab-sebab khususnya.
 
Kita harus teliti, apakah makan bisa menyebabkan pintar?
Kita harus teliti, apakah minum bisa menyebabkan bodoh?
Kita harus teliti, apakah belajar bisa menyebabkan kenyang?
 
Tentu saja kita tidak pernah mendengar dan beranggapan demikian karena kita 
tidak pernah melihat hubungan antara sebab dan akibat yang serupa itu akan 
menghasilkan suatu korespondensi khusus.
 
Dengan contoh sederhana tersebut, kita bisa melihat bahwa dalam perkara 
memetakan hubungan korespondesi itu, kita dituntut harus menggunakan aturan 
berpikir yang benar sebagai tumpuan untuk meneliti sebab-sebab khusus dari 
suatu perkara, sehingga dibenak kita tidak akan terjadi kekeliruan atau 
kekacauan berpikir seperti beranggapan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini 
terdiri dari sekumpulan kejadian yang tidak teratur dan terjadi ‘semaunya’ 
tanpa ada hubungan satu sama lain secara korenpondensi.
 
Alam ini memiliki suatu sistem yang tersusun rapi yang masing-masing 
partikularianya mempunyai hubungan ke khususan satu sama lain. Tidak ada satu 
partikulariapun yang menempati partikularia yang lain yang tidak mempunyai 
hubungan khusus.
 
Sekarang kita bertanya, apa sih yang dimaksud dengan sebab-sebab khusus itu? 
Menjawab pertanyaan semacam ini sebenarnya tidak bisa langsung spontan dengan 
mengemukakan definisi dan ciri kekhususan dari aneka sebab-sebab itu. Hal ini 
karena ditemukan fakta bahwa terdapat berbagai jawaban yang ‘menantang’ dalam 
ilmu pengetahuan modern. Misalnya, ilmu fisika, kimia, sosial, demokrasi, 
budaya dan lain-lain itu akan menjawab kekhususan suatu hubungan itu dengan 
pendekatan ‘terdekat’ dari bidang kajian masing-masing. Namun demikian apakah 
kita kemudian tidak mempunyai patokan atau acuan apapun dalam perkara meneliti 
sebab khusus itu?
 
Tentu saja kita punya, dan sebagai acuan terbanyak para ilmuwan masih mengacu 
kepada ‘ilmu lama’ dari Aristoteles yang membuat acuan dasar dalam meneliti 
kekhususan sebab, yakni :
 
1. SEBAB EFEKTIF
2. SEBAB FORMAL
3. SEBAB MATERIAL
4. SEBAB FINAL
 
Sekarang kita akan lihat tentang  acuan yang dipakai oleh para ilmuwan sekarang 
ini berdasarkan  ‘ilmu lama’ yang ditulis oleh Aristoteles tersebut. 
Aristoteles jauh-jauh hari memang sudah mengatakan walaupun dalam 
perkembangannya nanti akan ditemukan aneka ‘pengetahuan baru’  maka pengetahuan 
baru tersebut pada dasarnya pastilah memiliki  keempat sebab kekhususan 
tersebut. 
 
Kita lihat…
 
Misalnya kita akan membangun sebuah rumah, kita bisa teliti satu persatu 
sebab-sebab khusus bagi terciptanya sebuah rumah .
 
Kita mulai dari Tukang Bangunan , Tukang bangunan bagi terciptanya suatu rumah 
adalah SEBAB EFEKTIF, Dengan adanya tukang bangunan maka menciptakan suatu 
rumah akan menjadi mungkin dan efektif. 
 
Yang kedua, adalah SEBAB FORMAL, yaitu bagaimana kita harus membuat rumah yang 
baik, disain yang benar, izin bangunan yang legal dan lain-lain sebagainya 
sebagai syarat khusus untuk terbentuk rumah yang ideal dan sekaligus legal J
 
Yang ketiga adalah SEBAB MATERIAL, bahan bangunan, semen, pasir, batu, besi , 
keramik, genteng, air dan lain-lain adalah SEBAB Material yang memungkinkan 
Tukang Bangunan untuk menciptakan rumah.
 
Kemudian yang terakhir, Keinginan kita untuk tinggal dirumah tersebut. 
Keinginan dan kemampuan kita untuk membeli bahan material, tanah dan alat-alat 
yang terkait dengan bangunan rumah tersebut disebut sebagai SEBAB FINAL. 
 
Perumpamaan membangun rumah tersebut, apakah demikian juga urutan sebab-sebab 
khususnya bagi seseorang yang menelaah science, agama, dan ilmu-ilmu sosial 
lainnya? Apa kata orang -orang fisika misalnya?
 
Bagi fisikawan, tidak ada yang lain kecuali urusann

[wanita-muslimah] Sebab-Sebab Turunnya Rizki

2007-04-14 Terurut Topik Muhammad Haryo
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Berikut saya copy-kan sebuah artikel Islami.
Semoga bermanfaat & menambah ilmu bagi kita semua.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Note : harap turut menyebarluaskan risalah ini
--
Muhammad Haryo
http://haryodakwah.my.or.id/ 
--~--~-~--~~~---~--~~
Jika email ini masuk folder spam/ bulk/ junk, harap tandai sebagai NOT spam/
bulk/ junk
--~--~-~--~~~---~--~~

Sebab-Sebab Turunnya Rizki - www.alsofwah.or.id
Kamis, 13 Mei 04

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau
rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu
pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta
bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu
yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak
jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh
segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah
koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan
bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada
Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab
yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia
menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta
menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti
akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

   - *Takwa Kepada Allah*
   Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan
   menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
   artinya,
   "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
   baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada
   disangka-sangkanya." (At Thalaq 2-3)

   Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam
   segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat.
   Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan
   menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika
   hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.
   Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu barang
   siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan
   menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar
   dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak
   disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali
   sebelumnya."

   Allah swt juga berfirman, artinya,
   "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
   pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
   tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
   disebabkan perbuatannya." (QS. 7:96)

   - *Istighfar dan Taubat*
   Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat,
   sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
   "Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu,
   sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan mengirimkan hujan
   kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
   mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
   sungai-sungai." (QS. 71:10-12)
   Al-Qurthubi mengatakan, "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud
   (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya
   rizki dan hujan."

   Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri,
   maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada orang lain
   yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada
   Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar memberikan
   kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah".
   Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun
   juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah."
   Maka orang-orang pun bertanya, "Banyak orang berdatangan mengadukan
   berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar
   beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan dari diriku,
   sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut
   diatas, red)

   Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu
   berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya
   saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa
   menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian
   tidak memberikan faidah dan ma

Re: [wanita-muslimah] Sebab-sebab Naik Turunnya Kadar Iman

2005-08-22 Terurut Topik Irma -nich
Assalamualaikum Wr.Wb. Syukron atas millisnya yang bermanfaat untuk merenungkan 
keislaman kita.

"Abdi M.U" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
SEBAB-SEBAB NAIK-TURUNNYA IMAN





CARA MENAIKKAN KADAR IMAN  :



1.   Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan 
Hadits



  a.   Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya

Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan 
masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya.  Sebagian 
ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan 
Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau 
membuat tenang seorang pencari ketenangan.   

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya 
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang 
yang mempunyai pikiran.”  (QS, Shaad 38:29)

Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi 
orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang 
yang lalim selain kerugian.  (QS, al-Israa’ 17:82)



b.   Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha 

Agung.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha 
Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya 
dari apapun yang tidak disukai Allah.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha 
Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat 
sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah 
untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha 
Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang 
karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.



  c.   Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.

Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan 
rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk 
mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan 
Allah.  

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul 
Allah, kapan tibanya hari akhirat?”.  Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah 
yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”.   Si sahabat 
menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama 
ini, tetap saja  rasanya semua itu belum cukup.  Namun didalam hati, aku sangat 
mencintai dirimu, ya Rasulullah”.   Rasulullah saw menjawab,  “Insya Allah, di 
akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”.  (HR Muslim) 
Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW.  Jelaslah bahwa 
mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat 
hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan 
mencintai Rasulullah SAW. 

  

d.   Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam

  Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang 
diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap 
kesempurnaan ajaran agama Islam ini.  Tidak ada agama lain yang memiliki aturan 
dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC 
pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk 
berhubungan suami -istripun ada aturannya.



e.   Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para 
sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)

Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang 
yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman 
kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. 
 Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu 
bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya.  Sejarah lain 
menceritakan tetntang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam 
satu kali sholatnya.  Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 
tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali 
berjamaah di mesjid.  Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap 
doa ketika masuk mesjid.  Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan 
hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannya.



2.   Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam

(ma’rifatullah)

  Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana 
alam ini diciptakan.  Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu 
menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang 
rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.


  Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an.  

[wanita-muslimah] Sebab-sebab Naik Turunnya Kadar Iman

2005-08-18 Terurut Topik Abdi M.U

SEBAB-SEBAB NAIK-TURUNNYA IMAN

 

 

CARA MENAIKKAN KADAR IMAN  :

 

1.   Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan 
Hadits

 

  a.   Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya

Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan 
masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya.  Sebagian 
ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan 
Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau 
membuat tenang seorang pencari ketenangan.   

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya 
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang 
yang mempunyai pikiran.”  (QS, Shaad 38:29)

Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi 
orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang 
yang lalim selain kerugian.  (QS, al-Israa’ 17:82)

 

b.   Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha 

Agung.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha 
Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya 
dari apapun yang tidak disukai Allah.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha 
Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat 
sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah 
untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha 
Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang 
karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

 

  c.   Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.

Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan 
rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk 
mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan 
Allah.  

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul 
Allah, kapan tibanya hari akhirat?”.  Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah 
yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”.   Si sahabat 
menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama 
ini, tetap saja  rasanya semua itu belum cukup.  Namun didalam hati, aku sangat 
mencintai dirimu, ya Rasulullah”.   Rasulullah saw menjawab,  “Insya Allah, di 
akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”.  (HR Muslim) 
Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW.  Jelaslah bahwa 
mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat 
hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan 
mencintai Rasulullah SAW. 

  

d.   Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam

  Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang 
diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap 
kesempurnaan ajaran agama Islam ini.  Tidak ada agama lain yang memiliki aturan 
dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC 
pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk 
berhubungan suami -istripun ada aturannya.

 

e.   Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para 
sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)

Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang 
yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman 
kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. 
 Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu 
bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya.  Sejarah lain 
menceritakan tetntang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam 
satu kali sholatnya.  Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 
tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali 
berjamaah di mesjid.  Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap 
doa ketika masuk mesjid.  Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan 
hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannya.

 

2.   Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam

(ma’rifatullah)

  Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana 
alam ini diciptakan.  Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu 
menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang 
rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.


  Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an.  Salah satu keajaiban Al 
Qur’an adalah struktur matematis Al Qur’an. Walau wahyu Allah diturunkan 
bertahap namun ketika seluru