http://jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=281436
Jawa Pos Jumat, 20 Apr 2007, Anggap Kekerasan di IPDN Wajar Asisten IV Setdaprov Langsung Dikecam Dewan SURABAYA - Kasus kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang berujung pada tewasnya Praja Cliff Muntu direaksi Pemprov Jatim. Kemarin, Sekdaprov Soekarwo mengumpulkan para orang tua praja asal Jatim. Acara yang diadakan di Graha Wicaksana, lantai delapan kantor pemprov itu juga dihadiri Asisten IV Setdaprov Fathur Rozi Syata dan Kabiro Kepegawaian M. Munir. Namun, acara itu ternyata membuat Rozi menuai kecaman dari kalangan DPRD Jatim. Bahkan, dewan meminta Gubernur Imam Utomo mengevaluasi kinerja anak buahnya itu. Pejabat berkacamata minus itu dianggap tidak memiliki empati terhadap aksi kekerasan yang terjadi di IPDN. Peristiwa itu terjadi ketika Rozi memaparkan kondisi IPDN kepada para orang tua praja. Rozi termasuk salah seorang pejabat yang ditunjuk Sekdaprov untk menginvestigasi kekerasan Praja IPDN. Waktu itu, ada orang tua praja mengaku kecewa atas pemberitaan media massa yang terkesan mendiskreditkan IPDN. Tayangan-tayangan di televisi dinilai terlalu didramatisir karena diulang-ulang. Rozi malah menyatakan bahwa kekerasan dan hukuman terhadap praja adalah hal yang wajar. Menurut dia, fakta yang ada di IPDN jauh berbeda dari pemberitaan media. Selama ini, katanya, media dianggap terlalu berlebihan memberitakan kekerasan di IPDN. "Padahal, faktanya sekarang sudah jauh lebih kondusif," katanya. Pernyataan itu disambut tepuk tangan para orang tua praja. Dia meminta media tidak hanya memberitakan sisi negatif IPDN. "Jumlah praja IPDN se-Indonesia ada 4.651. Wajar kalau ada satu atau dua orang yang nakal dan melakukan kekerasan," tuturnya. Pernyataan itu lantas dikutip sejumlah radio dan website media. FPP DPRD Jatim yang mendengar pernyataan Rozi langsung mengambil sikap. Mereka mengadakan rapat internal dipimpin Ketua FPP Farid Al-Fauzi. Seusai rapat, Bendahara DPW PPP Lukman Masdarah menyatakan bahwa PPP mengecam keras pernyataan Rozi. "Yang terjadi di IPDN adalah perbuatan kriminal, pembunuhan. Seharusnya Pak Rozi lebih banyak lagi belajar masalah agama," sindirnya. Politikus muda ini mengaku tidak habis pikir mendengar pernyataan tersebut dilontarkan seorang pejabat eselon dua seperti Rozi. "Bagaimana mungkin gubernur memilih pejabat yang punya pemikiran seperti preman. Saya sangat prihatin," kecamnya dengan nada meninggi. Secara resmi, PPP meminta aparat hukum memantau seluruh aktivitas alumnus IPDN dan STPDN, terutama yang duduk di instansi pemerintahan yang "basah". "Kalau pembunuhan Praja di IPDN dianggap hal biasa oleh Rozi, apalagi korupsi dan menipu rakyat. Polisi harus mewaspadainya," tegasnya. (oni/zul/luq) --------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]