TIDAK MENGKAFIRKAN SEORANGPUN DARI KAUM MUSLIMIN KECUALI APABILA DIA MELAKUKAN 
PERBUATAN YANG MEMBATALKAN KEISLAMANNYA.


Oleh
Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan




Dan diantara prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bahwasanya 
mereka tidak mengkafirkan seorangpun dari kaum muslimin kecuali apabila dia 
melakukan perbuatan yang membatalkan keislamannya. Adapun perbuatan dosa besar 
selain syirik dan tidak ada dalil yang menghukumi pelakunya sebagai kafir. 
Misalnya meninggalkan shalat karena malas, maka pelaku (dosa besar tersebut) 
tidak dihukumi kafir akan tetapi dihukumi fasiq dan imannya tidak sempurna. 
Apabila dia mati sedang dia belum bertaubat maka dia berada dalam kehendak 
Allah. Jika Dia berkehendak Dia akan mengampuninya, namun si pelaku tidak kekal 
di neraka, telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia 
mengampuni dosa-dosa selainnya bagi siapa yang dikehendakinya ..." [An-Nisaa : 
48]

Dan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam masalah ini berada di tengah-tengah 
antara Khawarij yang mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa besar walau 
bukan termasuk syirik dan Murji'ah yang mengatakan si pelaku dosa besar sebagai 
mu'min sempurna imannya, dan mereka mengatakan pula tidak berarti suatu 
dosa/ma'shiyat dengan adanya iman sebagaimana tak berartinya suatu perbuatan 
ta'at dengan adanya kekafiran.


[Disalin dari buku Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah oleh Syaikh 
Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan Dar Al-Gasem-Riyadh, 
penerjemah Abu Aasia]





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke