RE: [wanita-muslimah] Adam bukan Islam!

2005-11-22 Terurut Topik Sato Sakaki
Apa pula hubungannya berita koran kuning ini dengan
thread Adam bukan Islam? Heran betul saya. Harusnya
subjectnya diganti menjadi: Sudah asyik bergoyang,
Malah lari tunggang langgang! Hehehe

--- Ari Setyawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pengusaha Tunggang Langgang Kamis,11/17/2005 7:28:20
 AM - 
 
 Cinta itu buta, sehingga bisa nabrak-nabrak seperti
 Hartadi, 50 tahun, dari
 Semarang (Jateng) ini. Bagaimana tidak? Sudah jelas
 Ny. Atwinah, itu masih
 istri sah orang lain, kok dibawa ke mana-mana. Tapi
 giliran diminta 
 menikahi oleh suaminya, dia berbelit-belit. Paling
 konyol, Kendro, 46 tahun,
 yang berniat baik malah dihadiahi kapak hitam di
 kepalanya. Keruan saja
 tukang kayu itu masuk rumahsakit. 
 Ini kisah pengusaha yang dilanda asmara, tapi
 mengacu pada paham Ken Arok
 dalam sejarah Singosari. Ketika dia terkena dewi
 amornya Ny. Atwinah yang
 cantik dan putih bersih, dia jadi lupa segalanya.
 Demi kenikmatan sesaat
 Hartadi berani menghalalkan segala cara. Memang
 belum seperti Ken Arok
 betulan, namun setidaknya dia sudah berani main
 kasar demi cintanya pada
 Atwinah yang menawan bak Ken Dedes tersebut. 
 Umumnya orang jatuh cinta, pasti mengacu kepada
 kepatutan dan etika. Itu
 artinya, sasaran tembak pastilah diambil pada wanita
 yang masih legan atau
 belum punya keluarga. Lha pengusaha kemampo
 (setengah tua) dari Genuk,
 Semarang itu lain. Ketika yang ditaksirnya, Atwinah,
 sudah punya keluarga,
 dia masih jalan terus. Onward no retreat (maju
 terus pantang mundur),
 begitu katanya seperti kata Bung Karno jaman Ganefo
 dulu. 
 Mencintai Atwinah, bagi Hartadi sangat penuh
 romantika dan dinamika. Ada
 sejuta tantangan di depannya, karena harus berani
 kucing-kucingan dengan
 Kendro, suaminya yang selama ini bekerja sebagai
 tukang kayu. Dan karena
 status sosial suami Atwinah tersebut jauh di
 bawahnya, Hartadi merasa punya
 bargaining position (posisi tawar) yang tinggi. Dia
 yakin seyakinnya bahwa
 Atwinah bakal bisa ditaklukkan lewat pendekatan
 ekonomi. 
 Atwinah sebetulnya bukan lagi muda. Dalam usianya
 yang 42 tahun kini, empat
 anak sudah lahir pula dari rahimnya. Tapi bagi
 Hartadi, itu bukan
 masyalllah. Berkat kepiawiannya merawat badan,
 wanita dari Desa Babadan
 Kecamatan Sayung (Demak) itu tetap menawarkan sejuta
 pesona. Dia masih enak
 dikeloni dan perlu, begitu katanya dalam aroma
 ngeres. 
 Ternyata dugaan Hartadi tidak meleset amat.
 Menyaksikan dirinya yang turun
 naik mobil sedan mulus, Atwinah tak berkebaratan
 ketika diajak jalan-jalan.
 Padahal dalam mobil tersebut, pengusaha kemampo itu
 mulai operasional.
 Karena duduknya sama-sama di jok depan, setiap
 memindah persneling tangan
 Hartadi mencoba menyentuh paha Atwinah. Bahkan dalam
 sebuah kesempatan, dia
 mencoba mencium tangan si putih bersih tersebut.
 Tapi sayang, tangannya
 ditahan sambil bilang: hh...! 
 Itu pada awalnya! Tapi pada perjalanan-perjalanan
 berikutnya, istri Kendro
 ini sudah mulai jinak-jinak merpati. Jangankan cium
 tangan dan cium bibir,
 dijamah pabrik indomilk-nya pun dia tak berkelit.
 Maka kelanjutannya, ya
 terserah Hartadilah. Dalam sebuah hotel di Semarang,
 Atwinah berhasil
 dipergauli sebagaimana istri sendiri. Sang pengusaha
 pun keluar dari kamar
 hotel dengan wajah sumringah. 
 Ndhemeni bojone wong jan temanja tenan
 (menyelingkuhi istri orang enak
 sekali), katanya tanpa beban. Keasyikan
 menyelingkuhi bini si tukang kayu,
 Hartadi makin mengobral janji. Asal Atwinah selalu
 siap digauli bak istri
 sendiri, dia sanggup memberikan uang Rp100 juta dan
 menanggung biaya sekolah
 ke-4 anaknya tersebut. Maka makin tunduklah istri
 Kendro. Hanya dengan modal
 paha, dia bisa memperoleh dana Kompensasi Pendidikan
 yang begitu banyak.
 Tindak perlu antri-antrian, dan dapatnya bukan
 Rp100.000,- tapi seratus
 juta! 
 Akan tetapi, lama-lama praktek selingkuh itu
 ketahuan Kendro. Untungnya dia
 lelaki penyabar. Dengan tenangnya dia mendatangi
 Hartadi di Genuk, dan
 dimintai mengakuisi alias mengawini Atwinah saja.
 Sayangnya, jawaban PIL
 Atwinah itu mbulet (berbelit-belit), sehingga Kendro
 jadi marah. Sayangnya,
 ketika terjadi perkelahian, tukang kayu itu yang
 terpojok. Dia pingsan
 digetok kapak hitam, sehingga masuk rumah sakit.
 Polisi Semarang kini tengah
 memburu Hartadi yang mencoba kabur. 
 Hartadi sih, sudah asyik bergoyang malah mencoba
 lari tunggang langgang!
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of radityo djadjoeri
 Sent: Monday, November 21, 2005 4:16 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Adam bukan Islam!
 
 Wah, pak Gubernur tahu darimana kalau Adam itu
 Islam?
   Adam itu jelas bukan Islam, dia tak pernah
 mengucap dua kalimat syahadat..
   Jadi semua Nabi juga bukan Islam, kecuali Muhammad
 saja...

   Sekarang juga Muhammad mungkin nyesel, kok Islam
 jadi kacau seperti
 ini.




 
 
 Ungkapkan opini Anda di: 
 
 

RE: [wanita-muslimah] Adam bukan Islam!

2005-11-21 Terurut Topik Ari Setyawan
Pengusaha Tunggang Langgang Kamis,11/17/2005 7:28:20 AM - 

Cinta itu buta, sehingga bisa nabrak-nabrak seperti Hartadi, 50 tahun, dari
Semarang (Jateng) ini. Bagaimana tidak? Sudah jelas Ny. Atwinah, itu masih
istri sah orang lain, kok dibawa ke mana-mana. Tapi giliran diminta 
menikahi oleh suaminya, dia berbelit-belit. Paling konyol, Kendro, 46 tahun,
yang berniat baik malah dihadiahi kapak hitam di kepalanya. Keruan saja
tukang kayu itu masuk rumahsakit. 
Ini kisah pengusaha yang dilanda asmara, tapi mengacu pada paham Ken Arok
dalam sejarah Singosari. Ketika dia terkena dewi amornya Ny. Atwinah yang
cantik dan putih bersih, dia jadi lupa segalanya. Demi kenikmatan sesaat
Hartadi berani menghalalkan segala cara. Memang belum seperti Ken Arok
betulan, namun setidaknya dia sudah berani main kasar demi cintanya pada
Atwinah yang menawan bak Ken Dedes tersebut. 
Umumnya orang jatuh cinta, pasti mengacu kepada kepatutan dan etika. Itu
artinya, sasaran tembak pastilah diambil pada wanita yang masih legan atau
belum punya keluarga. Lha pengusaha kemampo (setengah tua) dari Genuk,
Semarang itu lain. Ketika yang ditaksirnya, Atwinah, sudah punya keluarga,
dia masih jalan terus. Onward no retreat (maju terus pantang mundur),
begitu katanya seperti kata Bung Karno jaman Ganefo dulu. 
Mencintai Atwinah, bagi Hartadi sangat penuh romantika dan dinamika. Ada
sejuta tantangan di depannya, karena harus berani kucing-kucingan dengan
Kendro, suaminya yang selama ini bekerja sebagai tukang kayu. Dan karena
status sosial suami Atwinah tersebut jauh di bawahnya, Hartadi merasa punya
bargaining position (posisi tawar) yang tinggi. Dia yakin seyakinnya bahwa
Atwinah bakal bisa ditaklukkan lewat pendekatan ekonomi. 
Atwinah sebetulnya bukan lagi muda. Dalam usianya yang 42 tahun kini, empat
anak sudah lahir pula dari rahimnya. Tapi bagi Hartadi, itu bukan
masyalllah. Berkat kepiawiannya merawat badan, wanita dari Desa Babadan
Kecamatan Sayung (Demak) itu tetap menawarkan sejuta pesona. Dia masih enak
dikeloni dan perlu, begitu katanya dalam aroma ngeres. 
Ternyata dugaan Hartadi tidak meleset amat. Menyaksikan dirinya yang turun
naik mobil sedan mulus, Atwinah tak berkebaratan ketika diajak jalan-jalan.
Padahal dalam mobil tersebut, pengusaha kemampo itu mulai operasional.
Karena duduknya sama-sama di jok depan, setiap memindah persneling tangan
Hartadi mencoba menyentuh paha Atwinah. Bahkan dalam sebuah kesempatan, dia
mencoba mencium tangan si putih bersih tersebut. Tapi sayang, tangannya
ditahan sambil bilang: hh...! 
Itu pada awalnya! Tapi pada perjalanan-perjalanan berikutnya, istri Kendro
ini sudah mulai jinak-jinak merpati. Jangankan cium tangan dan cium bibir,
dijamah pabrik indomilk-nya pun dia tak berkelit. Maka kelanjutannya, ya
terserah Hartadilah. Dalam sebuah hotel di Semarang, Atwinah berhasil
dipergauli sebagaimana istri sendiri. Sang pengusaha pun keluar dari kamar
hotel dengan wajah sumringah. 
Ndhemeni bojone wong jan temanja tenan (menyelingkuhi istri orang enak
sekali), katanya tanpa beban. Keasyikan menyelingkuhi bini si tukang kayu,
Hartadi makin mengobral janji. Asal Atwinah selalu siap digauli bak istri
sendiri, dia sanggup memberikan uang Rp100 juta dan menanggung biaya sekolah
ke-4 anaknya tersebut. Maka makin tunduklah istri Kendro. Hanya dengan modal
paha, dia bisa memperoleh dana Kompensasi Pendidikan yang begitu banyak.
Tindak perlu antri-antrian, dan dapatnya bukan Rp100.000,- tapi seratus
juta! 
Akan tetapi, lama-lama praktek selingkuh itu ketahuan Kendro. Untungnya dia
lelaki penyabar. Dengan tenangnya dia mendatangi Hartadi di Genuk, dan
dimintai mengakuisi alias mengawini Atwinah saja. Sayangnya, jawaban PIL
Atwinah itu mbulet (berbelit-belit), sehingga Kendro jadi marah. Sayangnya,
ketika terjadi perkelahian, tukang kayu itu yang terpojok. Dia pingsan
digetok kapak hitam, sehingga masuk rumah sakit. Polisi Semarang kini tengah
memburu Hartadi yang mencoba kabur. 
Hartadi sih, sudah asyik bergoyang malah mencoba lari tunggang langgang!

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of radityo djadjoeri
Sent: Monday, November 21, 2005 4:16 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Adam bukan Islam!

Wah, pak Gubernur tahu darimana kalau Adam itu Islam?
  Adam itu jelas bukan Islam, dia tak pernah mengucap dua kalimat syahadat..
  Jadi semua Nabi juga bukan Islam, kecuali Muhammad saja...
   
  Sekarang juga Muhammad mungkin nyesel, kok Islam jadi kacau seperti
ini.
   
   
   
   


Ungkapkan opini Anda di: 

http://mediacare.blogspot.com

http://indonesiana.multiply.com

-
 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.  

[Non-text portions of this message have been removed]




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI :