Islam itu kalau ngupas sesuatu itu pakai dalil2,contohnya ini.
Beriman kepada Takdir yang Baik dan Buruk.

Beriman kepada Qadar/Taqdir Allah yang baik atau pun
yang buruk adalah rukun Iman yang ke 6. 

Dari Umar bin Khaththab ra., bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang
iman yaitu, “Kamu beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab – kitab-Nya, para Rasul-Nya,
hari kiamat dan kepada takdir yang baik dan yang
buruk” (HR Imam Muslim)

Meski kita diperintahkan untuk berusaha sekuat tenaga
dan berdo’a, namun kita harus menerima dan
mensyukuri apa yang terjadi. Sehingga hati kita selalu
bahagia. 

“Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu
mensyukuri-Nya” (QS Ali Imran 123)

“Tuhanmu berfirman: "Jika kamu bersyukur, pasti akan
Kami tambah nikmat kepadamu. Jika kamu ingkar,
sesungguhnya azabKu sangat pedih." [Ibrahim:7]

Jika kita bersyukur, maka kita akan bahagia. Allah pun
akan menambah nikmatnya. Tapi jika kita tidak
bersyukur, kita akan kecewa, frustrasi, dan akhirnya
putus asa. 

Segala Sesuatu Telah Ditulis dalam Lauhul Mahfudz

Kita sering membaca buku, koran, majalah, ensiklopedi
yang ditulis manusia tentang kejadian yang telah
terjadi. Kadang yang ditulis itu ternyata tidak benar
meski mereka berusaha menulis seakurat mungkin.

Allah Maha Mengetahui segala hal yang ghaib dan
tersembunyi bahkan ketika semua yang lain tidak
mengetahuinya. Semua hal, bukan hanya yang sudah
terjadi, namun yang akan terjadi sudah ditulis Allah
dalam Lauhul Mahfudz. Jangan heran karena ilmu Allah
sangat luas.

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfudz)" [Al An'aam:59]

Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi,
melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul
Mahfuzh).” [An Naml:75]

Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar
adalah tertulis.” [Al Qamar:53]
 
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang
nyata (Lauh mahfuzh).” [Huud:6]

Sebagai Tuhan yang Maha Tahu, maka seluruh tulisan
yang ditulis Allah itu adalah benar.

”Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya),
melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat
atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat
keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab
(Lauh Mahfuzh).” [Al Israa' :58]

Tak ada satu bencana pun yang menimpa kita kecuali
sudah ditulis dalam kitab Lauhul Mahfuz

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak
pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” [Al Hadiid:22]

Oleh sebab itu janganlah kita khawatir akan segala
musibah yang akan menimpa kita.

Sering orang datang ke peramal atau paranormal untuk
mengetahui takdirnya. Padahal ini adalah dosa besar
dan tak ada seorang pun tahu perkara yang ghaib
kecuali Allah SWT

“Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di
bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali
Allah” (QS An Naml:65)

Allah Maha Berkehendak

Kita harus meyakini bahwa Allah adalah yang Maha
Berkehendak. Allah dengan mudah dapat mewujudkan
segala keinginannya.

”Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia
menghendaki sesuatu, maka Dia hanya mengatakan
kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.” [Al
Baqarah:117]

Oleh karena itu Nabi dan para sahabat tidak gentar
menghadapi musuh baik kelompok kafir Quraisy, Yahudi,
bahkan dua negara adidaya Romawi dan Persia. Mereka
tahu bahwa Allah sudah menentukan kematian mereka. Tak
ada satu pun yang dapat memajukan atau memundurkannya
meski hanya sedetik saja.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila
telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat
(pula)”  memajukannya.  [Al A'raaf:34]

Mendekat Kepada Allah

Untuk itu patutlah kita mendekati Allah SWT dengan
mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Kita seharusnya mencintai Allah agar
Allah juga mencintai kita. Jika Allah mencintai kita,
insya Allah apa yang kita inginkan akan dikabulkannya.
  
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.” [Al Maa'idah:35]
 
Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari
(takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu
atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang
munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan
penolong selain Allah.” [Al Ahzab:17]
 
Berserah diri Kepada Allah

Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu
(bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan
masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;
namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang
sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan
menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah;
kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah
kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah
diri."  [Yusuf:67]

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” [Ath
Thalaaq:3]
 
 “Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua
pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin
(takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa
orang-orang yang beriman.” [Ali ‘Imran:166]
 
Menerima Ketetapan/Takdir Allah

Sering kita dihadapkan pada situasi yang kita benci
atau sesuatu yang buruk menimpa kita. Hendaknya kita
tawakkal kepada Allah karena boleh jadi itu baik bagi
kita.

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu
adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. ” [Al Baqarah:216]
 
Jangan Putus Asa!

Di media massa diberitakan beberapa ibu membunuh
anaknya (kemudian bunuh diri) hanya karena khawatir
tidak bisa membahagiakan anaknya.

Di AS ada seorang bapak yang dikenal baik kemudian
membunuh 2 putri kembarnya. Seorang psikolog di acara
Oprah Winfrey mengatakan bahwa itu terjadi karena
bapak tersebut menderita depresi. Diperkirakan 20%
penduduk AS pernah menderita depresi. Yang paling
berbahaya adalah jika penderita depresi sudah
kehilangan harapan (hope) atau putus asa. Orang
seperti ini bukan hanya bisa bunuh diri tapi juga bisa
membunuh orang yang dia cintai.

Dalam Islam kita dilarang putus asa dan harus beriman
kepada takdir. Kita menerima semua ujian karena yakin
itu semua sudah ditetapkan oleh Allah. 

Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa
dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang
sesat."  [Al Hijr:56]

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Az Zumar:53]
 
Allah tidak menginginkan kita jadi dokter, kaya raya,
atau yang lainnya. Yang dinginkan Allah dari kita
hanya takwa. Yaitu mematuhi aturannya dan menjauhi
larangannya. Toh ketika manusia mati, segala harta,
jabatan, dan istri yang cantik sudah tidak bermanfaat
lagi baginya.

Kita jangan takut dan sedih jika ditimpa musibah
berupa ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan kematian.
Itu adalah cobaan. Ucapkanlah bahwa kita semua adalah
milik atau ciptaan Allah dan kepada Allah kita
kembali.

Jika kita sabar, itu akan menambah pahala kita dan
mengurangi dosa kita dan surga adalah imbalannya.

”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji`uun"
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna
dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al
Baqarah:155-157]

”...Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir."  [Yusuf :87]

Kita harus yakin bahwa dibalik kesulitan yang menimpa
kita, insya Allah akan ada kemudahan. Percayalah
karena ini adalah janji Allah yang Maha Benar!

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan,  
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
[Alam Nasyrah:5-6]
   
”...Siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah
jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia
menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Fath:11]
 
Allah tidak Membebani Cobaan di luar Kemampuan Kita

Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani kita cobaan
di luar kemampuan kita. Segala macam cobaan insya
Allah bisa kita atasi selama kita dekat dengan Allah
SWT.

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir."  [Al Baqarah:286]

”Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut
kesanggupannya...” [Al Mu'minuun:62]
  
“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan
kemampuanmu” [At Taghabun:16]

Berusaha Mencari Karunia Allah

Meski kita beriman kepada Takdir Allah, tidak berarti
kita jadi fatalis dan tidak berusaha melakukan
apa-apa.

”Jika telah shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.” [Al
Jumu'ah:10]

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” 
[Al Qashash:77]

Allah Maha Tahu

Sebagai Tuhan yang Maha Mengetahui, Allah sebelum
menciptakan sesuatu sudah mengetahui apa yang akan
terjadi dengan ciptaannya dan Dia tuliskan itu. Meski
demikian kita tetap wajib berusaha. Karena orang yang
ditakdirkan masuk surga akan dimudahkan Allah untuk
mengerjakan perbuatan ahli surga. Dan orang yang
ditakdirkan masuk neraka akan dimudahkan

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya
bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu
kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya
selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian
menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian
menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya
Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke
dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara
yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta
apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang
yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia,
sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan
amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia
dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena
sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan
ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan
sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah
melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak
antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun
karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan
perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.
(Shahih Muslim No.4781)

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: 
Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad
(sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah
Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk
dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang
ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau
menundukkan kepalanya dan mulailah membuat
goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu
kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari
kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup
kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam
surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai
seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang
bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai
Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita
berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan
amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa
yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia,
maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang
yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah
ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan
mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara.
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah!
Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun
orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia,
maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan
orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang
ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga
akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang
sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini:
Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah
dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang
bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan
pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan
baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)

Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah
sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga
dan orang yang akan menjadi penghuni neraka?
Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya
lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal?
Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan
untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya.
(Shahih Muslim No.4789)

Sumber : disusun oleh oleh : Abu Tauam Al Khalafy,
dari berbagai sumber :

1. 40 Hadits Shahih, Imam An Nawawi, Direktorat
Percetakan dan Penerbitan Departemen Agama Saudi
Arabia, 1422 H.

2. Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, Imam Abu Ja’far Ath
Thahawi, ta’liq oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah
bin Baz, At Tibyan, Solo, Edisi Indonesia, November
2000 M.

3. Aqidah Thahawiyah, Imam Abu Ja’far Ath Thahawi,
ta’liq oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani,
Media Hidayah, Cetakan Pertama, Mei 2005 M

4. Tauhid, Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif.
Direktorat Percetakan dan Penerbitan Departemen Agama
Saudi Arabia, 1422 H

http://suryaningsih.wordpress.com/2007/06/08/takdir-sudah-ditentukan-50000-tahun-sebelum-langit-dan-bumi-diciptakan/
Takdir Sudah Ditentukan 50.000 tahun Sebelum Langit
dan Bumi Diciptakan


===
Paket Umrah Mulai Rp 15,4 juta
Informasi selengkapnya ada di:
http://www.media-islam.or.id

Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS

Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252

Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel 
Informasi selengkapnya ada di http://syiarislam.wordpress.com


     
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/


_______________________________________________
Saksi mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://ji-indonesia.com/mailman/listinfo/saksi_ji-indonesia.com



      

Kirim email ke