Re: [zamanku] Saling Menghina Kitab Suci
Gak usah ditanggapi, biarin saja mustikawati ngoceh dia itu orang gagal di alam realitas lantas beralih memanfaatkan warnet untuk menyebarkan isu macem2 , SARA di internet Pada 12 Desember 2009 18:38, Greg Le Mond grek_2...@yahoo.com menulis: Dalam berbagai milist diskusi dua agama terbesar di muka bumi Islam dan Kristen banyak dijumpai ucapan saling menghina kitab suci masing masing, menghina nabi bahkan yang lebih parah menghina Tuhan. Ucapan kotor, kasar, tak bermoral, absensi penghuni kebon binatang sering terlontar. Luar biasa, untuk apakah semua itu? Apakah tujuan dari semua itu? Apa manfaat yang bisa diambil dari semua itu? Makin yakin akan ajaran sendiri atau makin benci pada ajaran yang berlawanan dengan keyakinan sendiri? Umat Islam mencoba belajar Kristen dan menunjukkan kesalahan dalam kitab suci Injil, sebagaimana kita tahu disebut dgn Kristologi, yaitu kajian tentang Kristen .Tindakan mencari-cari kesalahan dalam kitab suci ini bukan mustahil ada juga pada pihak Kristen. Terutama kalangan fundamentalis-evangelis, kalangan Kristen penganut garis keras. Sebagaimana di Islam ada Kristologi untuk mencari-cari kesalahan Kristen, begitu pula dalam Kristen ada pula semacam Islamologi untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan Islam. Orang yang mencari-cari kesalahan biasanya memakai trik-trik tertentu, kadang tipuan, persis seperti tukang sulap. Salah satu trik yang biasa dipakai adalah membaca kitab suci dengan cara mutilasi yaitu dicincang-cincang di luar konteks. Beberapa ayat dicomot, dipahami secara seenaknya saja, lalu diambillah kesimpulan bahwa ayat ini bertentangan dengan ayat lain. Sejumlah ayat diolok-olok sebagai non-sense. Trik lain: memakai doktrin agama yang bersangkutan untuk menghakimi kitab suci agama lain. Contoh yang kerap kita lihat: seorang pembaca Kristen selalu menonjolkan kasih atau muslim memakai iman Islam untuk menghakimi kitab-kitab suci agama lain. Orang Kristen bilang Islam menghendaki umatnya untuk mati demi Tuhan atau jihad, bom bunuh diri dihalalkan. Tuhan Kristen siap mati disalib untuk umatnya kata orang Islam. Mana yang benar? Ini adalah trik atau tipuan untuk menjebak orang awam. Trik serupa bisa dilakukan oleh penganut agama manapun kepada agama apapun yang mereka benci. Kalau kitab suci diperlakukan dengan cara seperti itu, tak ada yang selamat dari cela. Qur'an, kitab suci umat Islam, bisa juga diperlakukan dengan cara seperti itu., denikian pula dengan Injil. Trik lain adalah pembunuhan karakter, contoh paling sering muncul mengenai diri Rasullullah SAW, tentang poligami, tentang peperangan beliau, intinya adalah pemutar balikkan fakta. Banyak orang lupa bahwa kitab suci memiliki makna yang mendalam bagi mereka yang mempercayainya. Al Quranul karim menjadi kitab suci umat Islam dan dijadikan pedoman hidup. Injil adalah kitab suci yang mempunyai pengaruh mendalam dalam kehidupan orang Kristen. Torah adalah kitab suci yang membentuk kehidupan umat Yahudi. Begitu pula kitab-kitab suci yang lain: Veda, Upanishad, Bhagawad Gita, dsb. Setiap umat beragama dan orang yang bermoral, berpendidikan dan punya budi pekerti bukan seperti HEWAN, mestinya menyadari bahwa seluruh kitab suci memiliki makna mendalam bagi umatnya. Bagi orang Islam, mungkin beberapa bagian dalam Injil tampak lucu. Bagi orang Kristen, bagian-bagian tertentu dalam Qur'an juga bisa saja tampak lucu. Misalkan kita menjadi bagian dari suatu masyarakat yang mempercayai adat tertentu, kita akan merasakan sejumlah kelucuan dalam adat orang lain. Tetapi, begitu kita masuk dan tenggelam dalam adat dan tradisi masyarakat itu, menghayatinya dengan mendalam, kita akan tahu betapa dalamnya makna adat itu bagi masyarakat bersangkutan. Cara terbaik untuk membaca kitab suci agama lain adalah dengan menenggelamkan diri anda dalam kitab suci itu, menghayatinya, seolah-olah anda menjadi bagian dari medan makna-nya. Hanya dengan cara seperti itu, orang bisa tertarik pada ajaran agama yang lain, dan tentunya bukan proses yang terjadi ibarat menggoreng krupuk. Tapi memerlukan waktu yang panjang. Kalau kita membaca kitab suci agama lain dengan mata kecurigaan, bukan dengan pikiran terbuka tanpa penilaian sedikitpun, maka yang terjadi adalah orang-orang akan ramai-ramai saling menghina kitab suci. Agama layaknya istri bagi pria atau suami bagi wanita. Siapa sih yang tidak akan marah jika istrinya atau suaminya diperolok olok atau dihina, dibilang gendut, jerawatan, botak, bloon dan lainnya yang memicu emosi. Manusia normal manapun pasti marah. Saya akhirnya berkesimpulan bahwa diskusi agama itu OMONG KOSONG, kalaupun mau baiknya kita ganti dengan wacana mempelajari apa sih ajaran agama yg bukan kita yakini? Maksudnya apa? Cocokkah dengan keyakinan kita atau bisakah kita yakini. Atau malah yang paling jelek bisa kasi tujuan lebih jujur, ah saya cuma mau membela agama saya, apapun caranya baik itu santun atau kasar
[zamanku] Saling Menghina Kitab Suci
Dalam berbagai milist diskusi dua agama terbesar di muka bumi Islam dan Kristen banyak dijumpai ucapan saling menghina kitab suci masing masing, menghina nabi bahkan yang lebih parah menghina Tuhan. Ucapan kotor, kasar, tak bermoral, absensi penghuni kebon binatang sering terlontar. Luar biasa, untuk apakah semua itu? Apakah tujuan dari semua itu? Apa manfaat yang bisa diambil dari semua itu? Makin yakin akan ajaran sendiri atau makin benci pada ajaran yang berlawanan dengan keyakinan sendiri? Umat Islam mencoba belajar Kristen dan menunjukkan kesalahan dalam kitab suci Injil, sebagaimana kita tahu disebut dgn Kristologi, yaitu kajian tentang Kristen .Tindakan mencari-cari kesalahan dalam kitab suci ini bukan mustahil ada juga pada pihak Kristen. Terutama kalangan fundamentalis-evangelis, kalangan Kristen penganut garis keras. Sebagaimana di Islam ada Kristologi untuk mencari-cari kesalahan Kristen, begitu pula dalam Kristen ada pula semacam Islamologi untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan Islam. Orang yang mencari-cari kesalahan biasanya memakai trik-trik tertentu, kadang tipuan, persis seperti tukang sulap. Salah satu trik yang biasa dipakai adalah membaca kitab suci dengan cara mutilasi yaitu dicincang-cincang di luar konteks. Beberapa ayat dicomot, dipahami secara seenaknya saja, lalu diambillah kesimpulan bahwa ayat ini bertentangan dengan ayat lain. Sejumlah ayat diolok-olok sebagai non-sense. Trik lain: memakai doktrin agama yang bersangkutan untuk menghakimi kitab suci agama lain. Contoh yang kerap kita lihat: seorang pembaca Kristen selalu menonjolkan kasih atau muslim memakai iman Islam untuk menghakimi kitab-kitab suci agama lain. Orang Kristen bilang Islam menghendaki umatnya untuk mati demi Tuhan atau jihad, bom bunuh diri dihalalkan. Tuhan Kristen siap mati disalib untuk umatnya kata orang Islam. Mana yang benar? Ini adalah trik atau tipuan untuk menjebak orang awam. Trik serupa bisa dilakukan oleh penganut agama manapun kepada agama apapun yang mereka benci. Kalau kitab suci diperlakukan dengan cara seperti itu, tak ada yang selamat dari cela. Qur'an, kitab suci umat Islam, bisa juga diperlakukan dengan cara seperti itu., denikian pula dengan Injil. Trik lain adalah pembunuhan karakter, contoh paling sering muncul mengenai diri Rasullullah SAW, tentang poligami, tentang peperangan beliau, intinya adalah pemutar balikkan fakta. Banyak orang lupa bahwa kitab suci memiliki makna yang mendalam bagi mereka yang mempercayainya. Al Quranul karim menjadi kitab suci umat Islam dan dijadikan pedoman hidup. Injil adalah kitab suci yang mempunyai pengaruh mendalam dalam kehidupan orang Kristen. Torah adalah kitab suci yang membentuk kehidupan umat Yahudi. Begitu pula kitab-kitab suci yang lain: Veda, Upanishad, Bhagawad Gita, dsb. Setiap umat beragama dan orang yang bermoral, berpendidikan dan punya budi pekerti bukan seperti HEWAN, mestinya menyadari bahwa seluruh kitab suci memiliki makna mendalam bagi umatnya. Bagi orang Islam, mungkin beberapa bagian dalam Injil tampak lucu. Bagi orang Kristen, bagian-bagian tertentu dalam Qur'an juga bisa saja tampak lucu. Misalkan kita menjadi bagian dari suatu masyarakat yang mempercayai adat tertentu, kita akan merasakan sejumlah kelucuan dalam adat orang lain. Tetapi, begitu kita masuk dan tenggelam dalam adat dan tradisi masyarakat itu, menghayatinya dengan mendalam, kita akan tahu betapa dalamnya makna adat itu bagi masyarakat bersangkutan. Cara terbaik untuk membaca kitab suci agama lain adalah dengan menenggelamkan diri anda dalam kitab suci itu, menghayatinya, seolah-olah anda menjadi bagian dari medan makna-nya. Hanya dengan cara seperti itu, orang bisa tertarik pada ajaran agama yang lain, dan tentunya bukan proses yang terjadi ibarat menggoreng krupuk. Tapi memerlukan waktu yang panjang. Kalau kita membaca kitab suci agama lain dengan mata kecurigaan, bukan dengan pikiran terbuka tanpa penilaian sedikitpun, maka yang terjadi adalah orang-orang akan ramai-ramai saling menghina kitab suci. Agama layaknya istri bagi pria atau suami bagi wanita. Siapa sih yang tidak akan marah jika istrinya atau suaminya diperolok olok atau dihina, dibilang gendut, jerawatan, botak, bloon dan lainnya yang memicu emosi. Manusia normal manapun pasti marah. Saya akhirnya berkesimpulan bahwa diskusi agama itu OMONG KOSONG, kalaupun mau baiknya kita ganti dengan wacana mempelajari apa sih ajaran agama yg bukan kita yakini? Maksudnya apa? Cocokkah dengan keyakinan kita atau bisakah kita yakini. Atau malah yang paling jelek bisa kasi tujuan lebih jujur, ah saya cuma mau membela agama saya, apapun caranya baik itu santun atau kasar bahkan cenderung gila, pokoknya saya mau nimbrung di milist. Gak peduli apa kata orang toh saya make nama samaran, buka account email aja gratis kok mau pilih pakai nama apa bebas pula. Berdiskusi soal agama sama dengan ngomongin istri sendiri siapapun gak mau