[yonsatu] Re: Skenario Gulf War II

2003-02-14 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
Assalamu'alaikum Bang Indra dan kang Abas ,
Saya ingin ikut memberikan analisis pinggiran , tentang  IRAQ WAR
sebagai berikut :
(*) Amerika akan rugi besar , baik diakibatkan oleh pecahnya perang
ataupun bila perang tidak jadi . Tetapi karena dari dulu mereka
memang ditakdirkan jadi bangsa yang arogan , maka daripada pulang
malu2in , maka dia akan mencoba terus mencari dalih agar perang
dibolehkan oleh dunia , makanya mereka minta perpanjangan ijin
meriksa senjata2 IRAQ , sambil coba2 mancing perang .
(*) Alih2 dia nantangin perang , kita sudah menyaksikan betapa
kedodorannya Paman Sam ini menjaga keamanan negerinya sendiri .
Betapa menggelikannya , ketika pasukan Amerika dengan perlengkapan
pembunuh manusis yang paling mutakhir berada di didepan pintu
gerbang Iraq , eh , kita malah melihat berbagai peralatan perang
yang justru secara tergesa2 ditongkrongin didepan gedung Capitol ,
ditengah2 keramaian ibukota Washington .Justru pada saat yang sama
mereka unjuk gigi di Timur Tengah .
(*) Secara moral , ternyata pemerintahnya mister Bush ini juga tidak
sepenuhnya didukung oleh rakyatnya sendiri , terlebih2 setelah
musibah Columbia yang heboh dan tragis .Kitapun ikut mendengarkan ,
bahwa  ditengah kesedihan rakyat Amerika , orang2 Iraq berkomentar
sambil santai , bahwa ... musibah Columbia itulah pertanda hukuman
dari Allah SWT sebagai hadiah untuk kesombongan Amerika .
Khan yang beginian jadi konyol , dan ternyata hati nurani kitapun
bisa  membenarkan  pandangan rakyat Iraq tersebut .
(*) Jadi , kesimpulan saya , kalau Amerika tidak bisa membuktikan apa2
dan tidak bisa memaksakan ajakan berperang melawan Iraq , maka yang
kira2 akan terjadi adalah timbulnya  insiden atau accident ,
sehingga Amerika bisa sekedar  melepaskan ketegangan dan hasrat
berperangnya , tanpa suatu target apapun . Dengan demikian mereka
bisa pulang dari  medan pertempuran dengan bangga dan boleh
mengharapkan sambutan hangat dari seluruh rakyat Amerika yang sudah
ogah2an tersebut .
(*) Berbeda dengan Amerika , kelihatannya pemimpin Iraq lebih percaya
diri dan sudah kebal dengan segala ancaman . Kita harus ingat bahwa
embargo Amerika sekian lamanya tidak membuat mereka kendor apalagi
menyerah . Kalau terjadi  sesuatu , baik insiden atau  accident
maka yang akan berperang melawan Amerika justru rakyat Iraq , bukan
tentaranya ,... Taktik ini kira2 akan digunakan oleh Ustadz Saddam
untuk menghimpun rasa solidaritas dunia untuk melawan Amerika .
Dan jangan heran akan muncul ratusan atau ribuan sukarelawan dunia
yang akan berjuang melawan kekuatan Amerika . Kalau sukarelawan
kaliber Ali Imron , Imam Samudra dan Amrozy sudah begitu hebat ,
bagaimana akibatnya kalau para kyai serta ustadz yang low profile
tersebut ikutan berperang ??
(*) Disini , kelihatannya Amerika sudah kehilangan momentum untuk
menang perang . Mereka sudah terlambat dan keduluan oleh simpati
dunia pada kesederhanaan dan ketidak pedulian Iraq pada ancaman
Amerika . Hal ini , agak mirip dengan peristiwa pengepungan GAM di
Cot Irek (Aceh) .
Makanya , kalau mau menang perang , jangan banyak bicara ,..
serbu saja , urusan belakangan .
(*) Jadi , siapa yang untung dengan keadaan ini  ??
Jelas pedagang senjata , karena dia sudah dibayar lunas sebelum
dibawa ke Timur Tengah .
Mudah2an analisis pinggiran ini tidak tepat , karena ternyata tidak ada
perang beneran , jadi tidak bisa dipakai untuk studi di LEMHANAS atau
SESKO .
Udah dulu , ah , nanti diuber FBI (mas Joni tanggung jawab..)
Wassalam ,
Priyo PS
--

From: Indradjaja Dalel [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Skenario Gulf War II
Date: Thu, 13 Feb 2003 18:20:22 +0700

Bung Abas yth,
Saya mencoba mengemukakan apa yang saya ketahui dan rasakan (pikirkan), 
mungkin itulah alasan2nya untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan dibawah 
ini. Secara pasti jawabannya mudah, yaitu saya tidak tahu dan juga masih 
ragu. Tetapi kita bisa mereka-reka.
-Original Message-
From: Abas F Soeriawidjaja [  mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, February 13, 2003 1:07 PM
-- beberapa jawaban dan komentar-


Tapi masih ada beberapa pertanyaan dalam benak saya yang belum terjawab
secara meyakinkan.


No.1.
Dalam perkembangannya, sebagian negara2 Barat/NATO tidak setuju dengan
ketidak sabaran AS, kenapa ? Apakah mereka juga takut kepentingan mereka
terganggu dengan pengusaan minyak dunia oleh AS ? Mungkin yang mereka
inginkan pengaturan bukan penguasaan, sehingga mereka juga takut berakibat
pada kebebasan mereka dalam perekonomiannya terhadap AS
Apakah sebagian negara2 Barat tersebut sudah cukup puas dengan pengendalian
Rezim Sadam selama ini melalui oil for Food nya PBB dan no fly zone di
Irak.

Yang jelas Perancis dan Jerman

[yonsatu] Re: Skenario Gulf War II

2003-02-12 Terurut Topik Indradjaja Dalel
Rekan2 Yth,

Saya coba mulai dengan alasannya dulu supaya kita dapat mendapatkan dasar why-nya, 
moga ini dapat menjadi pencerahan pemikiran kita.
-

AS menyerang Iraq merupakan topik yang sedang hangat dan merupakan prioritas berita 
yang bisa melibatkan emosi. Hal ini juga mudah ditunggangangi jadi konsumsi politik 
untuk kepentingan pihak yang akan diuntungkan. Saya ingin sumbang saran dari apa yang 
saya ketahui, baca dan lihat. Moga2 kita bisa melihat persoalan dengan jelas dan 
kepala dingin.

Seperti kita ketahui semua negara di dunia ini mempunyai interest demi kepentingan 
keberlangsungan hidupnya. Indonesia punya interest, AS punya interest sendiri, begitu 
juga semua negara Eropah, Asia, Afrika dan lain2. Untuk menyalurkan interest2 tersebut 
(disamping interest negara2 lain), dibentuklah badan2 dan Organisasi Dunia seperti 
PBB, WTO, AFTA, EEC, NAFTA dan lain2. Badan2 itulah tempat kita bermain dan adu 
pinter untuk memperjuangkan interest kita disamping interest2 negara2 lain.

Pakar politik dunia banyak yang menyatakan bahwa Perang Dunia atau perang besar selama 
ini di mulai dengan perbedaan interest ekonomi. Negara yang kuat, apabila melihat 
keberlangsungan hidupnya terancam dengan terhalangnya interest ekonomi mereka, dan 
tidak ada sarana pemecahan lain, akan memenuhinya dengan jalan perang. Untuk 
menghindari perang2 seperti itu maka negara2 besar dunia (sesudah PD-2) berdasarkan 
azas kemanusiaan dan lain2, mendirikanlah Badan2 Dunia tersebut diatas sebagai tempat 
penyalurannya dan  bernegosiasi untuk mewujudkan tercapainya interest tsb.

AS adalah negara Industri terbesar dan terkuat di dunia saat ini yang juga mempunyai 
beberapa agenda Interests, salah satu yang terpenting adalah pengamanan sumber enersi 
dunia yaitu minyak bumi. Minyak penting sekali bagi bahan bakar industri AS (bersama 
negara Barat industrialist termasuk Jepang) yang merupakan salah satu pilar hidupnya 
AS. AS cukup kaya dan bisa beli enersi yang dia butuhkan. Persoalannya adalah 
bagaimana kalau  sumber enersi itu dikuasai oleh orang yang tidak (bakalan) mau jual 
kepada mereka??

Timur tengah sesuai kenyataan sekarang menempati 65% cadangan minyak dunia dengan 
perincian sbb.: Saudia Arabia 25%, Iraq 11%, Kuwait 9%, UEA 9%, Iran 8.5%, Venezuela 
7.4%, Rusia 4,6%, USA 2.9%, Libya 2.8%, Mexico 2.6% dll... Indonesia hanya kurang 
lebih 0,5%. Iraq adalah cadangan kedua terbesar sesudah Saudi Arabia!!!

Supaya sumber enersi dunia aman maka AS dan negara Barat berkepentingan supaya 
cadangan minyak timur tengan tidak latuh ke tangan Sadam Husein yang sekarang penguasa 
Iraq. Sadam sudah terbukti berniat untuk menguasai Kuwait (th 1990) yang sumber 
minyaknya berbatasan dan berhubungan langsung dengan Iraq. Dengan demikian Iraq akan 
menguasai 20% cadangan minyak dunia. Kalau Iraq menyerbu ke Selatan sedikit lagi yaitu 
ke Saudi Arabia dan UAE maka Iraq akan menguasai 54% cadangan minyak dunia. Hal ini 
dilihat dari kaca mata negara2 Barat (Industri) sangat berbahaya bagi kelangsungan 
hidup (industri) mereka. Ini bisa menjadi persoalan periuk nasi dan bisa2 jadi 
Perang Dunia ke tiga, kalau tidak dapat diselesaikan dengan baik.

Negara2 Barat yang selalu mengutamakan dan memandang tinggi Demokrasi sebagai cara 
terbaik untuk kehidupan suatu Negara. Melihat Sadam sebagai penguasa diktator (dan 
memang diktator yang sudah bertahan lama 40th), Sadam tidak bisa dipercaya untuk bisa 
hidup berdampingan dengan damai dengan negara tetangganya (misalnya dengan Iran th 
1981-1990). Untuk itu Sadam tidak boleh kuat dan dihalangi untuk dapat mempunyai 
senjata canggih (Weapons of Mass Destruction, chemical dan biological weapons), sesuai 
dengan deklarasi PBB tahun 98(?). 

Kesimpulan lain adalah kalau bisa Sadam diturunkan dan diganti pemerintahannya dengan 
yang benar2 demokratis dimana rakyatnya (melalui DPR-nya) dapat mengendalikan 
pimpinan yang berkuasa untuk tidak jadi diktator. Yang penting bagi negara2 Barat 
adalah supaya mereka bisa melakukan jual beli (doing business) minyak/enersi dengan 
aman, berkesinambungan (sustainable) sesuai standard Internasional yang berlaku (adu 
pinter lagi disini).

Salam
Indradjaja Dalel

-Original Message-
From: DR Ir Pandji R Hadinoto PE LL.M [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Wednesday, February 12, 2003 5:37 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: Skenario Gulf War II


Salah satu skenario konon katanya berawal dari Jakarta ??? 
 Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote:Tempo hari ketika AS dan sekutunya 
menyerang regime Taliban di Afghanistan,
di milis ini muncul beberapa analisis tentang perang itu.
Sekarang sudah tinggal sebulan lagi mulainya perang AS-Iraq ke II, ayo dong
ajukan analisis skenario-nya.
Kan katanya kita-kita ini pakar kemiliteran...

Wasalam.


--[YONSATU - ITB]--
Online archive : 
Moderators : 
Unsubscribe : 
Vacation : 




-
Do you Yahoo

[yonsatu] Re: Skenario Gulf War II

2003-02-12 Terurut Topik Abas F Soeriawidjaja
Bung Indradjaja,
 Saya mendukung analisa bahwa Gulf War II adalah
persoalan pengusaan energy dunia.
Tapi masih ada beberapa pertanyaan dalam benak saya yang belum terjawab
secara meyakinkan.
Dalam perkembangannya, sebagian negara2 Barat/NATO tidak setuju dengan
ketidak sabaran AS, kenapa ? Apakah mereka juga takut kepentingan mereka
terganggu dengan pengusaan minyak dunia oleh AS ? Mungkin yang mereka
inginkan pengaturan bukan penguasaan, sehingga mereka juga takut berakibat
pada kebebasan mereka dalam perekonomiannya terhadap AS
Apakah sebagian negara2 Barat tersebut sudah cukup puas dengan pengendalian
Rezim Sadam selama ini melalui oil for Food nya PBB dan no fly zone di
Irak.
Apakah ketidak sabaran AS didorong oleh ekonomi AS yang memburuk (
pengangguran meningkat menjadi 6%, pertumbuhan 2002 hanya 3%) dan ingin
segera menurunkan harga minyak dengan segera, agar terjadi penghematan
devisa, mengingat AS adalah pengguna/pengimpor energy yang paling rakus?
Menurut analisa yang pernah saya baca, harga minyak yang ideal bagi
pertumbuhan ekonomi AS adalah 18 - 20 USD per Barrel.
Bagaimana dengan kepentingan Amerika terhadap posisi Israel vs Rezim Sadam ?
Apakah ini juga kartu yang dimainkan AS ?

Wass.
- Original Message -
From: Indradjaja Dalel [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, February 13, 2003 11:58 AM
Subject: [yonsatu] Re: Skenario Gulf War II


 Rekan2 Yth,

 Saya coba mulai dengan alasannya dulu supaya kita dapat mendapatkan dasar
why-nya, moga ini dapat menjadi pencerahan pemikiran kita.
 -

 AS menyerang Iraq merupakan topik yang sedang hangat dan merupakan
prioritas berita yang bisa melibatkan emosi. Hal ini juga mudah
ditunggangangi jadi konsumsi politik untuk kepentingan pihak yang akan
diuntungkan. Saya ingin sumbang saran dari apa yang saya ketahui, baca dan
lihat. Moga2 kita bisa melihat persoalan dengan jelas dan kepala dingin.

 Seperti kita ketahui semua negara di dunia ini mempunyai interest demi
kepentingan keberlangsungan hidupnya. Indonesia punya interest, AS punya
interest sendiri, begitu juga semua negara Eropah, Asia, Afrika dan lain2.
Untuk menyalurkan interest2 tersebut (disamping interest negara2 lain),
dibentuklah badan2 dan Organisasi Dunia seperti PBB, WTO, AFTA, EEC, NAFTA
dan lain2. Badan2 itulah tempat kita bermain dan adu pinter untuk
memperjuangkan interest kita disamping interest2 negara2 lain.

 Pakar politik dunia banyak yang menyatakan bahwa Perang Dunia atau perang
besar selama ini di mulai dengan perbedaan interest ekonomi. Negara yang
kuat, apabila melihat keberlangsungan hidupnya terancam dengan terhalangnya
interest ekonomi mereka, dan tidak ada sarana pemecahan lain, akan
memenuhinya dengan jalan perang. Untuk menghindari perang2 seperti itu maka
negara2 besar dunia (sesudah PD-2) berdasarkan azas kemanusiaan dan lain2,
mendirikanlah Badan2 Dunia tersebut diatas sebagai tempat penyalurannya dan
bernegosiasi untuk mewujudkan tercapainya interest tsb.

 AS adalah negara Industri terbesar dan terkuat di dunia saat ini yang juga
mempunyai beberapa agenda Interests, salah satu yang terpenting adalah
pengamanan sumber enersi dunia yaitu minyak bumi. Minyak penting sekali bagi
bahan bakar industri AS (bersama negara Barat industrialist termasuk
Jepang) yang merupakan salah satu pilar hidupnya AS. AS cukup kaya dan bisa
beli enersi yang dia butuhkan. Persoalannya adalah bagaimana kalau  sumber
enersi itu dikuasai oleh orang yang tidak (bakalan) mau jual kepada mereka??

 Timur tengah sesuai kenyataan sekarang menempati 65% cadangan minyak dunia
dengan perincian sbb.: Saudia Arabia 25%, Iraq 11%, Kuwait 9%, UEA 9%, Iran
8.5%, Venezuela 7.4%, Rusia 4,6%, USA 2.9%, Libya 2.8%, Mexico 2.6% dll...
Indonesia hanya kurang lebih 0,5%. Iraq adalah cadangan kedua terbesar
sesudah Saudi Arabia!!!

 Supaya sumber enersi dunia aman maka AS dan negara Barat berkepentingan
supaya cadangan minyak timur tengan tidak latuh ke tangan Sadam Husein yang
sekarang penguasa Iraq. Sadam sudah terbukti berniat untuk menguasai Kuwait
(th 1990) yang sumber minyaknya berbatasan dan berhubungan langsung dengan
Iraq. Dengan demikian Iraq akan menguasai 20% cadangan minyak dunia. Kalau
Iraq menyerbu ke Selatan sedikit lagi yaitu ke Saudi Arabia dan UAE maka
Iraq akan menguasai 54% cadangan minyak dunia. Hal ini dilihat dari kaca
mata negara2 Barat (Industri) sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup
(industri) mereka. Ini bisa menjadi persoalan periuk nasi dan bisa2 jadi
Perang Dunia ke tiga, kalau tidak dapat diselesaikan dengan baik.

 Negara2 Barat yang selalu mengutamakan dan memandang tinggi Demokrasi
sebagai cara terbaik untuk kehidupan suatu Negara. Melihat Sadam sebagai
penguasa diktator (dan memang diktator yang sudah bertahan lama 40th),
Sadam tidak bisa dipercaya untuk bisa hidup berdampingan dengan damai dengan
negara tetangganya (misalnya dengan Iran th 1981-1990). Untuk itu Sadam
tidak boleh kuat dan dihalangi untuk dapat