delete qlo re post, cma share aza.....................

just share buat para suami.. en pengetahuan bagi calon suami (like me) or 
bacaan for others
Hidup Bijak Bersama Istri
Kategori Keluarga, Obrolan Muslimah by Bintu Nashrun 
Suamiku sering menyebut-nyebut kelebihan wanita lain di depanku . Seolahh-olah 
dia menyesal menikah denganku.., " ujar seorang ummahat. Tampak kesedihan 
terpancar dari wajahnya. Dan, kedua matanya pun berkaca-kaca.Memang, ada 
kalanya seorang suami tidak puas dengan keadaan istrinya. Ia selalu mengingat 
kekurangan istrinya & membandingkannya dengan wanita lainBoleh jadi kekurangan 
istri dirasa cukup berat bagi suami, akan tetapi dalam waktu yang sama, sang 
istri sesungguhnya juga memiliki banyak kelebihan atau keistimewaan, serta 
sekian banyak sifat yang terpuji. Ini semua menuntut sang suami untuk 
perlahan-lahan dan berhati-hati di dalam mengambil sikap. Jangan sampai ia 
menilai dan meghukum istrinya hanya melalui aib-aibnya saja, akan tetapi ia 
harus melihat kebaikan dan keburukannya, serta kelebihan dan kekurangannya 
secara bersamaan. Janganlah ia memberikan keputusan berdasarkan satu sudut 
pandang saja. Janganlah ia membenci istri karena satu perilaku yang menjadi 
bagian dari tabiatnyaAllah berfirman:" . Dan bergaullah dengan mereka secara 
patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (makabersabarlah) karena 
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahalAllah menjadikan padanya kebaikan 
yang banyak." (An Nisa':19)Oleh karena itu, janganlah seorang suami membenci 
istrinya karena perilaku tertentu. Sekali-kali jangan! Nabi bersabda, 
"Janganlah seorang mukmin itu membenci seorang mukminah. Jika ia benci kepada 
satu perilaku, maka ia akan puas dengan perilaku yang lainnya." (Riwayat Muslim)

Hendaklah sang suami itu sadar, bahwa ia tidak akan mendapatkan seorang istri 
yang bebas dari kekurangan. 

Boleh jadi istrinya itu, dengan segala kekurangan yang ada, tetap lebih baik 
daripada sekian wanita lainnya, hanya saja ia tidak melihat kekurangan atau aib 
wanita lainnya itu.Jika engkau ingin mengenal hal itu, peganglah kertas dan 
pena, dan tulislah kelebihan-kelebihan istrimu dan kekurangan-kekurangannya, 
tentu engkau akan melihat bahwa kelebihannya jauh lebih banyak daripada 
kekurangannya. 

Ketahuilah, bahwa dalam kehidupan rumah tangga ini tidak memungkinkan bagimu 
untuk mendapatkan seorang istri yang seratus persen sesuai dengan kriteria yang 
engkau inginkan. Sudah tentu terdapat perbedaan karakter, dan sudah tentu pula 
bahwa engkau akan melihat sesuatu yang mengagumkanmu dan sesuatu yang tidak 
menyenangkanmu.Ketahuilah hai para suami, istrimu tidak dan tidak akan seratus 
persen sebagaimana yang engkau inginkan. Sebab, ia menerima pendidikan yang 
berbeda dengan pendidikan yang engkau dapatkan, serta memiliki tabiat yang 
berbeda dengan tabiat yang ada pada dirimu.Terkadang ia memang mirip denganmu 
dalam beberapa hal, namun berbe da dalam hal lainnya. 

Oleh karena itu, terimalah kenyataan ini. Janganlah engkau melawan kehidupan 
dan hendak mengalahkan tabiat yang sudah mengakar, karena tidak mudah 
mengubahnya. Sekalipun hal itu mungkin, akan tetapi jelas memerlukan waktu yang 
cukup panjang, kesabaran yang mendalam, latihan secara terus-menerus, nafas 
yang panjang dan jiwa yang tabah.

Selain kurang bersabar terhadap kekurangannya, kadang para suami suka 
melecehkan akal para istrinya dan cara dia dalam berpikir. Suami yang melakukan 
hal seperti ini sebenarnya hanya menyebarkan keletihan dan tidak mencari 
kebahagiaan rumah tangga. Demikian juga, ia adalah seorang suami yang tidak 
pantas mendapatkan penghormatan dari istrinya, karena yang namanya penghormatan 
itu adalah sesuatu yang bersifat timbal balik. Sepanjang engkau tidak 
menghormati orang lain, maka orang tersebut tidak akan menghormatimu, kecuali 
jika engkau mau hormat kepadanya.Seorang istri yang merasakan bahwa suaminya 
melakukan hal seperti ini, yaitu pelecehan terhadap akalnya dan caranya dalam 
berpikir, maka istri tersebut tidak akan memberikan cintanya kepada suaminya. 

Ada persoalan yang dipahami secara keliru oleh kaum laki-laki. Yaitu bahwa 
mereka menganggap akal wanita itu lemah dan kurang cerdas, serta cara 
berpikirnya bengkok, kurang lurus. Dan bahwa ia tidak mungkin memiliki pendapat 
yang lurus. 

Pendapat dan anggapan seperti ini sama sekali tidak ada dasarnya, dan jelas 
tidak benar. Sumbernya adalah pemahaman yang keliru mengenai beberapa hadits 
yang berbicara mengenai masalah ini. Misalnya adalah hadits yang menyebutkan 
bahwa mereka adalah "Orang-orang yang kurang akal dan agamanya." Redaksi hadits 
seperti ini dipahami secara keliru oleh sebagian orang. Mereka memahami bahwa 
kurangnya akal di sini adalah kurangnya kecerdasan atau kebengkokan dalam 
berpikir. Ini jelas keliru. 

Yang dimaksudkan di sini adalah sifat lupanya kaum wanita lebih banyak daripada 
lelaki. Hal itu disebabkan karena ada banyak hal yang dialami oleh kaum wanita 
yang membuatnya mudah lupa, terlebih dalam kehidupan umum, dimana ia tidak bisa 
seleluasa kaum lelaki.Dalil mengenai hal itu ialah bahwa Nabi ketika ditanya 
oleh kaum wanita, "Apakah kekurangan akal dan agama kami, wahai 
Rasulullah?"Maka beliau menjawab, "Bukankah kesaksian wanita itu adalah separuh 
dari kesaksian laki-laki?"Kami menjawab, "Ya benar."Nabi bersabda, "Itulah 
bentuk kekurangan akalnya."Nabi bertanya lagi, "Bukankah jika sedang haid, ia 
tidak mengerjakan shalat dan juga tidak berpuasa?"Kami menjawab, "Ya 
benar."Nabi menjawab, "Itulah bentuk kekurangan agamanya."Dengan demikian, 
kekurangan yang disebutkan dalam hadits tersebut memiliki makna sebagaimana 
yang telah kami sebutkan di atas.

Demikian juga halnya dengan kekurangan agamanya. Ia tidak berarti kekurangan 
mengenai hakikat agamanya, akan tetapi kekurangan itu terdapat pada sebagian 
dari hal-hal peribadahan.Sedangkan dalam hal ini ia tidaklah dihukum karena 
meninggalkannya. Bahkan ia justru diharamkan untuk mengerjakannya. Wanita yang 
sedang haid diharamkan mengerjakan shalat dan puasa. Jika ketika itu ia 
mengerjakan shalat dan puasa, tentu ia berdosa, sekalipun ia berkewajiban 
menqadha' puasa, namun ia tidak perlu mengqadha' shalat, sebagai bentuk 
peringanan terhadapnya dan rukhsah dari Allah .

Akal wanita adalah akal yang harus dihormati. Ada sebagian wanita yang memiliki 
keistimewaan berupa kecerdasan akal yang lebih hebat dibanding akal kaum 
laki-laki. Contoh untuk hal ini sangatlah banyak, dan bukanlah di sini 
tempatnya untuk menyebutkannya.Akan tetapi, bagaimanapun, kecerdasan akal 
wanita dijadikan oleh Allah dengan garis yang berbeda denga garis kecerdasan 
laki-laki. Ia merupakan kecerdasan jenis khusus. Oleh karena itu, ia memiliki 
perhatian-perhatian khusus. Itu merupakan hikmah agung yang hanya diketahui 
oleh Allah .Boleh jadi hal itu dijadikan untuk memperkaya kehidupan, sehingga 
kehidupan ini menjadi lebih bervariasi, dan agar laki-laki tidak berkuasa 
dengan akalnya saja, akan tetapi perasaan wanita yang menggelora itu juga 
memberikan makna lain bagi kehidupan.Adapun jika dasar keyakinan pada diri 
laki-laki berkenaan dengan akal wanita bukanlah sebagaimana dijelaskan di atas, 
dan memang ia telah menikahi yang kurang cerdas atau bengkok pikirannya, maka 
tidak ada alasan baginya untuk menyebutkan hal itu di hadapannya, atau selalu 
membodoh-bodohkan pendapatnya. Ia pun harus menerima segala kekurangannya, 
sepanjang ia menjadi istrinya. Adalah tidak adil jika ia menimbangnya dengan 
sesuatu yang memang tidak dimiliki olehnya.Yang tak kalah penting lagi adalah 
pernyertaan istri terkait dengan urusan rumah tangga. Yaitu dalam hal berpikir 
dan merencanakan suatu hal bersama sang suami, serta bermusyawarah 
dengannya.Banyak kaum lelaki yang masih berpikiran bahwa "bermusyawarah dengan 
wanita hanya akan merobohkan rumah tangga." Bisa jadi hal ini ada benarnya 
untuk sebagian kaum wanita. Akan tetapi, ada sebagian kaum wanita atau istri 
yang bila diajak bermusyawarah, maka akal pikiran atau pendapatnya akan bisa 
memecahkan sekian banyak masalah yang dihadapi..Rasulullah pun tidak segan 
untuk meminta pendapat istrinya. Jadi. jangan segan untuk mencontoh Rasulullah 
dalam masalah ini. Setuju?

Sumber:FAtawa Vol.IV


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Anda menerima pesan ini karena berlangganan ke Grup "aga-madjid" Google
Groups.
Untuk memposting ke grup ini, kirimkan email ke
aga-madjid@googlegroups.com
Untuk bergabung dengan grup ini, kirim email ke
[EMAIL PROTECTED]
Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke
[EMAIL PROTECTED]
Untuk pilihan lain, kunjungi grup ini di
http://groups.google.co.id/group/aga-madjid?hl=id
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

<<inline: Clear Day Bkgrd.JPG>>

Reply via email to