[yonsatu] Re: Skenario Gulf War II
Assalamu'alaikum Bang Indra dan kang Abas , Saya ingin ikut memberikan analisis pinggiran , tentang IRAQ WAR sebagai berikut : (*) Amerika akan rugi besar , baik diakibatkan oleh pecahnya perang ataupun bila perang tidak jadi . Tetapi karena dari dulu mereka memang ditakdirkan jadi bangsa yang arogan , maka daripada pulang malu2in , maka dia akan mencoba terus mencari dalih agar perang dibolehkan oleh dunia , makanya mereka minta perpanjangan ijin meriksa senjata2 IRAQ , sambil coba2 mancing perang . (*) Alih2 dia nantangin perang , kita sudah menyaksikan betapa kedodorannya Paman Sam ini menjaga keamanan negerinya sendiri . Betapa menggelikannya , ketika pasukan Amerika dengan perlengkapan pembunuh manusis yang paling mutakhir berada di didepan pintu gerbang Iraq , eh , kita malah melihat berbagai peralatan perang yang justru secara tergesa2 ditongkrongin didepan gedung Capitol , ditengah2 keramaian ibukota Washington .Justru pada saat yang sama mereka unjuk gigi di Timur Tengah . (*) Secara moral , ternyata pemerintahnya mister Bush ini juga tidak sepenuhnya didukung oleh rakyatnya sendiri , terlebih2 setelah musibah Columbia yang heboh dan tragis .Kitapun ikut mendengarkan , bahwa ditengah kesedihan rakyat Amerika , orang2 Iraq berkomentar sambil santai , bahwa ... musibah Columbia itulah pertanda hukuman dari Allah SWT sebagai hadiah untuk kesombongan Amerika . Khan yang beginian jadi konyol , dan ternyata hati nurani kitapun bisa membenarkan pandangan rakyat Iraq tersebut . (*) Jadi , kesimpulan saya , kalau Amerika tidak bisa membuktikan apa2 dan tidak bisa memaksakan ajakan berperang melawan Iraq , maka yang kira2 akan terjadi adalah timbulnya insiden atau accident , sehingga Amerika bisa sekedar melepaskan ketegangan dan hasrat berperangnya , tanpa suatu target apapun . Dengan demikian mereka bisa pulang dari medan pertempuran dengan bangga dan boleh mengharapkan sambutan hangat dari seluruh rakyat Amerika yang sudah ogah2an tersebut . (*) Berbeda dengan Amerika , kelihatannya pemimpin Iraq lebih percaya diri dan sudah kebal dengan segala ancaman . Kita harus ingat bahwa embargo Amerika sekian lamanya tidak membuat mereka kendor apalagi menyerah . Kalau terjadi sesuatu , baik insiden atau accident maka yang akan berperang melawan Amerika justru rakyat Iraq , bukan tentaranya ,... Taktik ini kira2 akan digunakan oleh Ustadz Saddam untuk menghimpun rasa solidaritas dunia untuk melawan Amerika . Dan jangan heran akan muncul ratusan atau ribuan sukarelawan dunia yang akan berjuang melawan kekuatan Amerika . Kalau sukarelawan kaliber Ali Imron , Imam Samudra dan Amrozy sudah begitu hebat , bagaimana akibatnya kalau para kyai serta ustadz yang low profile tersebut ikutan berperang ?? (*) Disini , kelihatannya Amerika sudah kehilangan momentum untuk menang perang . Mereka sudah terlambat dan keduluan oleh simpati dunia pada kesederhanaan dan ketidak pedulian Iraq pada ancaman Amerika . Hal ini , agak mirip dengan peristiwa pengepungan GAM di Cot Irek (Aceh) . Makanya , kalau mau menang perang , jangan banyak bicara ,.. serbu saja , urusan belakangan . (*) Jadi , siapa yang untung dengan keadaan ini ?? Jelas pedagang senjata , karena dia sudah dibayar lunas sebelum dibawa ke Timur Tengah . Mudah2an analisis pinggiran ini tidak tepat , karena ternyata tidak ada perang beneran , jadi tidak bisa dipakai untuk studi di LEMHANAS atau SESKO . Udah dulu , ah , nanti diuber FBI (mas Joni tanggung jawab..) Wassalam , Priyo PS -- From: Indradjaja Dalel [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Skenario Gulf War II Date: Thu, 13 Feb 2003 18:20:22 +0700 Bung Abas yth, Saya mencoba mengemukakan apa yang saya ketahui dan rasakan (pikirkan), mungkin itulah alasan2nya untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Secara pasti jawabannya mudah, yaitu saya tidak tahu dan juga masih ragu. Tetapi kita bisa mereka-reka. -Original Message- From: Abas F Soeriawidjaja [ mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, February 13, 2003 1:07 PM -- beberapa jawaban dan komentar- Tapi masih ada beberapa pertanyaan dalam benak saya yang belum terjawab secara meyakinkan. No.1. Dalam perkembangannya, sebagian negara2 Barat/NATO tidak setuju dengan ketidak sabaran AS, kenapa ? Apakah mereka juga takut kepentingan mereka terganggu dengan pengusaan minyak dunia oleh AS ? Mungkin yang mereka inginkan pengaturan bukan penguasaan, sehingga mereka juga takut berakibat pada kebebasan mereka dalam perekonomiannya terhadap AS Apakah sebagian negara2 Barat tersebut sudah cukup puas dengan pengendalian Rezim Sadam selama ini melalui oil for Food nya PBB dan no fly zone di Irak. Yang jelas Perancis dan Jerman
[yonsatu] Re: Skenario Gulf War II
Rekan2 Yth, Saya coba mulai dengan alasannya dulu supaya kita dapat mendapatkan dasar why-nya, moga ini dapat menjadi pencerahan pemikiran kita. - AS menyerang Iraq merupakan topik yang sedang hangat dan merupakan prioritas berita yang bisa melibatkan emosi. Hal ini juga mudah ditunggangangi jadi konsumsi politik untuk kepentingan pihak yang akan diuntungkan. Saya ingin sumbang saran dari apa yang saya ketahui, baca dan lihat. Moga2 kita bisa melihat persoalan dengan jelas dan kepala dingin. Seperti kita ketahui semua negara di dunia ini mempunyai interest demi kepentingan keberlangsungan hidupnya. Indonesia punya interest, AS punya interest sendiri, begitu juga semua negara Eropah, Asia, Afrika dan lain2. Untuk menyalurkan interest2 tersebut (disamping interest negara2 lain), dibentuklah badan2 dan Organisasi Dunia seperti PBB, WTO, AFTA, EEC, NAFTA dan lain2. Badan2 itulah tempat kita bermain dan adu pinter untuk memperjuangkan interest kita disamping interest2 negara2 lain. Pakar politik dunia banyak yang menyatakan bahwa Perang Dunia atau perang besar selama ini di mulai dengan perbedaan interest ekonomi. Negara yang kuat, apabila melihat keberlangsungan hidupnya terancam dengan terhalangnya interest ekonomi mereka, dan tidak ada sarana pemecahan lain, akan memenuhinya dengan jalan perang. Untuk menghindari perang2 seperti itu maka negara2 besar dunia (sesudah PD-2) berdasarkan azas kemanusiaan dan lain2, mendirikanlah Badan2 Dunia tersebut diatas sebagai tempat penyalurannya dan bernegosiasi untuk mewujudkan tercapainya interest tsb. AS adalah negara Industri terbesar dan terkuat di dunia saat ini yang juga mempunyai beberapa agenda Interests, salah satu yang terpenting adalah pengamanan sumber enersi dunia yaitu minyak bumi. Minyak penting sekali bagi bahan bakar industri AS (bersama negara Barat industrialist termasuk Jepang) yang merupakan salah satu pilar hidupnya AS. AS cukup kaya dan bisa beli enersi yang dia butuhkan. Persoalannya adalah bagaimana kalau sumber enersi itu dikuasai oleh orang yang tidak (bakalan) mau jual kepada mereka?? Timur tengah sesuai kenyataan sekarang menempati 65% cadangan minyak dunia dengan perincian sbb.: Saudia Arabia 25%, Iraq 11%, Kuwait 9%, UEA 9%, Iran 8.5%, Venezuela 7.4%, Rusia 4,6%, USA 2.9%, Libya 2.8%, Mexico 2.6% dll... Indonesia hanya kurang lebih 0,5%. Iraq adalah cadangan kedua terbesar sesudah Saudi Arabia!!! Supaya sumber enersi dunia aman maka AS dan negara Barat berkepentingan supaya cadangan minyak timur tengan tidak latuh ke tangan Sadam Husein yang sekarang penguasa Iraq. Sadam sudah terbukti berniat untuk menguasai Kuwait (th 1990) yang sumber minyaknya berbatasan dan berhubungan langsung dengan Iraq. Dengan demikian Iraq akan menguasai 20% cadangan minyak dunia. Kalau Iraq menyerbu ke Selatan sedikit lagi yaitu ke Saudi Arabia dan UAE maka Iraq akan menguasai 54% cadangan minyak dunia. Hal ini dilihat dari kaca mata negara2 Barat (Industri) sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup (industri) mereka. Ini bisa menjadi persoalan periuk nasi dan bisa2 jadi Perang Dunia ke tiga, kalau tidak dapat diselesaikan dengan baik. Negara2 Barat yang selalu mengutamakan dan memandang tinggi Demokrasi sebagai cara terbaik untuk kehidupan suatu Negara. Melihat Sadam sebagai penguasa diktator (dan memang diktator yang sudah bertahan lama 40th), Sadam tidak bisa dipercaya untuk bisa hidup berdampingan dengan damai dengan negara tetangganya (misalnya dengan Iran th 1981-1990). Untuk itu Sadam tidak boleh kuat dan dihalangi untuk dapat mempunyai senjata canggih (Weapons of Mass Destruction, chemical dan biological weapons), sesuai dengan deklarasi PBB tahun 98(?). Kesimpulan lain adalah kalau bisa Sadam diturunkan dan diganti pemerintahannya dengan yang benar2 demokratis dimana rakyatnya (melalui DPR-nya) dapat mengendalikan pimpinan yang berkuasa untuk tidak jadi diktator. Yang penting bagi negara2 Barat adalah supaya mereka bisa melakukan jual beli (doing business) minyak/enersi dengan aman, berkesinambungan (sustainable) sesuai standard Internasional yang berlaku (adu pinter lagi disini). Salam Indradjaja Dalel -Original Message- From: DR Ir Pandji R Hadinoto PE LL.M [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, February 12, 2003 5:37 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Skenario Gulf War II Salah satu skenario konon katanya berawal dari Jakarta ??? Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote:Tempo hari ketika AS dan sekutunya menyerang regime Taliban di Afghanistan, di milis ini muncul beberapa analisis tentang perang itu. Sekarang sudah tinggal sebulan lagi mulainya perang AS-Iraq ke II, ayo dong ajukan analisis skenario-nya. Kan katanya kita-kita ini pakar kemiliteran... Wasalam. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : Moderators : Unsubscribe : Vacation : - Do you Yahoo
[yonsatu] Re: Skenario Gulf War II
Bung Indradjaja, Saya mendukung analisa bahwa Gulf War II adalah persoalan pengusaan energy dunia. Tapi masih ada beberapa pertanyaan dalam benak saya yang belum terjawab secara meyakinkan. Dalam perkembangannya, sebagian negara2 Barat/NATO tidak setuju dengan ketidak sabaran AS, kenapa ? Apakah mereka juga takut kepentingan mereka terganggu dengan pengusaan minyak dunia oleh AS ? Mungkin yang mereka inginkan pengaturan bukan penguasaan, sehingga mereka juga takut berakibat pada kebebasan mereka dalam perekonomiannya terhadap AS Apakah sebagian negara2 Barat tersebut sudah cukup puas dengan pengendalian Rezim Sadam selama ini melalui oil for Food nya PBB dan no fly zone di Irak. Apakah ketidak sabaran AS didorong oleh ekonomi AS yang memburuk ( pengangguran meningkat menjadi 6%, pertumbuhan 2002 hanya 3%) dan ingin segera menurunkan harga minyak dengan segera, agar terjadi penghematan devisa, mengingat AS adalah pengguna/pengimpor energy yang paling rakus? Menurut analisa yang pernah saya baca, harga minyak yang ideal bagi pertumbuhan ekonomi AS adalah 18 - 20 USD per Barrel. Bagaimana dengan kepentingan Amerika terhadap posisi Israel vs Rezim Sadam ? Apakah ini juga kartu yang dimainkan AS ? Wass. - Original Message - From: Indradjaja Dalel [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, February 13, 2003 11:58 AM Subject: [yonsatu] Re: Skenario Gulf War II Rekan2 Yth, Saya coba mulai dengan alasannya dulu supaya kita dapat mendapatkan dasar why-nya, moga ini dapat menjadi pencerahan pemikiran kita. - AS menyerang Iraq merupakan topik yang sedang hangat dan merupakan prioritas berita yang bisa melibatkan emosi. Hal ini juga mudah ditunggangangi jadi konsumsi politik untuk kepentingan pihak yang akan diuntungkan. Saya ingin sumbang saran dari apa yang saya ketahui, baca dan lihat. Moga2 kita bisa melihat persoalan dengan jelas dan kepala dingin. Seperti kita ketahui semua negara di dunia ini mempunyai interest demi kepentingan keberlangsungan hidupnya. Indonesia punya interest, AS punya interest sendiri, begitu juga semua negara Eropah, Asia, Afrika dan lain2. Untuk menyalurkan interest2 tersebut (disamping interest negara2 lain), dibentuklah badan2 dan Organisasi Dunia seperti PBB, WTO, AFTA, EEC, NAFTA dan lain2. Badan2 itulah tempat kita bermain dan adu pinter untuk memperjuangkan interest kita disamping interest2 negara2 lain. Pakar politik dunia banyak yang menyatakan bahwa Perang Dunia atau perang besar selama ini di mulai dengan perbedaan interest ekonomi. Negara yang kuat, apabila melihat keberlangsungan hidupnya terancam dengan terhalangnya interest ekonomi mereka, dan tidak ada sarana pemecahan lain, akan memenuhinya dengan jalan perang. Untuk menghindari perang2 seperti itu maka negara2 besar dunia (sesudah PD-2) berdasarkan azas kemanusiaan dan lain2, mendirikanlah Badan2 Dunia tersebut diatas sebagai tempat penyalurannya dan bernegosiasi untuk mewujudkan tercapainya interest tsb. AS adalah negara Industri terbesar dan terkuat di dunia saat ini yang juga mempunyai beberapa agenda Interests, salah satu yang terpenting adalah pengamanan sumber enersi dunia yaitu minyak bumi. Minyak penting sekali bagi bahan bakar industri AS (bersama negara Barat industrialist termasuk Jepang) yang merupakan salah satu pilar hidupnya AS. AS cukup kaya dan bisa beli enersi yang dia butuhkan. Persoalannya adalah bagaimana kalau sumber enersi itu dikuasai oleh orang yang tidak (bakalan) mau jual kepada mereka?? Timur tengah sesuai kenyataan sekarang menempati 65% cadangan minyak dunia dengan perincian sbb.: Saudia Arabia 25%, Iraq 11%, Kuwait 9%, UEA 9%, Iran 8.5%, Venezuela 7.4%, Rusia 4,6%, USA 2.9%, Libya 2.8%, Mexico 2.6% dll... Indonesia hanya kurang lebih 0,5%. Iraq adalah cadangan kedua terbesar sesudah Saudi Arabia!!! Supaya sumber enersi dunia aman maka AS dan negara Barat berkepentingan supaya cadangan minyak timur tengan tidak latuh ke tangan Sadam Husein yang sekarang penguasa Iraq. Sadam sudah terbukti berniat untuk menguasai Kuwait (th 1990) yang sumber minyaknya berbatasan dan berhubungan langsung dengan Iraq. Dengan demikian Iraq akan menguasai 20% cadangan minyak dunia. Kalau Iraq menyerbu ke Selatan sedikit lagi yaitu ke Saudi Arabia dan UAE maka Iraq akan menguasai 54% cadangan minyak dunia. Hal ini dilihat dari kaca mata negara2 Barat (Industri) sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup (industri) mereka. Ini bisa menjadi persoalan periuk nasi dan bisa2 jadi Perang Dunia ke tiga, kalau tidak dapat diselesaikan dengan baik. Negara2 Barat yang selalu mengutamakan dan memandang tinggi Demokrasi sebagai cara terbaik untuk kehidupan suatu Negara. Melihat Sadam sebagai penguasa diktator (dan memang diktator yang sudah bertahan lama 40th), Sadam tidak bisa dipercaya untuk bisa hidup berdampingan dengan damai dengan negara tetangganya (misalnya dengan Iran th 1981-1990). Untuk itu Sadam tidak boleh kuat dan dihalangi untuk dapat