Orang yang masih fobia terhadap komunisme adalah orang yang sudah terkontaminasi oleh paham Orde Baru yang berhasil memanipulasi sejarah Indonesia.
Orang yang anti sama komunis itu sebetulnya tau nggak sich sejarah komunis di Indonesia? Organisasi Komunis di Indonesia itu lahir dari organisasi agama yakni Syarikat Islam. Pendirinya aja Semaun, Darsono, Alimin, dan Tan Malaka-nama aslinya Dato Ibrahim, seorang Ustadzah tersohor dari Tanah Minang-yang kemudian para intelektual muda muslim tersebut merasa gelisah atas prilaku kolonial Belanda yang sudah keterlaluan dalam menindas masyarakat Indonesia saat itu. Kemudian para intelektual muda itu mendirikan organisasi komunis untuk melawan imperialis Belanda sampai para kompeni itu pulang kampung alias ngibrit ke tanah mereka. Jadi," Wahai orang-orang munafik, janganlah engkau menebar kebencian terhadap segelintir orang atau kelompok tertentu tanpa ada alasan dan fakta yang jelas. Sebab, Allah tidak menghendaki orang yang berhati busuk!" Ingat! Musuh kita sekarang ini adalah Kapitalisme Global yang mensengsarakan hidup kita hingga anak cucu kita. Karena mereka telah merampas warisan kita yang telah diberikan oleh Ibu Pertiwi, seperti lapangan minyak di Cepu sudah disikat Exxon, Tambang emas di Papu sudah dikuras Freeport, tambang minyak di Kalimantan sudah disedot sampai habis oleh Total, dan masih banyak lagi Bung. Maka, kita sebagai anak bangsa harus bangkit melawan imperialis baru yakni sistem yang kaptalistik. Salam, Bowo Sent from my BlackBerry� smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -----Original Message----- From: bambang hidayat <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sat, 22 Nov 2008 15:34:20 To: <artculture-indonesia@yahoogroups.com> Subject: Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - Eros Djarot Dengan itu kita semua belajar bukan?. Salam,Bambang Hidayat. Bambang Hidayat Pasir Muncang,Dago Atas PPR-ITB G17 Bandung 40135 Jawa Barat,Indonesia Tilp./fax: 62-22-250 3375 e-mail : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] --- On Sat, 11/22/08, Miranda <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Miranda <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - Eros Djarot To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Saturday, November 22, 2008, 11:03 PM :) maaf Mbak Ratna, pertanyaan Bung Hoesein jadi nyasar ke anda.. Padahal maksudnya mengacu pada terma yang saya gunakan. Bung Hoesein, yang saya maksud dengan fobia komunis yang kronis di sini adalah perasaan ketakutan berlebih terhadap paham komunisme dan, menggunakan istilah orde baru, 'antek-anteknya'. Kronis, karena ketakutan semacam ini sudah diidap oleh masyarakat kita hampir sepanjang rezim orde baru. Bahkan masih mengakar, ketika orde reformasi sudah berjalan selama satu dekade, di mana masyarakat sudah diberi kesempatan untuk banyak belajar bahwa setiap paham punya sisi gelap dan terangnya masing-masing. Satu dekade, bagi saya, bukan waktu yang pendek bagi kita untuk mengkaji ulang cara pandang kita terhadap paham komunisme, khususnya di Indonesia. Sudah banyak sekali media yang mencoba meluruskan fakta sejarah. Sayangnya, keterbukaan akses terhadap media-media pembelajaran tersebut memang masih sangat terbatas. terima kasih, Miranda. On 11/21/08, hoesein <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: Bu Ratna, kalau boleh bertanya, apa yang anda maksudkan dengan fobia komunis yang kronis ? Terima kasih --- Pada Kam, 20/11/08, Miranda <mirandaharlan@ gmail.com> menulis: Dari: Miranda <mirandaharlan@ gmail.com> Topik: Re: [ac-i] Re: [mediacare] Re: Soal Larangan syuting Film Lastri - Eros Djarot Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com Tanggal: Kamis, 20 November, 2008, 9:37 AM Kalau saya juga boleh menginterpretasi, saya rasa Bung Ging Ginanjar sedang melontarkan sinisme perkara bagaimana segelintir masyarakat kita masih juga mengidap fobia komunis yang kronis. salam, Miranda. -- Miranda mirandaharlan@ gmail.com +62 819 317 897 82 +62 274 929 5512 "Everybody lies -- every day; every hour; awake; asleep; in his dreams; in his joy; in his mourning." [Mark Twain] http://12miranda. multiply. com