Re: [zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

2010-06-29 Terurut Topik item abu
Emangnya kapan sih PKI ngebunuh? Justru orang Islam yg dr dulu doyan ngebunuh, 
dan belum jg tobat sampe sekarang. Ya jelas ga mungkin tobat, soalnya emang 
disuruh ngebunuh kafir oleh auloh koq.






From: mala mala citra...@yahoo.com
To: zamanku@yahoogroups.com
Sent: Sun, June 27, 2010 1:43:44 PM
Subject: Re: [zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

   
hihihi..PKI nya sadar..ngak membunuh lagi...FPI nya malah yg jadi PKI...





 From: Umar Said kon...@club- internet. fr
To: Zamanku zama...@yahoogroups .com
Sent: Sat, June 26, 2010 9:57:03 AM
Subject: [zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

  
 
  
Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid. free.fr
yang sampai sekarang sudah dikunjungi  620 230 kali
 
 = = = =   = = =   = = =  
 
Tindakan FPI Banyuwangi harus
kita lawan  bersama
 
 
Berikut di bawah ini disajikan pernyataan (statement) Dr Ribka Tjiptaning dan 
berita Antara tentang tindakan FPI (Front Pembela Islam) Banyuwangi yang dengan 
menggunakan kekerasan telah membubarkan pertemuan antara  anggota-anggota 
Komisi IX DPR (bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja) dengan masyarakat, dengan 
alasan bahwa pertemuan itu adalah suatu kegiatan berselubung  untuk menumbuhkan 
semangat komunisme lagi karena banyak peserta dari luar Kabupaten Banyuwangi 
yang datang, Menurut Ketua FPI Banyuwangi, pertemuan itu merupakan acara temu 
kangen bekas anggota PKI dan keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus 
dibubarkan.
 
Untuk itu, lanjut dia, FPI bersama organisasi masyarakat Islam di Banyuwangi 
membubarkan acara tersebut untuk menjaga kondusivitas keamanan di kabupaten 
paling timur Pulau Jawa itu.
Kami mengantisipasi tumbuhnya bibit PKI baru karena gerakan PKI pada tahun 
1965 berawal dari Kabupaten Banyuwangi, katanya menambahkan.
 
Mengingat seriusnya tindakan destruktif FPI Banyuwangi dalam peristiwa ini bagi 
persatuan bangsa, yang bertentangan dengan Pancasila dan  Bhinneka Tunggal Ika 
seperti yang selalu dianjurkan oleh Bung Karno dan Gus Dur, maka  akan 
disajikan sebuah tulisan tersendiri mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan 
peristiwa ini.
 
Sebab, peristiwa FPI Banyuwangi ini sebenarnya mempunyai dimensi yang tidak 
kecil, dan yang ada hubungannya juga dengan politik dan praktek-praktek Orde 
Baru, yang anti-Bung Karno dan anti-komunis. Pernyataan Ketua FPI Banyuwangi 
bahwa pertemuan itu merupakan acara temu kangen bekas anggota PKI dan 
keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus dibubarkan, sepenuhnya 
mencerminkan satunya atau persamaan antara pandangan FPI dengan  rejim militer 
Suharto mengenai  masalah ini.
 
Tindakan FPI Banyuwangi yang destruktif bagi persatuan bangsa dan karenanya 
juga mencemarkan nama Islam ini perlu kita lawan bersama dengan berbagai cara 
dan jalan, demi kebaikan bangsa beserta anak cucu kita di kemudian hari. Kita 
tidak boleh membiarkan FPI terus-menerus menyebarkan racun dan merusak 
sendi-sendi demokrasi, dan menghancurkan dasar-dasar Republik Indonesia, yang 
telah dibangun dengan susah-payah oleh para perintis kemerdekaan.
 
Paris, 26 Juni 2010
 
1. Umar Said
 
= = ==   = = = == 
 
 
 
 
 Statement Dr. Ribka Tjiotaning :
 
 
TOLAK POLITIK ANTI DEMOKRASI, 
TOLAK POLITIK DISKRIMINATIF
 
 Pada tanggal 21 Juni sampai dengan 23 Juni 2010, Komisi IX yang membidangi
 Kesehatan dan Tenaga Kerja melakukan Kuker (Kunjungan Kerja) ke Propinsi
 Jawa Timur. Rombongan Komisi IX DPR RI tersebut dipimpin langsung oleh Ketua 
Komisi, dr Ribka Tjiptaning.
 
 Kuker tersebut bertujuan memantau langsung pelayanan kesehatan dan
 kebijakan ketenagakerjaan berbagai kota di Jawa Timur. Sekaligus ingin
 menghimpun secara langsung aspirasi dan masukan masyarakat.
 
 Pada tanggal 24 Juni seharusnya jadwal Kuker sudah selesai, tetapi banyak
 elemen masyarakat berbagai kota di Jatim ingin bertemu dengan Ketua Komisi
 IX DPR RI. Selama ini Ketua Komisi IX menerapkan kebijakan yang tidak
 birokratis kepada elemen masyarakat yang berkeinginan menyampaikan
 aspirasinya. Walau sudah selesai jadwal resmi, Ketua Komisi dr Ribka
 Tjiptaning beserta Rieke Dyah Pitaloka dan Nursuhud (semuanya anggota Fraksi 
PDIP) 
mau menerima undangan tersebut.
 
 Mereka bertiga tanggal 23 berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qodiri 1, yang
 diasuh KH Ach Muzakki Syah. Kunjungan rombongan ini diterima dan disambut
 meriah oleh ribuan santri. Pada tanggal 24 Juni kami bertiga berencana
 bertemu dengan PPNI (Persatuan Perawat Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan
 Indonesia) pada pukul 13.00 WIB di Banyuwangi. Pada pukul 10.00 kami
 bertemu  terlebih dahulu dengan masyarakat di satu rumah makan di Kelurahan 
Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Intiya Ketua Komisi IX memberi materi 
tentang hak masyarakat untuk memperoleh kesehatan secara gratis, dan juga 
sosialisasi RUU BPJS yang sedang dibahas di DPR.
 
 Acara tersebut dibubarkan secara paksa oleh Ormas Islam  : Front Pembela

Re: [zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

2010-06-28 Terurut Topik mala mala
hihihi..PKI nya sadar..ngak membunuh lagi...FPI nya malah yg jadi PKI...





From: Umar Said kon...@club-internet.fr
To: Zamanku zamanku@yahoogroups.com
Sent: Sat, June 26, 2010 9:57:03 AM
Subject: [zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

  
 
  
Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid. free.fr
yang sampai sekarang sudah dikunjungi  620 230 kali
 
 = = = =   = = =   = = =  
 
Tindakan FPI Banyuwangi harus
kita lawan  bersama
 
 
Berikut di bawah ini disajikan pernyataan (statement) Dr Ribka Tjiptaning dan 
berita Antara tentang tindakan FPI (Front Pembela Islam) Banyuwangi yang dengan 
menggunakan kekerasan telah membubarkan pertemuan antara  anggota-anggota 
Komisi IX DPR (bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja) dengan masyarakat, dengan 
alasan bahwa pertemuan itu adalah suatu kegiatan berselubung  untuk menumbuhkan 
semangat komunisme lagi karena banyak peserta dari luar Kabupaten Banyuwangi 
yang datang, Menurut Ketua FPI Banyuwangi, pertemuan itu merupakan acara temu 
kangen bekas anggota PKI dan keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus 
dibubarkan.
 
Untuk itu, lanjut dia, FPI bersama organisasi masyarakat Islam di Banyuwangi 
membubarkan acara tersebut untuk menjaga kondusivitas keamanan di kabupaten 
paling timur Pulau Jawa itu.
Kami mengantisipasi tumbuhnya bibit PKI baru karena gerakan PKI pada tahun 
1965 berawal dari Kabupaten Banyuwangi, katanya menambahkan.
 
Mengingat seriusnya tindakan destruktif FPI Banyuwangi dalam peristiwa ini bagi 
persatuan bangsa, yang bertentangan dengan Pancasila dan  Bhinneka Tunggal Ika 
seperti yang selalu dianjurkan oleh Bung Karno dan Gus Dur, maka  akan 
disajikan sebuah tulisan tersendiri mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan 
peristiwa ini.
 
Sebab, peristiwa FPI Banyuwangi ini sebenarnya mempunyai dimensi yang tidak 
kecil, dan yang ada hubungannya juga dengan politik dan praktek-praktek Orde 
Baru, yang anti-Bung Karno dan anti-komunis. Pernyataan Ketua FPI Banyuwangi 
bahwa pertemuan itu merupakan acara temu kangen bekas anggota PKI dan 
keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus dibubarkan, sepenuhnya 
mencerminkan satunya atau persamaan antara pandangan FPI dengan  rejim militer 
Suharto mengenai  masalah ini.
 
Tindakan FPI Banyuwangi yang destruktif bagi persatuan bangsa dan karenanya 
juga mencemarkan nama Islam ini perlu kita lawan bersama dengan berbagai cara 
dan jalan, demi kebaikan bangsa beserta anak cucu kita di kemudian hari. Kita 
tidak boleh membiarkan FPI terus-menerus menyebarkan racun dan merusak 
sendi-sendi demokrasi, dan menghancurkan dasar-dasar Republik Indonesia, yang 
telah dibangun dengan susah-payah oleh para perintis kemerdekaan.
 
Paris, 26 Juni 2010
 
1. Umar Said
 
= = ==   = = = == 
 
 
 
 
 Statement Dr. Ribka Tjiotaning :
 
 
TOLAK POLITIK ANTI DEMOKRASI, 
TOLAK POLITIK DISKRIMINATIF
 
 Pada tanggal 21 Juni sampai dengan 23 Juni 2010, Komisi IX yang membidangi
 Kesehatan dan Tenaga Kerja melakukan Kuker (Kunjungan Kerja) ke Propinsi
 Jawa Timur. Rombongan Komisi IX DPR RI tersebut dipimpin langsung oleh Ketua 
Komisi, dr Ribka Tjiptaning.
 
 Kuker tersebut bertujuan memantau langsung pelayanan kesehatan dan
 kebijakan ketenagakerjaan berbagai kota di Jawa Timur. Sekaligus ingin
 menghimpun secara langsung aspirasi dan masukan masyarakat.
 
 Pada tanggal 24 Juni seharusnya jadwal Kuker sudah selesai, tetapi banyak
 elemen masyarakat berbagai kota di Jatim ingin bertemu dengan Ketua Komisi
 IX DPR RI. Selama ini Ketua Komisi IX menerapkan kebijakan yang tidak
 birokratis kepada elemen masyarakat yang berkeinginan menyampaikan
 aspirasinya. Walau sudah selesai jadwal resmi, Ketua Komisi dr Ribka
 Tjiptaning beserta Rieke Dyah Pitaloka dan Nursuhud (semuanya anggota Fraksi 
PDIP) 
mau menerima undangan tersebut.
 
 Mereka bertiga tanggal 23 berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qodiri 1, yang
 diasuh KH Ach Muzakki Syah. Kunjungan rombongan ini diterima dan disambut
 meriah oleh ribuan santri. Pada tanggal 24 Juni kami bertiga berencana
 bertemu dengan PPNI (Persatuan Perawat Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan
 Indonesia) pada pukul 13.00 WIB di Banyuwangi. Pada pukul 10.00 kami
 bertemu  terlebih dahulu dengan masyarakat di satu rumah makan di Kelurahan 
Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Intiya Ketua Komisi IX memberi materi 
tentang hak masyarakat untuk memperoleh kesehatan secara gratis, dan juga 
sosialisasi RUU BPJS yang sedang dibahas di DPR.
 
 Acara tersebut dibubarkan secara paksa oleh Ormas Islam  : Front Pembela
 Islam Banyuwangi, Jawa Timur bersama Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak.
 Polisi yang berada di sana justru turut membubarkan seperti permintaan dan
 tututan ormas tersebut. Mereka menuduh acara tersebut adalah pertemuan kader 
komunis.
 
 Atas peristiwa ini, kami menyatakan sikap :
 
 1. Bahwa yang dilakukan Front Pembela Islam Banyuwangi, Jawa Timur bersama
 Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak merupakan tindakan

[zamanku] Tindakan FPI Banyuwangi harus kita lawan bersama

2010-06-27 Terurut Topik Umar Said


Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr

yang sampai sekarang sudah dikunjungi  620 230 kali



 = = = =   = = =   = = =


Tindakan FPI Banyuwangi harus
kita lawan  bersama





Berikut di bawah ini disajikan pernyataan (statement) Dr Ribka Tjiptaning
dan berita Antara tentang tindakan FPI (Front Pembela Islam) Banyuwangi yang
dengan menggunakan kekerasan telah membubarkan pertemuan antara
anggota-anggota Komisi IX DPR (bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja) dengan
masyarakat, dengan alasan bahwa pertemuan itu adalah suatu kegiatan
berselubung  untuk menumbuhkan semangat komunisme lagi karena banyak peserta
dari luar Kabupaten Banyuwangi yang datang, Menurut Ketua FPI Banyuwangi,
pertemuan itu merupakan acara temu kangen bekas anggota PKI dan
keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus dibubarkan.



Untuk itu, lanjut dia, FPI bersama organisasi masyarakat Islam di Banyuwangi
membubarkan acara tersebut untuk menjaga kondusivitas keamanan di kabupaten
paling timur Pulau Jawa itu.

Kami mengantisipasi tumbuhnya bibit PKI baru karena gerakan PKI pada tahun
1965 berawal dari Kabupaten Banyuwangi, katanya menambahkan.



Mengingat seriusnya tindakan destruktif FPI Banyuwangi dalam peristiwa ini
bagi persatuan bangsa, yang bertentangan dengan Pancasila dan  Bhinneka
Tunggal Ika seperti yang selalu dianjurkan oleh Bung Karno dan Gus Dur, maka
akan disajikan sebuah tulisan tersendiri mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan peristiwa ini.



Sebab, peristiwa FPI Banyuwangi ini sebenarnya mempunyai dimensi yang tidak
kecil, dan yang ada hubungannya juga dengan politik dan praktek-praktek Orde
Baru, yang anti-Bung Karno dan anti-komunis.Pernyataan Ketua FPI Banyuwangi
bahwa pertemuan itu merupakan acara temu kangen bekas anggota PKI dan
keturunannya, sehingga pertemuan tersebut harus dibubarkan, sepenuhnya
mencerminkan satunya atau persamaan antara pandangan FPI dengan  rejim
militer Suharto mengenai  masalah ini.



Tindakan FPI Banyuwangi yang destruktif bagi persatuan bangsa dan karenanya
juga mencemarkan nama Islam ini perlu kita lawan bersama dengan berbagai
cara dan jalan, demi kebaikan bangsa beserta anak cucu kita di kemudian
hari. Kita tidak boleh membiarkan FPI terus-menerus menyebarkan racun dan
merusak sendi-sendi demokrasi, dan menghancurkan dasar-dasar Republik
Indonesia, yang telah dibangun dengan susah-payah oleh para perintis
kemerdekaan.



Paris, 26 Juni 2010



  1.. Umar Said


= = ==   = = = ==









 Statement Dr. Ribka Tjiotaning :





TOLAK POLITIK ANTI DEMOKRASI,

TOLAK POLITIK DISKRIMINATIF



 Pada tanggal 21 Juni sampai dengan 23 Juni 2010, Komisi IX yang membidangi

 Kesehatan dan Tenaga Kerja melakukan Kuker (Kunjungan Kerja) ke Propinsi

 Jawa Timur. Rombongan Komisi IX DPR RI tersebut dipimpin langsung oleh
Ketua Komisi, dr Ribka Tjiptaning.



 Kuker tersebut bertujuan memantau langsung pelayanan kesehatan dan

 kebijakan ketenagakerjaan berbagai kota di Jawa Timur. Sekaligus ingin

 menghimpun secara langsung aspirasi dan masukan masyarakat.



 Pada tanggal 24 Juni seharusnya jadwal Kuker sudah selesai, tetapi banyak

 elemen masyarakat berbagai kota di Jatim ingin bertemu dengan Ketua Komisi

 IX DPR RI. Selama ini Ketua Komisi IX menerapkan kebijakan yang tidak

 birokratis kepada elemen masyarakat yang berkeinginan menyampaikan

 aspirasinya. Walau sudah selesai jadwal resmi, Ketua Komisi dr Ribka

 Tjiptaning beserta Rieke Dyah Pitaloka dan Nursuhud (semuanya anggota
Fraksi PDIP)

mau menerima undangan tersebut.



 Mereka bertiga tanggal 23 berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qodiri 1, yang

 diasuh KH Ach Muzakki Syah. Kunjungan rombongan ini diterima dan disambut

 meriah oleh ribuan santri. Pada tanggal 24 Juni kami bertiga berencana

 bertemu dengan PPNI (Persatuan Perawat Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan

 Indonesia) pada pukul 13.00 WIB di Banyuwangi. Pada pukul 10.00 kami

 bertemu  terlebih dahulu dengan masyarakat di satu rumah makan di Kelurahan

Pakis, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Intiya Ketua Komisi IX memberi
materi

tentang hak masyarakat untuk memperoleh kesehatan secara gratis, dan juga

sosialisasi RUU BPJS yang sedang dibahas di DPR.



 Acara tersebut dibubarkan secara paksa oleh Ormas Islam  : Front Pembela

 Islam Banyuwangi, Jawa Timur bersama Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak.

 Polisi yang berada di sana justru turut membubarkan seperti permintaan dan

 tututan ormas tersebut. Mereka menuduh acara tersebut adalah pertemuan
kader komunis.



 Atas peristiwa ini, kami menyatakan sikap :



 1. Bahwa yang dilakukan Front Pembela Islam Banyuwangi, Jawa Timur bersama

 Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak merupakan tindakan anti demokrasi dan

 melanggar HAM.



 2. Hapuskan sikap politik diskriminatif. Meniadakan satu kelompok dalam

 realita kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti kebijakan yang

 diskriminatif terhadap korban ’65 merupakan tindakan yang tidak menghargai

 pluralisme, tidak toleran, dan tidak