hal itu
dari telepon. Setelah itu, saya menelepon Pak Ali Sadikin untuk memberi tahu
peristiwa Tanjung Priok. Waktu itu saya sebagai Sekretaris Petisi 50, yang
sering membahas permasalahan aktual seperti masalah politik.
Somasi
Usai sidang, Fatwa menyatakan siap jika disomasi oleh pihak yang proislah
(rujuk) para korban Tanjung Priok. Rencana somasi itu mencuat ke permukaan
setelah Fatwa menjadi saksi dalam persidangan HAM Tanjung Priok dengan terdakwa
Pranowo, pekan lalu. Saat itu Fatwa mengatakan bahwa islah yang terjadi antara
korban Tanjung Priok dengan pihak TNI merupakan rekayasa.
Menurut Fatwa, dirinya siap melayani somasi dari pihak keluarga korban apabila
mereka tidak puas dengan pernyataannya. Silakan, saya siap kok melayaninya,
jelasnya.
Fatwa menjelaskan, dirinya tidak melayani secara pribadi atau orang per orang
dari korban kasus Tanjung Priok. Karena Peristiwa Tanjung Priok ini tidak bisa
dilihat secara lokal tapi harus secara nasional. Posisi saya sekarang berada
untuk mewakili rakyat, tentu saja ada beberapa korban Tanjung Priok yang masih
berkomunikasi dengan saya tetapi tidak semuanya, katanya.
Mengenai keterlibatan terdakwa Rudolf Adolf Butar-Butar dalam peristiwa Tanjung
Priok, menurut Fatwa, Butar-Butar harus bertanggung jawab atas terjadinya
peristiwa tersebut. Butar-Butar harus bertanggung jawab karena dia sebagai
komandan yang memerintahkan anak buahnya untuk menyerang massa.
Misteri
Kasus Tanjung Priok hingga kini terus menjadi misteri. Sejumlah saksi
mengatakan, peristiwa yang sangat melukai perasaan umat Islam itu telah diduga
menimbulkan sedikitnya 400 korban nyawa. Meski oleh aparat hanya diakui sekitar
53 orang.
Kepada detik.com Mayor (Purn) Lasmana Ibrahim, memberikan kesaksian, malam itu,
Pangkobkabtib di bawah pimpinan Pangab yang saat itu dipimpin LB Moerdani dan
Pangdam Jaya di bawah Try Sutrisno harus mendatangkan truk-truk militer dan
sipil serta mobil UPK (Unit Pemadam Kebakaran) untuk membersihakan TKP (Tempat
Kejadian Peristiwa) akibat ceceran darah korban. mi/cha)
***
Fyi, di [...@ntau-net] dullatip pakai nama Taufik Malin(g)
Gayung bersambut, kata berjawab. Mulai sekarang, saya bersikap keras, beginilah
cara saya menyambut gayung, menjawab kata si pungo findamentalist dullatip
taufik malin(g) yang antek American Zionism, yang suka menjual nama Allah
sambil mencerca memaki-maki para ulama.
HMNA
- Original Message -
From: abdul latifabdul...@yahoo.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Sunday, April 25, 2010 07:28
Subject: [wanita-muslimah] Tragedi Berdarah Tanjung Priok dari Prospektive
lain...apa hikmahnya?
Sangat menyedihkan sekali terjadi pertumpahan darah tentara pemerintah dan
rakyat tanjung Periok yang pada waktu itu di pimpin oleh seorang ulama2 yang
berhaluan Keras..fundamentalis fanatik.
Seperti saya jeladskan dimana ada golongan2 islam fundamentalis disana terjadi
==kekerasan ===dan kemiskinan==
#
HMNA:
Ou la la, vervelende vent, alle joden, dullatip taufik malin(g) fundamentalist
JIL antek / budak state terrorist American Zionism, yang doyan jual Nama Allah,
berdirilah di depan cermin, pandang baik-baik sosok yang waang saksikan, di
situ terpampang tampang the real koppig fundamenalist yang yang tulisannya
hasil dorongan SETAN dan tidak pernah kembali kejalan yg lurus, yaitu
fundamentalist pungo dullatip yang infidel MERUSAK ISLAM DARI DALAM, musang
berbulu ayam, menentang Allah, menganggap hukum Allah, yaitu sanksi cambukan
itu primitif dan jahiliyah: Pezina perempuan dan pezina laki-laki setiap orang
dari keduanya mendapatkan dera seratus cambukan (QS 24:2). dul-dullatip taufik
malin(g) tukang fitnah, dul-dullatip jabrut lebih keji / kejam dari seorang
pembunuh.
duldullatip taufik malin(g) jabrut ! Itu berawal dari Proyek LB Moerdani yang
diajukan kepada Soehato saat itu adalah menciptakan stimulus dan prakondisi
atas segera diberlakukannya asas tunggal Pancasila yang banyak mendapatkan
tantangan dan penolakan dari kalangan tokoh Islam.
Pancingan dan pematangan oleh intelejen (BAKIN, BAIS, dan BIA) maupun penguasa
teritori militer terang-terangan menyulut kemarahan ummat melalui sikap kurang
ajar dan tak terpuji aparat teritori (angota Babinsa Koramil) yang mengguyurkan
air comberan dan sengaja masuk ke dalam Mushalla tanpa melepas sepatu laras
kotornya, di samping mengumbar kalimat jorok dan menantang ummat Islam, yang
mengakibatkan dibakarnya motor aparat teritori tersebut.
Itulah yang berlanjut memicu terjadinya drama pembantaian ummat Islam di
Tanjung Priok pada 12 September 1984, yang diawali dengan penangkapan beberapa
jama'ah mushalla, berlanjut dengan munculnya reaksi tokoh-tokoh PTDI (Perguruan
Tinggi Dakwah Islam) kemudian disusul Amir Biki tokoh masyarakat Priok
menggelar tabligh akbar yang panas, namun itulah yang diinginkan oleh rezim
militer pada saat itu.
Semangat