André Malraux et Edgar du Perron en Bretagne (Archives Kees Snoek) Surat Kembang Kemuning: E.DU PERRON [1899-1940] TELADAN KEJUJURAN DAN PEMBERONTAKAN SASTRAWAN Amphie théâtre Universitas Sorbonne, 15 Agustus diisi oleh pengunjung seminar tentang André Malraux dan Eddy du Perron dalam konteks Indonsia yang diselenggarakan oleh Lembaga Persahabatan Franco-Indonesia "Pasar Malam", Universitas Sorbonne, Sahabat Internasional André Malraux, dan Institut Néerlandais Paris. Kegiatan terencana begini diselenggarakan oleh Lembaga Persahabatan Franco-Indonesia "Pasar Malam" secara terprogram dalam dalam rangka memperkenalkan dan mempromosi Indonesia melalui pendekatan kebudayaan. Sayangnya pihak resmi perwakilan Indonesia yang terkait di Paris, pada kesempatan ini tidak nampak hadir padahal dari segi politik atau pun dari segi tugas diplomatik, menghadiri kegiatan begini yang hanya menguntungkan Indonesia, sama sekali tidak ada kerugiannya, juga tidak menimbulkan masalah protokoler diplomatik.Aku tidak tahu apa yang menjadi alasan pihak resmi perwakilan Republik Indonesia memilih tidak hadir.Apakah karena tidak tahu adanya kegiatan ini, ataukah karena André Malraux seorang sastrawan kiri [tapi mendapat penghormatan tertinggi dari pemerintah Prancis nampak dari tempat pemakamannya yaitu di Pantheon,makam putera-puteri terbaik Perancis]. Dari segi kepentingan Indonesia, kegiatan tipe ini samasekali menguntungkan Indonesia. Bahwa André Malraux seorang budayawan kiri seperti juga akhirnya Eddy du Perron akhirnya berkembang menjadi seorang humanis anti kolonialis, kukira secara konsepsional yaitu dari segi nilai-nilai republik dan keindonesiaan, sama sekali tidak ada pertentangannya. Hanya pandangan yang tidak memahami atau menolak bahwa makna Republik dan Indonesia saja yang akan mempertentangkan secara konsepsional republik dan keindonesiaan dengan konsep kiri karena konsep memanusiawikan manusia adalah suatu pandangan kiri juga adanya.Kiri tidaklah monopoli kaum Marxis tapi adalah sebutan bagi semua pihak yang mau memanusiawikan manusia, kehidupan dan masyarakat serta orang-orang jujur dan berhati nurani. Republik dan Indonesia adalah konsep kiri. Hal ini dibuktikan oleh proses perkembangan Eduard du Perron. Dari anak seorang kaya pemilik tanah besar yang lahir dan hidup di Indonesia tanpa kesulitan ekonomi dan politik apapun, akhirnya Eddy memihak rakyat Indonesia dan menentang kolonialisme Belanda setelah ia mempelajari dan melihat dengan mata kepala sendiri-sendiri praktek-praktek tidak manusiawi dari pemerintah kolonialis Belanda sehingga membangkitkan pemberontakan jiwa pada E.du Perron. Keberpihakan Eddy pada rakyat Indonesia, kupandang sebagai ujud dari sikap jujur seorang anak manusia yang punya hatinurani dan sikap teladan bagi sastrawan sebagai warga repulik berdaulat sastra-seni yang menjunjung kebebasan berpikir dan bertindak. Kebebasan berpikir dan mencari memberikan kepada para sastrawan-seniman untuk menemukan. Sedangkan pembudakan jiwa dan pikiran, baik secara sukarela atau terpaksa, membuat manusia kehilangan harkat dan martabat kemanusiaannya. Keberpihakan Eddy adalah hasil pencarian dan pengamatannya yang berarti bahwa keberpihakan merupakan buah pengamatan dan perenungan manusia bernurani atas kehidupan dan lingkungannya terutama sehingga keberpihakan tidak lain dari suatu proses pilihan sadar atas dasar pengetahuan atas kehidupan riil. Dekatnya Eddy dengan kehidupan riil telah mengantarnya pada suatu taraf baru pemikirannya yaitu memiliki kesadaran politik, tanpa usah menjadi partisan suatu kekuatan atau partai politik apapun. Menjelang akhir khayatnya, menjadi seorang sastrawan yang sadar politik -- kesadaran yang di negeri ini sekarang di negeri ini, di Indonesia, sering dipandang sebagai sesuatu yang tidak diperlukan sastrawan. Padahal dari kehidupan E. du Perron, ternyata kesadaran politik membuat pandangan sastrawan-seniman kian tajam dan sangat membantunya dalam berkesenian dan menjalankan hak-wajibnya sebagai warga republik berdaulat sastra-seni yang bercirikan kebebasan berpikir dan bertindak alias sebagai free thinker dan bukan beo atau semata menyuarakan "his master's voice". Menjadi sastrawan-seniman, dari pengalaman E.du Perron, nampak padaku menyangkut kemampuan kita menjadi anak manusia berharkat dan bermartabat yang bukan hidup asal hidup dan mengutamakan pemburuan nama. Akhirnya riwayat E.du Perron memperlihatkan bahwa yang utama bagi seorang anak manusia yang benar manusiawi bukanlah nama, bukanlah kelimpahan harta, tapi nilai manusiawi dan kemampuannya mewujudkan nilai-nilai manusiawi itu. Dari segi material, E. du Perron samasekali tidak terusik. Tapi ia akhirnya tidak melihat kelimpahan materi ini yang menentukan kadar kemanusiaan dirinya dan kesastrawanannya. Eddy, jadinya, selain salah satu lambang hati nurani dan kejujuran mencari serta kesetiaan pada temuan pencariannya, ia juga kulihat sebagai ujud dari pemberontakan sastrawan. Karena itu kukira akan sangat layak pengalaman Eddy ditelaah oleh angkatan sastrawan-seniman sekarang, apalagi bagiku E.du Perron juga merupakan salah seorang sastrawan negeri kita, karena ia menghabisi separoh lebih di Indonesia, kongkretnya di Jawa Barat, bahkan lahir dan terbentuk di Jawa Barat. Oleh sebab itu, usaha Lembaga Persahabatan Franco-Indonesia "Pasar Malam" Paris yang dipimpin oleh Madame Johanna Lederer, dalam mengangkat E.du Perron di forum akademi, seperti juga usaha Lembaga ini melalui "Hari Sastra Indonesia" di Paris setahun lampau yang menunjukkan adanya hubungan literer segitiga [triangulaire] antara Indonesia-Perancis-Belanda, mempunyai arti penting bagi yang mau belajar dari masa silam dan memandang sejarah mempunyai guna bagi hidup hari ini dan esok.Mengenal sejarah sama dengan mengenal diri kita sendiri yang kepentingannya telah lama ditunjukkan oleh ahli strateg Tiongkok Kuno Sun Tzu.Barangkali tanpa mengenal sejarah diri sendiri, kita menjadi orang yang tidak ada apa-apanya, menjadi manusia tanpa identitas.Tidak manusia Indonesia, tidak juga juga siapa-siapa kecuali seorang epigonis tanpa tujuan tapi bangga pada ketidak apa-apaan serta ketidak siapa-siapaan ini sambil melakukan rupa-rupa otoproklamasi.Inikah yang yang kita inginkan dan yang membanggakan? Riwayat E.du Perron menunjukkan pentingnya menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri.*** Paris, Nopember 2005. JJ.Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/WpTY2A/izNLAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/