Ohh maaf untuk Ibu Devry :)
Pak Winarto,
Benar sekali accrual itu adalah B/S accounts dan justru karena itulah tidak
diakui sebagai biaya atau other income sampai itu menjadi actual.
Yang menjadi pertanyaan sebetulnya adalah forex gain/loss (yang timbul
karena transaksi yang belum terjadi) dalam
Huehehehe, gapapa kok Pak, Bu Devry orangnya baik sekali kok Pak.
Sepanjang yang saya tahu, proses asimilasi IFRS dengan SAK masih menunggu,
sehingga realisasinya sepertinya masih lama.
Kalau saya pribadi, kayaknya kita harus melihat terlebihdahulu pada tujuan
Pak stanley, kalau kita mau bedah
Sekali lagi, perbedaan itu muncul karena adanya perbedaan tujuan dan yang
diutarakan oleh Pak Ryan merupakan penyimpangan dari konsep perpajakan...knp
menyimpang?? TUJUAN-nya beda...
--- On Fri, 7/9/10, Ryan Fitriyanto fitriya...@ahlikeuangan-indonesia.com
wrote:
From: Ryan Fitriyanto
Dear Pak Ryan,
Wahsuatu kehormatan saya bisa berdiskusi dengan anda. Low profile high
quality.
Saya coba diskusikan dibawah kalimat Bapak saja ya.
Mohon maaf sebelumnya saya buat thread baru aja ya.
Gapapa Pak
Oke back to our discussion mengenai hal ini, saya cuma praktisi
Dear winarto sugondo
Masuk pnl kalau pernah ada penurunan akibat impairment. Kalau belum pernah ya
100% masuk ke ekuitas.
Sementara, di aturan pajak kita belum menyentuh sampai sana, atau saya yang
tidak tahu?
Salam
Ryan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From:
Impairment ya, Wah.tambah seru, lalu PSAK 46-nya kemana Pak?
Kalau Pajak tidak bersinkronisasi dengan SAK, DTA/DTL sesuai kejadian ini
tidak akan diakui pada laporan keuangan fiskal periode mendatang bukan?
Salam,
Winarto Sugondo
2010/7/9 fitriya...@ahlikeuangan-indonesia.com
Dear
DTA atau DTL itu kalo kata fiskus itu perlakuan akuntansi.
Sementara DSAK kalo ditanya gimana nie ada beda perlakuan akuntansi komersil
dan fiskal jawabnya pake psak 46 aja, kan bisa koreksi fiskal.
Jelas sekali gak ada koordinasi antara para pembuat standard di sini.
Mungkin kalo gak ada
Mereka ngga mau bayar pajak final 10%nya pak, that's why mereka ngga masukin
hasil revaluasinya ke dalam perhitungan fiskalnya, bukan cuma semata2 karena
beda penyusutan.
Tentang bangku yang dipatahkan, saya gak setuju, harus ada way out yang lebih
elegan.
Btw saya udah ngga pernah buka forum
Triyani juga beredar di sini loh, nanti ybs bisa marah kalo dibilang genk,
kayak genk motor aja :p
Iya, di sana banyak expertnya, demikian juga di AKI, jadi saya banyak belajar.
Salam
Ryan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From: winarto sugondo