Allah Adalah Hasil Pemikiran Manusia




Matthew's chapter 5: 
"Sermon on the Mount"
1 

1
When he saw the crowds, 2
he went up the mountain, and after he had sat down, his disciples
came to him. 

2 

He began to teach
them, saying: 

3 

3
"Blessed are the poor in spirit, 4
for theirs is the kingdom of heaven. 

4 

5
Blessed are they who mourn, for they will be comforted. 

5 

6
Blessed are the meek, for they will inherit the land. 

6 

Blessed are they
who hunger and thirst for righteousness, 7
for they will be satisfied. 

7 

Blessed are the
merciful, for they will be shown mercy. 

8 

8
Blessed are the clean of heart, for they will see God. 

9 

Blessed are the
peacemakers, for they will be called children of God. 

10 

Blessed are they
who are persecuted for the sake of righteousness, 9
for theirs is the kingdom of heaven. 

11 

Blessed are you
when they insult you and persecute you and utter every kind of evil
against you (falsely) because of me. 




12       
……………………………………………………………………………………






Bila Allah adalah ciptaan dari pikiran 
manusia mengapa ajaran Alkitab menuntut terlalu keras bagi pengikut
Yesus akan kebenaran, keadilan, pelayanan dan pengorbanan diri? Bila
benar gambaran citra Allah sebagai hasil angan-angan  pemikiran
manusia, mengapa para rasul perjanjian baru dengan sangat gigih
membela kebenaran, tanpa perlawanan dengan kekerasan menolak 
hujatan, menerima penderitaan dan siksaan sampai mati demi
kepercayaannya? Mengapa gambaran pelaku cerita perjanjian baru
ditulis terlalu  bersemangat berperilaku sangat saleh dan mengecam
kemunafikan mereka sendiri? Bagaimanan mereka menikmati hidup bahagia
bila menjual segala harta yang mereka miliki dan membagi-bagikannya
kepada orang miskin? Benarkah mereka sesungguhnya adalah orang-orang
gila yang gemar mendatangkan penderitaan dalam kehidupannya melalui
perbuatan-perbuatan baiknya? 




Siapapun anda yang berprofesi  sebagai
pengusaha  ambisius ketika mendengarkan khotbah Yesus di bukit
(Sermon on the Mount) akan menyesal menghabiskan waktu sia-sia
mendengarkan  jalan kebahagian yang Dia tawarkan.. Secara rational
tentunya sangat sulit bagi anda mencapai impian pribadi menjadi
pengusaha kaya raya dengan menjalankan perkataanNya. Khotbah di bukit
adalah perkataan Yesus yang paling konyol karena menjungkir balikkan
filsafat manusia yang paling kuno dan modern, sangat berlawanan
dengan cara-cara  rational yang kita  pahami untuk meraih impian
menjadi orang besar. Khotbah di bukit menunjukkan Yesus memiliki
kekuasaan otoritas dari Tuhan memberikan kemenangan bagi “orang
orang tersingkir”. Walau Ia memiliki kekuasaan yang tidak terbatas
namun oleh karena belas kasihanNya justru Ia tidak memaksa manusia
untuk saling mengasihi.  Bahkan penderitaan manusia dengan
kekuasaanNya tidak Dia hapuskan,  tidak ada ketegasan hukuman
ganjaran macam apa segera dijatuhkan bagi seseorang yang memfitnah,
menganiaya orang-orang yang percaya dan mengabaikan perintah-perintah
Allah .  Secara rational bagaimanakah anda mengambil kesimpulan
tentang pribadi Yesus sebenarnya ketika Dia berkata: “bahwa Ia lebih
menyukai seruan tulus penyesalan dan pertobatan seorang pendosa dari
pada seruan seorang ahli hukum taurat profesional?” Yang pasti,
bila dimulai dari sekarang separoh dari jumlah penduduk  Amerika dan
Eropah  patuh pada khotbah di bukit dijamin krisis dunia ronde kedua
akan semakin lebih parah, karena kemiskinan bukan jadi masalah, akan
semakin banyak pengusaha yang bangkrut karena jumlah rakyat berwatak
konsumerisme drastis menurun. Kemiskinan patut  disyukuri sebab
mereka yang miskin sesungguhnya yang empunya kerajaan surga, jelaslah
dunia tidak menghendaki  pernyataan yang sangat bodoh  dan konyol ini
menjadi pedoman bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya..



Bila Allah adalah ciptaan dari imajinasi pikiran 
manusia sebaiknya khotbah Yesus dibukit sama seperti gagasan yang
dikemukakan oleh motivator ulung, untuk mengembangkan kekuatan
pikiran dan perilaku setiap orang sebagai cara meraih keberhasilan
dalam pergaulan, pekerjaan dan berbagai aspek kehidupan lainnya (anda
boleh merevisi dan menambahkannya). Bukankah lebih rational bila
kotbah di bukit sbb:



- Diberkatilah mereka yang memiliki
ambisi dan rasa percaya diri yang kuat karena 

   mereka akan memberikan harapan pasti
dan kebahagiaan pada seisi rumahnya.
- Diberkatilah mereka yang dengan
tepat mengajukan keluhan-keluhan, ambisi dan
   sasaran   karena  pada akhirnya
mereka mendapatkan keinginan mereka.
- Diberkatilah mereka yang bersifat
mampu sehingga menjadi kuat dan tangguh kerena 

   mereka tidak akan pernah membiarkan
kehidupan menyusahkan mereka.
- Diberkatilah bagi mereka yang 
selalu memiliki kepribadian menyenangkan sehingga 

   mereka  tidak perlu mencemaskan
kesalahan-kesalahan mereka.
- Diberkatilah mereka yang mampu
mengendalikan diri karena merekalah 

   sesungguhnya orang-orang paling
bahagia  di hari tuanya.
- Diberkatilah mereka yang mau
dipimpin karena kelak mereka akan menjadi penguasa
   yang pandai mengorganisir dengan
baik dan efisien segala rencana-rencana dan 

   pekerjaannya.  




Mahatma Gandi berkata tentang ajaran
Yesus: “Saya kira Yesus bermaksud kita harus menunjukkan keberanian
bersedia menerima pukulan, beberapa pukulan, untuk menunjukkan anda
tidak melawan atau menghindar. Dan, ketika anda melakukannya,  itu
memanggil pada sesuatu dalam sifat alamiah manusia, sesuatu yang
membuat kebencian berkurang dan rasa hormat bertambah. Saya kira
Yesus mengerti itu dan saya sudah melihat itu berhasil..” 




Kita tahu keberhasilan perjuangan damai
rakyat India yang dipimpin Mahatma Gandi  ketika melawan
kesemena-menaan pemerintahan kolonial kerajaan Inggeris. Perjuangan
damai rakyat Polandia yang dipimpin para rohaniawan menumbangkan
penguasa otoriter komunis. Dan perjuangan damai rakyat Philipina
menumbangkan rejim otoriter dan korup, president Ferdinand Marcos,
perjuangan yang pantas mendapat acungan jempol, sangat berhasil,
“perjuangan damai menuju kebebasan individu seperti yang diajarkan
Yesus”. 

Secara rational
mudah diterima kebahagian macam apa yang dirasakan Nelson Mandela, karena ia
masih hidup, dengan sangat beruntung menyaksikan langsung hasil
perjuangan damainya, berakhirnya politik aparheid di negara Afrika selatan. 
Secara rational
pula bagaimana kita menilai kebahagian dan keberhasilan hidup pendeta
Martin Luther King ketika ia sangat menderita secara phisik dengan
sekuat tenaga berjuang secara damai  berusaha tanpa menimbulkan
kekacauan dan pertumpahan darah menuntut  pemerintah Amerika Serikat 
untuk menghapus undang-undang perbudakan yang justru berhasil sesudah
kematiannya? Dan kebahagian dan impian apa yang diangan-angankan
bunda Theresia sehingga hampir seluruh hidupnya dengan sangat
bersemangat melayani orang-orang miskin dan  menderita? Kematian para rasul di 
perjanjian baru dan orang-orang saleh yang mati martir setelah kenaikan Yesus 
ke sorga membuktikan  kebenaran perkataan0Nya : ”sesungguhnya jikalau biji 
gandum tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika
ia mati ia akan menghasilkan banyak buah. Barang siapa mencintai
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa yang tidak
mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup
yang kekal. Barang siapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa“.(YOH
12:24-26)






QUOTE:
Apa yang membuat kita menjadi manusia,
bukanlah karena kita mematuhi peraturan, dan otak yang memahami
hukuman karena melanggar peraturan tersebut, tetapi hati kita. Bukan
kemampuan kita berpikir dan berperilaku agar selalu waspada untuk
tetap berpedoman pada peraturan-peraturan, tetapi pada kemampuan kita
mengasihi sesama tanpa memandang ras, agama dan golongan.



      Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke