Memahami Nur Muhammad

Nur adalah cahaya. An-Nur adalah Sang Cahaya, salah satu Asmaul Husna. Nur 
adalah cahaya ciptaan yang memancar dari Cahaya Allah Yang Tak Tercipta. 
Ketika cahaya ini masuk ke dalam hati, ia menghilangkan tatanan maujud (al 
kawn) yang menghilangkan mata bathin (al bashirah) sehingga ia tidak 
menyaksikan sesuatu selain Allah.

Nur Muhammad adalah Cahaya Muhammad. Ini singkatan dari istilah Bahasa Arab 
An-Nur Muhammadiyah artinya  sebuah realitas dari Muhammad atau realitas 
ke-muhammadan yang diciptakan sebelum penciptaan alam, yakni ketika Tuhan 
menggenggam cahaya dan memerintahkan agar menjadi Muhammad. Jadi dari Nur 
Muhammad ini alam diciptakan.

Nur Muhammad ini yang memungkinkan salik melanjutkan perjalanan 
menuju  Hakikat Muhammad. Karena sifatnya yang dingin sang salik bisa 
mencapainya, kalau tidak dingin maka dia akan terbakar habis.

Dari kalangan Syiah, mereka menyebutnya dalam Bahasa Parsi, Nur Muhammadi. 
Konsep ini dimaksudkan sebagai nilai kesempurnaan Imam mereka, ini 
merupakan konsep penting dalam doktrin imamah mereka. Menurut Jaffar 
AsShadiq "Cahaya Muhammad diwariskan kepada laki-laki terkemuka diantara 
keluarga kami, dan bersinar kembali dalam diri sang Imam, dan dari kita 
seluruh ilmu pengetahuan berasal... Al Mahdi adalah bukti kebenaran yang 
terakhir sebagai penutup para imam..".

Dari konteks kalimat di atas, konsep ini mendorong lahirnya paham 
emanasionisme, iluminisionisme,dan pengetahuan pancaran.

Di kalangan suni, konsep ini memiliki pengertian berbeda, sebagai fondasi 
sebuah konsep yang menyatakan bahwa rosul adalah manifestasi dari being. 
Hal ini, disebutkan dalam filsafat Plato sebagai Intellect. (Source : The 
Concise Encyclopaedia of Islam, Cyryll glasse), tetapi menurut Kamus 
Filsafat, karya Lorens Bagus, mengungkapkan bahwa Intelek bersumber pada 
Aristotles. Intellect berasal dari bahasa Latin, dari asal kata inter 
artinya antara dan legere artinya mengumpulkan, menyerap atau membaca. 
Jadi, maksudnya kemampuan untuk mengetahui secara konseptual dan 
menghubungkan apa yang dimengerti.

Doktrin ini menjelaskan berasal dari mitos manichean tentang penciptaan, 
dimana kreator mencipta karena serangan prinsip kejahatan yang absolut. 
Tuhan menciptakan diri sebagai partikel cahaya yang kemudian berhambur 
menjadi ciptaan sebagai sarana perlindungan. Menurut paham manicheanisme, 
cahaya ini merupakan tuhan itu sendiri.

Paham tentang alam berawal dari cahaya, juga disampaikan oleh Pak Subuh.

Lalu bagaimana pendapat dari  kalangan alim ulama maupun para sufi atau 
awliya, diantaranya Al Hallaj, Ibn Arabi,  dan Al Jilli?


Konsep Al Hallaj,
Nur Muhammad adalah adalah cahaya purba yang melewati dari Nabi Adam ke 
nabi yang lain bahkan berlanjut kepada para imam maupun wali, cahaya 
melindungi mereka dari perbuatan dosa (maksum), dan mengaruniai mereka 
dengan pengetahuan tentang rahasia-rahasia Illahi.

Allah telah menciptakan Nur Muhammad jauh sebelum diciptakan Adam AS. Lalu, 
Allah menunjukkan kepada para malaikat dan mahluk lainnya, bahwa "Inilah 
mahluk Allah yang paling mulia".

Konsep Ibn Arabi,
Nur Muhammad sebagai prinsip aktif di dalam semua pewahyuan dan inspirasi. 
Melaluinyalah pengetahuan kudus itu diturunkan kepada semua nabi, termasuk 
Muhammad dan santo-santo, hanya kepada Ruh Muhammad saja diberikan jawami 
al kalim/averba dei/firman universal.

Konsep Al Jilli,
Nur Muhammad memiliki banyak nama sebanyak aspek yang dimilikinya. Ia 
disebut ruh dan malak apabila dikaitkan dengan ketinggiannya. Tidak ada 
kekuasaan mahluk yang melebihinya, semuanya tunduk mengitarinya, karena ia 
kutub dari segenap falak.
Ia disebut al haqq al mahluq bih, (Al Haqq sebagai alat pencipta), hanya 
Allah yang tahu hakikatnya secara pasti.
Dia disebut Al Qalam Al A'la (pena tertinggi) dan al Aql Al Awal (akal 
pertama) karena wadah pengetahuan tuhan terhadap alam maujud, dan melalui 
tuhan menuangkan sebagian pengetahuannya kepada mahluk.
Adapun disebut Ar Ruh Al Ilahi (ruh ketuhanan) karena ada kaitannya dengan 
ruh al Quds (ruh Tuhan), Al Amin (ruh yang jujur) adalah karena ia adalah 
perbendaharaan ilmu tuhan dan dapat dipercayai-Nya.

Perbedaan antara Nur Muhammad dan Hakikat Muhammad terletak dalam berbagai 
tingkatan kemenurunan (tanazul) wujud, dari kegaiban bathiniah khazanah 
tersembunyi hingga manifestasi lahiriah kosmos.

Demikian penjelasan dari khazanah ulama/sufi manca negara, di daerah 
Nusantara juga memiliki sudut pandang sendiri, seperti Ronggo Warsito dalam 
kitab Wirid hidayat Jati, yang boleh jadi merupakan saduran dari Muhammad 
Ibn Fadlilah dalam kitabnya Al tuhfah Al Mursalah ila Ruhin-nabi. Beberapa 
aliran spiritualis juga memiliki konsep sendiri-sendiri walaupun secara 
global mirip antara satu dengan yang lainnya.

Lalu, kira-kira siapakah yang paling cocok menurut sudut pandang Anda ? 
Atau barang kali Anda memiliki konsep sendiri seiring berjalannya waktu? 
Silakan,  kalau bisa berbagi...


Salam,
Http://ferrydjajaprana.multiply.com

Kirim email ke