http://mega-dosa-garuda.blogspot.com/
http://mega-dosa-garuda.blogspot.com/
http://mega-dosa-garuda.blogspot.com/

DUGAAN MARK UP PEMBELIAN AIRBUS A330-300- Soeparno: Jangan Cari 
Kambing Hitam
 
Sindo Edisi Sore Berita Utama Sore 
DUGAAN MARK UP PEMBELIAN AIRBUS A330-300- Soeparno: Jangan Cari 
Kambing Hitam 
Kamis, 19/04/2007 

Mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda M Soeparno menyayangkan dirinya 
ikut terseret dalam dugaan mark up pembelian enam pesawat Airbus A330-
300.

JAKARTA (SINDO) –''Saat saya mulai menjabat di Garuda 1989, utang 
Garuda USD1,2 miliar dan saya tak pernah teriak-teriak. Saat pensiun 
1992, utang (Garuda) tinggal USD100 juta. Perlu diingat bahwa saat 
itu Garuda merupakan maskapai terbesar di Asia Selatan,"ujarnya. 

Pembelian enam pesawat Airbus tersebut, tutur Soeparno bukan 
urusannya. Sebab, transaksi pembelian Airbus (ketika dia menjabat) 
sudah dibatalkan pada 1992 atas permintaan Radius Prawiro (Menko 
Perekonomian saat itu). ''Setelah itu bukan urusan saya. Saya hanya 
menjalankan rekomendasi dari Tim Pinjaman Komersial Luar Negeri 
(PKLN), yakni saat itu Pak Radius jadi Koordinator PKLN,"paparnya. 

Pria yang kini menjadi Komisaris Utama PT Sarana Putra Nusantara ini 
menjelaskan bahwa kondisi ketika itu,setiap penyuplai produkproduk 
luar negeri –baik mobil maupun pesawat–sebagian besar dikuasai 
keluarga mantan Presiden Soeharto. Meski demikian, dia mengaku sempat 
mengusulkan agar pembelian bisa langsung ke pabriknya. ''Karena tidak 
mau di-mark up, saya tidak mau selingkuh,"tukasnya. 

Ada pun dugaan mark up yang terus didengungkan saat ini,Soeparno 
menegaskan bahwa tuduhan itu tidak benar. 

''Kalau tidak percaya, silakan saja cek harga pembelian pesawat oleh 
maskapai- maskapai lain.Jadi,tidak benar saya melakukan mark up.Lagi 
pula,hasil audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
menyebutkan bahwa tidak ada penggelembungan pembelian pesawat," 
jelasnya. 

Soeparno menambahkan, pembelian pesawat bukan sepenuhnya inisiatif 
pribadinya. Dia tidak akan memutuskan sesuatu tanpa adanya izin dari 
penguasa. Ketika itu, Presiden Soeharto menyarankan untuk 
mengonsultasikan hal tersebut dengan BJ Habibie sebagai Ketua Badan 
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). ''Kami tidak mungkin 
bergerak sendiri,"ujarnya. 

Soeparno sepakat atas komitmen pemerintah dalam menegakkan supremasi 
hukum, asal dalam prosesnya tidak mengarah ke fitnah. Sebab, itu bisa 
merusak imej seseorang. Kalau memang Komisi Pemberantasan Korupsi 
(KPK) akan melakukan penyelidikan, menurut dia, seharusnya lebih 
fokus kepada kebocoran nasional. 

''KPK kalau mau memeriksa bisa mengacu hasil investigasi yang 
dilakukan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW)," paparnya. Menurut 
manajemen Garuda saat ini,kontribusi pembelian enam unit Airbus A330-
300 itu mencapai 62% dari total utang Garuda Indonesia saat ini.Dari 
utang yang tercatat sekarang sebesar USD 754 juta, sebanyak USD 470 
juta merupakan utang pembelian enam unit Airbus 330 tersebut. (arif 
budianto)


Kirim email ke